Anda di halaman 1dari 44

ANATOMI

arti dari pectin, crista, emenentia, ala


acetabulum terdiri dr 3 tlg:
1
ilium, ischium, pubis
Otot-otot femur terdiri dari
1. Kelompok anterior (ekstensor)
- m. rectus femoris
- m. vastus lateralis
- m. vastus medialis
- m. vastus intermedius genu
- m. Sartorius
-
2. Kelompok medial (adduktor)
- m. pectineus
- m. gracilis
- m. adductor longus
- m. adductor brevis
- m. adductor magnus
-
- -
3. Kelompok posterior (fleksor)
- m. biscep femoris
- m. semitendinosus
- m. semimembranosus
- m. psoas major
- m. iliacus
- m. tensor fascia lata
2
arti fovea, trocanter, epy, condilus,
tuberositas tuberculum ?
3
FEM!
Tulang femur adalah tulang terpanjang yang ada di tubuh ita. !i sebelah atas, femur bersendi dengan
acetabulum untu membentu arti"ulatio "o#ae dan di ba"ah dengan tibia dan patella untu membentu
arti"ulatio $enue.
A. %N& ATA' FEM!
memili caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor.
(aput membentu ira-ira #$3 dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os co%ae untu membentu
arti"ulatio "o#ae. &ada pusat caput terdapat leuan ecil yang disebut fo)ea "apitis, untu tempat
meleatnya ligamentum capitis femoris. Sebagian suplai dara* untu caput femoris dari a. Obturatoria
dihantaran melalui ligamentum ini dan memasui tulang melalui fovea capitis.
(ollum yang menghubungan caput dengan corpus, berjalan e ba"ah, e belaang, dan lateral serta
membentu sudut seitar '#(
o
)pada perempuan lebih ecil* dengan sumbu panjang corpus femoris.
+esarnya sudut ini dapat berubah aibat adanya penyait.
Tro"*anter ma+or dan minor merupaan tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus. ,inea
intertrochanterica menghubungan edua trochanter ini di bagian anterior, tempat meleatnya
ligamentum iliofemorale, dan di bagian posterior oleh "rista intertro"*anteri"a yang menonjol, pada
crista ini terdapat tu,er"ulum -uadratum.
(orpus femoris permuaan anteriornya licin dan bulat sedangan permuaan posteriornya mempunyai
rigi, disebut linea aspera. &ada linea ini meleat otot-otot dan septa intermuscularis. &inggir linea
melebar e atas dan ba"ah. &inggir medial berlanjut e distal sebagai "rista supra"ond.laris medialis
yang menuju e tuberculum adductorum pada condylus medialis. &inggir lateral melanjutan diri e distal
sebagai "rista supra"ond.laris lateralis. &ada permuaan posterior corpus, di ba"ah trochanter major
terdapat tu,erositas $lutea untu tempat meleatnya -. .luteus ma%imus. /orpus melebar e arah
ujung distalnya dan membentu daerah segitiga datar pada permuaan posteriornya, yang disebut fa"ies
poplitea.
/. %N& /A0A1 FEM!
4
mempunyai "ond.li medialis dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahan oleh in"isura
inter"ond.laris. &ermuaan anterior condylus bersatu dengan fa"ies arti"ularis patella. 0edua condyli
iut serta dalam pembentuan articulatio genu. !i atas condyli terdapat epi"ond.lus lateralis dan
medialis. Tuberculum adductorum dilanjutan oleh epicondylus medialis.
T!I&ONM FEMO!A2E
Adala* sebuah ceungan berbentu segitiga yang terdapat pada bagian atas aspe medial tungai atas
tepat di ba"ah ligamentum inguinale. Trigonum ini dibatasi oleh
1tas : ligamentum inguinale
lateral : m. Sartorius
medial : pinggir medial m. 1dductor longus
!asarnya : berbentu alur, dibnt dr lat e medial o$ m. 2liopsoas, m. &ectineus, m. 1dductor longus
1tapnya : dibentu oleh ulit dan fasciae dari tungai atas.
Tri$onum femorale ,erisi 3
bagian terminal n. 3emoralis dan cabang-cabangnya
vagina femoralis )a, v, nodi lymphaticus*
4A&INA FEMO!A2I' 5 'E2/N& FEMO!A2I'
adala* penonjolan fascia pembungus dinding abdomen e arah ba"ah e dalam tungai atas.
!inding anteriornya berlanjut e atas sebagai fascia transversa
dan dinding posterior sebagai fascia iliaca.
5
4a$ina ini mem,un$kus
a femoralis : di lateral
v femoralis : di sisi medial a femoralis 4 dipisahan dg a. femoralis oleh septum fibrosum
limfe : di sisi medial lagi 4 dipisahan dg a. femoralis oleh septum fibrosum
(ANA2I' FEMO!A2I'
adala*
istilah yang digunaan untu menyebut
ruangan ecil di sisi medial, tempat
pembuluh-pembuluh limfe.
(analis femoralis ,erisi3
'. 5aringan iat berlema
#. Semua pembuluh limfe eferen dari nodi
lymphoidei inguinales profundi
3. Salah satu dari nodi lypmphoidei
inguinales profundi
6
6E!7A!A1AN (!AN& FA'(IA ANTE!IO!) 6A1A
7
A. Arteria femoralis
1. femoralis sampai di tungai atas dg berjalan di blg lig inguinale, sbg lanjutan dr A. Ilia"a e#.
!isini, ia ada di pertengahan S21S 6 symp pubis, lalu muncul le"at tero"ongan.
1. 3emoralis merupaan pembuluh nadi utama untu membrum inferius.
1rteria ini berjalan e ba"ah hampir vertical e arah tuberculum adductor magnus menembus
canalis aductor hunteri menjadi a poplitea
!iba"ah regio poplitea, dy aan memberi cabang : a. ti,ialis ante6 a. ti,ialis posterior
/abang-cabang
A. (ir"umfle#a ilium superfi"ialis
sebuah cabang ecil yang berjalan e atas e S21S.
A. Epi$astri"a superfi"ialis
sebuah cabang ecil yang menyilang ligamentum inguinale dan berjalan e regio umbilicus
A. 6udenda e#terna superfi"ialis
sebuah cabang ecil yang berjalan e medial untu mempersyarafi ulit scrotum )labium majus*
A. 6udenda e#terna profunda
berjalan e medial dan mempersyarafi ulit scrotum )labium majus*
A. &eni"ularis des"endens
cabang ecil yang dipercabangan dideat ujung ahir , ia membantu mendarahi articulatio genu.
A. 6rofunda femoris 777
adalah sebuah cabang besar dan penting yang muncul dari sisi lateral 1. 3emoralis.
1rteria ini berjalan e medial di belaang 1. 3emoralis dan masu e dalam ruang medial fascia
tungai ba"ah.
8
1rteria ini ,erak*ir se,a$ai A. 6erforans I4.
&ada pangalnya, arteria ini mempercabangan A. (ir"umfle#a femoris medialis dan A.
(ir"umfle#a femoris lateralis
1 profunda femoris dan dalam perjalanannya mempercabangan 3 ,ua* aa. 6erforantes.
/. 4ena Femoralis
8ena femoralis masu tungai atas dengan berjalan melalui hiatus m. adductor magnus sebagai lanjutan
dari )ena poplitea.
&embuluh ini meninggalan tungai atas pada ruang intermedia dari vagina femoralis dan berjalan di
belaang ligamentum inguinale untu berlanjut sebagai ). Ilia"a e#terna.
/abang-cabang vena femoralis adalah
).sap*ena ma$na
dan )enae .an$ ,ersesuaian "a,an$8"a,an$ a. Femoralis.
(8ena circumfle%a ilium superficialis, vena epigastrica superficialis, dan vv. &udendae e%ternae bermuara
e vena saphena magna*
(. Nodi l.mp*oidei di ruan$ fas"ia anterior tun$kai atas
9odi lymphoidei inguinales profundi jumlahnya bervariasi, tetapi biasanya berjumlah 3 buah, terleta
disepanjang sisi medial bagian terminal vena femoralis, dan yang paling atas biasanya terleta di canalis
femoralis.
0elenjar-elenjar ini menerima cairan limfe dari nodi inguinales superficiales melalui pembuluh-
pembuluh limfe yang berjalan melalui fascia cribriformis pada hiatus saphenus. 9odi ini juga menerima
cairan limfe dari strutur-strutur dalam dari membrum inferius yang berjalan e atas di dalam pembuluh
limfe yang berjalan bersama arteria, bebrapa melalui nodi poplitei.
&embuluh limfe eferen dari nodi inguinales profundi berjalan e atas e dalam rongga abdomen melalui
canalis femoralis dan bermuara e nodi iliaci e%terni.
9
6ers.arafan ruan$ fas"ia anterior tun$kai atas
Ner)us Femoralis
9. femoralis merupaan cabang terbesar dari ple%us lumbalis ),#,3,:*.
Saraf ini eluar dari pinggir lateral m. &soas di dalam abdomen dan berjalan e ba"ah di dalam celah
antara m. &soas dan m. 2liacus. memasui tungai atas dengan posisi di sebelah lateral a. 3emoralis 6
vagina femoralis, di belaang ligamentum inguinale
9. 3emoralis mempersyarafi seluruh otot di ruang anterior tungai atas.
saraf ini berahir dengan bercabang # dalam divisi anterior dan divisi posterior.
