Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Dalam proses penambangan, tidak dapat dihindari apabila ada material-
material keras yang tidak dapat dihancurkan atau diperkecil hanya dengan
menggunakan mesin saja. Mungkin ada beberapa mesin yang dapat menghancurkan
material material keras yang ada, namun akan memerlukan banyak biaya dan
kegiatan penambangan tidak ekonomis. Apabila ada material keras, dapat
dihancurkan dengan menggunakan bahan peledak. Bahan peledak sudah dipakai
sejak dahulu kala untuk menghancurkan material yang memang sulit untuk
dihancurkan menggunakan mesin. Penggunaan akan bahan peledak juga tidak
sembarangan, namun harus mengikuti undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Selain itu, bahan peledak juga harus ditangani dengan hati-hati dan sesuai dengan
prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kecelakaan kerja, baik saat akan digunakan
ataupun sebelum digunakan atau disimpan.

b. Batasan masalah
1. Bagaimana cara menggunakan bahan peledak?
2. Bagaimana cara penanganan bahan peledak?
3. Apa saja kriteria gudang peledak agar dapat menjadi tempat penyimpanan bahan
peledak sebelum digunakan?
c. Tujuan
1. Mengetahui cara menggunakan bahan peledak.
2. Mengetahui cara menangani bahan peledak, baik sebelum digunakan maupun
saat digunakan.

BAB II
ISI

Penanganan Bahan Peledak

2.1 Penyimpanan Bahan Peledak
Penyimpanan bahan peledak sangat perlu diperhatikan karena kesalahan-kesalahan yang
dilakukan pada waktu penyimpanan bahan peledak ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja
maupun penurunan kualitas kerja. Untuk mengurangi bahaya-bahaya yang dapat timbul
pada waktu penyimpanan bahanpeledak harus memperhatikan peraturan serta petunjuk
yang ada. Persyaratan umum tata cara penyimpanan bahan peledak menurut Bab II
keputusan Menteri Perambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 Tanggal Dua
Puluh Dua Mei Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum adalah sebagai berikut:
1. Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya dan dicantumkan tanggal
penyerahan bahan peledak tersebut ke gudang, tulisan harus jelas pada kemasannya
dan mudah dibaca tanpa memindahkan kemasan.
2. Detonator harus disimpan terpisah dengan bahan peledak lainnya di dalam gudang
bahan peledak peka detonator.
3. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan di gudang bahan peledak primer
atau di gudang bahan ramuan bahan peledak.
4. Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-sama di dalam gudang bahan
peledak peka detonator tetapi tidak boleh disimpan bersama-sama dalam gudang
bahan ramuan bahan peledak.
5. Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-sama di dalam gudang bahan
peledak peka primer dan peka detonator.
6. Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan dengan bahan peledak lain di
dalam gudang bahan peledak apabila ditumpuk pada tempat terpisah dan semua
bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi dengan plat tembaga atau aluminium
atau ditutupi dengan beton sampai tiga meter dari lantai.

7. Temperatur ruangan bahan peledak :
1) Bahan ramuan tidak boleh melebihi lima puluh lima derajat celcius.
2) Peka detonator tidak boleh melebihi tiga puluh lima derajat celcius.

Bahan Peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah mempunyai izin
dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak terletak diluar wilayah tempat
usaha pertambangan dan akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, maka harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pelaksana Inspeksi Tambang. Sedangkan bahan peledak
yang akan digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Inspeksi
Tambang.

2.2 Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah
Adapun Persyaratan mengenai gudang bahan peledak di permukaan tanah
menurut Bab II Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
55.K/26/M.PE/1995 Tanggal Dua Puluh Dua Mei Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima
adalah sebagai berikut :

1. Pasal Lima Puluh Lima tentang Pengaturan Ruangan :
1) Gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan bahan peledak pekadetonator
harus terdiri dari dua ruangan (Lampiran b.1) yaitu :
a. Ruangan belakang untuk tempat penyimpanan bahan peledak
b. Ruangan depan untuk penerimaan dan pengeluaran bahan peledak
c. Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat terdiri darisatu
ruangan tetapi harus disediakan tempat khusus untuk pemeriksaan dan atau
perhitungan bahan peledak yang letaknya berdekatan tetapi menjadi satu
dengan gudang tersebut (Lampiran b.2).
2) Pintu ruangan belakang tidak boleh berhadapan langsung dengan pintu ruangan
depan dan kedua pintu tersebut dilengkapi kunci yang kuat

2. Pasal Lima Puluh Enam tentang Gudang Bahan Peledak Sementara :
1) Gudang bahan peledak peka detonator :
a. Gudang berbentuk bangunan
a) Dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
b) Dibuat dengan atap seringan mungkin.
c) Dibuat dengan dinding yang pejal.
d) Dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah.
e) Mempunyai hanya satu pintu.
f) Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan resistans (Hambatan)
pembumian lebih kecil dari lima Ohm.
g) Bebas kebakaran radius tiga puluh meter.
h) Lantai gudang terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan percikan
bunga api.
i) Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai tiga meter dari lantai.
b. Gudang berbentuk Kontainer :
a) Terdapat dari plat logam dengan ketebalan minimal tiga milimeter
b) Dilengkapi lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah.
c) Dilapisi dengan kayu pada bagian dalam.
d) Dibuat sedemikian rupa sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e) Mempunyai satu pintu.
f) Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan resistans(Hambatan)
pembumian lebih kecil dari lima Ohm.
c. Kapasitas Gudang Bahan Peledak Sementara tidak boleh lebih dari :
a) Empat Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk bangunan.
b) Dua Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk kontainer.

2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer
a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam ayat satu, kecuali huruf a butir ke tiga dan mempunyai kapasitas tidak
lebih dari Sepuluh Ribu Kilogram.
b. Gudang berbentuk kontainer harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih
dari lima ribu kilogram.

3) Gudang-gudang Ramuan Bahan Peledak
a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
ayat satu, kecuali huruf a butir ke tiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih
dari Sepuluh Ribu Kilogram.
b. Gudang berbentuk kontainer harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih
dari Sepuluh Ribu Kilogram.
3. Pasal Lima Puluh Tujuh tentang Gudang Transit
1) Bahan Peledak Peka Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang bahan peledak
transit dan harus disimpan langsung digudang utama.
2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer:
a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam pasal lima puluh enam ayat satu, kecuali huruf a butir kedelapan dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.
b. Gudang berbentuk kontainer harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga.
3) Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak :
a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagimana dimaksud
dalam pasal Lima Puluh Enam ayat satu, kecuali butir ketiga dan kedelapan.
b. Gudang berbentuk kontainer hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang telah
mendapatkan Izin Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bahan ramuan
bahan peledak tersebut harus tetap terseimpan dalam kemasan aslinya.
4) Gudang berbentuk Bangunan untuk Bahan Ramuan Bahan Peledak harus
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada pasal Lima Puluh Enam ayat satu,
kecuali huruf a butir ketiga dan delapan dengan ketentuan tambahan :
a. Lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan yang dapat menyerap lelehan
Amonium Nitrat.
b. Bangunan dan daerah sekitarnya harus kering.
c. Bagian dalam Gud ang serta planet tidak boleh menggunakan besi galvanisir,
seng, tembaga atau timah hitam.
d. Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari Dua Juta Kilogram.

4. Pasal Lima Puluh delapan tentang Gudang Utama :
1) Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator harus memenuhipersyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasal Lima Puluh Enam ayat satu, huruf a dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari Seratus Lima Puluh Ribu Kilogram.
2) Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, huruf a dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.
3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimanadimaksud
dalam Pasal Lima Puuh Enam ayat satu, kecuali huruf a butir ketiga dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.
b. Untuk Gudang berbentuk Tangki harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Tangki tidak boleh terbuat dari tembaga, timah hitam, seng ataubesi
galvanisir.
b) Pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai lubang pemeriksaan dan
harus tersedia tempat khusus bagi operator untuk melakukan
pemeriksaan.
c) Pipa pengeluaran harus terletak pada bagian bawah.
d) Pada bagian atas harus tersedia katup untuk pengeluarantekanan udara
yang berlebihan.
c. Untuk gudang berbentuk Kontainer harus memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud pada Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga.

5. Pasal Lima Puluh Sembilan tentang Jarak Aman
1) Cara menetapkan jarak aman gudang peka detonator ditentukan sebagai berikut
:
a. Setiap Seribu detonator Nomor delapan detara dengan satu kilogram bahan
peka detonator yang kekuatannya melebihi detonator Nomor delapan, harus
disesuaikan lagi dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
b. Setiap Tiga Ratus Tiga Puluh meter sumbu ledak dengan spesifikasi Lima
Puluh sampai dengan Enam Puluh grain setara dengan Empat Kilogram bahan
peledak peka detonator.
2) Jarak aman gudang sebagaimana ditetapkan pada Pasal Lima Puluh Tiga ayat
satu, Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, dan Pasal Lima Puluh delapan ayat satu
ditetapkan (Lampiran A).
2.3 Gudang Bahan Peledak di Bawah Tanah
Adapun persyaratan mengenai gudang bahan peledak di bawah tanah menurut
Bab II Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No..555.K/26/M.PE/1995
Tanggal Dua Puluh Dua Mei Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima adalah
sebagai berikut :
1. Pasal Enam Puluh tentang Konstruksi dan Lokasi Gudang di Bawah Tanah :
1) Gudang bawah tanah harus dibangun dilokasi kering, bebas dari
kemungkinan bahaya api, jauh dari jalan masuk udara utama, terlindung
dari kemungkinan jatuhan batuan dan banjir serta harus terpisah dari
tempat kerja di tambang.
2) Konstruksi gudang harus cukup kuat mempunyai dinding yang rata serta
dilengkapi dengan lubang ventilasi dan aliran udara yang cukup.
3) Lokasi gudang di bawah tanah dalam garis lurus sekurang-kurangnya
berjarak:
a. Seratus meter dari sumuran tambang
b. Dua Puluh Lima meter dari tempat kerja
c. Sepuluh meter dari lubang naik atau lubang turun
d. Lima Puluh meter dari lokasi peledakan.
2. Pasal Enam Puluh Satu tentang Pengaturan Ruangan Gudang :
1) Kering dan datar.
2) Hanya mempunyai satu pintu yang kuat dan dapat dikunci.
3) Memiliki ruangan sebagai penerima dan penyimpan barang yaitu ruangan
bagian depan yang berdekatan dengan pintu utama, kemudian ruangan
bagian belakang yang jauh dari ruangan pintu utama. Kedua ruangan
harus memiliki kondisi yang layak pakai sebagi tempat penyimpanan dan
penerimaan barang, seperti luas yang memadai dan kondisi yang stabil


