Anda di halaman 1dari 24

TRAUMA KAPITIS

(HEAD INJURY)
A. Definisi
Cedera kepala merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis
yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikosoial baik temporer maupun
permanen.
1
Cedera kepala dapat merupakan salah satu penyebab kecacatan dan kematian
yang cukup tinggi dalam neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena
penderitanya sebagian besar orang sehat, muda, dan produktif.
1
Cedera kepala mempunyai dampak emosi, psikososial dan ekonomi yang
cukup besar sebab penderitanya sering menjalani masa perawatan rumah sakit
yang panjang dan 5-10% setelah perawatan rumah sakit masih membutuhkan
fasilitas pelayanan jangka panjang.
1
B. Etiologi dan Eide!iologi
Cedera kepala merupakan penyebab yang sering menimbulkan morbiditas
maupun mortalitas. ekitar !0% penderita cedera yang datang ke ruang emergensi
selalu disertai dengan cedera kepala. ebagian besar penderita cedera kepala
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, mobil,
sepeda dan penyebrang jalan yang ditabrak. isanya disebabkan oleh jatuh dari
ketinggian, tertimpa benda "misalnya ranting pohon, kayu, dsb#, olahraga, korban
kekerasan "misalnya senjata api, golok, parang, batang kayu, palu,dsb#, dan lain-
lain.
$
%ibanding dengan trauma lainnya, presentase trauma kapitis adalah yang
tertinggi sekitar lebih atau sama !0%. &ira-kira 5% pendertia trauma kapitis
meninggal ditempat kejadian.
1
%ata tentang trauma kapitis ini belum ada dan yang ada barulah data dari
beberapa rumah sakit "sporadis#'
%ata di ruang rawat neurologi (C) tahun *005 '
1
+enis kelamin ,& ringan ,k sedang ,k berat -perasi )eninggal
.ria */* **/ ** 1!
0anita 11* !2 2 $ 5
+umlah 1$1 $15 *! $ *$
%ata dari 3edah araf (C) tahun *005, jumlah pasien trauma kapitis yang
dioperasi 1/ orang "pria ! orang, wanita 11 orang#.
1

