Anda di halaman 1dari 9

Hans Kng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Pastor Hans Kng (lahir 19 Maret 1928 di Sursee, Canton Lucerne), adalah seorang teolog
Swiss terkemuka, dan penulis ang produkti!" Se#ak 199$ ia men#adi Presiden dari %aasan
untuk &tika 'lo(al (Stiftung Weltethos)" )*ng adalah seorang pastor )atolik +oma, tetapi
,atikan telah menca(ut hakna untuk menga#ar teologi )atolik"
)*ng (ela#ar teologi dan !ilsa!at di -ni.ersitas )epausan 'regoriana di +oma dan ditah(iskan
pada 19$/" )emudian ia melan#utkan pendidikanna di (er(agai kota &ropa, misalna di
Sor(onne di Paris" 0esis doktoralna (er#udul 1Pembenaran. Doktrin Karl Barth dan sebuah
refleksi Katolik1"
Pada 1923 )*ng diangkat men#adi pro!esor teologi di -ni.ersitas &(erhard )arls, 0*(ingen,
4erman" 0epat seperti rekanna 4oseph +at5inger (ang (elakangan men#adi Paus 6enediktus
7,8), pada 1922 ia diangkat men#adi peritus oleh Paus %ohanes 77888, dan melaani se(agai
seorang penasihat ahli teologi (agi para anggota dari )onsili ,atikan 88 hingga selesai pada 192$"
9tas usul )*ng, :ewan :osen )atolik di 0*(ingen mengangkat +at5inger se(agai pro!esor
dogmatika" ;amun, karena kenataanna +at5inger (eralih men#adi le(ih konser.ati! se(agai
reaksi terhadap re.olusi mahasiswa 1928, ker#a sama di antara keduana pun (erakhir"
Pada akhir tahun 1923<an )*ng men#adi teolog penting pertama )atolik +oma setelah skisma
'ere#a )atolik Lama pada akhir a(ad ke<19 ang menolak doktrin in!ali(ilitas paus, khususna
dalam (ukuna Infallible? An Inquiry (18n!ali(el= Suatu 0elaah1) (19>1)" 9ki(atna, pada 18
:esem(er 19>9, i5in menga#arna se(agai seorang teolog )atolik +oma dica(ut, namun ia tetap
menga#ar se(agai seorang pro!esor ang (er#a(atan dalam (idang teologi ekumenis di
-ni.ersitas 0*(ingen hingga masa pensiunna (meritierung) pada 1992" ?ingga hari ini ia
tetap merupakan kritikus ang gigih terhadap kewi(awaan paus, ang dise(utna se(agai ciptaan
manusia (dan karena itu dapat di(atalkan) dan (ukan sesuatu ang ditetapkan oleh 9llah" )*ng
tidak diekskomunikasi dan tetap men#a(at se(agai seorang imam )atolik +oma"
Pada awal tahun 1993<an )*ng memulai se(uah proek ang dinamai Weltethos (tika !lobal),
ang merupakan upaa untuk menggam(arkan kesamaan di antara agama<agama dunia
(ketim(ang menekankan hal<hal ang mem(edakan mereka) dan menusun suatu susunan
peraturan perilaku minimal ang dapat diterima oleh setiap orang" ,isina tentang suatu etika
glo(al terwu#ud dalam dokumen ang rancangan awalna disusun oleh )*ng, "enu#u suatu
tika !lobal$ Suatu Deklarasi A%al" :eklarasi ini ditandatangani pada Parlemen 9gama<agama
:unia tahun 199@ oleh (anak pemimpin agama dan spiritual dari seluruh dunia" 6elakangan
proek )*ng ini memuncak men#adi 1:ialog antar Perada(an1 ang diselenggarakan oleh P66,
dan untuk itu )*ng ditun#uk se(agai salah satu dari 19 1tokoh terkemuka"1 Meskipun proek ini
diselesaikan pada ;o.em(er 2331, tak lama setelah serangan teroris pada 11 Septem(er 2331,
media 9S tidak meliputna" ?al ini dikeluhkan oleh )*ng"
6erdasarkan pada kuliah<kuliah 1Studium 'enerale1 di -ni.ersitas 0*(ingen, ter(itanna ang
ter(aru Der Anfang aller Dinge (1Permulaan dari segala sesuatu1) mem(ahas hu(ungan antara
ilmu pengetahuan dan agama" :alam se(uah analisis ang merentang dari !isika kuantum hingga
neurosains ia #uga mengomentari perde(atan saat ini di 9merika Serikat mengenai e.olusi, dan
mengecam mereka ang menentang e.olusi se(agai orang ang 1nai! AdanB tidak tercerahkan1"
Pada 22 Septem(er 233$ ia terli(at dalam suatu diskusi (ersaha(at tentang teologi )atolik dalam
se(uah makan malam (ersama Paus 6enediktus 7,8 << sesuatu ang menge#utkan se#umlah
pengamat"
1
Perspektif Kerukunan Hidup Umat Beragama Dalam Islam
olehC :rs" 9nsari, M9"
9" Pendahuluan
:alam tin#auan sosiologi agamaA1B, ada terdapat dua (entuk pemaknaan agama, aitu pertama
agama dalam pengertian su(stanti! (su(stanti.e de!inition) dan kedua agama dalam pengertian
!ungsional (!unctional de!inition)" Pada (entukna ang pertama, agama dipahami se(agai usaha
untuk menegakkan apa ang dikehendaki oleh agama itu sendiri (tr to esta(lish what religion
is), sementara pada (entuk ang kedua agama sering dipakai dalam pengertian apa ang tampil
dari pelaksanaan keagamaa (descri(e what religion does)"A2B
:apat dikatakan (ahwa secara su(stanti!, agama adalah persoalan ang menelidiki tentang
pengertian apa ang dimaksud atau ang dikehendaki oleh agama, sedangkan persoalan tentang
gam(aran proses ker#a agama (pelaksanaan a#aran agama) le(ih (erada dalam pengertian ang
!ungsional" 9tau, dengan kata lain ang pertama le(ih menekankan aspek das sollen (apa ang
seharusna muncul dari) agama, sementara ang terakhir menekankan aspek das sein<na (apa
ang senatana muncul secara empiris dalam sikap ke(eragamaan)"A@B
Memang tidak dapat dipungkiri, (ahwa secara idealitas keseluruhan agama menga#arkan
pemelukna untuk mencintai sesama manusia se(agai mani!estasi iman kepada 0uhan" )arena
adalah suatu hal ang urgen dipahami (ahwa hadirna agama merupakan mani!estasi kesadaran
terdalam ang dimiliki manusia untuk mengenal diri dan 0uhanna (the ultimate realit)"
9kan tetapi, pada tataran praktis ke(eragamaan, konsep<konsep a#aran agama, pada suatu ketika,
tidak tidak hana mele(ar (ahkan #uga mengalami penempitan<penempitan" Salah satu
pene(a( ang sigini!ikan atas kondisi ini adalah munculna (eragam kepentingan, khususna
dalam per#uangan untuk melakukan hegemoni atas kelompok lain"A/B Maka tidak heran pola
hu(ungan ang pada mulana ter#alin secara harmonis (eru(ah men#adi pola ang antagonistik,
superioritas ang (erhadapan dengan in!erioritas"
Pola hu(ungan antagonistik antara pemeluk agama ang ter(esar sepan#ang se#arah umat
manusia adalah antagonisme antara 8slam dan )risten"A$B Sehu(ungan dengan ini, )raemer
mengatakan, D0he origin o! this antagonism was strengthened and !urther em(ittered ( the kind
o! political relations which Muslim and Christian peoples ha.e had in the course o! historE"A2B
6" )erukunan ?idup 6eragama
Persoalan DkerukunanE, terle(ih lagi dalam hal hu(ungan antar umat (eragama, kelihatan se(agai
sesuatu ang terkesan idealistik" ;amun, #ika ditelaah secara mendalam, kerukunan pada
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Hans_ Kng, diakses tanggal 18 September 2014
hakikatna se(uah kosmis sistemik ang (erada dalam diri manusia itu sendiri" )alau (egitu,
kerukunan (ukan hal (aru (agi manusia" )erukunan mengindikasikan munculna pihak<pihak
ang (erinteraksi dalam se(uah konsensus ang karenana dipandang mengikat dan mendesak"
A>B
:alam konteks kehidupan umat (eragama, maka kerukunan (erawal dari se(uah pemahaman
a#aran agama ang (ersi!at normati!<idealitas, ang kemudian Dmem(umiE dalam kerangka
sosiologis<empiris" 6agi umat (eragama, kata DkerukunanE sering dipahami se(agai upaa nata
dalam mengem(angkan realitas ke(eragamaan (agi kehidupan ma#emuk dan kosmopolit"
)erukunan umat (ergama dalam kehidupan sosial<kemasarakatan #elas sangat terkait dengan
reli#iusitas seorang penganut agama" :alam hal ini, ;urcholish Mad#id mengatakan (ahwa
reli#iusitas seseorang akan teremanasi dari sikap dan tingkah lakuna ang sepenuhna ter(entuk
dari kepercaaanna kepada kegai(an atau alam gai( (0uhan), aitu kenataan<kenataan supra<
empiris" Meskipun dalam konteks kehidupan empiris, ia eksis se(agaimana laakna manusia,
tetapi ia #uga mampu meletakkan harga dan makna tindakan empirisna itu di (awah ang supra
empiris"A8B
C" ?istorisitas )erukunan :alam Se#arah 8slam
)erukunan hidup dalam hu(ungan sosial kemanusiaan dalam (er(agai aspek, termasuk aspek
agama, disamping merupakan keinginan dasar umat manusia, #uga merupakan salah satu tu#uan
utama dari a#aran agama" 8slam, misalna, se(agai suatu agama uni.ersal menga#arkan sekaligus
menginginkan (ahwa manusia itu hidup saling(erdampingan dalam kerukunan dan kedamaian"
Secara etimologi, keingininan ini tercermin dari kata 8slam itu sendiri ang (erarti DdamaiE,
Dse#ahteraE, DrukunE, DtundukE dan DpatuhE"
:ari arti kata terse(ut terlihat #elas (ahwa 8slam,melalui al<FurGan, menga#arkan kepada umat
manusia agar senantiasa tetap dalam (ingkai kedamaian dan kerukunan, tidak hana kerukunan
hori5ontal namun #uga dalam kerukunan .ertikal" 6anak sekali kalimat<kalimat (!irman) 9llah
SH0 ang (er(icara tentang persoalan ang sangat krusial terse(utI antara lain !irman<;a ang
(er(uniC D:an kami tidak mengutus engkau Awahai Muhammad dengan mem(awa a#aran
8slamB melainkan untuk men#adi Apem(awaB rahmat (agi seluruh Aumat manusia dan sekalianB
alamE"A9B 9at ini #elas kelihatan memproklamirkan (ahwa kedatangan Muhammad dengan
agama 8slam adalah semata<mata untuk mene(arkan kedamaian, rahmat, dan kerukunan dalam
akselerasi kehidupan umat manusia secara uni.ersal dan alam sekitarna"
:i dalam aat lain 9llah #uga (er!irman ang artinaC DHahai manusia, sesungguhna kami
ciptakan kamu dari #enis laki<laki dan perempuan, dan kami #adikan kamu (er(angsa<(angsa dan
(ersuku<suku supaa kamu dapat saling kenal mengenal Adan saling (erinteraksi antara satu sama
lainB" Sesungguhna ang paling mulia diantara kamu adalah orang ang paling (ertaJwa kepada
0uhanmu, dan sesungguhna 9llah A0uhanmu) Maha Mengetahui dan Maha MengenalE"A13B
Sehu(ungan dengan ini pada surah ang lain #ua dise(utkanC D6arangsiapa (erserah diri kepada
9llah, dan (er(uat (aik Amen#aga kerukunanB dengan sesama manusia, maka ia akan
mendapatkan pahala dari 0uhanna, sehingga mereka tiada merasa takut dan tiada pula merasa
susah"A11B
)edua aat ini memperlihatkan (ahwa 0uhan %ang Maka &sa senga#a menciptakan manusia
dalam kondisi ang sangat sangat plural sehingga antara satu kelompok, etnis, suku (angsa dapat
saling (er(uat ang (aik ang harmonis dalam (ingkai kedamaian dan kerukunan" ;amun di sisi
lain 0uhan tidak mengi5inkan terciptana hegemoni oleh satu komunitas terhadap kominitas
ang lain" Se(alikna dengan saling (er(uat (aik, akan dengan sendirina mengankat harkat dan
marta(at suatu komunitas terse(ut dalam pandangan ketuhanan dan kemanusiaan"
:i samping aat<aat al<FurGan, hadis ;a(i Muhammad saw" (anak ang (er(icara tentang
kerukunan" 9ntara lain hadis ang diriwaatkan oleh 9(u :aud ang (er(uniC DSesungguhna
agama ang paling dicintai oleh 9llah SH0 adalah agama ang menga#arkan ke(enaran dan
toleransi Akerukunan antar sesama manusia dan antar sesama umat (eragamaBE"
Secara praksis, praktik kerukunan hidup antar umat (eragama dalam se#arah 8slam dapat dilihat
dari sosok dan peran ang dimunculkan oleh ;a(i Muhammad saw" (aik se(agai pri(adi maupun
se(agai pemimpin agama dan pemimpin masarakat (kepala ;egara)" ;a(i Muhammad
saw" sendiri pernah mengi5inkan delegasi )risten ;a#ran ang (erkun#ung ke Madinah untuk
(erdoa di kediaman (eliau" 0atkala men#adi pemimpin Madinah, (eliau pernah (erpesanC