7i)isi anterior memberian # cabang ulit dan # cabang otot. /abang ulit yaitu n. /utaneus femoris
medialis dan n. /utaneus femoris intermedius yang masing-masing mempersyarafi ulit permuaan
medial dan anterior tungai atas. /abang-cabang otot mempersyarafi m. Sartorius dan m.pectineus.
7i)isi posterior memberian ' cabang ulit n. Saphenus dan cabang-cabang e otot e m. ;uadriceps
femoris. 9. Saphenus berjalan e ba"ah dan medial dan menyilangi a. 3emoralis dari sisi lateral e
medialnya. Saraf ini muncul dari sisi medial lutut di antara tendo-tendo dari m. Sartorius dan m.
.racilis. 0emudian saraf ini berjalan turun pada sisi medial tungai bersama dengan v. Saphena
magna. 9. Saphenus berjalan di depan malleolus medialis dan sepanjang sisi medial ai, dan saraf ini
aan berahir pada daerah ibu jari ai.
!amus mus"ularis ?????????
6ers.arafan ruan$ fas"ia posterior tun$kai atas
Ner)us Is"*iadi"us
10
9. ishiadicus, sebuah cabang dari ple%us sacralis ),:,( dan S'-3*, meninggalan regio glutea dengan
berjalan turun di garis tengah tungai atas. Saraf ini di posterior tertutup oleh pinggir -.biceps femoris
dan m. Semimebranosus. Saraf ini terleta pada aspe posterior, 1dductor magnus. &ada sepertiga bagian
ba"ah tungai atas saraf ini berahir dengan bercabang menjadi #: n. Ti,ialis dan n. 6eroneus
"ommunis.
1I'TO2O&I T2AN&
Tulang ra"an dan tulang merupaan suatu jaringan iat husus yang terdiri dari sel dan matris )serat dan
substansia dasar*.
A. Tulan$ ra9an
Sel : kondroblas dan kondrosit asalnya dari ondrogeni sel di periondrium
-atris : serat olagen dan substansia dasar )cm organic, ga ada non organi*
Tulang ra"an dilapisi oleh perikondrium
6ertum,u*an tulan$ ra9an melalui 2 "ara .aitu 3
1. 6ertum,u*an tulan$ ra9an se"ara intersisial (endo$en) ,ertam,a* pan+an$
Sel mesenim 0ondroblas di periondrium berembang jadi ondrosit ondrosit bermitosis
6 menambah matris tulang bertambah panjang tulangnya <<periondrium aan biin osteoblas
Sel = sel isogen yang tampa pada tulang ra"an de"asa merupaan tanda telah terhentinya
pertumbuhan intersisial.
2. 6ertum,u*an se"ara aposisional (ekso$en) ,ertam,a* le,ar
1"alnya /el mesenim )mengandung fibroblas ondrogeni di periondrium* jadi sel ondroblas
ondrosit --> bertambah terus e samping << periondrium aan biin osteoblas
Tulan$ ra9an di,a$i men+adi 3 menurut sel dan matriksn.a 3
1. Tulan$ ra9an *ialin
1da di : permuaan sendi pd tl, tl ra"an iga, tl ra"an hidung, laring, Traea, bronus
-atris : sbag besar trsusun dr serat olagen )tipe 22*, serat elastin diit.
substansia dasar : proteoglian )fungsi utamnya untu menahan air*
Terdapat periondrium
2. Tulan$ ra9an Elastis
1da di : telinga luar, tuba auditiva, epiglottis, dan tulang ra"an laring
11
-atris : serat elastin lebih banya.
Terdapat periondrium
3. Fi,rokartila$o fi,ro,last : ;. <
1da pada : !isus interalaris, simfisis pubis.
Tida pernah berdiri sendiri selalu menyatu dangan tulang ra"an hialin dideatnya atau dengan
jaringan iat padat fibrosa. merupaan peralihan antara jaringan iat padat dan tulang ra"an
-atrisnya : terdiri atas beras beras jaringan iat padat olagen type 2 dan diantaranya
terdapat daerah daerah ecil dengan matris tulang ra"an hialin dengan lacuna serta sel-sel
didalamnya.
Substansia dasar : ??
3irbroartilago tida mempunyai periondrium. ga ada regenerasi tulang ra"an.
/ara terbentunya terpisah ya ??:
Terbentunya melalui cara yang menyerupai jaringan iat padat biasa dan a"alnya hanya terdapat
fibroblast yang dipisah = pisahan oleh bahan fibrilar. Sel itu emudian ditransformasi menjadi
ondrosit yang menghasilan selapis matris tipis diseitarnya.
/. Tulan$
Tulang merupaan jaringan tubuh yang paling eras.
12
Tulang adalah jaringan iat husus )arena sitoplasmanya uni* yang tersusun oleh sel dan
didominasi oleh matri% olagen estraselular )type 2 collagen* yang disebut sebagai osteoid.
3ungsi
penyangga tubuh
protesi
membantu pergeraan
hemostatis mineral
meprodusi sel darah merah
'el = sel tulan$ terdiri dari 3
'. 'el osteopro$enitor
"ikal ,akal osteo,las dan osteoklas serta fi,ro,las .$ akan +d kondro,lad
Sel tulang jenis ini bersifat osteogeni, oleh arena itu dinamaan pula sel osteogeni.
Sel-sel tersebut berada pada permuaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga
endosteum.
Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini yg berada di perioesteum aan membelah diri dan
mnghasilan sel osteoblas yang emudian aan aan membentu tulang.
Sebalinya pada permuaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengiisan jaringan tulang,
sel-sel osteogeni menghasilan osteolas.
Sel = sel osteogeni selain dapat memberian osteoblas juga berdiferensiasi menjadi hondroblas
yang selanjutnya menjadi sel artilago. 0ejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses
penyembuhan patah tulang. -enurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingungannya,
apabila terdapat pembuluh darah )a. nutrisia* maa aan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan
apabila tida ada pembuluh darah aan menjadi hondroblas )misal pd fr*.
Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyataan bah"a sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi
menjadi sel osteolas lebih = lebih pada permuaan dalam dari jaringan tulang.
#. Osteo,las
Sel ini bertanggung ja"ab atas pembentuan matris tulang )subst dasar ?serat* dengan
menggunaan en@im fosfatase alali. oleh arena itu banya ditemuan pada tulang yang sedang
tumbuh.
Osteoblas berada di permuaan tulang.
mensintesa omponen organi matris tulang dan mengendapan omponen anorgani
13
Selnya berbentu uboid atau silindris pende, dengan inti terdapat pada bagian punca sel dengan
omples .olgi di bagian basal. Sitoplasma tampa basofil arena banya mengandung
ribonuleoprotein yang menandaan atif mensintesis protein. &ada pengamatan dengan -.A tampa
jelas bah"a sel-sel tersebut memang atif mensintesis protein, arena banya terlihat BA dalam
sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom.
3. Osteosit
+erasal dari osteoblas
-erupaan omponen sel utama dalam jaringan tulang.
Cjung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdeatan saling berhubungan melalui gap junction. Dal-hal
ini menunjuan bah"a emunginan adanya pertuaran ion-ion di antara osteosit yang berdeatan
sehingga nutrien dapat sampai e sel sel tulang tersebut. Osteosit mempertahana matris tulang terus
menerus. +ila osteosit mati maa aan terjadi resorbsi matris oleh osteolas
3ungasinya untu menjaga nutrisi tulang.
&ada sediaan goso terlihat bah"a bentu osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang
bercabang-cabang. +entu ini dapat diduga dari bentu lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama
tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi.
!ari pengamatan dengan -.A dapat diungapan bah"a omples .olgi tida jelas, "alaupun masih
terlihat adanya ativitas sintesis protein dalam sitoplasmanya.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya aan mempunyai emampuan menjadi sel osteoprogenitor yang
pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteolas.
:. Osteoklas
-erupaan sel multinuleat rasasa dengan uuran berisar antara #E Fm-'EEFm dengan inti sampai
mencapai (E buah 6 dapat bergera
Osteolas berada di lacuna ho"ship
terdapat hubungan sel osteolas dengan resorpsi tulang.
resorpsi osteolati berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau
perubahan teanan meanial pada tulang.
Osteolas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah janga panjang dengan cara ?
Matris
1. >at or$anik (3?@)
a. osteo olagen )G(H*
terdiri dari serat olagen tipe 2 dan diiat oleh .1. )ondroitin slfat dan eratan sulfat*
14
olagen yang dimilii oleh tulang adalah urang lebih setengah dari total olagen tubuh, struturnya
pun sama dengan olagen pada jaringan pengiat lainnya. Buang pada strutur tiga dimensinya yang
disebut sebagai hole @ones, merupaan tempat bagi deposit mineral.
b. 0ontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memilii proporsi yang jauh lebih ecil
dibandingan pada artilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic.
Substansi dasar mengontrol andungan air dalam tulang, dan emunginan terlibat dalam pengaturan
pembentuan fiber olagen.
c. -ateri organi non olagen terdiri dari osteocalcin )Osla protein* yang terlibat dalam pengiatan
alsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara olagen dan
omponen mineral, sialoprotein )aya aan asam salisilat* dan beberapa protein.
2. anor$anik (A?@)
alsium fosfat )I(H*, alsium arbonat )'EH*, sejumlah ecil alsium fluoride 6 magnesium florida
-atris anorgani merupaan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari alsium dan fosfat
dalam bentu ristal-ristal hydro%yapatite. 0ristal =ristal tsb tersusun sepanjang serabut olagen.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam
kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen.
Gabungan hidroksiapatit dengan serat kolagen menjadikan tulang keras dan kuat, bila tulang
dihilangkan unsur kalsiumnya maka sifatnya akan lentur seperti tendo dan bila bagian organiknya
(terutama serat kolagen) diangkat maka sifat tulang mudah pecah dan hancur.
Arsitektur tulan$
tulan$ ,a$ian luar tdd tl kompaktaB ,a$ian dalam tdd tl spon$iosa.
1. tulan$ spon$iosa
tersusun atas trabeula dan lempeng lempeng yang saling berhubungan, celah antara trabeula diisi
oleh sum sum tulang. !an terdiri dari beberapa pembuluh darah yang ecil. +entunya yang seperti ini
membantu tulang untu meredam teanan. Tulang spongiosa tida memilii system havers.
Spongiosa terlihat banya rongga yang saling berhubungan.
&ada tulang panjang ujung tulang yang bulat )epifisis* terdiri dari tulang spongiosa yang diliputi selapis tipis
tulang ompata. /elah celah tulang spongiosa ini berhubungan langsung dengan rongga sum sumtulang
15
diafisis. +agian yang berbentu batang )diafisis* hampir semua terdiri dari tulang ompata dengan hanya
sediit tulang spongiosa di permuaan dalamnya.
2. tulan$ kompakta
mempunyai system osteon terdiri dari lamel onsentris sel sel dan saluran havers, lacuna, analiuli
,apisan paling luar tulang adalah periosteum. !idalamnya terdapat lapisan#, yg disebut lamel.
1da 3 macam
lamel periosteum )lamel deet periosteum*
,amel onsentris )yg elilingi canal havers*
,amel interstisial )antar lamel onsentris '-lain*
!idalam lamel onsentirs 1da sist havers$ osteon tdd canal havers )isi p drh* ? lamel onsentris?
osteosit di dalam pmbungusnya )lacuna* ? canaliculi )pnghubung lacuna '-lain*
/anal havers '-lain dihub oleh canal volman
Trabeula : matris tl yg menyatu tp berongga#.
-atris ada di seitar sell )bisa dibaratan sebgai sitoplasmanya tulang*.
3. periosteum
membungus tulang ecuali pada permuaan sendi
+agian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengiat padat fibrosa yang
mengandung sediit sel, p darah , serat olagen, fibroblas.
Serat olagen ini menembus matris mengiat periosteum e tlang disebut serat sharpey
&embuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar aan bercabang-cabang dan menembus
e bagian dalam periosteum yang selanjutnya sampai e dalam /analis 8olmanni.
+agian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogeni arena memilii potensi membentu
tulang. Oleh arena itu lapisan osteogeni sangat penting dalam proses penyembuhan tulang.
0alo misalnya terjadi fratur 6 periosteum masi utuh penyembuhan lebih cepat, arena
lapisan osteogeni masih ada
!i Bontgen, l ga patologis, ga aan liatan 77
C. endosteum
lapisan halus yang membatasi rongga sum sum tulang )rongga sum sum tl an da di spongiosa*
16
Andosteum merupaan lapisan sel-sel berbentu gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang
)dicelah# trabeula* dan melanjutan diri e seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang
termasu /analis Daversi dan /analis 8olmanni.
Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi
osteogeni.
3ungsi utama peri dan endosteum adalah memberi nutrisi jaringan tulang dan sumber pengadaan terus
menerus osteoblas baru untu reparasi dan pertumbuhan tulang
4askuklarisasi dan 6ers.arafan tulan$
1rteri memasui tulang dari periosteum. 1rteri periostal masu dibanya tempat dan mendarahi
substantia compacta4 arteri ini bertanggung ja"ab untu nutrisinya -aa tulang yang
periosteumnya disingiran aan mati.
!i deat pertengahan diafisis satu arteria nutriens menembus substantia compacta secara miring dan
mendarahi substantia spongiosa dan sumsum tulang.
1rteri metafiseal epifisieal mendarahi ujung tulang.
8ena mengiringi arteri, dan banya vena besar meninggaan tulang melalui foramen di deat ujung
artiular tulang <<<. Tulang yang bersumsum tulang merah<<<, memili vena besar
&embuluh limfe terdapat amat banya dalam periosteum.
Saraf mengiuti pembuluh darah yang memaso tulang.
17
&eriosteum amat aya aan saraf sensoris yang disebut saraf periostal. beberapa diantara saraf itu
mengandung serabut untu rasa sait. Saraf ini terutama pea terhadap robean, atau tegangan, dan ini
dapat menjelasan mengapa rasa sait pada fratur terasa amat hebat. !i dalam tulang saraf vasomotoris
menyebaban penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
&ada tulang sejati &ertuaran nutrien dan O# dan metabolit antara sel dan apiler darah terjadi melalui
analiuli )saluran ecil yang menembus matris* arena tida bisa difusi matris. !engan analiuli osteosit
dapat berhubungan satu sama lainnya dengan permuaan dalam dan luar tulang dan dengan pembuluh darah yang
melintasi matris.
%enis +arin$an tulan$
0edua jenis ini memilii omponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut olagen
yang tersusun secara aca, sedang tulang seunder tersusun secara teratur.
%arin$an Tulan$ 6rimer D 9o)en ,one
!alam pembentuan tulang bayi atau juga dalam proses penyembuhan erusaan tulang, maa tulang
yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara arena nantinya aan
diganti dengan tulang seunder )pada saat lahir* ecuali pd sutura tulang pipih epala, soet gigi dan insersi
beberapa tendon
5aringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai "oven bone.
18
Joven bone terbentu pada saat osteoblast membentu osteoid secara cepat seperti pada pembentuan
tulang bayi dan pada de"asa etia terjadi pembentuan susunan tulang baru aibat eadaan patologis.
/2B2 :
-erupaan omponen muda yang tersusun dari serat olagen yang tida teratur pada osteoid.
sediitnya andungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-K dan lebih banya jumlah
osteosit alau dibandingan dengan jaringan tulang seunder.
5aringan tulang primer ahirnya aan mengalami remodeling menjadi tulang seunder )lamellar bone*
yang secara fisi lebih uat. 0arena itu pada tulang orang de"asa yang sehat itu hanya terdapat lamella
saja.
%arin$an Tulan$ 'ekunder D lamellar ,one D tl kompakta
5enis ini biasa terdapat pada eranga orang de"asa.
!ienal juga sebagai lamellar bone arena terdiri dari iatan paralel olagen yang tersusun dalam
lembaran-lembaran lamella.
/iri hasnya : serabut-serabut olagen yang tersusun dalam lamellae )lapisan* yang sejajar satu sama
lain dan melingari onsentris saluran di tengah yang dinamaan /analis Daversi.
!alam /analis Daversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengiat
longgar. 0eseluruhan strutur onsentris ini dinamai Systema Daversi atau osteon.
Mekanisme kalsifikasi
/atatan : &roses alsifiasi tulang yang omples belum dietahui secara pasti.
Kalsifikasi dalam tulan$ tidak terlepas dari proses meta,olisme kalsium dan fosfat.
+ahan-bahan mineral yang aan diendapan semula berada dalam aliran darah lalu ditaruh di matris
)bagian hole @one dari olagen* ,alu osteoprgenitor membentu osteoblas ,alu osteoblas
menseresian en@im alali fosfatase yang aan merangsang pelepasan fosfat dan senya"a organic di
matris e inti pengendapan )di serabut olagen yg ada di seitar osteobals* sehingga ristal-ristal
19
alsium aan tersusun sepanjang serabut sehingga terjadilah pengendapan matris )garam# untu
epadatan 6 artilago untu euatan*.
Faktor .an$ mempen$aru*i proseEs kalsifikasi tulan$ 3
hormone parathyreoid D&T seresinya langsung ditingatan oleh penurunan alsium darah, beerja pada
tulang, ginjal, dan usus. &ada tulang janga pende menignatan perpindahan alsium dari cairan tulang e dalam
plasma, dan janga panjang meningatan erja osteolas untu melarutan tulang. Beabsorpsi alsium
ditingatan dan esresinya diturunan, sebalinya esresi phosfat ditingatan. D&T juga meningatan
pengatifan vit ! sehingga adarnya meningat dan menaian absorpsi alsium di usus
0alsitonin yang dihasilan sel c parafoliuler tiroid melalui feedbac negatif melalui respons terhadap
peningatan adar alsium plasma, jia berlebihan maa alsitonin aan menurunan adar alsium dengan
menghambat atifitas osteolas, dan meningatan erja osteoblas untu mendeposit alsium edalam tulang
sehingga adar alsium plasma menurun.
pemberian vitamin ! meningatan absorbsi /a di usus /a plasma nai
pengaruh maanan yang mengandung garam alsium tinggi /a di darah aan semain banya
eadaan pD arena ondisi yang aga asam lebih menjurus e pembentuan garam /aD&O: daripada
/a3)&O:*#. 0arena /aD&O: lebih mudah larut, maa untu mengendapannya dibutuhan adar fosfat
dan alsium yang lebih tinggi daripada dalam ondisi alali untu mengendapan /a3)&O:*# yang
urang dapat larut.