,elah banyak manajemen terapi standar yang berdasarkan e4idence based
medicine yang diajukan dan diterapkan di pusat kesehatan diseluruh dunia. ,etapi
mengingat kemampuan dan fasilitas yang tersedia di pusat kesehatan tersebut,
terutama di negara berkembang, maka beberapa penyesuaian perlu dilakukan.
1
". Anato!i dan #isiologi
1. &ulit &epala "C56.#
a# ' kin atau kulit
ifatnya tebal dan mengandung banyak kelenjar keringat
b# C ' Connecti4e ,issue atau jaringan penyambung7subkutis
)erupakan jaringan ikat lemak yang memlki septa septa yang kaya
akan pembuluh darah terutama diatas galea. .embuluh darah tersebut
merupakan anastomosis antara arteri karotis interna dan eksterna.
erabut saraf sensorik kulit kepala terdaat dilapisan dan C, oleh
karena itu anestesi infiltrasi ditujukan pada daerah ini.
c# 5 ' 5poneurosis atau galea aponeurotika#
6apisan ini merupakan lapisan terkuat, berupa fasia yang melekat pada
tiga otot yaitu '
1. &e anterior ' m. 8rontalis
*. &e posterior ' m. -ccipitalis
$. &e lateral ' m. temporoparietalis
d# 6 ' 6oose 5reolar tissue "jaringan areolar longgar#
6apisan ini mengandung 4ena emissary yang merupakan 4ena tanpa
katup "4al4eless 4ein# yang menghubungkan C56., 4ena diploica,
dan sinus 4ena intrakranial. 9ematoma yang terjdi pada lapisan ini
disebut subgaleal hematom yang merupakan jenis hematom yang
paling sering ditemukan setelah cedera kepala, terutama pada anak-
anak. +angan melakukan aspirasi terhadap hematom ini karena risiko
tingi infeksi kecuali terjadi subgaleal hematom masif yang harus
*
dilakukan aspirasi dan balut tekan untuk mencegah penumpukan
kembali cairan pada subgaleal. ebab jika terjadi infeksi pada daerah
ini, akan mudah menyebar ke intrakranial.
e# . ' .erikranium "periosteum yang melapisi tulang tengkorak#
6apisan ini melekat erat terutama pada sutura yang menghubungkannya
dengan endosteum "lapisan permukaan dalam tulang tengkorak#.
9ematom diantara lapisan periosteum dan tulang tengkorak disebut
cephal hematoma "subperiosteal hematoma#. 9ematom ini terutama
terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh pergesekan dan perubahan
bentuk tulang tengkorak saat di jalan lahir atau terjadi setelah fraktur
tulang tengkorak.
*. ,ulang ,engkorak
a# &ubah "kal4aria#, khususnya di regio temporal adalah tipis, namun
dilapisi oleh otot temporalis.
b# 3asis kranii, berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar
otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi.
c# (ongga tengkorak dasar
8osa anterior ' lobus frontalis
8osa media ' lobus temporalis
8osa posterior ' ruang bagi bagian bawah batang otak dan
serebelum
$. )eningen
elaput ini menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari $ lapisan '
a# %uramater
)erupakan selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang
melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. .ada beberapa
tempat tertentu, duramater membelah menjadi * lapis membentuk
sinus 4enosus besar yang mengalirkan darah 4ena ke sinus trans4ersus
dan sinus sigmoideus "dominan di sebelah kanan#. 5rteri-arteri
meningea terletak antara duramater dan permukaan dalam dari
kranium "ruang epidural#. :ang paling sering mengalami cedera adalah
arteri meningea media yang terletak pada fossa temporalis "fossa
media#.
b# 5rachnoid
$
)erupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang. Cairan
serebrospinal bersirkulasi dalam ruang sub arachnoid.
c# .iamater
)erupakan lapisan yang melekat erat pada korteks serebri.
1. -tak
a# erebrum
,erdiri atas hemisfer kanan dan kiri, yang dipisahkan oleh falks
serebri, yaitu lipatan durameter dari sisi inferior sinus sagitalis
superior. .ada hemisfer serebri kiri terdapat pusat bicara manusia yang
bekerja dengan tangan kanan, dan juga pada lebih dari !5 % orang
kidal. 9emisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut
sebagai hemisfer dominan.
6obus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi motorik, dan pada
