Anda di halaman 1dari 9

FENOMENA,Maret2009,hal.

1321 Volume7,Nomor1
ISSN16934296

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham
di Bursa Efek Indonesia

D. AGUS HARJITO DAN RANGGA ARYAYOGA
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT
This study investigates the influence of financial performance proxied by Economic Value Added (EVA)
and profitability to stock return for manufacturing company published in the Indonesia Stock Exchange
(IDX). This study employs athe active manufactured traded in the Indonesia Stock Exchange from 2004 to
2007. There are 30 companies as sample research which pay dividend during analysis period. Multiple Linier
Regression method is used to analyze the influence of financial performance to stock return. This study
employs stock return as dependent variable, while the independent variables are Economic Value Added
(EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Net Profit Margin (NPM). The statistic
partial test to each independent variable shows that only Net Profit Margin has significant influence to stock
return, whereas the other variables are not significant. This result means that only Net Profit Margin
influences stock return significantly. The changes in Net Profit Margin will influence changes in stock return.
The statistic F test also shows that EVA and profitability do not influence significantly to stock return. This
condition occurs because several reasons. For examples, the investors or market traders are not take attention
to fundamental aspects which influence stock return when they make investment decision in Indonesia Stock
Exchange. Besides that, most of investors only lean to get gain in short term.
Keywords: stock return, Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM)

LATAR BELAKANG MASALAH
Kesuksesan suatu perusahaan dalam
mempertahankan eksistensinya tidak luput dari
peran manajer keuangan dan pengaruh keputusan
keuangan yang telah dilakukan. Para manajer
keuangan memiliki tugas utama yaitu
merencanakan pengadaan dan penggunaan dana
guna memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan
kata lain, tugas mereka adalah menentukan sumber
dan penggunaan dana dari beberapa alternative
yang tersedia (Weston & Brigham, 1998). Secara
normatif tujuan keputusan keuangan yang
dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran
pemilik perusahaan yang ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai perusahaan dan harga saham
bagi perusahaan yang telah go public (Husnan &
Pudjiastuti, 1998)
Sedangkan bagi para investor yang
menginginkan return dari saham perusahaan dapat
dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal
merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para pemodal (investor) untuk
melakukan diversifikasi investasi, membentuk
portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia
mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat
likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan
kepentingan para pemilik modal dengan jalan
memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai
perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus
utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
fundamental perusahaan) karena laba perusahaan
selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
juga merupkan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan
di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas
perusahaan pada analisis fundamental biasanya
diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan NPM
(Net Profit Margin), EPS (Earning Per Share),
ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity).
Meskipun telah digunakan secara luas oleh
investor sebagai salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan investasi karena nilainya
tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan
analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur
akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama,
yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga
sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
HARJITO,ARYAYOGA FENOMENA

14
telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic
Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai
tambah (Value Creation) yang dihasilkan suatu
perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya
modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat
investasi yang dilakukan. EVA (Economic Value
Added) merupakan indikator tentang adanya
penciptaan nilai dari suatu investasi.
Peningkatan kemakmuran pemegang saham
antara lain dapat diukur dengan metode economic
value added (EVA). Metode ini diperkenalkan
sekitar tahun 90-an oleh Stern Stewart & Co.s,
sebuah perusahaan konsultan dari New York. EVA
adalah salah satu cara untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan. Selain itu EVA merupakan
indikator tentang adanya perubahan nilai
perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan
tujuan manajemen keuangan yaitu
memaksimumkan nilai perusahaan (Sawir, 2001).
Penggunaan metode EVA membuat
perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada
usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai
diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit
yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan,
investor, pemilik, pelanggan). Perusahaan berhasil
menciptakan nilai bagi pemilik modal ditandai
dengan nilai EVA yang positif karena perusahaan
mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang
melebihi tingkat biaya modal. Tetapi apabila nilai
EVA negatif maka menunjukkan nilai perusahaan
menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah
dari biaya modal. Secara sedehana apabila EVA>0
maka telah terjadi proses nilai tambah pada
perusahaan. Sementara apabila EVA=0
menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya
apabila EVA<0 maka menunjukkan tidak terjadinya
proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba
yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para
penyandang dana. Salah satu kekuatan terbesar
EVA adalah kaitan berkaitan langsung dengan
harga saham.
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui
pengaruh EVA (Economic Value Added), ROA
(Return on Asset), ROE (Return on Equity) dan
NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang telah go public yang
terdaftar pada BEI.
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan Profitabilitas dan EVA dengan
Return Saham
Economic value added (EVA) didefinisikan
sebagai sisa laba (residual income,excess earning)
setelah semua penyedia modal diberikan
kompensasi sesuai dengan tingkat pengembalian
(return) yang dibutuhkan atau setelah semua biaya
capital yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dibebankan (Usahawan, 1997).
Berdasarkan definisi diatas, EVA ditentukan oleh
dua hal yaitu keuntungan bersih operasional setelah
pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah
pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai
didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat
diartikan sebagai suatu pengorbanan yang
dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut.
Dengan demikian walaupun laba operasional
setelah pajak naik, belum tentu menaikkan nilai
EVA, hal ini disebabkan oleh:
1. Naiknya laba operasi dapat mengakibatkan
naiknya resiko bisnis yang dihadapi
perusahaan, apabila kenaikan laba operasi
bukan berasal dari efisiensi internal melainkan
hasil investasi pada bidang-bidang bisnis yang
baru. Kenaikan resiko bisnis akan membawa
konsekuensi pada kenaikan required rate of
return yang pada gilirannya akan berakibat
naiknya biaya modal.
2. EVA masih sangat tergantung pada struktur
modal yang kemudian akan menentukan tingkat
resiko keuangan dan biaya modal (Teuku
Mirza, 1997)
EVA yang merupakan sebagai alat ukur
kinerja, sesuai digunakan untuk menilai kinerja
operasional, karena mempertimbangkan required
rate of return yang dituntut oleh investor dan
kreditor. Oleh sebab itu perlu dipahami dalam
rumusan yang sederhana, bahwa jika EVA lebih
besar dari satu, berarti menunjukkan adanya nilai
tambah ekonomi terhadap perusahaan selama
operasionalnya. Apabila EVA sama besarnya
dengan nol, berarti perusahaan berada pada kondisi
impas yang berarti return yang diharapkan sama
dengan yang terdahulu selama operasionalnya,
apabila EVA berada dibawah nol, mengindikasikan
bahwa perusahaan gagal memnuhi harapan para
investornya.
Pada prinsipnya pemodal (investor) akan
tertarik untuk berinvestasi pada saham yang
menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat
pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka
terima. Jika para investor mengetahui dengan pasti
laba yang akan mereka raih oleh perusahaan
tersebut di masa yang akan datang dan besarnya
deviden yang akan diterima. EVA sebagai indikator
dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan
mengelola sumber-sumber dana yang ada di
perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif
terhadap return pemegang saham. Terlebih lagi,
Volume7,Maret2009 FENOMENA

15
dalam konsep EVA ini biaya modal saham juga
diperhitungkan, sehingga memberikan
pertimbangan yang adil bagi para penyandang dana
perusahaan karena biaya modal yang sebenarnya
ditanggung oleh perusahaan dapat diketahui.
Dengan meningkatnya EVA dan profitabilitas
perusahaan juga membaik berarti kinerja
perusahaan semakin baik sehingga kesejahteraan
para pemegang sahamnya pun dapat ditingkatkan.
Dengan demikian, return pemegang saham akan
menyangkut prestasi perusahaan di masa yang akan
datang, karena harga saham (dan juga deviden)
yang diharapkan oleh para pemodal (investor)
merupakan nilai intristik yang menunjukkan nilai
intrinsik yang menunjukkan prestasi dan resiko
saham tersebut di masa yang akan datang. Konsep
pengukuran profitabilitas perusahaan yang
menggunakan NPM, ROA, dan ROE juga dapat
memperlihatkan bagaimana kinerja suatu
perusahaan pada masa yang akan datang. Menurut
Sartono ( 2000), EVA memberikan pengukuran
yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan
perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena
itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat
diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang
konsisten untuk memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Dengan demikian EVA
merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam
penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi.
Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan
membiayai dengan Net Present Value yang positif,
karena Net Present Value yang positif akan
memberikan Economic Value Added kepada
pemegang saham.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2000:122). Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini
misalnya bagi pemegang saham akan melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam
bentuk dividen. Profitabilitas perusahaan yang
diwakili oleh rasio-rasio EVA (Economic Value
Added), ROA (Return on Asset), ROE (Return on
Equity) dan NPM (Net Profit Margin) secara
langsung berpengaruh positif terhadap return
pemegang saham.
Telaah Penelitian Terdahulu
George Bennet Stewart III dalam Soetjipto
(1997) menguji sample 476 perusahaan industri
pada pasar modal selama tahun 1984-1988,
memulai analisis regresi dari setiap perubahan
MVA terhadap EVA serta ukuran-ukuran umum
kinerja perusahaan (common performance measure)
seperti ROE, dividend, cash flows, EPS dan lain-
lain. Hasilnya menunjukkan bahwa EVA memiliki
R (r-determinan, menggambarkan korelasi antara
variable yang diregres) yang tertinggi yaitu 0,44,
sedangkan return on capital, return on equity,
growth in cash flow dan bahkan growth in dividend,
lebih rendah.
Lehn dan Makhija dalam Utama (1997),
melakukan uji-sahih atas hubungan EVA/MVA
dengan stock returns dari 241 perusahaan yang
termasuk dalam peringkat pencipta nilai yang setiap
tahun diterbitkan oleh Stern Stewart & Co seperti
tersebut di atas yaitu untuk tahun 1987, 1988, dan
1993. Lehn dan Makhija menghitung 6 pengukur
kinerja (performance measure) yaitu 3 tingkat
balikan akunting (ROE, ROA dan NPM), tingkat
balikan saham (stock return) serta EVA dan MVA
perusahaan tersebut pada setiap tahun yang diuji.
Hasil pengujian menyimpulkan bahwa semuanya
menunjukkan hubungan yang positif dengan
balikan saham, tetapi walaupun perbedaannya tidak
terlalu besar ternyata hubungan EVA dengan return
saham memiliki hubungan yang lebih tinggi.
Dewanto dalam Sartono dan Setiawan (1999),
menguji pengaruh EVA terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia seperti yang dilakukan
Rousanna (1997) dengan tahun pengamatan yang
berbeda yaitu 1994-1996. Dewanto (1998) kembali
mendapat kesimpulan yang sama tentang EVA
yaitu bahwa EVA tidak berkolerasi secara
signifikan terhadap MVA namun berkolerasi secara
signifikan terhadap proporsi utang dan proporsi
saham. Perubahan pada proporsi struktur modal
sendiri ini yang mempengaruhi nilai EVA.
METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada:
1. Perusahaan Manufaktur yang telah go public,
tercatat sebagai emiten sejak tahun 2004
sampai 2007 secara terus menerus.
2. Mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun
pengamatan.
3. Perusahaan tercatat mempunyai data harga
saham di pojok Pojok Bursa Efek Indonesia FE
UII.
4. Di dalam laporan keuangan tersebut tercantum
biaya bunga (interest expense) dan beban pajak.
5. Perusahaan yang mempunyai laba paling besar
diantara jenis-jenis perusahaan manufaktur
yang ada di indonesia.
Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang
dijadikan sampel selama periode penelitian, yaitu
tahun 2004 sampai tahun 2007 adalah 30
perusahaan.
HARJITO,ARYAYOGA FENOMENA

16
Variabel Penelitian
Ada dua macam variabel yang diteliti pada
penelitian ini yaitu variabel dependen : Y pada
penelitian ini adalah return saham. Sedangkan
variabel independennya : X adalah:
1. EVA (Economic Value Added) = X
1

2. ROA (Return On Assets) = X
2

3. ROE (Retun On Equity) = X
3

4. NPM (Net Profit Margin) = X
4


Definisi Operasional Variabel
Return saham merupakan pendapatan yang
diterima oleh pemegang saham berupa deviden
yang dibayar oleh perusahaan maupun capital gain
yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham.
Untuk menghitung return saham ini dugunakan
return realisasi yaitu:
1
1


=
t saham Harga
t saham Harga t saham Harga
saham Return

EVA (Economic Value Added) = X1
Menghitung Variabel bebas yaitu Economic
Value Added (EVA), dengan cara:
1. Menghitung Nilai Laba Operasi Bersih Setelah
pajak Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
NOPAT merupakan laba operasi ditambah
dengan biaya bunga (Young, S David &
Stephen O Bryne, 2001).
NOPAT = Laba Operasi + Biaya Bunga
2. Menghitung Nilai Invested Capital
Invested Capital merupakan pinjaman jangka
pendek + pinjaman jangka + ekuitas pemegang
saham atau total hutang dan ekuitas (Young, S
David & Stephen O Bryne, 2001).
Invested Capital = Total Hutang + Ekuitas
Pemegang Saham
Rata-rata IC =
2
ICAkhir ICAwal

3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC)
WACC adalah jumlah biaya dari masing-
masing komponen modal.
WACC = { Pd x kd (1-T) } + { Pe x ke }
4. Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)
Dimana diketahui dari perbandingan antara
tingkat hutang dengan jumlah hutang dan
ekuitas.
assets Total
panjang jangka Hutang
Pd modal Tingkat = ) (

5. Menghitung biaya hutang jangka pendek (kd)
Dimana cost of debt diketahui dari
perbandingan antara beban bunga dengan
jumlah pinjaman bank (jangka panjang).
panjang jangka Hutang
bunga Biaya
kd Debt of Cost = ) (

6. Mentukan pajak penghasilan (T)
Dari data laporan laba rugi maka diketahui
bahwa pajak penghasilan berasal dari beban
pajak berbanding dengan laba sebelum pajak.
pajak sebelum Laba
pajak Beban
T pajak Tingkat = ) (
7. Menghitung Cost of Equity (ke)
Dimana dapat diketahui dari perbandingan
dividen yang diterima dengan harga saham
(Sartono, 2000:131).
Po
D
Ke Equity of Cost = ) (

dimana: D = Dividen yang diterima dan Po =
Harga Saham.
8. Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (Pe)
Dimana dapat diketahui dari perbandingan
antara total ekuitas dengan jumlah hutang dan
ekuitas.
assets Total
ekuitas Total
Pe modal Tingkat = ) (

9. Menghitung Capital Charges
Adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti para investor atas resiko usaha dari
modal yang ditanamkan (Young, S David &
Stephen O Bryne, 2001).
Capital Charges = WACC x Rata Rata
Invested Capital
10. Menghitung Nilai Economic Value Added
(EVA)
EVA = NOPAT Capital Charges (Young, S
David & Stephen O Bryne,2001).
11. ROA (Return on Asset):
Rasio ini sering disebut sebagai Return on
Investment. Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2000:131).
Volume7,Maret2009 FENOMENA

17
a TotalAktiv
LabaBersih
ROA =

12. ROE (Return on Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan (Sartono, 2000:131).
ik ModalPemil
LabaBersih
ROE =

13. NPM (Net Profit Margin)
Rasio ini mengukur seberapa efektif penjualan
yang dilakukan dapat memberikan laba bagi
perusahaan.
ersih PenjualanB
LabaBersih
NPM =

Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh antara beberapa
atau lebih dari satu variabel independent (bebas)
terhadap variabel dependen (terikat). Rumus regresi
yang digunakan untuk hipotesis adalah Uji Regresi
Berganda, yaitu:
Y = a + b
1
EVA + b
2
ROA + b
3
ROE + b
4
NPM + e
Yaitu variable EVA, ROA, ROE, dan NPM
berpengaruh terhadap harga saham, dimana:

Y = Return saham.
a = konstanta
b
n
= koefisien regresi untuk variable bebas
EVA

= Economic Value Added
ROA = Return on Assets
ROE = Return on Equity
NPM = Net Profit Margin

Pengujian Hipotesis

Uji F
Uji F bertujuan untuk mengukur apakah
variabel independent (bebas) secara bersama-sama
atau serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (terikat) atau untuk menguji
keberartian koefisien regresi secara keseluruhan.
Prosedur pengujian:
1. Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho
dan Ha.
Ho :
1
=
2
=
3
=
4
= 0 tidak ada pengaruh
positif EVA, ROA, ROE, dan NPM secara
bersama-sama terhadap return saham.
Ha :
1
=
2
=
3
=
4
> 0 ada pengaruh positif
EVA, ROA, ROE, dan NPM secara bersama-
sama terhadap return saham.
2. Menentukan taraf signifikansi () yaitu = 5%
atau 0,05.
3. Menentukan alat statistika yang digunakan dan
kriteria pengujian.
Jika P = Ho diterima. Artinya tidak ada
pengaruh positif EVA, ROA, ROE, dan NPM
secara bersama sama terhadap return saham.
Jika P < = Ha diterima. Artinya ada pengaruh
positif EVA, ROA, ROE, dan NPM secara
bersama sama terhadap return saham.
4. Melakukan perhitungan sesuai dengan
pendekatan (alat) statistika yang dipergunakan
yaitu dengan menggunakan Analisis of
Variance (ANOVA) pada program SPSS.
5. Mengambil kesimpulan (sesuai dengan butir c
dan d).
Uji t
Uji t parsial bertujuan menguji apakah masing-
masing variabel bebas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat atai menguji
keberartian koefisien regresi secara parsial.
Prosedur pengujian hipotesis:
1. Merumuskan hipotesis operasional yaitu Ho
dan Ha.
Ho :
1
= 0 tidak ada pengaruh positif EVA
terhadap return saham.

2
= 0 tidak ada pengaruh positif ROA
terhadap return saham.

3
= 0 tidak ada pengaruh positif ROE
terhadap return saham.

4
= 0 tidak ada pengaruh positif NPM
terhadap return saham.
Ha : 10 ada pengaruh positif EVA terhadap
return saham.

2
0 ada pengaruh positif ROA terhadap
return saham.

3
0 ada pengaruh positif ROE terhadap
return saham.

4
0 ada pengaruh positif NPM terhadap
return saham.
2. Menentukan taraf signifikansi () yaitu = 5%
atau 0,05.
3. Menentukan alat statistika yang digunakan dan
kriteria pengujian.
Jika P = Ho diterima. Artinya tidak ada
pengaruh positif salah satu variabel independen
(bebas) terhadap return saham.
HARJITO,ARYAYOGA FENOMENA

18
Jika P < = Ha diterima. Artinya ada pengaruh
positif salah satu variabel independen (bebas)
terhadap return saham.
4. Melakukan perhitungan sesuai dengan
pendekatan (alat) statistika yang dipergunakan
yaitu menggunakan program SPSS.
5. Mengambil kesimpulan (sesuai dengan butir c
dan d)
Dalam analisis regresi, selain mengukur
kekuatan hubungan antara beberapa variabel juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independent. Model
persamaan regresi linier berganda dapat diterima
secara ekonometrika jika memenuhi syarat Best
Linier Unbiased Estimation dan memenuhi asumsi
dasar klasik, antara lain bebas multikolineritas,
heteroskesdastisitas, dan autokorelasi diantara
variabel-variabel bebas dalam model atau range
tersebut (Ghozali, 2006).
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi untuk mengetahui pengaruh
antara beberapa atau lebih dari satu variabel
independen (bebas) terhadap variabel dependen
(terikat). Hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS 15.0 dapat dilihat pada Tabel 1, sehingga
didapat rumus regresi linier berganda yang
digunakan untuk hipotesis yaitu:
Return Saham = 0.491 7.621 EVA 0.970 ROA
0.262 ROE + 1.980 NPM
artinya bahwa:
a. Konstanta = 0.491
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat
diinterpretasikan nilai konstanta sebesar 0.491
artinya jika tidak ada variabel bebas yang
terdiri dari EVA (X
1
), ROA (X
2
), ROE (X
3
),
NPM (X
4
) yang mempengaruhi return saham,
maka return saham sebesar 0.491.
b. koefisien EVA = - 7.621
EVA berpengaruh negatif terhadap return
saham dengan koefisien regresi sebesar 7.621
yang artinya jika EVA meningkat sebesar 1
satuan atau satu skala pengukuran, maka return
saham akan menurun sebesar 7.621 satuan
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
c. koefisien ROA = 0.970
ROA berpengaruh negatif terhadap return
saham dengan koefisen regresi sebesar 0.970
yang artinya jika ROA meningkat sebesar 1
satuan atau satu skala pengukuran, maka return
saham akan menurun sebesar 0.970 satuan
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
d. koefisien ROE = 0.262
ROE berpengaruh negatif terhadap return
saham dengan koefisien regresi sebesar 0.262
yang artinya jika ROE meningkat sebesar 1
satuan atau satu skala pengukuran, maka return
saham akan menurun sebesar 0.262 satuan
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
e. koefisien NPM = 1.980
NPM berpengaruh positif terhadap return
saham dengan koefisen regresi sebesar 1.980 yang
artinya jika ROS meningkat sebesar 1 satuan atau
satu skala pengukuran, maka return saham akan
meningkat sebesar 1.980 satuan dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Uji F
Uji F bertujuan untuk mengukur apakah
variabel independen (bebas) secara bersama-sama
atau serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (terikat) atau untuk menguji
keberartian koefisien regresi secara keseluruhan.
Uji ini dilihat pada nilai F test yang dapat dilihat
pada Tabel 2.
Dari hasil uji F di atas diperoleh nilai
probabilitas sebesar 0.242 dengan taraf signifikansi
5% sehingga nilai probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi atau p > 5%, maka Ho diterima yang
artinya bahwa tidak ada pengaruh positif EVA
(X1), ROA (X2), ROE (X3), NPM (X4) secara
bersama-sama terhadap return saham (Y)
perusahaan manufaktur. Tidak signifikannya
variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen dapat disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain kondisi social, politik, serta ekonomi
Indonesia yang tidak stabil serta pasar modal di
Indonesia (Bursa efek Indonesia) masih bersifat
weak form efficient sehingga harga saham yang
terbentuk bukan berdasarkan informasi yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan tetapi lebih
dipengaruhi oleh gerakan harga historis (kekuatan
permintaan dan penawaran harga saham).
Tabel 1. Hasil Analisis regresi
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,491 ,128
ROA -,970 2,011 -,086
ROE -,262 ,356 -,072
NPM 1,980 1,096 ,268
EVA -7,621 14,164 -,066
Volume7,Maret2009 FENOMENA

19
Tabel 2. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9,403 4 2,351 1,390 ,242(a)
Residual 194,486 115 1,691
Total 203,889 119
Tabel 3. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,491 ,128 3,827 ,000
ROA -,970 2,011 -,086 -,482 ,631
ROE -,262 ,356 -,072 -,736 ,463
NPM 1,980 1,096 ,268 1,807 ,073
EVA -7,621 14,164 -,066 -,538 ,592
Tabel 4. Analisis koefisien determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,215(a) ,046 ,013 1,30046 1,882

Uji t
Uji t bertujuan menguji apakah masing-masing
variabel bebas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat atau menguji
keberartian koefisien regresi secara parsial. Hasil
uji t dapat dilihat dalam Tabel 3.
Dari hasil pengujian signifikansi di atas
diperoleh hasil antara lain:
a. EVA (X
1
) memiliki nilai probabilitas sebesar
0.592 dengan taraf signifikansi 5% sehingga
nilai probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi atau p > 5%, maka Ho diterima
yang artinya bahwa tidak ada pengaruh positif
EVA secara parsial terhadap return saham
perusahaan.
b. ROA (X
2
) memiliki nilai probabilitas sebesar
0.631 dengan taraf signifikansi 5% sehingga
nilai probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi atau p < 5%, maka Ho diterima dan
Ha ditolak yang artinya bahwa tidak ada
pengaruh positif ROA secara parsial terhadap
return saham perusahaan.
c. ROE (X
3
) memiliki nilai probabilitas sebesar
0.463 dengan taraf signifikansi 5% sehingga
nilai probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi atau p < 5%, maka Ho diterima
yang artinya bahwa tidak ada pengaruh positif
ROE secara parsial terhadap return saham
perusahaan.
d. NPM (X
4
) memiliki nilai probabilitas sebesar
0.073 dengan taraf signifikansi 5% sehingga
nilai probabilitas lebih besar dari taraf
signifikansi atau p < 5%, maka Ho diterima dan
Ha ditolak yang artinya bahwa tidak ada
pengaruh positif ROS secara parsial terhadap
return saham perusahaan. Akan tetapi jika
dilihat dari taraf signifikansi sebesar 10%
(p<10%), maka nilai probabilitas ROE lebih
kecil dari taraf signifikansi atau p<10%, maka
Ho ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh
ROE secara parsial terhadap return saham
perusahaan.
Hasil analisis koefisien determinasi (R)
Uji koefisien determinasi yaitu untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen atau
mengukur besarnya pengaruh semua variabel bebas
(X) secara serempak terhadap variabel terikat (Y).
Pengukuran ini melihat besarnya koefisien
determinas (R), R adalah angka yang
menunjukkan berapa % (proporsi) variabel terikat
yang dipengaruhi oleh variabel terikat, sekian %
dipengaruhi oleh variabel bebas, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui
karena tidak dimasukkan dalam data. Koefisien
determinasi dilihat dari besarnya Adjusted R square
Tabel 4.
Dari tampilan output SPSS besarnya pengaruh
semua variabel independen adalah 0,046 hal ini
berarti 4,6% variasi return dapat dijelaskan oleh
variasi dari keempat variabel independen EVA,
ROA, ROE, dan NPM. Sedangkan sisanya (100% -
4,6 = 95,4%) dijelaskan oleh variabel variabel lain
di luar model seperti EPS (Earning per Share),
DER (Debt to Equitty Ratio), dan analisis-analisis
rasio yang lain.
Tidak signifikannya pengaruh EVA (Economic
Value Added) serta profitabilitas perusahaan
terhadap return pemegang saham perusahaan
HARJITO,ARYAYOGA FENOMENA

20
kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain kondisi sosial, politik, serta ekonomi
Indonesia yang tidak stabil sehingga
mengakibatkan tingginya resiko bisnis serta
ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan
diterima oleh investor, para pelaku pasar dalam
mengambil keputusan investasi di Bursa
Efek Jakarta kurang memperhatikan aspek
fundamental perusahaan yang dalam penelitian
ini diwakiil oleh rasio profitabilitas serta
Economic Value Added, adanya kemungkinan
praktek window dressing terhadap laporan
keuangan tersebut agar kinerja perusahaan tampak
lebih baik. Akibatnya investor kurang percaya
karena informasi tersebut seringkali tidak
menggambarkan kondisi perusahaan yang
sebenarnya. Investor di Indonesia yang lebih
mengharapkan mendapat keuntungan yang cepat
dalam jangka pendek sehingga investasi yang
dilakukannya lebih bersifat spekulatif, serta pasar
modal di Indonesia dalam hal ini Bursa Efek
Indonesia masih bersifat weak from efficient
sehingga harga saham yang terbentuk bukan
berdasarkan informasi yang sebenarnya tentang
kondisi perusahaan tetapi lebih dipengaruhi oleh
gerakan harga historis.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
sebelumnya maka didapatkan beberapa hasil
sebagai berikut:
1. Dari hasil pengujian statistik yang dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara bersama-sama profitabilitas dan EVA
(Economic Value Added) perusahaan dengan
return pemegang saham perusahaan
manufaktur dapat ditarik kesimpulan bahwa
variable-variabel tersebut tidak memberikan
pengaruh yang signifikan. Hal ini secara
otomatis menguatkan dugaan bahwa
profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh
rasio-rasio ROA (Return on Asset), ROE
(Return on Equity), NPM (Net Profit Margin)
serta EVA (Economic Value Added) tidak
memiliki pengaruh secara serentak terhadap
return pemegang saham.
2. Hasil pengujian statistik secara parsial
terhadap masing-masing variabel bebas yaitu
EVA (Economic Value Added), ROA (Return
on Asset), ROE (Return on Equity) dan NPM
(Net Profit Margin) hanya variabel yang NPM
(Net Profit Margin) menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap return
pemegang saham. Sedangkan variable-variabel
EVA (Economic Value Added), ROA (Return
on Assets) dan ROE (Return on Equity) tidak
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return pemegang saham perusahaan
manufaktur. Artinya, perubahan return
pemegang saham dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Saran
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
hanya menggunakan 4 konsep penilaian
kinerja, yaitu EVA, ROA, ROE dan ROS
terhadap Return Saham.Apabila variabelnya
ditambah, maka diharapkan penelitian akan
lebih baik.
2. Pengujian hanya dilakukan pada empat
periode waktu yang terbatas yaitu periode
2004 sampai dengan 2007, maka hasil
penelitian ini tidak dapat digunakan untuk
melihat kecenderungan dalam jangka panjang.
Saran untuk penelitian selanjutnya bagi para
akademis yang tertarik mengenai masalah
pengaruh EVA (Economic Value Added) dan
Profitabilitas terhadap Return Saham, penelitian
ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan
periode waktu penelitian yang lebih panjang dan
menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak
sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih valid.
PUSTAKA ACUAN
Adiningsih, Sri Isworo, dan Sumarni. (2005).
Hubungan Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA) pada
perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Telaah Bisnis, Vol 6 No 1, hal
1-18.
Dwiyanti, Yevi. (2005). Analisis Pengaruh
Economic Value Added (EVA) Terhadap
Market Value Added (MVA) pada Industri
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Manajemen Keuangan, Vol 3 No 1, hal 59-
73.
F. Brigham, Eugene, dan Joel F. Houston. (2006).
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hanafi, M. Mahmud., dan Abdul Halim. (1996).
Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Volume7,Maret2009 FENOMENA

21
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. (1998). Dasar-
dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,
UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Martono. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. EKONOSIA FE UII. Yogyakarta.
Mirza, Teuku dan Imbuh S. (1999). Konsep
Economic Value Added: Pendekatan untuk
Menentukan Nilai Riil Perusahaan Dan
Kinerja Riil Manajemen, Usahawan, Januari.
Mirza, Teuku. (1997). EVA Sebagai Alat Penilai,
Usahawan, April.
Rousana, Mike. (1997). Manfaat EVA Untuk
Menilai Perusahaan di Pasar Modal
Indonesia, Usahawan, No. 4 Thn XXVI April
1997. 54.
Prienintasari, Yohana. (2004). Analisis Kinerja PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT
Indonesian Satelite Corporation Tbk dengan
Menggunakan Economic Value Added
(EVA) sebelum dan selama Krisis Moneter,
Skripsi, FE UII, Yogyakarta.
Ruky, Saiful M. (1997). Lebih dalam Tentang
Economic Value Added, EVA dan
penciptaan nilai perusahaan. Manajemen.
USAHAWAN. Indonesia.
Sartono, R. Agus. (2000). Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

















Sawir, Agnes. (2001). Analisis Kinerja Keuangan
dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Gramedia Utama Pustaka, Jakarta.
Sholihah, Nur Rohmah, dan Rina Trisnawati.
(2003). Perbandingan Economic Value
Added dan Profitabilitas Perusahaan-
perusahaan Rokok di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi & Keuangan, Hal 1-14.
Soetjipto, Budi W. (1997). EVA: Fakta dan
Permasalahan, Usahawan, April, hal. 14-15.
Utama, Siddharta. (1997). Economic Value Added:
Pengukur dan Penciptaan Nilai Perusahaan,
Usahawan, April, hal 10-13.
Weston, J. Fred., dan Eugene F. Brigham. (1998).
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Wijayanto, Gatot. (1993). EVA/NITAMI: Suatu
Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja
Perusahaan, No.12, Desember, Manajemen
Usahawan Indonesia.
Young, David S., dan OByrne F Stephen.
( 2001). EVA dan Manajemen Berdasarkan
Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi,
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai