Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur.
Memiliki beberapa anak sungai antara lain : Sungai Umban Sari, Air Hitam, Siban,
Setukul, Pengambang, Ukui, Sago, Senapelan, Limau, Tampan dan Sungai Sail. Sungai
Siak juga merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman
ke kota serta dari daerah lainnya.
Sungai siak sekarang telah banyak mengalami pencemaran-pencemaran yang
diakibatkan oleh limbah pabrik dan limbah domestic. Pencemaran sungai siak sangat
besar dampaknya bagi kehidupan masyarakat sekitar sungai dan masyarakat kota
pekanbarunya.
Pencemaran ini dapat diatasi dengan berbagai upaya dari pemerintah untuk
meminimalisasikan jumlah pencemaran yang terjadi bertahun-tahun di sungai siak
tersebut. Masyarakat yang tingggal dipinggir sungai mulai mengeluh, karena hasil
pendapatannya semakin berkurang dari nelayan karena banyaknya ikan-ikan yang
mati karena pencemaran. Sekarang banyak penduduknya bergantung pada pabri-
pabrik yang ada disekitar sungai tersebut.
Tanpa kita sadarkan bahwa pertumbuhan kota yang tidak terencana
mengakibatkan rusaknya DAS Siak tersebut karena itu sulit sekarang untuk
memperbaiki tata ruang DAS Siak tersebut namun yang dapat dilkukan pemerintah
hanya meminimkan pencemaran dan memperbaiki pengelolaan DAS dari pengelolaan
terpisah menjadi pengelolaan terpadu.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan keterangan diatas maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
“ bagaimana kebijakan pemerintah terhadap kasus sungai siak”

3. TUJUAN MAKALAH
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Kasus –kasus sungai siak
b. Kebijakan pemerintah terhadap kasus sungai siak

4. MANFAAT MAKALAH
Manfaat makalah ini adalah:
a. Agar dapat menjadi tambahan informasi dan masukan bagi pihak pemerintah
dalam usaha pengembangan DAS Siak di Provinsi Riau.
b. Untuk menambah wawasan bagi penulis.
BAB II PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM DAS SIAK
Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia, dengan kedalaman
sekitar 20-30 meter, sungai ini sangat padat dilayari kapal-kapal besar, kargo,
tanker maupun speedboat. Sungai sepanjang 300 kilometer itu kondisinya kini
terancam bukan hanya hilangnya habitat alami sungai berupa bermacam ikan khas
Riau akibat menurunnya kualitas air, tetapi juga runtuhnya tebing sungai karena
abrasi. Seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak berada di Provinsi Riau, melewati
empat wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan
Kota Pekanbaru. DAS Siak termasuk DAS kritis, kawasan rawan bencana banjir dan
longsor, terjadi berbagai pencemaran, erosi dan pendangkalan. Kejadian banjir di
Provinsi Riau akibat meluapnya Sungai Siak dan anak-anak sungainya merupakan
indikator adanya perubahan ekosistem pada DAS tersebut. Perubahan ekosistem
tersebut disebabkan oleh wilayah dalam DAS Siak merupakan daerah yang potensial
berkembang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Di sepanjang Sungai Siak
terutama di Pekanbaru ke arah hilirnya mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembangnya kegiatan sosial dan ekonomi. Perkembangan penduduk dan ekonomi
yang mendorong berkembangnya kawasan budidaya dan permukiman berpengaruh
secara signifikan terhadap perubahan ekosistem sungai Siak.

Sungai Siak adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Riau. Indonesia.
Sungai ini berada dalam jalur pelayaran internasional. Di hulu sungai ini terdapat
pabrik-pabrik kelapa sawit yang diduga melakukan pencemaran. Sebuah jembatan,
Jembatan Siak sedang dibangun untuk melintasi sungai ini, namun diprotes karena
tingginya hanya 23 meter sehingga menghalangi arus lalu lintas kapal tangker.
Dulu Sungai Siak pernah dikenal sebagai sungai terdalam di Indonesia. Tapi
itu semua tinggal cerita. Tengku Ariful Amri, Direktur Badan Kajian Rona Lingkungan
FMIPA-UNRI memaparkan, dalam 10 tahun terakhir telah terjadi pendangkalan
sedalam 7 meter. Aktivitas transportasi merupakan penyebab pendangkalan
tersebut.
Sungai siak mengandung sejuta misteri yang sulit untuk di ungkap bahkan
kalau saya mencari tentang asal usul sunga siak itu sangat sulit kita
menemukannya.konon ada sebagian masyarakat setempat sungai siak itu dahulu
hanyalah sungai kecil dan dari bentuknya seperti ular karena memang katanya dulu
itu bekas ular naga yang lewat untuk mencari laut...benar apa tidaknya hanya misteri
yang tau...dahulu sungai siak di kenal sebagai sungai jantan..kalau kita lihat dari
permukaan airnya terlihat begitu tenang seolah olah tidak berbahaya.tetapi di
dalamnya aliran airnya sangat deras dan sangat berbahaya...karena bentuk dari
sungai siak itu dalamnya seperti bisa dikatakan seperti goa nah wajar saja jika orang
yang tenggelam di sungai itu susah untuk di temukan.

B. KASUS-KASUS DI SUNGAI SIAK


1. PENCEMARAN DAS SIAK
Faktor penyebab terjadinya pencemaran DAS Siak dapat disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya:
a. Banyaknya perusahaan yang membuang langsung limbahnya ke sungai.
b. Kurangnya peralatan pemantauan yang dimiliki oleh aparat.
c. Kurangnya peran serta masyarakat di sepanjang DAS Siak.
d. Lemahnya sanksi hukum bagi pelaku pelanggaran.
e. Tidak jelasnya arahan kebijakan pengelolaan DAS Siak.
f. Peracunan ikan oleh nelayan dengan potassium sianida.
Berkembangnya zaman serta tekonologi menjadi salah satu penyebab
kerusakan lingkungan. Pada awal peradapan industri tepatnya diawali dengan Revolusi
Industri di Inggris yang menjadi Roh nya industri-Industri di Eropa dan dunia,tidak
pernah terpikir oleh manusia akan terjadinya Pemanasan Global. Sungai Siak Menjadi
salah satu korban dari kemajuan industri dan teknologi tersebut. Sungai Siak yang
dulunya sangat indah dan menjadi Simbol Provinsi Riau dan kebanggaan masyarakat
di negeri lancang kuning ini apabila tidak ada perhatian khusus dari segenap
masyarakat baik itu pemerintah maupun rakyatnya sendiri mungkin tinggal menunggu
waktu hancurnya. Pemerintah yang hanya memacu pertumbuhan Ekonomi yang tidak
berwawasan lingkungan menjadi bukti sukses rusaknya DAS Siak.
Pencemaran yang terjadi di DAS Siak akibat banyaknya perusahaan yang
membuang limbah kesungai menjadi penyebab utama turunnya kuailtas Air sungai
Siak,belum lagi sampah-sampah rumah tangga yang sedikit banyaknya berpengaruh
rusaknya ekosistem sungai Siak. Menurut penuturan warga yang tinggal di pinggiran
Sungai Siak dahulunya air sungai Siak dapat diminum langsung tanpa dimasak namun
sekarang jangankan untuk minum untuk mandi saja air sungai Siak sudah tidak layak
apalagi diwaktu musim penghujan banyak ikan yang serta tumbuhan Gren belt seperti
bakau,pedada yang mati akibat racun-racun industri. Abrasi dan sediamentasi akibat
banyaknya kapal-kapal besar yang melayari sungai Siak semakin menambah rona
kelam Sungai terdalam di Indonesia ini. Gelombang-gelombang yang diakibatkan oleh
putaran mesin kapal maupun Speedbot mengakibatkan runtuhan dibibir sungai
ditambah lagi banyaknya tanaman green belt yang mati sehingga gelombang langsung
menghempas ke bibir sungai. Tanah-tanah akibat runtuhan mengendap ke dasar
sungai mengakibatkan terjadi pendangkalan. Bahkan pendangkalan yang terjadi
sungai Siak selama 10 Th terakhir mencapai 8-10 M. sedimentasi ini juga diakibatkan
oleh penambangan pasir atau Galian C Dihulu sungai. Kerusakan sungai Siak
berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat karena penduduk yang mata
pencarianya nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan karena spesies ikan yang hidup di
sungai Siak sudah banyak yang punah karena limbah.
Apabila musim penghujan datang masyarakat enggan mandi kesungai karena
takut terjangkit penyakit kulit begitu besarnya penurunan kualitas air sungai Siak.
Puluhan pabrik yang beroperasi di kawasan sungai Siak seperti IKKP,Siak Raya,SD
Group seolah-olah menutup mata dan tidak mau tau tentang masalah ini.yang ada
sungai Siak semakin di cemari oleh moral-moral yang tidak bertanggung jawab
tersebut,dan jadilah sungai Siak sebagai Tong Sampah raksasa negeri ini. Siapa Yang
Bertanggung Jawab?Dimanakah Peranan Pemerintah ? Sebagain leader dan panutan
dalam masyarakat maka dibutuhkan kader-kader dan orang yang betul-betul memiliki
moral dan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan tidak hanya memacu
pertumbuhan ekonomi massa tapi juga memikirkan solusi terhadap yang telah
direncanakanya terutama masalah lingkungan yang harus memiliki sinergisitas dan
keseimbangan dengan perekonomian. Namun hal ini yang sering kali kurang
diperhatikan atau memang sengaja diabaikan oleh pemerintah termasuk
perimerintah negeri lancang kuning ini.
Abrasi, sedimentasi dan pencemaran menjadi sumber utama krisisnya DAS
Siak. Untuk itu perlu adanya manajemen pengelolaan DAS Siak agar dapat tertata
secara lestari.
Wakil Gubernur Riau, Wan Abu Bakar tentang penyampaian dan penyerahan
ranperda DAS Siak menyatakan bahwa saat ini DAS Siak dilanda krisis. Pasalnya,
penggunaan dan pemanfaatan serta eksploitas DAS cukup tinggi dan tidak
terkendali.

Indikasi Pencemaran DAS Siak


Data Rona Lingkungan Unri tahun 2004 saja menyebutkan, setidaknya Sungai
Siak menanggung beban pencemaran buangan limbah industri dan rumah tangga
sebesar 14,9 ton biologocal oxygen demand (BOD) dan 47,5 ton chemical oxygen
demand (COD) setiap harinya. Artinya, kadar oksigennya sangat tipis, sehingga tidak
memungkinkan bagi kehidupan biota di dalam Sungai Siak. Selain itu, bisa
menyebabkan iritasi mata, penyakit kulit, dan muntaber bagi manusia yang
mengkonsumsi airnya. Air sungai yang sudah tercemar itu juga dapat merusak organ
paru-paru manusia bila dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama.
Padahal baku mutu BOD adalah 10 mg/l dan COD 20 mg/l. Sedangkan
pencemaran bakteri fecal coli di sungai yang ditetapkan hanya 2.000 individu/100cc.
Direktur Rona Lingkungan, H.T Ariful Amri mengatakan bahwa tekanan terberat
yang dialami oleh Sungai Siak selain dari dunia usaha adalah limbah domestik atau
limbah rumah tangga. "Limbah yang mencemari Sungai Siak didominasi dari limbah
rumah tangga,".
Saat ini, kata Ariful, terdapat sebanyak 19 perkebunan kelapa sawit, tiga
pabrik crumb rubber (pengolah karet mentah), dan enam pabrik pengolahan kayu
lapis yang memberikan sumbangan besar atas pencemaran Sungai Siak dari sektor
industri. Pada saat yang sama, sungai yang memiliki rentang panjang 300 kilometer
ini mendapat beban pencemaran pula dari sebuah pabrik lem, sebuah pabrik bubur
kayu (pulp) dan kertas, serta 13 areal pertambangan minyak bumi. "Tidak kurang dari
sejuta-an jiwa penduduk yang menggantungkan hidup dan tinggal di DAS Siak.
Jumlah tersebut tersebar di 277 kelurahan".
Masih menurut Ariful, tingkat pencemaran di Sungai Siak itu dapat terlihat
dari tingkat biological oxygen demand (BOD) maupun chemical oxygen demand (COD)
yang amat tinggi. Bila dikonversi dalam hitungan per tahun tingkat BOD-nya
mencapai 8.012 ton. Parameter BOD adalah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
membusukkan partikel-partikel organik yang terdapat di sungai bersangkutan.
Tingkat COD bila dikonversi mencapai 18.291 ton per tahun. Pada saat yang
sama, sungai yang memiliki rata-rata kedalaman 29 meter tersebut juga dibebani
oleh limbah lemak yang mencapai 56 ton setiap tahunnya. Parameter COD adalah
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi partikel-partikel non-organik.
Pada tahun yang sama telah terjadi pencemaran akibat tumpahnya 3.000 ton
bahan baku pembuat kertas (pulp) milik PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) kapal
bermerek lambung North Star tenggelam di perairan Sungai Siak, tepatnya di dekat
dermaga PT IKPP, Kecamatan Perawang, Kabupaten Siak, Akibat peristiwa tersebut,
perairan Sungai Siak dengan radius 1 kilometer dari lokasi kejadian terancam
tercemar zat klorin dan selulosa (bahan baku pemutih) dalam skala besar.

2. PENATAAN DAS SIAK


Indikator kritis DAS Siak dicirikan dengan adanya penurunan kualitas dan
kuantitas sungai Siak yang sudah berada di bawah ambang batas ketentuan sungai
yang lestari dan tingginya sendimentasi. Penyebab utama penurunan kualitas Sungai
Siak adalah limbah industri baik industri besar, menengah maupun kecil yang berada
di sepanjang alur sungai Siak, antara lain industri minyak, industri pengolahan,
sawmill, industri pulp dan pembuangan sampah (60% berasal dari rumah tangga),
selain tingginya erosi yang disebabkan semakin intensif pengelolaan sumberdaya alam
yang ada di hulu, seperti adanya penebangan liar (illegal logging), penebangan hutan
berdasarkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), konversi hutan menjadi kawasan
perkebunan (besar dan kecil), kegiatan pertambangan dan kegiatan budidaya lainnya.
Maka itu Perlunya penataan kawasan pinggir sungai yang relatif semrawut di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Siak wilayah kota Pekanbaru, mendapat perhatian dari gubernur
Riau Rusli Zainal. Perhatian ini disampaikan oleh Rusli kepada walikota Pekanbaru dan
menganjurkan pemko Pekanbaru merekrut tenaga konsultan untuk menangani tata
ruang DAS tersebut.
Gubernur riau HM Rusli Zainal telah menunjuk konsultan untuk memformat
penataan kawasan pinggiran sungai dan selain itu, dalam hal ini Gubernur tidak
membiarkan pemko Pekanbaru sendirian menangani masalah tersebut. Format DAS
Siak akan dilakukan secara bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Riau. Harapan
kita format yang ada bisa dijadikan bahan orientasi yang akan dilaksanakan dalam
pengelolaan kawasan pinggiran tersebut.
Orientasi nantinya akan dijadikan barometer apakah kawasan tersebut ditata
dengan sistem relokasi, rehabilitasi dan lain sebagainya. Yang jelas tergantung dari
hasil survey yang dilakukan oleh tim survey konsultan itu nantinya.
Menurut Wan Abu Bakar, ancaman kerusakan DAS Siak akibat abrasi,
sedimentasi hingga pencemaran menjadi dasar utama pengajuan ranperda DAS Siak
oleh Pemprov RIau. Karena pengelolaan daerah aliran sungai yang melalui 5
kabupaten/kota itu perlu digesa pelaksanaannya.
Katanya, perlu keterpaduan program diantara 5 kabupaten/kota yang dilalui
oleh DAS Siak. Yaitu, Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Siak dan Bengkalis. Program
terpadu itu menjadi resume kabupaten/kota yang dilalui DAS Siak dalam
menetapkan kebijakan masing-masing pemerintah daerah.

C. DAMPAK PENCEMARAN DAS SIAK


Dampak dan kondisi ekosistem lingkungan akibat terjadinya pencemaran DAS
Siak antara lain adalah:
a. Kemungkinan terjadinya penurunan/degradasi kualitas air sungai Siak dari
golongan B menjadi C.
b. Penyebaran penyakit kulit dan pencernaan terhadap masyarakat konsumen air
sungai Siak.
c. Menurunnya hasil tangkapan ikan bagi nelayan setempat.
d. Punah/menurunnya kualitas keanekaragaman hayati biota air.
Selain dampak diatas Abrasi, sedimentasi serta pencemaran menjadi ancaman
utama keberlangsungan DAS Siak. Dampaknya cukup luas, dari tingginya biaya
netralisir oleh PDAM, hingga kerusakan bantaran sungai secara permanen. Ironisnya,
hingga kini belum ada manajemen pengelolaan DAS Siak oleh 5 kabupaten/kota yang
dilalui DAS Siak. Untuk itu, perlu adanya manajemen pengelolaan DAS Siak secara
terpadu.
Akibat pencemaran di Sungai Siak, 103 jenis ikan terancam kelestariannya.
Kami memperkirakan jenis ikan di Sungai Siak tidak lagi sebanyak itu. Karena
sebagian besar jenis ikan yang hidup di Sungai Siak merupakan spesies-spesies ikan
yang sangat sensitif terhadap pencemaran limbah, terutama limbah kimia.
Padahal, data kondisi Sungai Siak 10 tahun lalu menunjukkan jenis-jenis ikan
bernilai jual tinggi, seperti baung, kerapu, juaro, kelabau, ikan mas, dan udang,
menjadi tumpuan penghasilan warga sekitar. Mereka pun terbiasa menggantungkan
diri pada sungai yang menghidupi dari segi nafkah maupun kebutuhan akan air bersih.

D. UPAYA PENCEGAHAN DAN KEBIJAKAN-KEBIJAKANNYA


Upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran DAS Siak dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi Prokasih kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
masyarakat yang berada dalam kawasan DAS Siak.
b. Melaksanakan pengambilan sampel air sungai Siak pada titik-titik yang telah
disepakati guna mengetahui kualitas air sungai Siak.
c. Melakukan monitoring terhadap IPAL/UPL industri yang berada dalam kawasan
DAS Siak.
d. Membuat laporan tahunan pelaksanaan Prokasih.

E. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI


Puluhan perusahaan membuang limbah kesungai Siak yang menyebabkan sungai
Siak tercemar hanya dijadikan debat kusir oleh wakil-wakil rakyat yang duduk di
lgislatif dan eksekuitf. Dari ekspedisi yang kami lakukan selama seminggu
mengarungi sungai Siak banyak fenomena-fenomena menarik yang kami temukan di
masyarakat seperti contoh di daerah Buatan,perawang dan beberapa daerah
dikawasan kota Siak tinadakan konkrit yang dilakukan pemerintah hanya memasang
Plang “Terima Kasih Anda Tidak Membuang Sampah Disini” sedangkan tempat
pembuangan sampah maupun tempat pengolahan sampah akhir tidak disediakan
sehingga masyarakat masih menjadikan sungai Siak sebagai tempat pembuangan
sampahnya bahkan sebagian masyarakat berasumsi sampah yang menumpuk di sungai
bisa mengurangi abrasi.
Belum lagi kondisi ekonomi masyarakat yang semakin terpuruk,karena
sebagian besar masyarkat yang berprofesi sebagai nelayan enggan melaut karena
ikan yang sudah jarang. Ranperda tentang pembentukan badan penanggulangan
masalah lingkungan yang ditawarkan berbagai lembaga swadaya masyarakat kepada
pemerintah tidak pernah diwujudkan. Sehingga menimbulkan pertanyan besar
ditengah-tengah masyarakat dimana peranan pemerintah dalam pemecahan masalah
tentang kerusakan Sungai Siak.
Tuntutan Masyarakat Sungai Siak
1. Ambil tindakan tegas kepada perusahan yang membuang limbah kesungai Siak
2. Sediakan tempat-tempat pembuangan sampah di kawasan perkampungan
3. Adanya aturan tentang kapal-kapal yang melewati sungai Siak
4. Segera bentuk suatu badan yang fokus tentang pengawasan limbah sungai Siak
5. Pindahkan /cabut izin usaha perusahaan yang dengan sengaja membuang limbah
tanpa dinetralkan kesungai Siak
6. Adanya tindakan kongkrit dari pemerintah dalam peningkatan perekonomian
masyarakat sungai Siak.
Dari sekian permasalahan yang ada saat ini tentang pencemaran sungai siak
kapan pihak yang bersangkutan menangani masalah ini akan menyelesaikannya..karena
sampai sekarang limbah limbah makin subur mengalir ke sungai siak.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :

Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam mempertahankan


tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan
hidup manusia.

Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan hidup,


sehingga akan mengancam kelangsungan makhluk hidup, terutama ketenangan dan
ketentraman hidup manusia.

Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya


lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan dapat mengendalikan
tindakan dan perilaku manusia untuk lebih mementingkan lingkungan hidup.

Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup


merupakan itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam memandang hakekat
dirinya sebagai warga dunia.

B. Saran

Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemerintah Daerah
dimana wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan
limbah industri dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara
pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang
alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting
harus melakukan pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran
atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan.
Di samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian.
DAFTAR PUSTAKA

http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/message/31719

http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=10&id=3760

Anda mungkin juga menyukai