sisi dominan mengandung pusat ekspresi bicara "area bicara motorik#.
6obus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi
ruang. 6obus temporal mengatur fungsi memori tertentu. 6obus
oksipital bertanggung jawab dalam proses penglihatan.
b# erebelum
3ertanggung jawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan,
terletak dalam fossa posterior, berhubungan medula spinalis, batang
otak, dan juga kedua hemisfer serebri.
c# 3atang -tak
,erdiri atas mesensefalon "midbrain#, pons, dan medula oblongata.
)esensefalon dan pons bagian atas berisi sistem akti4asi retikular
1
yang berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan. .ada medua
oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik, yang terus memanjang
sampai medula spinalis.
&omponen otak yang mempengaruhi ,ekanan ;ntrakranial
1.
Cairan erebro pinal "C#
C dihasilkan oleh plleksus khoroideus di atap 4entrikel dengan
kecepatan produksi < *0 ml7jam. C mengalir dari 4entrikel lateral
melalui foramen )onro menuju 4entrikel ;;;, akuaduktus dari yl4ius
menuju 4entrikel ;=. elanjutnya C keluar dari sistem 4entrikel dan
masuk ke dalam ruang subarachnoid yang berada di seluruh permukaan
otak dan medula spinalis. C akan direabsorpsi ke dalam sirkulasi 4ena
melalui granulasio arachnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior.
5danya darah dalam C akan menyumbat granulasio arachnoid sehingga
mengganggu penyerapan C dan menyebabkan kenaikan ,;&
"hidrosefalus komunikans paska trauma#.
*. ,ekanan ;ntrakranial
3erbagai proses patologis yang mengenai otak dapat menyebabkan
kenaikan ,ekanan ;ntra &ranial ",;&> n?10 mm9g#, keadaan ini akan
menurunkan perfusi otak dan menyebabkan atau memperberat iskemia.
5
$. 5liran %arah ke -tak "5%-#
@ormalnya antara 50-55 m67100 gr jaringan otak7menit. Cedera otak
berat sampai koma dapat menurunkan 50 % 5%- dalam 1* jam pertama
sejak trauma. 5%- biasanya akan meningkat dalam *-$ hari berikutnya,
tetapi pada penderita yang tetap koma, 5%- di bawah normal sampai
beberapa hari7minggu kemudian. 5%- yang rendah tidak dapat
mencukupi kebutuhan metabolisme otak segera setelah trauma, sehingga
mengakibatkan iskemi otak "fokal7difus#.
2
Do$t%in Mon%o&Kellie
&onsep utamanya adalah bahwa 4olume intrakranial harus selalu konstan karena
rongga kranium pada dasarnya merupakan rongga yang rigid. egera setelah trauma,
massa "gumpalan darah# dapat terus bertambah sementara ,;& masih dalam batas
normal. aat pengaliran C dan darah intra4askuer mencapai titik dekompensasi,
,;& akan cepat meningkat.
5
D. Klasifi$asi dan Patofisiologi "ede%a Keala
1. 3erdasarkan .atologi
1.1 &omosio serebri "jejas otak#
1.* &ontusio serebri "memar otak#
1.$ 6aserasio serebri
*. 3erdasarkan )ekanisme
a# Cedera tumpul ' biasanya berkaitan dengan kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh, atau pukulan benda tumpul.
b# Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan.
2
L O A V
M
$. 3erdasarkan derajat kesadaran berdasarkan &A
a# Cedera minimal ' penderita sadar dan berorientasi, tidak ada amnesia
pasca trauma "5.,#, tidak ada defisit neurologis, &A 15
b# Cedera ringan ' penderita pingsan B 10 menit, tidak ada lesi operatif,
rawat rumah sakit B 1! jam, amnesia pasca trauma "5.,# B 1 jam,
&A 1$-15, C,-scan normal.
c# Cedera sedang ' penderita pingsan 10 menit-2 jam, lesi operatif
intrakranial ada, rawat rumah sakit C 1! jam, amnesia pasca trauma
"5.,# 1-*1 jam, &A /-1*, C,-scan abnormal.
d# Cedera berat ' penderita pingsan C 2 jam, lesi operatif intrakranial ada,
rawat rumah sakit C 1! jam, amnesia pasca trauma "5.,# D hari, &A
B / yang menetap dalam *1 jam, C,-scan abnormal.
&ategori &A Aambaran klinik C,-scan
)inimal 15 .ingsan - , defisit neurologis - @ormal
(ingan 1$-15 .ingsan B 10 menit, defisit neurologis E @ormal
edang /-1* .ingsan 10 menit F 2 jam, defisit
neurologis E
5bnormal
3erat B/ .ingsan C 2 jam, defisit neurologis E 5bnormal
1. 3erdasarkan )orfologi
a# 8raktur &ranium
D
5nterior
Aejala ' keluarnya cairan 6C melalui hidung 7 rinorhea >
perdarahan bilateral periorbital ecchymosis 7 raccoon eye >
anosmia
)edia
Aejala ' keluarnya cairan 6C melalui telinga 7 otorrhea >
gangguan @ =;; dan =;;;.
.osterior
Aejala ' bilateral mastoid ecchymosis 7 battleGs sign
.emeriksaan penunjang ' memastikan cairan 6C secara sederhana dengan
test halo, scaning otak resolusi tinggi dan irisan $ mm "50% E#.
&lasifikasinya '
1# &al4aria
a. 8raktur linear "garis#
)erupakan garis fraktur tunggal pada tulang tengkorak yang
meliputi seluruh ketebalan tulang. 3ila fraktur linear melibatkan
rongga udara perinasal maka ada kemungkinan untuk timbulnya
rinorea atau otau otorea 6C.
!
b. 8raktur %iastase
5dalah fraktur yang terjai pada sutura sehingga terjadi pemisahan
sutura kranial. ering terjadi pada anak dibawah usia $ tahun.
c. 8raktur communited
8raktur dengan dua atau lebih fragmen fraktur
d. 8raktur %epressed
5dalah fraktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebih tepi
fraktur tergeer dibawah tingkat dari tabula interna tulang tengkorak
utuh sekelilingnya. 8raktur jenis ini terjadi bila energi benturan
relatif besar terhadap area benturan yang relatif kecil, misalnya
benturan oleh kayu, batu, pipa besi, martil. .ada gambaran
radiologis akan terlihat suatu area Hdouble density lebih radio
opaI karena ada bagian tulang yang tumpang tindih.
*# 3asilar
:aitu fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk dasar
tengkorak.
+enisnya '
a. 8raktur 3asis Cranii 8ossa 5nterior
3agian posteriornya dibatasi oleh os. phenoid, prosessus
clinoidalis anterior dan jugum sphenoidalis
)anifestasi klinisnya '
Jkimosis periorbita bisa bilateral dan disebut brill
hematoma atau racoon eyes,anosmia jika cedera melibatkan
@. -lfctorius, (hinorea.
/
b. 8raktur basis cranii 8oss )edia
3agian anteriornya langsung berbatasan dengan fossa
anterior sedangkan bagian posteriornya dibatasi oleh
yamida os petrosus, os tempoalis, prosesus clinoidalis
posterior dan dorsum sella. )anifestasi klinisnya '
ecchimosis pada mastoid "battleGs sign#, otorrhea,
hemotympanum "bila membran tympaninya robek#,
kelumpuhan @.=;; dan @. =;;; "hal ni terutama terjadijika
garis frakturnya trans4ersal terhadap aksis pyramida
petrosus#. Carotid-ca4ernosusfistula "CC8# yang ditandai
dengan chymosis, sakit kepala, adanya bruit, eKophtalmus
yang berdenyut.
c. 8raktur 3asis Cranii 8ossa posterior
)erupakan dasar ari kompartment infratentorial. ering
tidak disertai gejala dan tanda yang jelas, tetapi dapat
segera menyebabkan kematian karena penekanan terhadap
batang otak. &adang-kadang terdapat battleGs sign
6esi ;ntrakranial
10
1# 8okal
)erupakan kerusakan yang melibatkan bagian-bagian tertentu dari otak,
bergantung pada mekanisme cedera yang terjadi.
a. Jpidural 9ematom "J%9#
(elatif jarang "< 0,5 %# dari semua cedera otak dan / % dari penderita
yang mengalami koma. J%9 terletak di antara tabula dan duramater dan C,-
scan " gambaran hiperdens "perdarahan# di os cranii dan duramater, umumnya
di temporal dan cirinya berbentuk bikon4eks atau menyerupai lensa
cembung#. ering terletak di area temporal atau temporoparietal yang dan
biasanya disebabkan oleh robeknya a. )eningea media akibat fraktur tulang
tengkorak dan hematom massif. 5. )eningea media ini masuk dalam
tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara duramater dan tulang di
permukaan dalam os temporale. .ada fase awal biasanya penderita tidak
menunjukkan gejala dan tanda. 3aru setelah hematom bertambah besar akan
terlihat tanda pendesakan dan peningkatan tekanan intrakranial. .enderita
akan mengalami sakit kepala, mual dan muntah diikuti dengan penurunan
kesadaran.
11
,anda dianosgtik klinis ' 6ucid inter4al E, pupil anisokor, late
hemiparesis kontralateral lesi, babinsky E kontralateral lesi, fraktur didaerah
temporal.
J%9 fossa posterior ' 6ucid inter4al tidak jelas, fraktur kranii
occipital, kehilangan kesadaran cepat, gangguan serebellum, batang otak,
pernafasan, pupil isokor.
,api jika disertai cedera pada otak, lucid inter4al tidak akan terlihat.
6ucid inter4al adalah hilangya kesadaran pada awal trauma, kemudian pasien
sadar lagi "tenang# dan disusul dgn koma. J%9 ini merupakan emergensi
bedah saraf. ,erapinya hanya dengan operasi.
b. ubdural hematom
9ematom ini disebabkan oleh trauma otak yang menyebabkan
robeknya bridging 4ein " 4ena jembatan# didalam ruang arachnoid "4ena-4ena
kecil di permukaan korteks serebri yaitu duramater dan archnoid#.
.embesaran hematom akibat robeknya 4ena memerlukan waktu yang lama.
1*
6ebih sering terjadi "$0 % cedera kepala berat# akibat robeknya. 3iasanya
perdarahan menutupi seluruh permukaan hemisfer otak.
9ematom subdural dibagi menjadi hematom subdural akut bila lucid
inter4al pada hari 0 sampai hari kelima, subakut bila timbul antara hari kelima
hingga minggu ketiga, dan kronik bila timbul sesudah lebih $ bulan.
9ematom subdural akut dan kronik memberikan gambaran klinis
suatu proses desak ruang "space occupying lession# yang progresif sehingga
tidak jarang dianggap sebagai neoplasma atau demensia.
Aejala dan tanda klinis ' sakit kepala dan kesadaran E7-. .enunjang
diagnostik ' C,-scan otak ' gambaran hiperdens diantara duramater dan
archnoid dan cirinya seperti bulan sabit#.
.enanggulangannya terdiri atas trepanasi dan e4ekuasi hematom.
3iasanya kerusakan otak di bawahnya lebih berat dan prognosisnya jauh lebih
buruk dari J%9.
*
c. &ontusio dan 9ematom ;ntraserebral (ICH)
9ematom ;ntraserebral 5dalah hematom yang terbentk pada jaringan
otak "parenkim# sebagai akibat dari adanya robekan arteri intraserebral mono 7
multiple. ,erutama melibatkan lobus frotal dan temporal "!0-/0%# tetapi juga
dapat melibatkan korpus callosum, batang otak, dan ganglia basalis. Aejala
dan tanda tergantung ukuran dan lokasi hematom. .ada C,-can terlihat
gambaran hiperdens yang homogen dan berbatas tegas. %isekitar lesi akan
disertai edem perifokal. +ika hematom tersebut berdiameter kurang dari *7$
1$
diameter lesi,maka keadaan tersebut kontusio. &ontusio ini terjadi "*0-$0%
dari cedera otak berat# dan sebagian besar terjadi di lobus frontal dan lobus
temporal. &ontusio serebri dapat dalam beberapa jam atau hari berubah
menjadi ;C9 yang membutuhkan tindakan operasi. 9al ini timbul pada lebih
kurang *0% dari penderita dan cara mendeteksi terbaik adalah dengan
mengulang C,-can dalam 1*-*1 am setelah C,-can pertama. +ika ;C9 ini
disertai dengan %9 dan kontusio atau laserasi pada daerah yang sama maka
disebut burs lobe.
*# %ifusa
)erupakan suatu keadaan patologis penderita koma lama "prolonged
coma# tanpa gambaran -6 "space-occupying lession# pada C,-can atau
)(;. .aling sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan
tinggi sehingga terjadi mekanisme akselerasi dan deselerasi. 5ngulasi, rotasi
dan peregangan yang timbul menyebabkan robekan serabut saraf pada bebagai
tempat yang sifatnya menyeluruh "difus#.
*
11
a. &onkusi :aitu 9ilangnya kesadaran sementara setelah trauma
kepala dan terjadi tanpa kerusakan struktur otak. &onkusi ini
berlangsung bbrp menit sampai beberapa jam, etelah sadar
pasien pusing dan bingung. %apat terjadi hilangnya kesadaran
yaitu '
L 9ilangnya daya ingat setelah kejadian
5mnesia post traumatic
L 9ilangnya daya ingat sebelum kejadian
5mnesia anterograde
b. Cedera 5ksonal %ifusa atau Diffuse axonal Injury (DAI)
5danya kerusakan aKon yang difus dalam hemisfer serebri, korpus
callosum, batang otak, dan serebelum "pedenkulus#.
5walnya kekuatan renggang pada saat benturan melebihi le4el
ketahanan akson sehingga terjadi robekan atau fagmentasi
aksolemma , keteraturan susunan sitoskeleton akson menjadi rusak.
,erjadi pada saat benturan, tetap ada yang memberi batas dalam
waktu 20 menit sejak kejadian.
5ksolemma dan susunan membran pada awalnya masih utuh,
walaupun susunan sistoskeleton terganggu. .enghantaran
aksosplasma akan terbendung pada sistoskeleton yang menjadi
kerusakan sehingga terjadi pembengkakan akson "retraction ball#
yang pada akhirnya akan menyebabkan putusnya akson.
Aambaran %5; secara klinis ditandai dengan koma sejak kejadian.
15
&lasifikasi '
(ingan ' koma 2-*1 jam. +arang.
edang ' koma C *1 jam. .aling sering. 15%.
3erat ' koma C *1 jam. )ematikan. $2%.
Aejala lain antara lain disfungsi saraf otonom dan demam
tinggi.
.enunjang diagnostik ' C,-scan otak "awal ? normal dan tidak
adanya tanda perdarahan, edema, kontusio dan di ulangi setelah
*1 jam terdapat edema otak luas#.
5. %iagnosis
a# 5namnesis
,rauma kapitis dengan7 tanpa gangguan kesadaran atau inter4al lucid
.erdarahan 7 otorrhea 7 rhinorrhea
5mnesia traumatika " retrogard 7 anterograd#
b# .emeriksaan
1.
@eurologis
"1# ,ingkat &esadaran
,ingkat kesadaran dinilai dengan Glasgow Coma cale "AC#.
.enilaian ini harus dilakukan secara periodik untuk menilai perbaikan
atau perburukan keadaan pasien. ,ingkat kesadaran tidak akan
12
terganggu jika cedera hanya terbatas pada satu hemisfer otak, tetapi
menjadi progresif memburuk jika kedua hemisfer mulai terlibat, atau
jika ada proses patologis akibat penekanan atau cedera pada batang
otak.
$
(espon )ata M 1 tahun 0-1 tahun
1 )embuka )ata pontan
$ )embuka )ata dengan perintah
* )embuka )ata karena @yeri
1 ,idak membuka mata
(espon
)otorik
M 1 tahun 0-1 tahun
2 )engikuti .erintah 3elum dapat %inilai
5 )elokalisasi @yeri
1 )enghindari @yeri
$ 8leksi 5bnormal "%ekortikasi#
* Jkstensi 5bnormal "%eserebrasi#
1 ,idak 5da (espon
(espon
=erbal
M 5 tahun *-5 tahun 0-* tahun
5
-rientasi baik
dan mampu
berkomunikasi
)eyebutkan
kata-kata yang
sesuai
)enangis kuat
1
%isorientasi tapi
mampu
berkomunikasi
)enyebutkan
kata-kata yang
tidak sesuai
)enangis
lemah
$
)enyebutkan
kata-kata yang
tidak sesuai
"kasar, jorok#
)enangis dan
menjerit
&adang-
kadang
menangis atau
menjerit
*
)engeluarkan
suara
)engeluarkan
suara lemah
)engeluarkan
suara lemah
1 ,idak ada respon
,idak ada
respon
,idak ada
respon
1D
"*# 8ungsi 4ital ' tensi , nadi, pernapasan.
"$# Aangguan fokal neurologik.
"1# .upil dan .ergerakan 3ola )ata, ,ermasuk araf &ranial
.enilaian pupil menunjukkan fungsi mesensefalon dan sangat
penting pada cedera kepala, karena '
3agian kepala yang mengendaikan kesadaran seara antomis
terletak berdekatan dengan pusat yang mengatur reaksi pupil.
araf yang mengendalikan reaksi pupil relatif resisten terhadap
gangguan metabolik, sehingga bisa membedakan koma-metabolik
atau koma struktural.
(efleks kornea
(eaksi okulosefalik "%ollGs head eye phenomenon# dan reaksi
terhadap tes kalori "okulo4estibuler# menunjukkan fungsi medla
oblongata dan pons. +angan melakukan pemeriksaan okulosefalik jika
cedera ser4ikal belum dapat disingkirkan. (eaksi okulo4estibuler lebih
superior daripada reaksi okulosefalik.
"5# (efleks tendon dan refleks patologis
"2# 8ungsi )otorik
1!
Aerakan dan lateralisasi
&ekuatan gerakan harus dinilai menjadi '
o E5 ' kekuatan gerakan normal
o E1 ' kekuatan gerakan mendekati normal
o E$ ' mampu melawan gra4itasi
o E* ' dapat bergeser, tidak dapat melawan gra4itasi
o E1 ' tampak gerakan otot, tapi belum bergeser
o 0 ' tidak ada gerakan
"D# .ola .ernapasan
Cheyne stokes ' lesi dihemisfer
Central neurogenic hiper4entilation ' lesi di mesensefalon dan pons
5pneustic breath ' lesi di pons
5taKic breath ' lesi dimedulla oblongata
*.
(adiologis
"1# 8oto .olos &epala, posisi 5., lateral, tangensial
8oto polos kepala dibuat dalam * posisi, 5. dan lateral. Nntuk
foto lateral, posisi film ditempatkan pada sisi dengan jejas yang
dicurigai ada fraktur. +ika terdapat kecurigaan fraktur pada kedua sisi,
foto lateral sebaiknya dibuat pada kedua sisi
8oto polos kepala sudah sangat jarang digunakan, cukup berguna
untuk cedera kepala yang disertai luka tembus atau fraktur tulang
tengkorak.
"*# 8oto er4ikal
8oto ser4ikal dibuat terutama posisi lateral, kadang-kadang
diperlukan posisi frontal.
;ndikasi '

.enderita tidak sadar atau dengan penurunan kesadaran.

.enderita yang sadar dan mengeluh nyeri.

5da jejas di atas kla4ikula, sehubungan dengan mekanisme cedera.

etiap penderita dengan kecurigaan trauma ser4ikal.


"$# C,-can
.emeriksaan ini meliputi foramen magnum hingga 4erteks, dan
setiap pemotongan akan sejajar dengan orbitomeatal line untuk
menghindari radiasi terhadap lensa mata. ebaiknya tebal pemotongan
gambar adalah 5 mm, terutama pada fosa posterior untuk menghindari
adanya lesi kecil yang terlewatkan.
;ndikasi '
1/

AC B 15

Cedera kepala ringan yang disertai fraktur tulang tengkorak.

5da tanda klinis fraktur basis kranii.

%isertai kejang.

5da tanda neurologis fokal.

akit kepala yang menetap.


2
J. .enatalaksanaan
a# .rimary ur4ey
"1# 5irway
)embersihkan jalan nafas dengan memperhatikan kontrol
ser4ikal. .asang ser4ikal collar untuk immobilisasi ser4ikal sampai
terbukti tidak ada cedera ser4ikal. ;ntubasi endotrakeal dini harus
segera dilakukan pada penderita koma.
"*# 3reathing
.enderita diberikan 4entilasi dengan oksigen 100 % sampai
diperoleh hasil pemeriksaan analisis gas darah dan dapat dilakukan
penyesuaian yang tepat terhadap 8i-*. .enggunaan pulse oksimeter
sangat bermanfaat untuk memonitor saturasi -* "target C /!%#.
"$# Circulation
9ipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangan darah yang
cukup berat, walaupun tidak selalu tampak jelas. .ada penderita yang
hipotensi, harus segera distabiisasi untuk mencapai eu4olemia, segera
lakukan pemberian cairan untuk mengganti 4olume yang hilang
dengan perbandigan $'1 "$00 ml (67100 m6 darah yang hilang#.
"1# %isability ".enilaian neurologis cepat#

,ingkat kesadaran cara 5=.N 7 AC '


5 ? alert.
= ? respon terhadap rangsangan 4erbal.
. ? respon terhadap rangsangan nyeri.
N ? tidak ada respon.

.upil '
1. Nkuran.
*. (eaksi cahaya.
b# econdary ur4ey
!era"i "ada #asus $ingan "cedera kepala ringan#
1

*0
L .emeriksaan status umum dan neurologi.
L .erawatan luka-luka
L .asien dipulangkan dengan pengawasan ketat oleh keluarga selama 1! jam.
3ila selama dirumah pasien cenderung mengantuk, sakit kepala yang
semakin berat, muntah proyektil maka harus segera dibawa ke rumah sakit.
L .asien perlu dirawat apabila ' ada gangguan orientasi "waktu dan tempat#,
sakit kepala dan muntah, tidak ada yang mengawasi dirumah, dan letak
rumah jauh dan sulit menjangkau rumah sakit.
#onsensus diruang gawat
L &ritikal ? &A $-1
.erawatan di ;CN
L ,rauma kapitis sedang dan berat ? &A 5-1*
6anjutkan penanganan 53C, pantau tanda 4ital, pupil, &A, gerakan
ekstremitas, sampai pasien sadar " pantauan dilakukan 1 jam, lama pantauan
sampai pasien mencapai &A 15. .erhatian khusus harus diberikan untuk
mencegah hipotensi karena akan meningkatkan angka kematian. ,atalaksana
tradisional ' pembatasan cairan dalam mengurangi edema otak, kemungkinan
akan membahayakan pasien yang mengalami perdarahan massif.
1
Cegah kemungkinan terjadinya meningkatnya tekanan intrakranial ' posisi
kepala ditinggikan $0 derajat bila perlu diberikan manitol *0 % " hati-hati
kontraindikasi#. %osis awal 1 gr7 kg 33, berikan dalam waktu O - 1 jam, drip
cepat, dilanjutkan dengan pemberian dosis 0,5 gr7 kg33 drip cepat, O F 1
jam, setelah 2 jam dari pemberian pertama dan 0,*5 gr7 kg33 drip cepat, O -1
jam setelah 1* jam dan *1 jam dari pemberian pertama. 3erikan analgetik dan
sedasi jangka pendek.
1
5tasi komplikasi ' kejang " profilaksis -5J selama D hari untuk mencegah
immediate dan early seiPure pada kasus resiko tinggi#. ;nfeksi akibat fraktur
bassis kranii 7 fraktur terbuka " profilaksis antibiotika, sesuai dosis infeksi
intrakranial, selama 10-11 hari.
1
c# ,erapi )edikamentosa Cedera -tak
,ujuan utamanya adalah mencegah terjadinya kerusakan sekunder terhadap
otak yang telah mengalami cedera.
i# Cairan ;ntra4ena
*1
%iberikan secukupnya untuk resusitasi agar penderita tetap dalam
keadaan normo4olemia. +angan memberikan cairan hipotonik.
.enggunaan cairan yang mengandung glukosa dapat menyebabkan
hiperglikemia yang berakibat buruk pada otak yang cedera. &arena itu,
cairan yang dianjurkan adalah larutan garam fisiologis atau (ingerGs
6actate.
ii# 9iper4entilasi
%ilakukan dengan menurunkan .C-* dan akan menyebabkan
4asokonstriksi pembuluh darah otak. ebaiknya dilakukan secara selektif
dan hanya pada waktu tertentu. Nmumnya, .C-* dipertahankan pada $5
mm9g atau lebih, karena .C-* B $0 mm9g akan menyebabkan
4asokonstriksi serebri berat dan akhirnya iskemia otak. 9iper4entilasi
dalam waktu singkat "*5-$0 mm9g# dapat diterima pada keadaan
deteriorasi neurologis akut.
iii# )anitol
)erupakan diuretik osmotik yang poten, digunakan untuk
menurunkan ,;& yang meningkat. ediaan yang tersedia adalah cairan
dengan konsentrasi *0%. %osis yang diberikan adalah 1 g7kg 33
intra4ena. +angan diberikan pada pasien yang hipotensi. ;ndikasinya
adalah deteriorasi neurologis yang akut seperti terjadinya dilatasi pupil,
hemiparesis atau kehilangan kesadaran saat pasien obser4asi. .ada
keadaan ini, berikan bolus manitol dengan cepat "dalam 5 menit# dan
penderita langsung dibawa ke C,-can atau kamar operasi "bila sebab
telah diketahui dengan C,-can#.
i4# 8urosemid
%iberikan bersama manitol, dosis yang biasa diberikan adalah 0,$-
0,5 mg7kg33 diberikan secara intra4ena, tapi jangan diberikan pada
pasien hipo4olemik.
4# 5ntikon4ulsan
Jpilepsi pascatrauma kadang terjadi, diduga berkaitan dengan
kejang awal yang terjadi pada minggu pertama, perdarahan intrakranial,
atau fraktur depresi. 8enitoin adalah obat yang biasa diberikan pada fase
akut. %osis dewasa awalnya adalah 1 g intra4ena dengan kecepatan
**
pemberian B 50 mg7menit dan dosis pemeliharaannya adalah 100 mg7!
jam, dengan titrasi untuk mencapai kadar terapeutik serum. .ada pasien
dengan kejang lama, diaPepam atau loraPepam digunakan digunakan
sebagai tambahan sampai kejang berhenti.
*
d# ,atalaksana 3edah ",idak berlaku bila mati batang otak#
%ilakukan bila ada '

J%9 ' C 10 cc dengan midline shifting pada daerah temporal 7


frontal 7 parietal dengan fungsi batang otak masih baik. C $0 cc
pada daerah posterior dengan tanda penekanan batang otak atau
hidrosefalus dengan batang otak masih baik. J%9 progresif. J%9
tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi.
1

%9 ' luas "C 10 cc 7 C 5 mm# dengan &A C 2, fungsi batang


otak masih baik. %9 tipis bukan indikasi operasi. %9 dengan
edemea serebri 7 kontusio serebri disertai midline shifting dengan
fungsi batang otak masih baik.
1

;C9 pasca trauma ' penurunan kesadaran progresif, hipertensi dan


bradikardi serta gangguan nafas ",;& meningkat 7 Cushing
refleK#, dan perburukan defisit neurologi fokal.
1

8raktura impressi melebihi 1 "diploe#

8raktura kranii dengan laserasi cerebri.

8raktur kranii terbuka " pencegahan infeksi intrakranial#.


1
@eurorestorasi dan @eurorehabilitasi
1.
J4aluasi defisit neurologi ' parese ner4us kranialis, parese motorik,
gangguan sensorik, gangguan otonom, koordinasi, ,-5A, ))J.
*.
)embuat program restorasi berdasarkan acuan baku sesuai dengan
defisit yang didapatkan.
$.
)embuat discharge planning.
1.
)engirim pasien kepusat rehabilitasi.
1
8. .rognosis
%ubia ad malam bila tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat
serta tidak sesuai e4idence based medicine.
*$
DA#TAR PUSTAKA
1. %ikutip dari ' &onsensus @asional ".enanganan ,rauma &apitis # ' .J(%-;, *002.
*. 5merican College of urgeons. A!% & Ad'anced !rauma %ife u""ort (rograms fo
Doctors. Dth ed. Chicago ' 5merican College of urgeons, *001.
$. +apardi, ;skandar. Cedera #e"ala. +akarta ' 3huana ;lmu .opuler, *001.
1. jamsuhidayat, ( dan %e +ong, 0im. )u*u Ajar Ilmu )eda+. *nd ed. +akarta ' JAC,
*005.
5. abiston, %a4id C. )u*u Ajar )eda+. =ol *. +akarta ' JAC, 1//1
2. &enneth 0. 6indsay and friends> ection ;= localised @eurological %isease and
;ts management 5 ;ntracranial Q9J5% ;@+N(:R> @eurology and @eurosurgery
;llustrated, ,hird Jdition, Churcil 6i4ingston, 1//D> page *11-*$$.
*1

Anda mungkin juga menyukai