D6arangsiapa ang mengganggu umat agama samawi, maka ia telah mengganggukuE"A12B
Persaha(atan dan ker#asama antara kaum Muslimin dengan umat agama lain ()risten) pada masa
;a(i terlihat dengan #elas ketika kaum Muslimin meninggalkan Makkah menu#u 9((issnia
(&thiopia) untuk menghindarkan diri dari pada penganiaaan, seperti ancaman, intimidasi, dan
peniksaan ang dilakukan oleh (angsa 9ra( (#ahiliah)"A1@B )etika kaum Muslimin (erada di
&thiopia, mereka mendapatkan perlindungan dari +a#a ;a#asi (;egus) ang (eragama )risten"
:an ketika (angsa 9ra( (#ahiliah) mendesak agar +a#a ;a#asi mengem(alikan kaum Muslim
ke Makkah, +a#a ;a#asi menolak sam(il mengatakanC D9pakah engkau meminta aku
menerahkan pengikut Muhammad, orang ang telah didatangi malaikat 4i(ril= :emi 0uhan
Muhammad itu (enar, dan ia akan mengalahkan musuh<musuhnaE"A1/B 0atkala ;a(i
Muhammad saw" mendengar (erita (ahwa +a#a ;a#asi meninggal dunia, (eliau mengan#urkan
agar para saha(at melaksanakan salat untuk Dsaudara mereka (+a#a ;a#asi) ang meninggal di
negeri lainE"A1$B
Selain itu, Piagam Madinah dapat dise(ut se(agai starting point (agi usaha<usaha menciptakan
kerukunan ke(eragamaan ang (erkualitas dalam a#aran 8slam"A12B :i dalam piagam terse(ut
dinatakan tentang hak kewarganegaraan dan partisipasi kaum non<Muslim di negeri Madinah
ang dipimpin oelh ;a(i Muhammd saw" )aum %ahudi ang semula merupakan himpunan
suku<suku kecil terangkat statusna men#adi warga negara ang sah sekaligus memiliki hak ang
sama dengan kaum Muslimin dan penganut agama lain"
0erhadap kaum ;asrani pun ;a(i Muhammad saw" (erlaku sama" Se(agai contoh, suatu hari
;a(i Muhammad saw" menerima utusan dari pada umat )risten ;a#ran di %aman" Mereka
menanakan kepada ;a(i Muhammad swa" perihal status mereka se(agai kaum ;asrani di
hadapan ketentuan undang<undang dan hukum dasar negara 8slam" %ang menarik adalah (ahwa
acara penerima kedatangan utusan terse(ut dilaksanakan oleh ;a(i Muhammad saw di dalam
mas#id" )epada mereka (eliau men#elaskan tentang 8slam, dan menga#ak mereka memeluk
agama 8slam" Se(ahagian dari mereka menerima a#aran 8slam, dan se(ahagian ang lain ingin
tetap se(agai umat )risten" ;amun demikian ;a(i Muhammad saw" 0etap mem(erikan
ke(e(asan kepada mereka untuk memilih, dan (eliau men#elaskan (ahwa status mereka adalah
sama dengan kaum lainna se(agai warga negara ang sah"A1>B
0indakan ;a(i Muhammad saw ang memperlakukan kaum non<Muslim dengan penuh
penghargaan serta tidak pernah menutup dialog dengan mereka, di#adikan teladan oleh para
saha(atna" -mar i(n )hatta( ketika menaklukkan %erussalem, dan (ertemu dengan uskup
agung untuk mem(uat per#an#ian ang isina antara lain melindungi para pemeluk )risten"A18B
6egitu pula ketika kaum Muslim melakukan ekspansi ke anak (enua 8ndia pada tahun ke<9 ?
atau >11 M" 0idak ada pemaksaan kepada penganut ?indu dan 6uddha di sana untuk memeluk
agama 8slam" Mereka tidak hana di(erikan ke(e(asan tetapi #uga di(erikan perlindungan dalam
men#alankan i(adah sesuai dengan agama dan keakinan mereka masing<masing"
Masih (anak lagi kisah atau pengalaman kerukunan dan ker#asama ang (isa diketengahkan" :i
antarana #uga, dikisahkan (ahwa seorang pra#urit non<Muslim menemui -mmu ?ani (inti 9(i
0hali( untuk mendapatkan perlindungan" :alam hal ini, -mmu ?ani mem(erikan perlindungan
apa ang diharapkan oleh pra#urit terse(ut" )etika (e(erapa saha(at ke(eratan dan ingin
mem(atalkanna, -mmu ?ani men#adi marah dan mengadukanna kepada ;a(i Muhhamd saw,
sehingga ;a(i (erkataC DHahai -mmu ?ani, kami mem(eri perlindungan kepada siapa pun ang
engkau (eri perlindungan"EA19B 9rtina, ;a(i Muhammad saw mem(enarkan tindakan -mmu
?ani ang melindungi pra#urit non<Muslim terse(ut karena ia memang mem(utuhkanna"
:" :ari :ialogisA23B ke Praksis
Se(enarna, apa ang terangkum dalam historisitas 8slam, khususna ang menangkut
kerukunan kehidupan umat (eragama, (ukanlah tanpa dasar" 9lasan normati! 8slam, se#ak awal
telah menggariskan se(uah upaa keter#aminan hidup umat manusia, tanpa ada diskrimanisi,
eksploitasi dan hegemoni antara satu umat dengan umat ang lain" 9l<FurGan dan ?adis
menatakan (ahwa kehidupan pluralistik se(agai realitas sosial, tidak (oleh kemudian (eru(ah
men#adi akar perpecahan" :engan kata lain, 8slam, sesuai dengan makna dasarna, aitu
kedamaian dan keselamatan, memiliki a#aran mulia dalam mengatur hu(ungan antar sesama
umat (eragama"A21B
6er(icara tentang DkerukunanE pada hakikatna adalah mem(icarakan sisi reli#iusitas" 9rtina,
kerukunan adalah se(uah akti.itas untuk mem(uat (menciptakan) sesuatu men#adi damai, rukun
dengan dukungan dan sokongan dari (er(agai pihak terkait" Kleh se(a( itu, maka kerukunan
(erarti men#adikan sisi ke(eragamaan manusia untuk menghasilkan kematangan dan
kedewasaan hidup (ersama dalam se(uah komunitas regional, nasional (ahkan internasional
sangat plural"
9tas dasar itu, maka kerukunan harus (eran#ak dari kesadaran spiritual masing<masing pemeluk
agama" )esadaran ini dipandang le(ih kuat dan (erdasar ketim(ang hana se(atas kesadaran
rasional (elaka" Maksudna, pemahaman terhadap a#aran agama secara luas, mendalam dan
uni.ersal harus men#adi (enteng terdepan dalam mem(ekali kematangan pengalaman dan
rasionalitas pemeluk agama" :i sini kelihatan (ahwa (ekal internal pemeluk agama menempati
posisi penting dalam mem(erdaakan kualitas ke(ergamaan seseorang"
Pada tahap selan#utna, dialog di(angun atas dasar kemauan (ersama, (ukan atas desakan sosial
atau politik" )emauan (ersama akan mem(angun konsensus ang kuat ang dilatar(elakangi
oleh dimensi kultural<reli#ius" :asar inilah ang kemudian dapat dikatakan se(agai kemauan
sosial pemeluk agama" Se(a(, hana dengan langkah ini, terapi dan antisipasi sosial akan
mem(erikan implikasi positi! terhadap konstruk relasi sosial antar pemeluk agama"
Setidakna, ada tiga hal penting ang memperkuat konstruk relasi terse(ut" Pertama kesadaran
reli#ius" ?al ini akan memperkokoh pandangan umum (ahwa inti a#aran agama adalah
kedamaian dan penerahan diri kepada 0uhan" )edua kesadaran rasional" 6ekal ini sangat e!ekti!
mem(angun #aringan ker#asama di atas landasan common plat!orm dan !ramework menu#u
kualitas ke(eragamaan sesama pemeluk dan antar pemeluk agama" )etiga kesadaran sosial dan
kultural" ?arus diakui (ahwa realitas sosial dan kultural (eru#ung pada satu kesimpulan,
pluralitas ang mencerminkan kehidupan se#ati umat manusia"
)etiga hal terse(ut harus terinternalisasi di kalangan pemeluk agama, dan sekaligus merupakan
dasar hidup seseorang, (aik se(agai serang pemeluk agama maupun se(agai (ahagian dari
kelopok warga masarakat ang (erada(" Kleh karenana, model dialogis antar pemeluk agama
tidak akan men#adi ruang ang sempit (agi potret kehidupan umat (eragama"
:ialog antar agama adalah satu (entuk akti.itas ang menerap ide keter(ukaan"A22B :ialog ini
amat penting dikarenakan trauma historis dan politis ang pan#ang (egitu menelimuti
kehidupan pemeluk agama" :ialog antar agama (ukanlah melakukan de.iasi terhadap a#aran<
a#aran dasar masing<masing agama" :ialog mencerminkan tiga kesadaran sekaligus aitu
kesadaran reli#ius, rasional, dan kesadran sosial<kultural"
?ans )ung, seorang 'uru 6esar dari -ni.ersitas 0u(ingen, 4erman mengatakan, Dtidak ada
perdamaian dunia, #ika tidak ada perdamaian agamaE" )arenana ia menga#ak umat
(eragama, secara khusus ia mene(ut )risten dan 8slam, untuk mem(angun suatu cara pandang
ang (aru antara satu sama lain, dan melupakan se#arah masa silam antara keduana ang
dipenuhi kon!lik dan pertentangan"A2@B
:ari sikap dialogis ini, diharapakan menu#u kepada sikap praksis" 9rtina, sedapat mungkin
dialog ang di(angun mem(uahkan kerangka ker#a riel di tengah<tengah kehidupan masarakat"
4adi, dialog tidak hana (erhenti dalam skala wacana dan perde(atan semata, tetapi #uga
Dmem(umiE dalam men#awa( realitas kehidupan sosial" :alam hal ini dapat dicermati apa ang
dicanangkan oleh aliansi ;- dan Muhammadiah (e(erapa waktu lalu seputar pem(erantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme se(agai musuh (ersama (agi seluruh umat (eragama, adalah suatu
langkah praksis ang terpu#i, dan patut didukung oleh semua pihak"
:i sini akan kelihatan (ahwa kemauan (ersama untuk menggalang kekuatan (ersama tum(uh
dan (erkem(ang dari arus (awah, atau tepatna, agama mampu tampil dan angkat (icara dalam
persoalan sosial, khususna (e(erapa hal ang dipandang se(agai patologi sosial" 0entuna,
tidak hana korupsi, tetapi #uga, #udi, miras, prostitusi, pengangguran, kemiskinan, pendidikan,
dan se(againa"
Langkah ini merupakan lan#utan dialog ang pernah dilakukan" Sem(ari mem(angun kualitas
ke(eragamaan masing<masing pemeluk agama, ternata agama dapat di(erdaakan menu#u
terciptana garansi sosial kehidupan (ermasarakat dan (ernegara ang (erkualitas, aman, terti(,
dan harmonis"
:9L09+ )&P-S09)99;
al<FurGan al<)arim
9lwi Shiha(, 8slam 8nklusi! (6andungC Mi5an, 1999)
9min 9(dullah, D&tika dan :ialog 9ntar 9gamaI Perspekti! 8slamE, dalam 4urnal 8mu dan
)e(udaaan, -lumul FurGan (4akartaC ;o" / ,ol" 8, 0h" 199@)
<<<<<<<<<<<<<<<<<<, Studi 8slamI 9ntara ;ormati.itas atau ?istorisitas= (%ogakartaC Pustaka Pela#ar,
1999)"
?ans )ung, DSe(uah Model :ialog )risten<8slamE, dalam P9+9M9:8;9, 4urnal Pemikiran
8slam, .ol 8 ;omor 1, 1998
?endrik )raemer, 0he Christian Message in 9 ;on<Christian Horld (LondonC 0he &din(urgh
?ouse Press, 19@8)
4ohn L" &sposito, 0he 0hreat o! 8slamI Mth or +ealit=, edisi 8ndonesia, 9ncaman 8slam Mitos
atau +ealitas= (6andungC Mi5an, 199>)"
)omaruddin ?idaat, D9gama untuk )emanusiaanE, dalam 9ndito, 9tas ;ama 9gama
(6andungC Pustaka ?idaah, 1998)
M" +idwan Lu(is, Mem(angun )ehidupan -mat 6eragamaI %ang +ukun, :emokratis, dan
6ermakna, (6andungC Citapustaka Media, 233@)
Meredith 6" Mc'uire, +eligionI 0he Social ConteMt (;ew %orkC Hadswoorth Pu(lishing
Compan, 199>)
Montgomer Hatt, 8slam and ChristianitI 9 Contri(ution to :ialogue (LondonC +outledge N
)egan Paul, 198@)
Muhammad 9(dul Haha(, Mukhtashar Sirat ar<+asul saw" (6eirutC :ar al<9ra(iah, tt")
MunGim 9" Sirr (ed"), LiJh Lintas 9gamaI Mem(angun Masarakat 8nklusi!<Pluralis (4akartaC
Paramadina, 233/)
;urcholish Mad#id, 8slam )emodernan dan )eindonesiaan (6andungC Mi5an, 198>)
Philip )" ?itti, ?istor o! the 9ra(sI Lrom the &arliest 0imes to the Present, (LondonC 0he
Macmillan Press, Ltd", 19>/)
0"H" 9rnold, Preaching o! 8slamI 9 ?istor o! Propagation o! the Muslim Laith (LondonC
Consta(le N Compan Ltd", 191@)
Hilliam Liddle, &thnicit, Part, and ;ational 8ntegrationI 9n 8ndonesian Case (;ew ?a.en and
LondonC %ale -ni.ersit Press, 19>3)
A1B :alam studi agama sering di(edakan antara kata religion dan religiosit" )ata religion, ang
(iasa dialih(ahasakan men#adi DagamaE, pada mulana le(ih (erkonotasi se(agai kata ker#a,
ang mencerminkan sikap ke(eragamaan atau kesalehan hidup (erdasarkan nilai<nilai ketuhanan,
maka agama lalu (ergeser men#adi semacam Dkata (endaE, aiu himpunan doktrin, a#aran, serta
hukum<hukum ang telah (aku, ang diakini se(agai kodi!ikasi perintah 0uhan untuk manusia"
9dapun religiosit adalah istilah ang le(ih mengarah pada kualitas penghaatan dan sikap
hidup seseorang (erdasarkan nilai<nilai kegamaan ang diakinina" Le(ih lan#ut lihat
)omaruddin ?idaat, D9gama -ntuk )emanusiaanE, dalam 9ndito, 9tas ;ama 9gama
(6andungC Pustaka ?idaah, 1998), h" /1</2
A2B Lihat Meredith 6" Mc'uire, +eligionC 0he Social ConteMt (;ew %orkC Hadswoorth
Pu(lishing Compan, 199>), h" 9<1/
A@B %ang pertama (iasana ditemukan dalam teks<teks )ita( Suci, sementara ang kedua
(ersum(er secara !aktual di tengah<tengah masarakat, memin#am istilah 9min 9(dullah, ang
pertama dise(ut dengan normati.itas, sedangkan ang kedua dise(ut dengan historisitas" Lihat
M" 9min 9(dullah, Studi 8slamI 9ntara ;ormati.itas atau ?istorisitas= (%ogakartaC Pustaka
Pela#ar, 1999)"
A/B Menurut 9min 9(dullah, (ingkai kepentingan ini adalah le(ih (anak ditentukan dan
dikondisikan oleh situasi historis<ekonomis<politis ang melingkari komunitas 8slam (umat
(eragama, pen") di (er(agai tempat" )ompetisi untuk menguasai sum(er<sum(er ekonomi,
kekuasaan politik, hegemoni kekuasaan, #auh le(ih mewarnai ketidakmesraan hu(ungan antara
pemeluk agama dan (ukanna oleh kandungan a#aran etika DagamaE itu sendiri" -ntuk itu,
menurutna, pada akhirna kita memang perlu mem(edakan O untuk kepentingan keta#aman
analisa O antara dimensi Da#aranE agama dan DperilakuE umat (eragama" Perilaku umat (eragama
selain ditentukan oleh normati.itas a#aran agamana, #uga sangat ditentukan oleh kekuatan<
kekuatan sosio<historis dan politis ang melingkarina" Lihat le(ih lan#ut 9min 9(dullah, D&tika
dan :ialog 9ntar 9gamaI Perspekti! 8slamE, dalam 4urnal 8mu dan )e(udaaan, -lumul Fur an
(4akartaC ;o" / ,ol" 8, 0h" 199@), h" 22"
A$B 8n!ormasi tentang hal terse(ut dapat di(aca dalam Mahmoud M" 9ou(, D9kar<9kar )on!lik
Muslim )risten, dalam i(id" Lihat #uga Montgomer Hatt, 8slam and ChristianitI 9
Contri(ution to :ialogue (LondonC +outledge N )egan Paul, 198@)I 4ohn L" &sposito, 0he
0hreat o! 8slamI Mth or +ealit=, edisi 8ndonesia, 9ncaman 8slam Mitos atau +ealitas=
(6andungC Mi5an, 199>)"
A2B ?endrik )raemer, 0he Christian Message in 9 ;on<Christian Horld (LondonC 0he &din(urgh
?ouse Press, 19@8), h" @$/" Lihat #uga Hilliam Liddle, &thnicit, Part, and ;ational 8ntegrationI
9n 8ndonesian Case (;ew ?a.en and LondonC %ale -ni.ersit Press, 19>3), h" 12, @$<@>"
A>B M" +idwan Lu(is, Mem(angun )ehidupan -mat 6eragamaI %ang +ukun, :emokratis, dan
6ermakna (6andungC Citapustaka Media, 233@), h" 182"
A8B ;urcholish Mad#id, 8slam )emodernan dan )eindonesiaan (6andungC Mi5an, 198>), h" 1@8"
A9B Lihat al<FurGan surah al<9n(ia aat 13>
A13B Lihat al<FurGan surah al<?u#urat aat 1@"
A11B Lihat al<FurGan surah al<6aJarah aat 112"
A12B MunGim 9" Sirr (ed"), LiJh Lintas 9gamaI Mem(angun Masarakat 8nklusi!<Pluralis
(4akartaC Paramadina, 233/), h" 21$
A1@B 8ni adalah hi#rah ;a(i ang pertama" Peristiwa ini ter#adi pada tahun ke<, kena(ian" :alam
salah satu pernataanna, ;a(i saw" sangat akin (ahwa +a#a ?a(sah (;egus) adalah seorang
pemimpin ang (aik dan tidak (er(uat 5alim kepada orang lain (inna !iha ra#ulan la a5limu an<
nasa Pindahu)" Lihat Muhammad 9(dul Haha(, Mukhtashar Sirat ar<+asul saw" (6eirutC :ar al<
9ra(iah, tt"), h" $>"
A1/B Pemimpin Furais terli(at perde(atan ang alot dengan +a#a ;a#asi" Le(ih lan#ut lihat
op"cit", h" $9<23"
A1$B 9lwi Shiha(, 8slam 8nklusi! (6andungC Mi5an, 1999), h" 139" Muhammad i(n 9(dul
Hahha( mengatakanC D wa lamma mata an<na#as, khara#a rasulullah saw" !a shalla alaihi kama
ushalli Pala al<#anai5E" Sementara orang<orang muna!ik mencela tindakan ;a(i" 8nilah se(a(
historis turuna aat 9lJuran surat 9li 8mran aat 199 ang (er(uniC D:an sesungguhna di
antara ahli kita( ada orang ang (eriman kepada 9llah dan kepada apa ang diturunkan kepada
kamu dan ang diturunkan kepada mereka sedang mereka (erendah hati kepada 9llah dan
mereka tidak menukarkan aat<aat 9llah dengan harga ang muraht" Mereka memperoleh
pahala di sisi 0uhanna" Sesungguhna 9llah amat cepat perhitungan;a"E Lihat op"cit", h" 21"
A12B Philip )" ?itti, 'uru 6esar 6ahasa Semit dari -ni.ersitas Princetown, 9merika Serikat
mengatakanC DLrom al<Madinah the 8slamic 0heocrac spread all o.er 9ra(ia and later
encompassed the larger part o! Hestern 9sia and ;orth 9!rica" 0he communit o! al<Madinah
was in miniature the su(seJuent communit o! 8slam" Hithin a (rie! span o! mortal li!e
Muhammad called !orth out o! unpromising material a nation ne.er united (e!ore, in a countr
that was hitherto (ut a geographical eMpressionI esta(lished a religion which in .ast areas
superseded Christianit and 4udaism and still claims the adherence o! a goodl portion o! the
human raceI and laid the (asis o! an empire that was soon to em(race within its !ar<!lung
(oundaries the !airest pro.inces o! the then ci.ili5ed world" ?imsel! an unschooled man,
Muhammad was ne.ertheless responsi(le !or a (ook still considered ( one<eight o! mankind as
the em(odiment o! all science, wisdom, and theologE" Lihat Philip )" ?itti, ?istor o! the
9ra(sI Lrom the &arliest 0imes to the Present (LondonC 0he McMillan Press, Ltd", 19>/), h" 121C
122"
A1>B MunGim 9" Sirr, op"cit", h" 212<21>
A18B ?al terse(ut dapat dilihat dari pernataan -mar i(n )hatta( se(agai (erikutC D8n the name
o! 'od, the Merci!ul, the CompassionateQ 0his is the securit which -mar, the ser.ant o! 'od,
the commander o! the !aith!ul, grants to the people o! &lia" ?e grants to all" Hhether sick or
sound, securit !or their li.es, their possessions, their churches and their crosses, and !or all that
concerns their religion" 0heir churches shall not (e changed into dwelling places, not destroed,
nor their appurtenances in an wa (e diminished, nor the crosses o! the inha(itants nor aught o!
their possessions, nor shall an constraint (e put upon them in the matter o! their !aith, nor shall
an one o! them (e harmed"E Lihat 0"H" 9rnold, Preaching o! 8slamI 9 ?istor o! Propagation o!
the Muslim Laith (LondonC Consta(le N Compan Ltd", 191@), h" $2"
A19B MunGim 9" Sirr, op"cit", h" 21>"
A23B Charles )im(all, mene(utkan (e(erapa (entuk dialog agama, aitu (1) dialog parlementer
(parliamentar dialogue)I (2) dialog kelem(agaan (institutional dialogue)I (@) dialog teologis
(theological dialogue)I (/) dialog dalam masarakat (dialogue in communit)I dan ($) dialog
spiritual (spiritual dialogue)" Lihat op"cit", h" 238"
A21B Lihat al<FurGan 1C 118<119, @C 2/, $C $, @2, /2, /8, 29, 9C 1@"
A22B MunGim 9" Sirr, op"cit" h" 233
A2@B ?ans )ung, DSe(uah Model :ialog )risten<8slamE, dalam P9+9M9:8;9, 4urnal
Pemikiran 8slam, .ol 8 ;omor 1, 1998, h" 13" 0ulisan ini (erasal dari artikelna,ang (er#udul
1Christianit and Horld +eligionsC 0he :ialogue with 8slam as Kne Model1 ang pernah
disampaikan pada pertemuan pertama ?ar.ard :i.init SchoolRs 4erome ?all :ialogue Series,
ang diadakan pada tanggal 12 3kto(er 198/, ang kemudian dimuat dalam 0he Muslim Horld
,ol" L77,88, ;o" 2 (9pril 199>), h" 83<13$"
P. 16

Anda mungkin juga menyukai