Mekanisme resorpsi tulan$
Besorpsi tulang sama pentingnya dengan proses alsifiasinya, arena tulang aan dapat tumbuh
membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permuaan luarnya yang dibarengi dengan
pengiisan tulang dari permuaan dalamnya.
Besorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteolas, mencaup pembersihan garam
mineral dan matris organic yang ebanyaan merupaan olagen.
20
!alam aitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3 emunginan:
'. osteolas bertinda primer dengan cara melepasan mineral yang disusul dengan depolimerisasi
moleul-moleul organic
yaitu dengan menyediaan suasana setempat yang cuup asam pada permuaan asarnya. +agaimana
cara osteolas membuat suasana asam belum dapat dijelasan. 0emunginan, meanismenya seperti
ini. Osteolast ada di lacuna hos"ship, di dalam microvilli halus yang membentu batas yang
bererut-erut )ruffled border*. ).ambaran ini dapat dilihat dengan mirosop electron* Buffled border
ini dapat menseresian beberapa asam organi yang dapat melarutan omponen mineral dan
dibantu oleh en@im proteoliti lisosom untu emudian bertugas menghancuran matris organic.
#. osteolas menyebaban depolimerisasi muopolisaarida dan glioprotein sehingga garam mineral
yang meleat menjadi bebas
3. sel osteolas berpengaruh epada serabut olagen )hole @one yg berisi deposit mineral *
6ertum,u*an tulan$
&erembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteo$enesis desmalis dan
osteo$enesis en"*ondralis. 0eduanya menyebaban jaringan penduung olagen primitive diganti oleh
tulang, atau jaringan artilago yang selanjutnya aan diganti pula menjadi jaringan tulang.
Dasil edua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya aan mengalami
remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untu membentu tulang de"asa yang tersusun dari lamella.
21
&erembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone se%.
Ini penulan$an s"r em,riolo$i
Osteo$enesis 7esmalis D Osteo$enesis intramem,ranosa
disebut intramembranosa arena terjadinya dalam membrane jaringan.
tulang yang terbentu selanjutnya dinamaan tulang desmal.
yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengora )tulang tengora frontal*, parietal,
temporal, mandibula, masila, dan tulang pende
pada osifiasi desmal, langsung terbentu matris tulang yang diseresi oleh osteoblas.
Sel mesenim yg mengandung sel osteoprogenitor pd daerah tsb )pusat penulangan primer* osteoblas
membentu matris jadi Osteoid )blm mengapur* alsifiasi dg cara mendeposit garam mineral 6
terbentu trabeula ) di dlmny ada sum# tulang* +d tl spon$iosum.
sel mesenim di pinggirnya aan jadi periosteum dari periosteum inilah yg aan membentu tl kompkata.
Osteo$enesis Endo"*ondralis D intrakartila$inosa
&ada osifiasi ini terjadi pengendapan matris tulang pada matris tulang ra"an yang sudah ada.
Osifiasi ini membentu tulang pende dan panjang.
!isebut sprti ini arena a"alnya trbt dr tl ra"an )mesenim ondrogeni ondroblas 6 mesenin jg
membentu periondrium * bertambah panjang 6 lebar ini terjadi pusat osifiasi primer.
1 nutrisia masu le"at periondrium aan stimulasi periondrium untu berdiferensiasi bentu sel# seperti
osteoblas periosteum. membentu osteoblas deposit matris e%tracell diatas artilago )matris*
bentu tl spongiosa. Osifiasi ini aan bertambah panjang dan lebar.
1 nutrisa jg ba"a osteolas /avum medula jg terbentu untu tempat si spon$iosa.
&usat osifiasi seunder terbentu saat a epifisis masu e epifisis biin pusat osifiasi seunder biin tl
lagi dan lagi.
&embentuan lempeng epifisis ada sisa tl ra"an antara epi-dia. saat lempeng epifisis tertutup, usia #E th
pertumbuhan tl memanjang aan berhenti.
22
L Mona pada lempeng epifisis :
Mona istirahat )tulang ra"an hialin ? ondrosit*
Mona proliferasi )0ondrosit bermitosis cepat, sel sel berbentu gepeng*
Mona -aturasi terdiri dari sel berbentu lonjong
Mona hipertrofi terdiri dari sel ubis
Mona alsifiasi
Mona degenerasi
Mona osifiasi
Slain itu, dipermuaan sendi jg ga alami osifiasi arena disini dibuthan tl ra"an yg aan menghasilan cairan
sinovial .
Diafisis )batang* adalah bagian tengah tulang yang berbentu silinder. +agian ini tersusun
dari tulang ortial yang bereuatan besar. Metafisis adalah bagian tulang yang melebar di deat
ujung ahir batang. !aerah ini disusun oleh tulang trabeular )tulang spongiosa* yang
mengandung sel-sel hematopoeti. ,empeng epifisis merupaan daerah pertumbuhan longitudinal
23
bagi ana-ana, dan aan menghilang saat de"asa. +agian epifisis langsung berbatasan dengan
sendi tulang panjang yang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang
terhenti.
3
6er,aikan pata* tulan$
5ia terjadi patah tulang, maa erusaan aan menyebaban perdarahan yang biasanya aan diiuti oleh
pembeuan.
0erusaan juga menyebaban erusaan matris dan sel = sel tulang di deat garis patah.
1"al dari proses perbaian tulang dimulai dengan pembersihan dari beuan darah, sisa = sisa sel dan
matris yang rusa. &eriosteum dan endosteum diseitar tulang yang patah menanggapi dengan
meningatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentulah jaringan seluler diseitar garis patah dan di
antara ujung = ujung tulang yang terpisah. &embentuan tulang baru berlangsung melalui penulangan
enhondral dan desmal secara simultan. Cntu penulangan enhondral didahului dengan terbentunya
artilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. /elah
fragmen tulang searang diisi oleh jaringan artilago yang merupaan alus. 5aringan tulang baru mengisi
celah diantara fragmen tulang membentu alus tulang dan menggantian alus artilago. Sel = sel
osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum aan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut
terjadi penulangan desmal. &enulangan enhondral berlangsung sebagai trabeula dalam jaringan
artilago yang merupaan jaringan penopang sementara dalam perbaian patah tulang. Teanan pada
tulang selama proses penyembuhan menyebaban perbaian bentu tulang e bentu asalnya sehingga
benjolan alus ahirnya aan lenyap melalui resorpsi.
6roses pen.em,u*an Fraktur pada tulan$
1. pem,entukan *ematoma
pada tulang yang patah terjadi perdarahan, emudian darah tersebut menggumpal dan terjadi
pembentuan hematom L-I jam, pada daerah yang mengalami hematom. Sel# tlg diujungnya aan
mati arena diatasnya tjd vasoon sbg ompensasi untu berhentian bleeding. osteosit aan rusa
dan mati, sehingga terjadi reasi inflamasi dan pembengaan arena ematian sel tulang
24
tersebut. Selain itu tubuh aan membersihan sel sel tulang tersebut melalui sel fagosit )marofag,
neutrofil* dan osteolas.
2. 6em,entukan fi,rokartila$o
3ibroblast dari periosteum aan menginvasi daerah yang fratur dan membentu serat collagen
)bagian dr matris*, 0emudian beberapa sel dari periosteum aan berembang menjadi
ondroblast yang emudian aan membentu fibroartilago pada region ini. 2nilah yang
menjadian pembentuan fibrocartilago callus )tl yg blm sempurna*. Dal ini memaan "atu
selama 3 minggu nnti aan jadi trabeula# to, maanya harus dipadatan.
3. 6em,entukan kalus tulan$
!i area yang mendapat suplai darah yang bai, sel osteogeni dr periondirum aan berembang
menjadi osteoblas dan mulai memprodusi matris yang memadatan trabeula pada tulang
spongiosa yg dibentu no# tadi. dan terbentulah alus tulang.
C. !emodelin$ tulan$
!an pada tahap ahir pembentuan tulang yang berlebih aan dihancuran oleh osteolas, dan
tulang ompata aan menggantian tulang spongiosa yang sudah terbentu.
&roses penyembuhan fratur berbeda pada tulang ortial pada tulang panjang serta tulang
anselosa pada metafisis tulang panjang atau tulang-tulang pende, sehingga edua jenis
penyembuhan fratur ini harus dibedaan.
25
6ENFEM/1AN F!AKT!
5ia satu tulang sudah patah, jaringan luna seitarnya juga rusa, periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi
perdarahan cuup berat. +euan darah yang terbentu pada daerah tersebut aan membentu jaringan granulasi
didalamnya dengan sel sel pembentu tulang primitif )osteogeni* berdiferensiasi menjadi ondroblas dan
osteoblas. 0ondroblas aan menseresi fosfat, yang merangsang deposisi alsium. Terbentu lapisan tebal )alus*
diseitar loasi fratur. ,apisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan alus dari fragmen satunya
dan menyatu.
&enyatuan dari edua fragmen terus berlanjut dengan terbentunya trabeula oleh osteoblas, yang meleat pada
tulang dan meluas menyebrangi loasi fratur. 0alus tulang aan mengalami remodelling untu mengambil bentu
tulang yang utuh seperti bentu osteoblas tulang baru, dan osteolas aan menyingiran bagian yang rusa dan
tulang sementara.
0AKT 6ENFEM/1AN F!AKT!
Jatu penyembuhan fratur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa factor
penting pada penderita, antara lain:
mur penderita
Jatu penyembuhan tulang pada ana = ana jauh lebih cepat pada orng de"asa. Dal ini terutama
disebaban arena ativitas proses osteogenesis pada daerah periosteum dan endoestium dan juga
berhubungan dengan proses remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat atif dan main berurang
apabila unur bertambah
2okalisasi dan konfi$urasi fraktur
,oalisasi fratur memegang peranan sangat penting. 3ratur metafisis penyembuhannya lebih cepat dari
pada diafisis )rn bagian tl nya diit, jd lebih cepat pemulihannya*. !isamping itu onfigurasi fratur
seperti fratur tranversal lebih lambat penyembuhannya dibanding dengan fratur obli arena onta
yang lebih banya.
6er$eseran a9al fraktur
&ada fratur yang tida bergeser dimana periosteum inta, maa penyembuhannya dua ali lebih cepat
dibandingan pada fratur yang bergeser. Terjadinya pergeseran fratur yang lebih besar juga aan
menyebaban erusaan periosteum yang lebih hebat. )rn di periosteum banya sel osteoprogenitor*
4askularisasi pada kedua fra$men
1pabila edua fragmen memilii vasularisasi yang bai, maa penyembuhan biasanya tanpa ompliasi.
+ila salah satu sisi fratur vasularisasinya jele sehingga mengalami ematian, maa aan menghambat
terjadinya union atau bahan mungin terjadi nonunion.
!eduksi dan Imo,ilisasi
26
Beposisi fratur aan memberian emunginan untu vasularisasi yang lebih bai dalam bentu
asalnya. 2mobilisasi yang sempurna aan mencegah pergeraan dan erusaan pembuluh darah yang aan
mengganggu penyembuhan fratur.
0aktu imo,ilisasi
+ila imobilisasi tida dilauan sesuai "atu penyembuhan sebelum terjadi union, maa emunginan
untu terjadinya nonunion sangat besar.

!uan$an diantara kedua fra$men serta interposisi ole* +arin$an lemak.
+ila ditemuan interposisi jaringan bai berupa periosteal, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya,
maa aan menghambat vasularisasi edua ujung fratur.
Adan.a infeksi
+ila terjadi infesi didaerah fratur, misalnya operasi terbua pada fratur tertutup atau fratur terbua,
maa aan mengganggu terjadinya proses penyembuhan.
(airan 'ino)ia
&ada persendian dimana terdapat cairan sinovia merupaan hambatan dalam penyembuhan fratur.
&erakan aktif dan pasif an$$ota $erak
.eraan pasif dan atif pada anggota gera aan meningatan vasularisasi daerah fratur tapi geraan
yang dilauan didaerah fratur tanpa imobilisasi yang bai juga aan mengganggu vasularisasi.
&enyembuhan fratur berisar antara 3 minggu = : bulan. Jatu penyembuhan pada ana secara asar
setengah "atu penyembuhan daripada orang de"asa.
&eriraan penyembuhan fratur pada orang de"asa dapat di lihat pada table beriut :
,O01,2S1S2 J10TC &A9NA-+CD19 )minggu*
&halang $ metacarpal$ metatarsal $ osta
!istal radius
!iafisis ulna dan radius
Dumerus
0lavicula
&anggul
3emur
/ondillus femur $ tibia
Tibia $ fibula
8ertebra
3 = L
L
'#
'E = '#
L
'E = '#
'# = 'L
I = 'E
'# = 'L
'#
6ENI2AIAN 6EFEM/1AN F!AKT!
&enilaian penyembuhan fratur )union* didasaran atas union secara linis dan union secara radiologi.
&enilaian secara linis dilauan dengan pemerisaan daerah fratur dengan melauan pembengoan
pada daerah fratur, pemutaran dan ompresi untu mengetahui adanya geraan atau perasaan nyeri pada
penderita. 0eadaan ini dapat dirasaan oleh pemerisa atau oleh penderita sendiri. 1pabila tida
ditemuan adanya geraan, maa secara linis telah terjadi union dari fratur.
27
Cnion secara radiologi dinilai dengan pemerisaan roentgen pada daerah fratur dan dilihat adanya garis
fratur atau alus dan mungin dapat ditemuan adanya trabeulasi yang sudah menyambung pada edua
fragmen. &ada tingat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fratur.
FRAKTUR FEMUR
A 7EFINI'I
Terputusnya ontinuitas batang femur yang bisa terjadi aibat trauma langsung 6 tida langsung
/ ETIO2O&I
a. Trauma
3ratur terjadi etia teanan yang menimpa tulang lebih besar dari
pada daya tahan tulang aibat trauma.
Trauma Langsung
28
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada
daera tekanan! "raktur yang terjadi biasanya bersifat k#munitif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan!
Trauma Tida ,angsung.
1pabila trauma dihantaran e daerah yang lebih jauh dari daerah fratur,misalnya jatuh dengan
tangan estensi dapat menyebaban fratur padaclavicula. &ada eadaan ini biasanya jaringan luna
tetap utuh.
,.Keadaan 6atolo$is
3ratur terjadi arena penyait tulang seperti tumor tulang, osteoporosis yang disebut fratur
pathologis, ricetsia.
". 'tress
3ratur stress atau fatigue, fratur yang fatigue biasanya sebagai aibat dari penggunaan tulang secara
berlebihan yang berulang = ulang.
( 6ATOFI'IO2O&I di manifest klinis G
-enurut +lac dan -atassarin )'GG3* serta &atric dan Joods )'GIG*. 0etia patah tulang, aan
terjadi erusaan di ortes, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan luna. 1ibat dari hal tersebut
adalah terjadi perdara*anB kerusakan tulan$ dan +arin$an sekitarn.a. 0eadaan ini menimbulan
*ematom pada anal medulla antara tepi tulang diba"ah periosteum dan jaringan tulang yang mengitari
fratur. Terjadinya respon inflamasi aibat sirulasi jaringan neroti adalah ditandai dengan vasodilatasi
dari plasma dan leuosit. 0etia terjadi erusaan tulang, tubuh mulai melauan proses penyembuhan
untu memperbaii cidera, tahap ini menunjuan tahap a"al penyembuhan tulang. Dematom yang
terbentu bisa menyebaban peningatan teanan dalam sumsum tulang yang emudian merangsang
pem,e,asan lemak dan gumpalan lema tersebut masu edalam pembuluh darah yang mensuplai
organ-organ yang lain. Dematom menyebaban dilatasi apiler di otot, sehingga meningatan teanan
apiler tinggi, emudian menstimulasi histamin pada otot yang ishemi dan menyebaban protein
plasma hilang dan masu e interstitial. Dal ini menyebaban terjadinya edema. Adema yang terbentu
aan menean ujung syaraf dan bisa memberian rasa n.eri.
9yeri yang terjadi adalah nyeri aut. 9yeri nya bersifat terloalisir, tajam, dalam "atu urang
dari 3 bulan. 9yeri terjadi arena stimulus yang diba"a oleh serabut saraf nociceptive yang timbul aibat
adanya erusaan jaringan oleh arena suatu trauma atau cedera. Stimulus pada nociceptor merambat
pada serabut 1 delta dan / bersinaps di cornu medula spinalis menuju thalamus.
&royesi dari thalamus e gyrus post central persepsi nyeri
&royesi dari thalamus e lobus frontalis dan system limbic intepretasi nyeri
29
&royesi e lobus temporal memori nyeri
&royesi e hypotalamus respon otonom seperti peningatan denyut jantung
%ENI' = %ENI' F!AKT!
a. /erdasarkan sifat fraktur
Fraktur terututup
+ila tida ada hubungan fragmen dengan dunia luar.disebut juga fratur utuh tanpa ompliasi
Fraktur ter,uka
+ila ada hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar
0uman bisa masu infesi
,. /erdasarkan posisi fraktur
'$3 prosimal
'$3 medial
'$3 distal
". Klasifikasi anatomis
3ratur epifisis
3ratur lempeng epifisis
'$3 dari seluruh fratur pada ana
3ratur metafisis
3ratur diafisis
d. Klasifikasi klinis
Traumati
&atologis
Stres pada ana ana terutama pada
'$3 prosimal tibia. O distal fibula,
metatarsal, iga , panggul, femur, dan humerus.
e. Klasifikasi k*usus pada anak
3ratur aibat trauma lahir
3ratur child abuse
". /erdasarkan ,entuk $aris pata*
Fraktur trans)ersal
30
fratur yang arahnya melintang pada tulang dan merupaan aibat trauma
angulasi atau langsung.
Fraktur o,li-ue
3ratur yang garis patahnya membentu sudut terhadap sumbu tulang dan
merupaan aibat trauma angulasi juga.
Fraktur spiral
3ratur yang arah garis patahnya berbentu spiral yang disebaban trauma rotasi.
Fraktur kompresi
fratur yang terjadi arena trauma asial flesi <<< yang mendorong tulang e
arah permuaan lain.
Fraktur a)ulse
fratur yang diaibatan arena trauma tarian atau trasi otot pada insersinya pada tulang.
d. /erdasarkan +umla* $aris
pata*
Fraktur komunitif
3ratur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
Fraktur 'e$mental
fratur dimana garis patah lebih dari satu tapi tida berhubungan
Fraktur Multiple
fratur dimana garis patah lebih dari satu tapi tida pada tulang yang sama
e. /erdasarkan per$eseran fra$men tulan$
Fraktur undispla"ed
.aris patah tetap, tapi edua fragmen tida bergeser dari tempatnya dan periosteum masih
utuh
Fraktur displa"ed
Terjadi pergeseran fragmen tulang. Terbagi atas :
31
dislokasi ad lon$itudinam "um "ontra"tsionum) pergeseran searah sumbu dan
overlapping*
dislokasi ad a#im )pergeseran yang membentu sudut*
7islokasi ad latus )pergeseran dimana edua fragmen saling menjauh*
+ergeser )displaced* dapat terjadi dalam L cara:
a. +ersampingan
b. 1ngulasi
c. Botasi
d. !istrasi
e. Over riding
f. 2mpasi
7 MANIFE'TA'I K2INI'
7eformitas rn tulang adalah t: perleatan otot, l ada yg rusa, otot lain slg menari
Edema
Memar rn ada hematom
N.eri
1ilan$ sensasi fr patah menean serabut aferen ttt >P l lumpuh : eferen
Krepitasi rn ada pergeseran fragmen tlg
6er$erakan a,N tl patah, otot slg tertari pergeraan susah
E"*imosis binti perdarahan rn saat trauma, p d apiler ba"ah ulit robe menimbulan
binti#
E FAKTO! FAKTO! FAN& MEM6EN&A!1I TE!%A7INFA NION
sia
-ain tua usia, periosteum main tipis.
+erhubungan dengan atifitas osteogenesis yang dilauan oleh tulang
Tempat fraktur
diafisis, met, epy Q ada ' a. nutricia.. tp regio diafisis > pjg, maanya vas PP 6 ahirnya
penyembuhan lebih lama.
Aliran dara* ke fra$men tulan$.
32
F ANAMNE'I'
1pa eluhan utamanya?
1paah ada peristi"a yang membuat fratur menjadi lebih nyeri?
+agaimanaah sifat nyeri yang ada pada pasien biasanya tajam
1paah rasa sait bisa menjalar, dimana leta rasa saitnya?
+agaimana ronologi terjadinya fratur?
+agaimana asupan nutrisinya?
& 6EME!IK'AAN FI'IK
Pemeriksaan status generalis
'. 0eadaan Cmum pasien
#. Teanan !arah )rendah*
3. 9adi )cepat*
:. &ernafasan )cepat*
(. Suhu nai
L. 1ntropometri
Pemeriksaan status lokalis
Inspeksi (look) 3
o 0C )tampa sait, anemia apa ngga*
o lihat adanya pembengaan, deformitas, fungsiolesa, dan abnormal movement,
bandingan dengan bagian yang sehat
o adanya tanda tanda perdarahan atau anemia
o apaah terdapat lua pada ulit dan jaringan luna untu membedaan fratur terututp
atau terbua
o eadaan vasularisasi
6alpasi (feel) 3
o Temperatur yang meningat di daerah local ec inflamasi
o !eformitas )edem, bag yg menonjol, angulasi, rotasi, repitasi*
o 9yeri tean superficial biasanya disebaban oleh arena adanya erusaan jaringan
luna
o 0repitasi dapat dietahui dengan perabaan dan harus dilauan secara hati = hati
o &emerisaan vasuler pada daerah distal trauma )capillary refilling time*
o &enguuran tungai
Mo)ement
&ergeraan dengan mengaja penderita untu menggeraan secara atif dan pasif sendi
prosimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. &ada penderita dengan fratur,
setiap geraan aan menyebaban nyeri hebat sehingga uji pergeraan tida boleh dilauan
secara asar, selain itu pergeraan juga bisa menyebaban erusaan pada jaringan luna
diseitar fragmen tulang.
33
6o9er
&erisa berapa euatan otot.
E R ta ditemuan ontrasi
' R ontrasi otot terjadi hanya berupa prubahan tonus yg dietahui dg palpasi, ta bisa di
geraan sendi.
# R otot bisa digeraan sendiri, tp ga bs mela"an gravitasi
3 R bisa mela"an gravitasi
: R euatan otot bisa mela"an teanan ringan
( R euatan otot bisa mela"an teanan berat.
Pemeriksaan Neurologi
Cntu memastian apaah terdapat erusaan system saraf bai sensoris maupun motoris.
1 7IA&NO'I'
!idapatan dari hasil anamnesis, pemerisaan fisi dan pemerisaan penunjang
I 6EME!IK'AAN 6ENN%AN&
6emeriksaan !adio$rafi
1. Foto ront$en
!ilauan pemerisaan 1&, &1 dan lateral untu mendapatan pencitraan yang lebih jelas
Dal hal yang harus dibaca pada pemerisaan radiografi adalah
a. +esar tulang
b. +entu tulang
c. 0ontur tulang
d. !ensitas tulang ) meninggi atau menurun *
e. 5enis tulang yang terena
f. 5aringan luna seitar tulang: pembengaan
g. 0ontinuitas tulang
h. &osisi Bontgen
i. ayangan jaringan lunak tumor, radang
j. tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi !!!
k. trabekulasi ada tidaknya rare fraction !!!
l. sela sendi serta bentuk arsitektur sendi !!!
tu+uan dilakukan pemeriksaan radiolo$is 3
mengetahui gambaran normal tulang dan sendi
untu onfirmasi adanya fratur
untu melihat sejauh mana pergeraan dan onfigurasi fragmen serta pergeraanya
untu menentuan teni tatalasana
untu menentuan apaah fratur ini baru atau tida. 0l masi baru 3 minggu, ada calus primer.
untu menentuan apaah fratur intra artiular atau estra artiulaer untu tata lasana
untu melihat adanya eadaan patologis pada tulang
34
untu melihat adanya benda asing )bila mungin*
pemerisaan ini dilauan dengan prinsip dua :
dua posisi seurang urangnya yaitu 1& dan lateral
dua sendi anggota gera dan tungai harus difoto
dua anggota gera
dua trauma. &ada trauma yang hebat sering menyebaban fratur pada dua daerah tulang misalnya
pada fratur alaneus atau femur, perlu dilauan foto pada panggul dan tulang belaang.
dua ali. Sebelum dan sesudah tata lasana
7alam mem,a"a *asil radiolo$iB
hal pertama yang harus diperhatian adalah apaah foto tersebut laya atau tida dibaca. Cntu
memastiannya sebuah foto rontgen harus memilii identitas pasien yang terdiri dari nama, umur,
tanggal foto tersebut diambil, dan ,$B untu mengetahui sisi tubuh mana yang di foto
# /T s can
Suatu jenis pemerisaan untu melihat lebih detail mengenai bagiantulang atau sendi, dengan
membuat foto irisan lapis demi lapis.&emerisaan ini menggunaan pesa"at husus.
-B2 : mengga mbar an s emua er us aa n ai bat fratur )ini cumin tambahan saja, ga
dilauan juga gpp* -B2, dapat digunaan untu memerisa hampir seluruh tulang, sendi, dan
jaringan luna. mB2 dapat digunaan untu mengidentifiasi cedera tendon,ligamen, otot, tulang
ra"an dan tulang.
6emeriksaan 2a, (tam,a*an doin$ ini ma*)
'. ce Db 6 golongan darah
dipersiapan untu memberian transfusi apabila diperluan
#. alalin fosfat
menunjuan egiatan osteoblasti dalam pembentuan tulang lyat uda ada perbaian )dg
pembentuan dr osteoblas apa blm* <<
TATA 2AK'ANA
6ENATA2AK'ANAAN F!AKT! MEN&A( KE C T%AN
35
1. -engurangi rasa nyeri, Trauma pada jaringan diseitar fratur menimbulan rasa nyeri yanghebat bahan
sampai menimbulan syo. Cntu mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri, serta dengan teni
imobilisasi, yaitu pemasangan bidai $ spal, maupun memasang gips.
2. -empertahanan posisi yang ideal dari fratur. Seperti pemasangan trasi ontinyu, fisasi esternal, fisasi
internal,sedangan bidai maupun gips hanya dapat digunaan untu fisasi yangbersifat sementara saja.
3. -embuat tulang embali menyatu. Tulang yang fratur aan mulai menyatu dalam "atu : minggu dan
aanmenyatu dengan sempurna dalam "atu L bulan.
C. -engembalian fungsi seperti semula. 2mobilisasi dalam janga "atu yang lama dapat menyebaban atrofi otot
dan eauan pada sendi.-aa untu mencegah hal tersebut diperluan upaya mobilisasi
6!IN'I6 7AN METO7E 6EN&O/ATAN F!AKT!
6enatalaksanaan a9al
Sebelum dilauan pengobatan definitif pada suatu fratur, diperluan:
&ertolongan pertama
&ada penderita dengan fratur penting untu membersihan jalan napas, menutup lua dengan
verban bersih dan imobilisasi fratur pada anggota gera yang terena agar penderita merasa
nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangut dengan ambulans.
&enilaian linis
Sebelum menilai fratur itu sendiri, perlu dilauan penilaian linis, apaah lua itu lua tembus
tulang, adaah trauma pembuluh darah$saraf atauah ada trauma alat alat dalam yang lain.
Besusitasi
0ebanyaan penderita dengan fratur multipel tiba di BS dengan syo, sehingga diperluan
resusitasi sebelum diberian terapi pada fraturnya sendiri berupa pemberian transfusi darah dan
cairan lainnya serta obat anti nyeri.
1 !eko$nisi &rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai eadaan fratur dengan anamnesis, pemerisaan
linis dan radiologis. &ada a"al pengobatan diperhatian :
,oalisasi fratur
+entu fratur
-enentuan teni yang sesuai dengan pengobatan
0ompliasi yang mungin terjadi selama dan sesudah pengobatan
1.
2. !eposisi5reduksi sp. periosteum ,ersatu
36
mengembalian fragmen tulang pada esejajarannya dan posisi anatomis
!iperluan redusi untu sedapat mungin mengembalian fungsi normal dan mencvegah ompliasi
seperti eauan, deformitas serta perubahan osteoartritis di emudian hari.
Bedusi fratur )setting tulang* berarti mengembalian fragmen tulang pada esejajarannya dan
posisi anatomis normal.
Sasarannya adalah untu memperbaii fragmen-fragmen fratur pada posisi anatomi normalnya.
1lignment dan aposisi yang sempurna
!eduksi tertutup manual
redusi tertutup dilauan dengan mengembalian fragmen tulang eposisinya )ujung-ujungnya
saling berhubungan* dengan manipulasi dan trasi manual. Si nar - % har us dilauan untu
mengetahui apaah fragmen tulang telah dalam esejajaran yang benar.
Traksi dips$ ,e,an
Ng dibandulin pae beban. Trasi dapat digunaan untu mendapatan redusi dan
imobilisasi beratnya trasi disesuaian dengan spasme otot yang terjadi. Sinar-% digunaan untu
memantau redusi fratur dan aprosimasi??? fragmen tulang.
!eduksi ter,uka oppen
pada fratur tertentu memerluan redusi terbua. !engan pendeatan bedah fragmen tulang
diredusi.
3. !etensi5 imo,ilisasi
-empertahanan posisi tulang yang sudah diredusi agar tetap berada pada esejajaran nya.
-etode untu mempertahanan imobilisasi adalah dengan alat-alat SesternalT )bebat, brace, case,
pen dalam plester, fisator esterna, trasi, balutan* dan alat-alat SinternalT )nail, lempeng, serup,
a"at, batang, dll*
C. !e*a,ilitasi $asarannya meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan n#rmal pada
bagian yang sakit!
Cntu mempertahanan dan memperbaii fungsi dengan mempertahanan redusi dan imobilisasi
adalah peninggian untu meminimalan benga, memantau status neurovasuler, mengontrol
ansietas dan nyeri, latihan isometri dan pengaturan otot, partisipasi dalam atifitas hidup sehari-hari,
dan melauan atifitas embali secara bertahap dapat memperbaii emandirian fungsi.
&engembalian bertahap pada ativitas semula diusahaan sesuai batasan terapeuti.
37
&rinsip dasar terapi fratur pada ana adalah onservatif arena proses remodeling terjadi cepat, angulasi
ecil bias teroresi, tumbuh memanjang terjadi lebih cepat, imobilisasi lebih tingat, jarang terjadi au sendi atau
atrofi otot.
Indikasi operasi: bila onservatif gagal
6lasti" deformit.: closed reduction ? imobilisasi dengan long cast #-3 minggu
/u"kle: imobilisasi dengan cast #-3 minggu
&reen fri"le: closed reduction ? long cast bai dengan atau tanpa refraturasi, imobilisasi #-3 minggu
(omplete: closed reduction ? cast, imobilisasi 3-( minggu
N. KOM62IKA'I
KOM62IKA'I A0A2
'.ok hipovolemi syo ec perdarahan )bai ehilangan darah esterna maupun yang tida elihatan* dan
ehilangancairan esternal ejaringan yang rusa.
'indroma em,oli lemak
a. pd saat fratur diba"ah sc ada jar lema lema bs masu e p darah arena teanan sum# tlg >
dri teanan apiler iut peredaran darah. tergantung dia, mau nyumbat dimana. 1tau arena
ateolamin yang dilepasan olehreasi stres pasien aan memobilisasi asam lema dan
memudahanterjadinya globula lema dalam aliran darah.
untuk *indariB $mn<
'indroma kompartemen.
tjd saat perfusi jar dalam otot urang dari yg dibutuhan untu ehidupan jaringan. 2ni bisa disebaban
arena penurunan uuran ompartemen ototarena fasia yang membungus otot terlalu etat, penggunaan gips
atau balutan yang menjerat ataupun peningatan isi ompartemen otot arenaedema atau perdarahan sehubungan
dengan berbagai masalah )misal :isemi, cidera remu*.
KOM62IKA'I 2AM/AT
38
A. MA2NION
-alunion adalah eadaan dimana fratur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang
terbentu angulasi???, varus $ valgus???, rotasi, ependean atau union secara menyilang??? misalnya
pada fratur radius dan ulna.
Etiolo$i
3ratur tanpa pengobatan
&engobatan yang tida adeuat
Bedusi dan imobilisasi yang tida bai
&engambilan eputusan serta teni yang salah pada a"al pengobatan
Osifiasi premature pada lempeng epifisis arena adanya trauma ?napa bs premature?
&am,aran klinis
!eformitas dengan bentu yang bervariasi
.angguan fungsi anggota gera
9yeri dan eterbatasan pergeraan sendi
!itemuan ompliasi seperti paralysis tardi nervus ulnaris
Osteoarthritis apabila terjadi pada daerah sendi ???
+ursitis atau nerosis ulit pada tulang yang mengalami deformitas ???
6emeriksaan radiolo$ist
&ada foto rontgen terdapat penyambungan fratur tetapi pada posisi yang tida sesuai dengan eadaan
yang normal.
6en$o,atan
Konser"atif
!ilauan refraturisasi dengan pembiusan umum dan imobilisasi sesuai dengan fratur yang baru.
1pabila ada ependean anggota gera dapat digunaan sepatu orthopedic.
39
#peratif
Osteotomi oresi )osteotomi M* dan bone graft disertai dengan fisasi interna
Osteotomi dengan pemanjangan bertahap, misalnya pada ana = ana. ???
Osteotomi yang bersifat baji ???
/. 7E2AFE7 NION
!elayed union adalah fratur yang tida sembuh setelah selang "atu 3 -( bulan )3 bulan untu anggota
gera atas dan ( bulan untu anggota gera ba"ah*
Etiolo$i
Atiologi delayed union sama dengan etiologi pada nonunion
&am,aran klinis
&ertambahan deformitas
9yeri anggota gera pada pergeraan dan "atu berjalan. rn fragmen yg patah menean jar
seitar 6 ada syaraf di periosteum.
Terdapat pembengaan rn pergesean fragmen fr dg jar sitar inflamasi dll edem
9yeri tean
Terdapat geraan yang abnormal pada daerah fratur
Ga ada komplikasi (paralysis, #$, bursitis, nekrosis)
6emeriksaan radiolo$is
Tida ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fratur
.ambaran ista pada ujung = ujung tulang arena adanya dealsifiasi tulang
.ambaran alus yang urang diseitar fratur.
6en$o,atan
40
Konser"atif
&emasangan plester untu imobilisasi tambahan selama # = 3 bulan. terus nnti bisa tumbuh sndiri
tulangnya ?
#peratif
+ila union diperiraan tida aan terjadi, maa segera dilauan fisasi interna dan pemberian bone
graft.
(. NONNION
!isebut nonunion apabila fratur tida menyembuh antara L = I bulan dan tida didapatan onsolidasi
sehingga didapat pseudoarthrosis )sendi palsu*. &seudoarthrosis dapat terjadi tanpa infesi tetapi dapat
juga terjadi sama = sama dengan infesi disebut infected pseudoarthrosis. ? np bs ada infesi pd
tertutup?
+eberapa jenis nonunion terjadi menurut eadaan ujung = ujung fragmen tulang.
&am,aran klinis
!eformitas
.eraan abnormal pada daerah fratur yang membentu sendi palsu yang disebut pseudoarthrosis.
9yeri ringan atau sama seali tida ada
9yeri tean atau sama seali tida ada.
&embengaan bisa ditemuan dan bisa juga tida terdapat pembengaan sama seali
&ada perabaan ditemuan rongga diantara edua fragmen.
Ga ada komplikasi (paralysis, #$, bursitis, nekrosis)
6emeriksaan radiolo$ist
Terdapat gambaran sleroti pada ujung = ujung tulang
Cjung = ujung tulang berbentu bulat dan halus
Dilangnya ruangan meduler pada ujung = ujung tulang
Salah satu ujung tulang dapat berbentu cembung dan sisi lainnya ceung )psedoarthrosis*
6en$o,atan
3isasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft
Asisi fragmen ecil deat sendi. -isalnya epala radius, prosesus stiloid ulna
41
&emasangan protesis, misalnya pada fratur leher femur
Stimulasi eletri untu mempercepat osteogenesis.
6ENFE/A/ NONNION 7AN 7E2AFE7 NION
8asularisasi pada ujung = ujung fragmen yang urang
Bedusi yang tida adeuat
2mobilisasi yang tida adeuat sehingga terjadi geraan pada edua fragmen.
Jatu imobilisasi yang tida cuup
2nfesi
!istrasi pada edua ujung arena adanya trasi yang berlebihan
2nterposisi jaringan luna diantara edua fragmen tulang
Terdapat jara yang cuup besar antara edua fragmen
!estrusi tulang misalnya oleh arena tumor atau osteomielitis )fratur patologis*
!isolusi hematoma fratur oleh jaringan sinovia )fratur intraapsuler*
0erusaan periosteum yang hebat se"atu terjadi fratur atau operasi
3isasi interna yang tida sempurna
!elayed union yang tida diobati
&engobatan yang salah atau sama seali tida dilauan pengobatan
Terdapat benda asing diantara edua fratur, misalnya pemasangan scre" diantara edua fragmen.
6!O&NO'I'
&enyembuhan fratur merupaan suatu proses biologis yang menajuban.Tida seperti jaringan
lainnya, tulang yang mengalami fratur dapat sembuh tanpa jaringan parut ? 0O +2S1?. &engertian
tentang reasi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fratur mulai terjadi segera
setelah tulang mengalami erusaan apabila lingungan untu penyembuhan memadai sampai terjadi
onsolidasi. 3ator meanis yang penting seperti imobilisasif ragmen tulang secara fisi sangat
penting dalam penyembuhan, selain fator biologis ??? yang juga merupaan suatu fator yang sangat
esensial dalam penyembuhan fratur.
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
42
F!AKT! 6A7A ANAK
3ratur pada ana berbeda dengan orang de"asa, arena adanya perbedaan
6er,edaan anatomi
anatomi tulang pada ana terdapat lempeng epifisis yang merupaan tulang ra"an pertumbuhan.
&eriosteum sangat tebal dan uat dan menghasilan alus yang cepat dan lebih besar
6er,edaan ,iomekanik3
+iomeani tulang, tulang ana-ana sangat porous, ortes berlubang-lubang )trabeula masi
banya* dan sangat mudah dipotong oleh arena analis harvesian mendudui sebagian besar tulang.
3ator ini menyebaban tulang ana-ana dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformitas
tulang dibandingan orang de"asa. Tulang de"asa sangat ompa dan mudah mengalami tegangan
dan teanan sehingga tida dapat menahan ompresi.
+iomeani lempeng pertumbuhan, lempeng perrtumbuhan merupaan tulang ra"an yang melelat
erat pada metafisis di bagian luarnya diliputi oleh periosteium sedang di bagian dalamnya oleh
prosesus mamilaris. Cntu memisahan metafisis dan epifisis diperluan euatan yang besar.
Tulang ra"an lempeng epifisis mempunyai onsistensi seperti aret yang eras.
+iomeani periosteum, periosteum pada ana-ana sangat uat dan tebal dan tida mudah
mengalami robean dibandingan orang de"asa.
6er,edaan fisiolo$is
&ada ana-ana pertumbuhan merupaan dasar terjadinya remodelling yang lebih besar dibandingan
pada orang de"asa
&ertumbuhan berlebihan )over gro"th*
&ertumbuhan diafisis tulang panjang aan memberian stimulasi pada pertumbuhan tulang panjang
arena tulang ra"an lempeng epifisis mengalami hiperemi pada "atu penyembuhan tulang pd fr
!eformitas yang progresif
0erusaan permanen lempeng epifisis menyebaban pemendean atau deformitas anguler pd epifisis
3ratur total
&ada ana fratur total jarang bersifat omunitif arena tulangnya sangat flesibel dibandingan
orang de"asa.
43
1tas dasar elainan perbedaan anatomi, biomeani dan fisiologis maa fratur pada ana-ana
mempunyai gambaran husus, yaitu:
1. ,ebih sering ditemuan rn matris anorgani PP de"asa
2. &eriosteum sangat atif dan uat. mebuatnya jarang mengalami robean, sehingga sering periosteum
merupaan bidai dari fratur itu sendiri. &ada ana periosteum mempunyai sifat osteogenesis yang lebih besar
3. 6en.em,u*an fraktur san$at "epat krn periosteum HH
C. 7eformitas "epat terkoreksi krn perioesteum HH
?. Terdapat per,edaan dalam komplikasiB anak le,i* ,erat komplikasi
A. !o,ekan li$amen dan dislokasi le,i* +aran$ ditemukan. ,igamen pada ana sangat uat dan pegas.
,igamen ini lebih uat dari lempeng epifisis sehingga tarian ligamen dapat menyebaban fratur lempeng
epifisis dan ligamennya tida robe
I. Kuran$ toleran ter*adap ke*ilan$an dara* 5umlah volume darah pada ana secara proposional lebih
ecil adripada orang de"asa.
J. Terdapat problem husus dalam diagnosis
K. 0oresi spontan pada suatu deformitas residual. +erbeda dalam metode pengobatan. &rinsip utama
pengobatan fratur pada ana secara onservatif bai dengan cara manipulasi tertutup atau trasi ontinu. Jalau
demiian beberapa fratur husus memerluan tindaan operatif.
1L.
FAKTO! FAN& MEM6EN&A!1I TE!%A7INFAI MA'A 6ENFEM/1AN 6A7A ANAK
a. 6eriosteum
,. Nutrisi
Mineral
/alcium dan fosfat dibutuhan dalm penyembuhan dan pembentuan tulang selain itu diperluan
juga magnesium, fluoride dan mangan dalam jumlah yang ecil.
4itamin
8itamin 1 menstimulasi atifitas dari osteoblas
8itamin / diperluan untu pembentuan olagen
8itamin ! membantu penyerapan alsium di usus
8itamin 0 dan +'# juga dibutuhan untu pembentuan prorein
c. 6T1 untu naiin /a darah dg 3 cara /a drh di pecah, menstimulasi vit ! di pencernaan spy
naiin reab di usus, retensi /a >P calsitonin
d. 4askularisasi
!ibutuhan vasularisasi yang bai untu dapat menyaluran nutrisi yang dibutuhan oleh tulang
44

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ift
    Bab Ift
    Dokumen32 halaman
    Bab Ift
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen44 halaman
    Lembar Pengesahan
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • MP 8
    MP 8
    Dokumen2 halaman
    MP 8
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan
    Kepemimpinan
    Dokumen3 halaman
    Kepemimpinan
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Transgender dari Aspek Medis
    Transgender dari Aspek Medis
    Dokumen5 halaman
    Transgender dari Aspek Medis
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KEUANGAN
    LAPORAN KEUANGAN
    Dokumen5 halaman
    LAPORAN KEUANGAN
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Ukuran Jaket
    Ukuran Jaket
    Dokumen2 halaman
    Ukuran Jaket
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Yang Biasa Disingkat AD
    Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Yang Biasa Disingkat AD
    Dokumen52 halaman
    Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Yang Biasa Disingkat AD
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Peran Dokter Penerbangan
    Peran Dokter Penerbangan
    Dokumen8 halaman
    Peran Dokter Penerbangan
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Hasil Rapat 2 Bulanan
    Hasil Rapat 2 Bulanan
    Dokumen4 halaman
    Hasil Rapat 2 Bulanan
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan
    Kepemimpinan
    Dokumen3 halaman
    Kepemimpinan
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Referat Saraf
    Referat Saraf
    Dokumen15 halaman
    Referat Saraf
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • SMD Komboran
    SMD Komboran
    Dokumen1 halaman
    SMD Komboran
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
    SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
    Dokumen32 halaman
    SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Cover Luar
    Cover Luar
    Dokumen1 halaman
    Cover Luar
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Mata
    Mata
    Dokumen2 halaman
    Mata
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Kekerasan Dalam Rumah Tangga
    Kekerasan Dalam Rumah Tangga
    Dokumen12 halaman
    Kekerasan Dalam Rumah Tangga
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Icd - Ix CM Mata
    Icd - Ix CM Mata
    Dokumen6 halaman
    Icd - Ix CM Mata
    Prabha Amandari Sutyandi
    100% (2)
  • No RE
    No RE
    Dokumen2 halaman
    No RE
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Pengendalian PPTM
    Pengendalian PPTM
    Dokumen67 halaman
    Pengendalian PPTM
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • No RE
    No RE
    Dokumen2 halaman
    No RE
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Program PTM Puskesmas
    Program PTM Puskesmas
    Dokumen1 halaman
    Program PTM Puskesmas
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • TM Abadaftar Isi Tabel Gambar (Revisi)
    TM Abadaftar Isi Tabel Gambar (Revisi)
    Dokumen4 halaman
    TM Abadaftar Isi Tabel Gambar (Revisi)
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • DXFGH
    DXFGH
    Dokumen10 halaman
    DXFGH
    Nanda Soraya
    Belum ada peringkat
  • Per Tanya An
    Per Tanya An
    Dokumen2 halaman
    Per Tanya An
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • BAB V SPM - Revised
    BAB V SPM - Revised
    Dokumen13 halaman
    BAB V SPM - Revised
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Rumah Sehat 5 - Perilaku
    Rumah Sehat 5 - Perilaku
    Dokumen6 halaman
    Rumah Sehat 5 - Perilaku
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Isiologi 3
    Isiologi 3
    Dokumen1 halaman
    Isiologi 3
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • BAB V SPM - Revised
    BAB V SPM - Revised
    Dokumen13 halaman
    BAB V SPM - Revised
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Emg 4
    Daftar Pustaka Emg 4
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Emg 4
    Prabha Amandari Sutyandi
    Belum ada peringkat