2.4 Pengangkutan Bahan Peledak
Persyaratan mengenai ketentuan pengangkutan bahan peledak sebagaimana yang
diatur pada Pasal Tujuh Puluh dua Bab II Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 tanggal Dua Puluh DuaMei Seribu Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Lima adalah sebagai berikut :
1. Bahan peledak harus diserahkan dan disimpan digudang dalam jangka waktu tidak
lebih dari Dua Puluh Empat Jam.
2. Dilarang mengangkut bahan peledak tanpa peti aslinya.
3. Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan petunjuk teknis untuk mengatur
pengangkutan, pemindahan atau pengiriman.
4. Kepala Inspeksi Tambang harus membuat peraturan perusahaan tentang
Keselamatan Kerja.Untuk Melakukan pengangkutan bahan peledak dari gudang ke
lokasi peledakan maupun ketempat penimbunan yang lain harus diperhatikan
ketentuan berikut :
1) Jumlah bahan peledak
2) Proses pengangkutan bahan peledak.
3) Waktu pengangkutan.
4) Tingkah laku seperti merokok dan lainnya yang dapat membahayakan.
5) Pengangkutan dilakukan siang hari.
6) Pengangkutan melalui sumur tambang harus dilakukan secara mekanis.
7) Di dalam kerangkeng bahan peledak dilarang orang yang tidak berkepentingan
ikut serta.
8) Selain detonator maka bahan peledak hanya dapat diberikan kepada pegawaiyang
mengawasi.
9) Proses pemindahan harus dibawa didalam peti.

Cara-cara pengangkutan ramuan bahan peledak
1) Kendaraan pengangkutan harus dalam keadaan baik.
2) Peralatan kompresi yang digunakan harus bertekanan rendah.
3) Kendaraan pencampur tidak boleh dipakai mencampur di jala raya.
4) Dilarang merokok.
5) Terpal penutup harus tahan api.
6) Dilarang membawa bahan asam.
7) Dilarang membawa ramuan peledak didalam satu buah kendaraaan secara
bersama-sama
8) .Kendaraan pengangkut harus membawa alat-alat pemadam api.
9) Apabila api telah menyebar pada ramuan bahan peledak, segeralah tinggalkan
kendaraan.

2.5 Operasi Peledakan
Untuk melakukan pekerjaan peledakan, terlebih dahulu di lapangan dipersiapkan
lubang-lubang bor di daerah yang akan diledakkan. Sebelum pemboran dilakukan
pada daerah tersebut terlebih dahulu diperiksa apakah ada lubang bor yang
berisi bahan peledak yang belum meledak pada operasi peledakan sebelumnya. Sambil
menunggu selesai pengeboran dilapangan, dipersiapkan bahan peledak, bahan
pembantu peledakan, serta alat-alat kerja yang dibutuhkan. Pada saat menangani
pekerjaan peledakan tersebut perlu mengindahkan hal-hal berikut:
1. Bahan Peledak diletakkan ditempat yang teduh.
2. Sebelum terpasang primer, penempatan bahan peledak dan detonator di lapangan
harus terpisah dan tertutup.
3. Pemasangan primer diusahakan supaya diedarkan ketiap lubang-lubang bor.
4. Sebelum memasukkan bahan peledak kedalam lubang bor terlebih dahulu lubang bor
diperiksa dengan tongkat kayu atau bambu.
5. Kabel detonator harus dihubungkan pendek.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
bahan peledak yang akan digunakan dalam proses penambangan, baik sebelum digunakan
maupun saat digunakan harus mengikuti prosedur serta langkah-langkah yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini mencegah akan terjadinya kecelakaan kerja
saat berurusan dengan bahan peledak

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, jilka ada kritik atau saran
yang bersifat membangun, akan penulis terima dengan lapang dada. Atas perhatian dan
pihak-pihak yang membantu penulis dalam membuat makalah ini, penulis mengucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai