acetabulum terdiri dr 3 tlg: 1 ilium, ischium, pubis Otot-otot femur terdiri dari 1. Kelompok anterior (ekstensor) - m. rectus femoris - m. vastus lateralis - m. vastus medialis - m. vastus intermedius genu - m. Sartorius - 2. Kelompok medial (adduktor) - m. pectineus - m. gracilis - m. adductor longus - m. adductor brevis - m. adductor magnus - - - 3. Kelompok posterior (fleksor) - m. biscep femoris - m. semitendinosus - m. semimembranosus - m. psoas major - m. iliacus - m. tensor fascia lata 2 arti fovea, trocanter, epy, condilus, tuberositas tuberculum ? 3 FEM! Tulang femur adalah tulang terpanjang yang ada di tubuh ita. !i sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untu membentu arti"ulatio "o#ae dan di ba"ah dengan tibia dan patella untu membentu arti"ulatio $enue. A. %N& ATA' FEM! memili caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor. (aput membentu ira-ira #$3 dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os co%ae untu membentu arti"ulatio "o#ae. &ada pusat caput terdapat leuan ecil yang disebut fo)ea "apitis, untu tempat meleatnya ligamentum capitis femoris. Sebagian suplai dara* untu caput femoris dari a. Obturatoria dihantaran melalui ligamentum ini dan memasui tulang melalui fovea capitis. (ollum yang menghubungan caput dengan corpus, berjalan e ba"ah, e belaang, dan lateral serta membentu sudut seitar '#( o )pada perempuan lebih ecil* dengan sumbu panjang corpus femoris. +esarnya sudut ini dapat berubah aibat adanya penyait. Tro"*anter ma+or dan minor merupaan tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus. ,inea intertrochanterica menghubungan edua trochanter ini di bagian anterior, tempat meleatnya ligamentum iliofemorale, dan di bagian posterior oleh "rista intertro"*anteri"a yang menonjol, pada crista ini terdapat tu,er"ulum -uadratum. (orpus femoris permuaan anteriornya licin dan bulat sedangan permuaan posteriornya mempunyai rigi, disebut linea aspera. &ada linea ini meleat otot-otot dan septa intermuscularis. &inggir linea melebar e atas dan ba"ah. &inggir medial berlanjut e distal sebagai "rista supra"ond.laris medialis yang menuju e tuberculum adductorum pada condylus medialis. &inggir lateral melanjutan diri e distal sebagai "rista supra"ond.laris lateralis. &ada permuaan posterior corpus, di ba"ah trochanter major terdapat tu,erositas $lutea untu tempat meleatnya -. .luteus ma%imus. /orpus melebar e arah ujung distalnya dan membentu daerah segitiga datar pada permuaan posteriornya, yang disebut fa"ies poplitea. /. %N& /A0A1 FEM! 4 mempunyai "ond.li medialis dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahan oleh in"isura inter"ond.laris. &ermuaan anterior condylus bersatu dengan fa"ies arti"ularis patella. 0edua condyli iut serta dalam pembentuan articulatio genu. !i atas condyli terdapat epi"ond.lus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorum dilanjutan oleh epicondylus medialis. T!I&ONM FEMO!A2E Adala* sebuah ceungan berbentu segitiga yang terdapat pada bagian atas aspe medial tungai atas tepat di ba"ah ligamentum inguinale. Trigonum ini dibatasi oleh 1tas : ligamentum inguinale lateral : m. Sartorius medial : pinggir medial m. 1dductor longus !asarnya : berbentu alur, dibnt dr lat e medial o$ m. 2liopsoas, m. &ectineus, m. 1dductor longus 1tapnya : dibentu oleh ulit dan fasciae dari tungai atas. Tri$onum femorale ,erisi 3 bagian terminal n. 3emoralis dan cabang-cabangnya vagina femoralis )a, v, nodi lymphaticus* 4A&INA FEMO!A2I' 5 'E2/N& FEMO!A2I' adala* penonjolan fascia pembungus dinding abdomen e arah ba"ah e dalam tungai atas. !inding anteriornya berlanjut e atas sebagai fascia transversa dan dinding posterior sebagai fascia iliaca. 5 4a$ina ini mem,un$kus a femoralis : di lateral v femoralis : di sisi medial a femoralis 4 dipisahan dg a. femoralis oleh septum fibrosum limfe : di sisi medial lagi 4 dipisahan dg a. femoralis oleh septum fibrosum (ANA2I' FEMO!A2I' adala* istilah yang digunaan untu menyebut ruangan ecil di sisi medial, tempat pembuluh-pembuluh limfe. (analis femoralis ,erisi3 '. 5aringan iat berlema #. Semua pembuluh limfe eferen dari nodi lymphoidei inguinales profundi 3. Salah satu dari nodi lypmphoidei inguinales profundi 6 6E!7A!A1AN (!AN& FA'(IA ANTE!IO!) 6A1A 7 A. Arteria femoralis 1. femoralis sampai di tungai atas dg berjalan di blg lig inguinale, sbg lanjutan dr A. Ilia"a e#. !isini, ia ada di pertengahan S21S 6 symp pubis, lalu muncul le"at tero"ongan. 1. 3emoralis merupaan pembuluh nadi utama untu membrum inferius. 1rteria ini berjalan e ba"ah hampir vertical e arah tuberculum adductor magnus menembus canalis aductor hunteri menjadi a poplitea !iba"ah regio poplitea, dy aan memberi cabang : a. ti,ialis ante6 a. ti,ialis posterior /abang-cabang A. (ir"umfle#a ilium superfi"ialis sebuah cabang ecil yang berjalan e atas e S21S. A. Epi$astri"a superfi"ialis sebuah cabang ecil yang menyilang ligamentum inguinale dan berjalan e regio umbilicus A. 6udenda e#terna superfi"ialis sebuah cabang ecil yang berjalan e medial untu mempersyarafi ulit scrotum )labium majus* A. 6udenda e#terna profunda berjalan e medial dan mempersyarafi ulit scrotum )labium majus* A. &eni"ularis des"endens cabang ecil yang dipercabangan dideat ujung ahir , ia membantu mendarahi articulatio genu. A. 6rofunda femoris 777 adalah sebuah cabang besar dan penting yang muncul dari sisi lateral 1. 3emoralis. 1rteria ini berjalan e medial di belaang 1. 3emoralis dan masu e dalam ruang medial fascia tungai ba"ah. 8 1rteria ini ,erak*ir se,a$ai A. 6erforans I4. &ada pangalnya, arteria ini mempercabangan A. (ir"umfle#a femoris medialis dan A. (ir"umfle#a femoris lateralis 1 profunda femoris dan dalam perjalanannya mempercabangan 3 ,ua* aa. 6erforantes. /. 4ena Femoralis 8ena femoralis masu tungai atas dengan berjalan melalui hiatus m. adductor magnus sebagai lanjutan dari )ena poplitea. &embuluh ini meninggalan tungai atas pada ruang intermedia dari vagina femoralis dan berjalan di belaang ligamentum inguinale untu berlanjut sebagai ). Ilia"a e#terna. /abang-cabang vena femoralis adalah ).sap*ena ma$na dan )enae .an$ ,ersesuaian "a,an$8"a,an$ a. Femoralis. (8ena circumfle%a ilium superficialis, vena epigastrica superficialis, dan vv. &udendae e%ternae bermuara e vena saphena magna* (. Nodi l.mp*oidei di ruan$ fas"ia anterior tun$kai atas 9odi lymphoidei inguinales profundi jumlahnya bervariasi, tetapi biasanya berjumlah 3 buah, terleta disepanjang sisi medial bagian terminal vena femoralis, dan yang paling atas biasanya terleta di canalis femoralis. 0elenjar-elenjar ini menerima cairan limfe dari nodi inguinales superficiales melalui pembuluh- pembuluh limfe yang berjalan melalui fascia cribriformis pada hiatus saphenus. 9odi ini juga menerima cairan limfe dari strutur-strutur dalam dari membrum inferius yang berjalan e atas di dalam pembuluh limfe yang berjalan bersama arteria, bebrapa melalui nodi poplitei. &embuluh limfe eferen dari nodi inguinales profundi berjalan e atas e dalam rongga abdomen melalui canalis femoralis dan bermuara e nodi iliaci e%terni. 9 6ers.arafan ruan$ fas"ia anterior tun$kai atas Ner)us Femoralis 9. femoralis merupaan cabang terbesar dari ple%us lumbalis ),#,3,:*. Saraf ini eluar dari pinggir lateral m. &soas di dalam abdomen dan berjalan e ba"ah di dalam celah antara m. &soas dan m. 2liacus. memasui tungai atas dengan posisi di sebelah lateral a. 3emoralis 6 vagina femoralis, di belaang ligamentum inguinale 9. 3emoralis mempersyarafi seluruh otot di ruang anterior tungai atas. saraf ini berahir dengan bercabang # dalam divisi anterior dan divisi posterior. 7i)isi anterior memberian # cabang ulit dan # cabang otot. /abang ulit yaitu n. /utaneus femoris medialis dan n. /utaneus femoris intermedius yang masing-masing mempersyarafi ulit permuaan medial dan anterior tungai atas. /abang-cabang otot mempersyarafi m. Sartorius dan m.pectineus. 7i)isi posterior memberian ' cabang ulit n. Saphenus dan cabang-cabang e otot e m. ;uadriceps femoris. 9. Saphenus berjalan e ba"ah dan medial dan menyilangi a. 3emoralis dari sisi lateral e medialnya. Saraf ini muncul dari sisi medial lutut di antara tendo-tendo dari m. Sartorius dan m. .racilis. 0emudian saraf ini berjalan turun pada sisi medial tungai bersama dengan v. Saphena magna. 9. Saphenus berjalan di depan malleolus medialis dan sepanjang sisi medial ai, dan saraf ini aan berahir pada daerah ibu jari ai. !amus mus"ularis ????????? 6ers.arafan ruan$ fas"ia posterior tun$kai atas Ner)us Is"*iadi"us 10 9. ishiadicus, sebuah cabang dari ple%us sacralis ),:,( dan S'-3*, meninggalan regio glutea dengan berjalan turun di garis tengah tungai atas. Saraf ini di posterior tertutup oleh pinggir -.biceps femoris dan m. Semimebranosus. Saraf ini terleta pada aspe posterior, 1dductor magnus. &ada sepertiga bagian ba"ah tungai atas saraf ini berahir dengan bercabang menjadi #: n. Ti,ialis dan n. 6eroneus "ommunis. 1I'TO2O&I T2AN& Tulang ra"an dan tulang merupaan suatu jaringan iat husus yang terdiri dari sel dan matris )serat dan substansia dasar*. A. Tulan$ ra9an Sel : kondroblas dan kondrosit asalnya dari ondrogeni sel di periondrium -atris : serat olagen dan substansia dasar )cm organic, ga ada non organi* Tulang ra"an dilapisi oleh perikondrium 6ertum,u*an tulan$ ra9an melalui 2 "ara .aitu 3 1. 6ertum,u*an tulan$ ra9an se"ara intersisial (endo$en) ,ertam,a* pan+an$ Sel mesenim 0ondroblas di periondrium berembang jadi ondrosit ondrosit bermitosis 6 menambah matris tulang bertambah panjang tulangnya <<periondrium aan biin osteoblas Sel = sel isogen yang tampa pada tulang ra"an de"asa merupaan tanda telah terhentinya pertumbuhan intersisial. 2. 6ertum,u*an se"ara aposisional (ekso$en) ,ertam,a* le,ar 1"alnya /el mesenim )mengandung fibroblas ondrogeni di periondrium* jadi sel ondroblas ondrosit --> bertambah terus e samping << periondrium aan biin osteoblas Tulan$ ra9an di,a$i men+adi 3 menurut sel dan matriksn.a 3 1. Tulan$ ra9an *ialin 1da di : permuaan sendi pd tl, tl ra"an iga, tl ra"an hidung, laring, Traea, bronus -atris : sbag besar trsusun dr serat olagen )tipe 22*, serat elastin diit. substansia dasar : proteoglian )fungsi utamnya untu menahan air* Terdapat periondrium 2. Tulan$ ra9an Elastis 1da di : telinga luar, tuba auditiva, epiglottis, dan tulang ra"an laring 11 -atris : serat elastin lebih banya. Terdapat periondrium 3. Fi,rokartila$o fi,ro,last : ;. < 1da pada : !isus interalaris, simfisis pubis. Tida pernah berdiri sendiri selalu menyatu dangan tulang ra"an hialin dideatnya atau dengan jaringan iat padat fibrosa. merupaan peralihan antara jaringan iat padat dan tulang ra"an -atrisnya : terdiri atas beras beras jaringan iat padat olagen type 2 dan diantaranya terdapat daerah daerah ecil dengan matris tulang ra"an hialin dengan lacuna serta sel-sel didalamnya. Substansia dasar : ?? 3irbroartilago tida mempunyai periondrium. ga ada regenerasi tulang ra"an. /ara terbentunya terpisah ya ??: Terbentunya melalui cara yang menyerupai jaringan iat padat biasa dan a"alnya hanya terdapat fibroblast yang dipisah = pisahan oleh bahan fibrilar. Sel itu emudian ditransformasi menjadi ondrosit yang menghasilan selapis matris tipis diseitarnya. /. Tulan$ Tulang merupaan jaringan tubuh yang paling eras. 12 Tulang adalah jaringan iat husus )arena sitoplasmanya uni* yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matri% olagen estraselular )type 2 collagen* yang disebut sebagai osteoid. 3ungsi penyangga tubuh protesi membantu pergeraan hemostatis mineral meprodusi sel darah merah 'el = sel tulan$ terdiri dari 3 '. 'el osteopro$enitor "ikal ,akal osteo,las dan osteoklas serta fi,ro,las .$ akan +d kondro,lad Sel tulang jenis ini bersifat osteogeni, oleh arena itu dinamaan pula sel osteogeni. Sel-sel tersebut berada pada permuaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini yg berada di perioesteum aan membelah diri dan mnghasilan sel osteoblas yang emudian aan aan membentu tulang. Sebalinya pada permuaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengiisan jaringan tulang, sel-sel osteogeni menghasilan osteolas. Sel = sel osteogeni selain dapat memberian osteoblas juga berdiferensiasi menjadi hondroblas yang selanjutnya menjadi sel artilago. 0ejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. -enurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingungannya, apabila terdapat pembuluh darah )a. nutrisia* maa aan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tida ada pembuluh darah aan menjadi hondroblas )misal pd fr*. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyataan bah"a sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteolas lebih = lebih pada permuaan dalam dari jaringan tulang. #. Osteo,las Sel ini bertanggung ja"ab atas pembentuan matris tulang )subst dasar ?serat* dengan menggunaan en@im fosfatase alali. oleh arena itu banya ditemuan pada tulang yang sedang tumbuh. Osteoblas berada di permuaan tulang. mensintesa omponen organi matris tulang dan mengendapan omponen anorgani 13 Selnya berbentu uboid atau silindris pende, dengan inti terdapat pada bagian punca sel dengan omples .olgi di bagian basal. Sitoplasma tampa basofil arena banya mengandung ribonuleoprotein yang menandaan atif mensintesis protein. &ada pengamatan dengan -.A tampa jelas bah"a sel-sel tersebut memang atif mensintesis protein, arena banya terlihat BA dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom. 3. Osteosit +erasal dari osteoblas -erupaan omponen sel utama dalam jaringan tulang. Cjung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdeatan saling berhubungan melalui gap junction. Dal-hal ini menunjuan bah"a emunginan adanya pertuaran ion-ion di antara osteosit yang berdeatan sehingga nutrien dapat sampai e sel sel tulang tersebut. Osteosit mempertahana matris tulang terus menerus. +ila osteosit mati maa aan terjadi resorbsi matris oleh osteolas 3ungasinya untu menjaga nutrisi tulang. &ada sediaan goso terlihat bah"a bentu osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. +entu ini dapat diduga dari bentu lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. !ari pengamatan dengan -.A dapat diungapan bah"a omples .olgi tida jelas, "alaupun masih terlihat adanya ativitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Osteosit yang terlepas dari lacunanya aan mempunyai emampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteolas. :. Osteoklas -erupaan sel multinuleat rasasa dengan uuran berisar antara #E Fm-'EEFm dengan inti sampai mencapai (E buah 6 dapat bergera Osteolas berada di lacuna ho"ship terdapat hubungan sel osteolas dengan resorpsi tulang. resorpsi osteolati berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan teanan meanial pada tulang. Osteolas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah janga panjang dengan cara ? Matris 1. >at or$anik (3?@) a. osteo olagen )G(H* terdiri dari serat olagen tipe 2 dan diiat oleh .1. )ondroitin slfat dan eratan sulfat* 14 olagen yang dimilii oleh tulang adalah urang lebih setengah dari total olagen tubuh, struturnya pun sama dengan olagen pada jaringan pengiat lainnya. Buang pada strutur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole @ones, merupaan tempat bagi deposit mineral. b. 0ontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memilii proporsi yang jauh lebih ecil dibandingan pada artilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol andungan air dalam tulang, dan emunginan terlibat dalam pengaturan pembentuan fiber olagen. c. -ateri organi non olagen terdiri dari osteocalcin )Osla protein* yang terlibat dalam pengiatan alsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara olagen dan omponen mineral, sialoprotein )aya aan asam salisilat* dan beberapa protein. 2. anor$anik (A?@) alsium fosfat )I(H*, alsium arbonat )'EH*, sejumlah ecil alsium fluoride 6 magnesium florida -atris anorgani merupaan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari alsium dan fosfat dalam bentu ristal-ristal hydro%yapatite. 0ristal =ristal tsb tersusun sepanjang serabut olagen. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen. Gabungan hidroksiapatit dengan serat kolagen menjadikan tulang keras dan kuat, bila tulang dihilangkan unsur kalsiumnya maka sifatnya akan lentur seperti tendo dan bila bagian organiknya (terutama serat kolagen) diangkat maka sifat tulang mudah pecah dan hancur. Arsitektur tulan$ tulan$ ,a$ian luar tdd tl kompaktaB ,a$ian dalam tdd tl spon$iosa. 1. tulan$ spon$iosa tersusun atas trabeula dan lempeng lempeng yang saling berhubungan, celah antara trabeula diisi oleh sum sum tulang. !an terdiri dari beberapa pembuluh darah yang ecil. +entunya yang seperti ini membantu tulang untu meredam teanan. Tulang spongiosa tida memilii system havers. Spongiosa terlihat banya rongga yang saling berhubungan. &ada tulang panjang ujung tulang yang bulat )epifisis* terdiri dari tulang spongiosa yang diliputi selapis tipis tulang ompata. /elah celah tulang spongiosa ini berhubungan langsung dengan rongga sum sumtulang 15 diafisis. +agian yang berbentu batang )diafisis* hampir semua terdiri dari tulang ompata dengan hanya sediit tulang spongiosa di permuaan dalamnya. 2. tulan$ kompakta mempunyai system osteon terdiri dari lamel onsentris sel sel dan saluran havers, lacuna, analiuli ,apisan paling luar tulang adalah periosteum. !idalamnya terdapat lapisan#, yg disebut lamel. 1da 3 macam lamel periosteum )lamel deet periosteum* ,amel onsentris )yg elilingi canal havers* ,amel interstisial )antar lamel onsentris '-lain* !idalam lamel onsentirs 1da sist havers$ osteon tdd canal havers )isi p drh* ? lamel onsentris? osteosit di dalam pmbungusnya )lacuna* ? canaliculi )pnghubung lacuna '-lain* /anal havers '-lain dihub oleh canal volman Trabeula : matris tl yg menyatu tp berongga#. -atris ada di seitar sell )bisa dibaratan sebgai sitoplasmanya tulang*. 3. periosteum membungus tulang ecuali pada permuaan sendi +agian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengiat padat fibrosa yang mengandung sediit sel, p darah , serat olagen, fibroblas. Serat olagen ini menembus matris mengiat periosteum e tlang disebut serat sharpey &embuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar aan bercabang-cabang dan menembus e bagian dalam periosteum yang selanjutnya sampai e dalam /analis 8olmanni. +agian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogeni arena memilii potensi membentu tulang. Oleh arena itu lapisan osteogeni sangat penting dalam proses penyembuhan tulang. 0alo misalnya terjadi fratur 6 periosteum masi utuh penyembuhan lebih cepat, arena lapisan osteogeni masih ada !i Bontgen, l ga patologis, ga aan liatan 77 C. endosteum lapisan halus yang membatasi rongga sum sum tulang )rongga sum sum tl an da di spongiosa* 16 Andosteum merupaan lapisan sel-sel berbentu gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang )dicelah# trabeula* dan melanjutan diri e seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasu /analis Daversi dan /analis 8olmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogeni. 3ungsi utama peri dan endosteum adalah memberi nutrisi jaringan tulang dan sumber pengadaan terus menerus osteoblas baru untu reparasi dan pertumbuhan tulang 4askuklarisasi dan 6ers.arafan tulan$ 1rteri memasui tulang dari periosteum. 1rteri periostal masu dibanya tempat dan mendarahi substantia compacta4 arteri ini bertanggung ja"ab untu nutrisinya -aa tulang yang periosteumnya disingiran aan mati. !i deat pertengahan diafisis satu arteria nutriens menembus substantia compacta secara miring dan mendarahi substantia spongiosa dan sumsum tulang. 1rteri metafiseal epifisieal mendarahi ujung tulang. 8ena mengiringi arteri, dan banya vena besar meninggaan tulang melalui foramen di deat ujung artiular tulang <<<. Tulang yang bersumsum tulang merah<<<, memili vena besar &embuluh limfe terdapat amat banya dalam periosteum. Saraf mengiuti pembuluh darah yang memaso tulang. 17 &eriosteum amat aya aan saraf sensoris yang disebut saraf periostal. beberapa diantara saraf itu mengandung serabut untu rasa sait. Saraf ini terutama pea terhadap robean, atau tegangan, dan ini dapat menjelasan mengapa rasa sait pada fratur terasa amat hebat. !i dalam tulang saraf vasomotoris menyebaban penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. &ada tulang sejati &ertuaran nutrien dan O# dan metabolit antara sel dan apiler darah terjadi melalui analiuli )saluran ecil yang menembus matris* arena tida bisa difusi matris. !engan analiuli osteosit dapat berhubungan satu sama lainnya dengan permuaan dalam dan luar tulang dan dengan pembuluh darah yang melintasi matris. %enis +arin$an tulan$ 0edua jenis ini memilii omponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut olagen yang tersusun secara aca, sedang tulang seunder tersusun secara teratur. %arin$an Tulan$ 6rimer D 9o)en ,one !alam pembentuan tulang bayi atau juga dalam proses penyembuhan erusaan tulang, maa tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara arena nantinya aan diganti dengan tulang seunder )pada saat lahir* ecuali pd sutura tulang pipih epala, soet gigi dan insersi beberapa tendon 5aringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai "oven bone. 18 Joven bone terbentu pada saat osteoblast membentu osteoid secara cepat seperti pada pembentuan tulang bayi dan pada de"asa etia terjadi pembentuan susunan tulang baru aibat eadaan patologis. /2B2 : -erupaan omponen muda yang tersusun dari serat olagen yang tida teratur pada osteoid. sediitnya andungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-K dan lebih banya jumlah osteosit alau dibandingan dengan jaringan tulang seunder. 5aringan tulang primer ahirnya aan mengalami remodeling menjadi tulang seunder )lamellar bone* yang secara fisi lebih uat. 0arena itu pada tulang orang de"asa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja. %arin$an Tulan$ 'ekunder D lamellar ,one D tl kompakta 5enis ini biasa terdapat pada eranga orang de"asa. !ienal juga sebagai lamellar bone arena terdiri dari iatan paralel olagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. /iri hasnya : serabut-serabut olagen yang tersusun dalam lamellae )lapisan* yang sejajar satu sama lain dan melingari onsentris saluran di tengah yang dinamaan /analis Daversi. !alam /analis Daversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengiat longgar. 0eseluruhan strutur onsentris ini dinamai Systema Daversi atau osteon. Mekanisme kalsifikasi /atatan : &roses alsifiasi tulang yang omples belum dietahui secara pasti. Kalsifikasi dalam tulan$ tidak terlepas dari proses meta,olisme kalsium dan fosfat. +ahan-bahan mineral yang aan diendapan semula berada dalam aliran darah lalu ditaruh di matris )bagian hole @one dari olagen* ,alu osteoprgenitor membentu osteoblas ,alu osteoblas menseresian en@im alali fosfatase yang aan merangsang pelepasan fosfat dan senya"a organic di matris e inti pengendapan )di serabut olagen yg ada di seitar osteobals* sehingga ristal-ristal 19 alsium aan tersusun sepanjang serabut sehingga terjadilah pengendapan matris )garam# untu epadatan 6 artilago untu euatan*. Faktor .an$ mempen$aru*i proseEs kalsifikasi tulan$ 3 hormone parathyreoid D&T seresinya langsung ditingatan oleh penurunan alsium darah, beerja pada tulang, ginjal, dan usus. &ada tulang janga pende menignatan perpindahan alsium dari cairan tulang e dalam plasma, dan janga panjang meningatan erja osteolas untu melarutan tulang. Beabsorpsi alsium ditingatan dan esresinya diturunan, sebalinya esresi phosfat ditingatan. D&T juga meningatan pengatifan vit ! sehingga adarnya meningat dan menaian absorpsi alsium di usus 0alsitonin yang dihasilan sel c parafoliuler tiroid melalui feedbac negatif melalui respons terhadap peningatan adar alsium plasma, jia berlebihan maa alsitonin aan menurunan adar alsium dengan menghambat atifitas osteolas, dan meningatan erja osteoblas untu mendeposit alsium edalam tulang sehingga adar alsium plasma menurun. pemberian vitamin ! meningatan absorbsi /a di usus /a plasma nai pengaruh maanan yang mengandung garam alsium tinggi /a di darah aan semain banya eadaan pD arena ondisi yang aga asam lebih menjurus e pembentuan garam /aD&O: daripada /a3)&O:*#. 0arena /aD&O: lebih mudah larut, maa untu mengendapannya dibutuhan adar fosfat dan alsium yang lebih tinggi daripada dalam ondisi alali untu mengendapan /a3)&O:*# yang urang dapat larut. Mekanisme resorpsi tulan$ Besorpsi tulang sama pentingnya dengan proses alsifiasinya, arena tulang aan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permuaan luarnya yang dibarengi dengan pengiisan tulang dari permuaan dalamnya. Besorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteolas, mencaup pembersihan garam mineral dan matris organic yang ebanyaan merupaan olagen. 20 !alam aitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3 emunginan: '. osteolas bertinda primer dengan cara melepasan mineral yang disusul dengan depolimerisasi moleul-moleul organic yaitu dengan menyediaan suasana setempat yang cuup asam pada permuaan asarnya. +agaimana cara osteolas membuat suasana asam belum dapat dijelasan. 0emunginan, meanismenya seperti ini. Osteolast ada di lacuna hos"ship, di dalam microvilli halus yang membentu batas yang bererut-erut )ruffled border*. ).ambaran ini dapat dilihat dengan mirosop electron* Buffled border ini dapat menseresian beberapa asam organi yang dapat melarutan omponen mineral dan dibantu oleh en@im proteoliti lisosom untu emudian bertugas menghancuran matris organic. #. osteolas menyebaban depolimerisasi muopolisaarida dan glioprotein sehingga garam mineral yang meleat menjadi bebas 3. sel osteolas berpengaruh epada serabut olagen )hole @one yg berisi deposit mineral * 6ertum,u*an tulan$ &erembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteo$enesis desmalis dan osteo$enesis en"*ondralis. 0eduanya menyebaban jaringan penduung olagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan artilago yang selanjutnya aan diganti pula menjadi jaringan tulang. Dasil edua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya aan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untu membentu tulang de"asa yang tersusun dari lamella. 21 &erembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone se%. Ini penulan$an s"r em,riolo$i Osteo$enesis 7esmalis D Osteo$enesis intramem,ranosa disebut intramembranosa arena terjadinya dalam membrane jaringan. tulang yang terbentu selanjutnya dinamaan tulang desmal. yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengora )tulang tengora frontal*, parietal, temporal, mandibula, masila, dan tulang pende pada osifiasi desmal, langsung terbentu matris tulang yang diseresi oleh osteoblas. Sel mesenim yg mengandung sel osteoprogenitor pd daerah tsb )pusat penulangan primer* osteoblas membentu matris jadi Osteoid )blm mengapur* alsifiasi dg cara mendeposit garam mineral 6 terbentu trabeula ) di dlmny ada sum# tulang* +d tl spon$iosum. sel mesenim di pinggirnya aan jadi periosteum dari periosteum inilah yg aan membentu tl kompkata. Osteo$enesis Endo"*ondralis D intrakartila$inosa &ada osifiasi ini terjadi pengendapan matris tulang pada matris tulang ra"an yang sudah ada. Osifiasi ini membentu tulang pende dan panjang. !isebut sprti ini arena a"alnya trbt dr tl ra"an )mesenim ondrogeni ondroblas 6 mesenin jg membentu periondrium * bertambah panjang 6 lebar ini terjadi pusat osifiasi primer. 1 nutrisia masu le"at periondrium aan stimulasi periondrium untu berdiferensiasi bentu sel# seperti osteoblas periosteum. membentu osteoblas deposit matris e%tracell diatas artilago )matris* bentu tl spongiosa. Osifiasi ini aan bertambah panjang dan lebar. 1 nutrisa jg ba"a osteolas /avum medula jg terbentu untu tempat si spon$iosa. &usat osifiasi seunder terbentu saat a epifisis masu e epifisis biin pusat osifiasi seunder biin tl lagi dan lagi. &embentuan lempeng epifisis ada sisa tl ra"an antara epi-dia. saat lempeng epifisis tertutup, usia #E th pertumbuhan tl memanjang aan berhenti. 22 L Mona pada lempeng epifisis : Mona istirahat )tulang ra"an hialin ? ondrosit* Mona proliferasi )0ondrosit bermitosis cepat, sel sel berbentu gepeng* Mona -aturasi terdiri dari sel berbentu lonjong Mona hipertrofi terdiri dari sel ubis Mona alsifiasi Mona degenerasi Mona osifiasi Slain itu, dipermuaan sendi jg ga alami osifiasi arena disini dibuthan tl ra"an yg aan menghasilan cairan sinovial . Diafisis )batang* adalah bagian tengah tulang yang berbentu silinder. +agian ini tersusun dari tulang ortial yang bereuatan besar. Metafisis adalah bagian tulang yang melebar di deat ujung ahir batang. !aerah ini disusun oleh tulang trabeular )tulang spongiosa* yang mengandung sel-sel hematopoeti. ,empeng epifisis merupaan daerah pertumbuhan longitudinal 23 bagi ana-ana, dan aan menghilang saat de"asa. +agian epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang yang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti. 3 6er,aikan pata* tulan$ 5ia terjadi patah tulang, maa erusaan aan menyebaban perdarahan yang biasanya aan diiuti oleh pembeuan. 0erusaan juga menyebaban erusaan matris dan sel = sel tulang di deat garis patah. 1"al dari proses perbaian tulang dimulai dengan pembersihan dari beuan darah, sisa = sisa sel dan matris yang rusa. &eriosteum dan endosteum diseitar tulang yang patah menanggapi dengan meningatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentulah jaringan seluler diseitar garis patah dan di antara ujung = ujung tulang yang terpisah. &embentuan tulang baru berlangsung melalui penulangan enhondral dan desmal secara simultan. Cntu penulangan enhondral didahului dengan terbentunya artilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. /elah fragmen tulang searang diisi oleh jaringan artilago yang merupaan alus. 5aringan tulang baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentu alus tulang dan menggantian alus artilago. Sel = sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum aan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan desmal. &enulangan enhondral berlangsung sebagai trabeula dalam jaringan artilago yang merupaan jaringan penopang sementara dalam perbaian patah tulang. Teanan pada tulang selama proses penyembuhan menyebaban perbaian bentu tulang e bentu asalnya sehingga benjolan alus ahirnya aan lenyap melalui resorpsi. 6roses pen.em,u*an Fraktur pada tulan$ 1. pem,entukan *ematoma pada tulang yang patah terjadi perdarahan, emudian darah tersebut menggumpal dan terjadi pembentuan hematom L-I jam, pada daerah yang mengalami hematom. Sel# tlg diujungnya aan mati arena diatasnya tjd vasoon sbg ompensasi untu berhentian bleeding. osteosit aan rusa dan mati, sehingga terjadi reasi inflamasi dan pembengaan arena ematian sel tulang 24 tersebut. Selain itu tubuh aan membersihan sel sel tulang tersebut melalui sel fagosit )marofag, neutrofil* dan osteolas. 2. 6em,entukan fi,rokartila$o 3ibroblast dari periosteum aan menginvasi daerah yang fratur dan membentu serat collagen )bagian dr matris*, 0emudian beberapa sel dari periosteum aan berembang menjadi ondroblast yang emudian aan membentu fibroartilago pada region ini. 2nilah yang menjadian pembentuan fibrocartilago callus )tl yg blm sempurna*. Dal ini memaan "atu selama 3 minggu nnti aan jadi trabeula# to, maanya harus dipadatan. 3. 6em,entukan kalus tulan$ !i area yang mendapat suplai darah yang bai, sel osteogeni dr periondirum aan berembang menjadi osteoblas dan mulai memprodusi matris yang memadatan trabeula pada tulang spongiosa yg dibentu no# tadi. dan terbentulah alus tulang. C. !emodelin$ tulan$ !an pada tahap ahir pembentuan tulang yang berlebih aan dihancuran oleh osteolas, dan tulang ompata aan menggantian tulang spongiosa yang sudah terbentu. &roses penyembuhan fratur berbeda pada tulang ortial pada tulang panjang serta tulang anselosa pada metafisis tulang panjang atau tulang-tulang pende, sehingga edua jenis penyembuhan fratur ini harus dibedaan. 25 6ENFEM/1AN F!AKT! 5ia satu tulang sudah patah, jaringan luna seitarnya juga rusa, periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan cuup berat. +euan darah yang terbentu pada daerah tersebut aan membentu jaringan granulasi didalamnya dengan sel sel pembentu tulang primitif )osteogeni* berdiferensiasi menjadi ondroblas dan osteoblas. 0ondroblas aan menseresi fosfat, yang merangsang deposisi alsium. Terbentu lapisan tebal )alus* diseitar loasi fratur. ,apisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan alus dari fragmen satunya dan menyatu. &enyatuan dari edua fragmen terus berlanjut dengan terbentunya trabeula oleh osteoblas, yang meleat pada tulang dan meluas menyebrangi loasi fratur. 0alus tulang aan mengalami remodelling untu mengambil bentu tulang yang utuh seperti bentu osteoblas tulang baru, dan osteolas aan menyingiran bagian yang rusa dan tulang sementara. 0AKT 6ENFEM/1AN F!AKT! Jatu penyembuhan fratur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa factor penting pada penderita, antara lain: mur penderita Jatu penyembuhan tulang pada ana = ana jauh lebih cepat pada orng de"asa. Dal ini terutama disebaban arena ativitas proses osteogenesis pada daerah periosteum dan endoestium dan juga berhubungan dengan proses remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat atif dan main berurang apabila unur bertambah 2okalisasi dan konfi$urasi fraktur ,oalisasi fratur memegang peranan sangat penting. 3ratur metafisis penyembuhannya lebih cepat dari pada diafisis )rn bagian tl nya diit, jd lebih cepat pemulihannya*. !isamping itu onfigurasi fratur seperti fratur tranversal lebih lambat penyembuhannya dibanding dengan fratur obli arena onta yang lebih banya. 6er$eseran a9al fraktur &ada fratur yang tida bergeser dimana periosteum inta, maa penyembuhannya dua ali lebih cepat dibandingan pada fratur yang bergeser. Terjadinya pergeseran fratur yang lebih besar juga aan menyebaban erusaan periosteum yang lebih hebat. )rn di periosteum banya sel osteoprogenitor* 4askularisasi pada kedua fra$men 1pabila edua fragmen memilii vasularisasi yang bai, maa penyembuhan biasanya tanpa ompliasi. +ila salah satu sisi fratur vasularisasinya jele sehingga mengalami ematian, maa aan menghambat terjadinya union atau bahan mungin terjadi nonunion. !eduksi dan Imo,ilisasi 26 Beposisi fratur aan memberian emunginan untu vasularisasi yang lebih bai dalam bentu asalnya. 2mobilisasi yang sempurna aan mencegah pergeraan dan erusaan pembuluh darah yang aan mengganggu penyembuhan fratur. 0aktu imo,ilisasi +ila imobilisasi tida dilauan sesuai "atu penyembuhan sebelum terjadi union, maa emunginan untu terjadinya nonunion sangat besar.
!uan$an diantara kedua fra$men serta interposisi ole* +arin$an lemak. +ila ditemuan interposisi jaringan bai berupa periosteal, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maa aan menghambat vasularisasi edua ujung fratur. Adan.a infeksi +ila terjadi infesi didaerah fratur, misalnya operasi terbua pada fratur tertutup atau fratur terbua, maa aan mengganggu terjadinya proses penyembuhan. (airan 'ino)ia &ada persendian dimana terdapat cairan sinovia merupaan hambatan dalam penyembuhan fratur. &erakan aktif dan pasif an$$ota $erak .eraan pasif dan atif pada anggota gera aan meningatan vasularisasi daerah fratur tapi geraan yang dilauan didaerah fratur tanpa imobilisasi yang bai juga aan mengganggu vasularisasi. &enyembuhan fratur berisar antara 3 minggu = : bulan. Jatu penyembuhan pada ana secara asar setengah "atu penyembuhan daripada orang de"asa. &eriraan penyembuhan fratur pada orang de"asa dapat di lihat pada table beriut : ,O01,2S1S2 J10TC &A9NA-+CD19 )minggu* &halang $ metacarpal$ metatarsal $ osta !istal radius !iafisis ulna dan radius Dumerus 0lavicula &anggul 3emur /ondillus femur $ tibia Tibia $ fibula 8ertebra 3 = L L '# 'E = '# L 'E = '# '# = 'L I = 'E '# = 'L '# 6ENI2AIAN 6EFEM/1AN F!AKT! &enilaian penyembuhan fratur )union* didasaran atas union secara linis dan union secara radiologi. &enilaian secara linis dilauan dengan pemerisaan daerah fratur dengan melauan pembengoan pada daerah fratur, pemutaran dan ompresi untu mengetahui adanya geraan atau perasaan nyeri pada penderita. 0eadaan ini dapat dirasaan oleh pemerisa atau oleh penderita sendiri. 1pabila tida ditemuan adanya geraan, maa secara linis telah terjadi union dari fratur. 27 Cnion secara radiologi dinilai dengan pemerisaan roentgen pada daerah fratur dan dilihat adanya garis fratur atau alus dan mungin dapat ditemuan adanya trabeulasi yang sudah menyambung pada edua fragmen. &ada tingat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan dalam daerah fratur. FRAKTUR FEMUR A 7EFINI'I Terputusnya ontinuitas batang femur yang bisa terjadi aibat trauma langsung 6 tida langsung / ETIO2O&I a. Trauma 3ratur terjadi etia teanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang aibat trauma. Trauma Langsung 28 Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daera tekanan! "raktur yang terjadi biasanya bersifat k#munitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan! Trauma Tida ,angsung. 1pabila trauma dihantaran e daerah yang lebih jauh dari daerah fratur,misalnya jatuh dengan tangan estensi dapat menyebaban fratur padaclavicula. &ada eadaan ini biasanya jaringan luna tetap utuh. ,.Keadaan 6atolo$is 3ratur terjadi arena penyait tulang seperti tumor tulang, osteoporosis yang disebut fratur pathologis, ricetsia. ". 'tress 3ratur stress atau fatigue, fratur yang fatigue biasanya sebagai aibat dari penggunaan tulang secara berlebihan yang berulang = ulang. ( 6ATOFI'IO2O&I di manifest klinis G -enurut +lac dan -atassarin )'GG3* serta &atric dan Joods )'GIG*. 0etia patah tulang, aan terjadi erusaan di ortes, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan luna. 1ibat dari hal tersebut adalah terjadi perdara*anB kerusakan tulan$ dan +arin$an sekitarn.a. 0eadaan ini menimbulan *ematom pada anal medulla antara tepi tulang diba"ah periosteum dan jaringan tulang yang mengitari fratur. Terjadinya respon inflamasi aibat sirulasi jaringan neroti adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leuosit. 0etia terjadi erusaan tulang, tubuh mulai melauan proses penyembuhan untu memperbaii cidera, tahap ini menunjuan tahap a"al penyembuhan tulang. Dematom yang terbentu bisa menyebaban peningatan teanan dalam sumsum tulang yang emudian merangsang pem,e,asan lemak dan gumpalan lema tersebut masu edalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Dematom menyebaban dilatasi apiler di otot, sehingga meningatan teanan apiler tinggi, emudian menstimulasi histamin pada otot yang ishemi dan menyebaban protein plasma hilang dan masu e interstitial. Dal ini menyebaban terjadinya edema. Adema yang terbentu aan menean ujung syaraf dan bisa memberian rasa n.eri. 9yeri yang terjadi adalah nyeri aut. 9yeri nya bersifat terloalisir, tajam, dalam "atu urang dari 3 bulan. 9yeri terjadi arena stimulus yang diba"a oleh serabut saraf nociceptive yang timbul aibat adanya erusaan jaringan oleh arena suatu trauma atau cedera. Stimulus pada nociceptor merambat pada serabut 1 delta dan / bersinaps di cornu medula spinalis menuju thalamus. &royesi dari thalamus e gyrus post central persepsi nyeri &royesi dari thalamus e lobus frontalis dan system limbic intepretasi nyeri 29 &royesi e lobus temporal memori nyeri &royesi e hypotalamus respon otonom seperti peningatan denyut jantung %ENI' = %ENI' F!AKT! a. /erdasarkan sifat fraktur Fraktur terututup +ila tida ada hubungan fragmen dengan dunia luar.disebut juga fratur utuh tanpa ompliasi Fraktur ter,uka +ila ada hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar 0uman bisa masu infesi ,. /erdasarkan posisi fraktur '$3 prosimal '$3 medial '$3 distal ". Klasifikasi anatomis 3ratur epifisis 3ratur lempeng epifisis '$3 dari seluruh fratur pada ana 3ratur metafisis 3ratur diafisis d. Klasifikasi klinis Traumati &atologis Stres pada ana ana terutama pada '$3 prosimal tibia. O distal fibula, metatarsal, iga , panggul, femur, dan humerus. e. Klasifikasi k*usus pada anak 3ratur aibat trauma lahir 3ratur child abuse ". /erdasarkan ,entuk $aris pata* Fraktur trans)ersal 30 fratur yang arahnya melintang pada tulang dan merupaan aibat trauma angulasi atau langsung. Fraktur o,li-ue 3ratur yang garis patahnya membentu sudut terhadap sumbu tulang dan merupaan aibat trauma angulasi juga. Fraktur spiral 3ratur yang arah garis patahnya berbentu spiral yang disebaban trauma rotasi. Fraktur kompresi fratur yang terjadi arena trauma asial flesi <<< yang mendorong tulang e arah permuaan lain. Fraktur a)ulse fratur yang diaibatan arena trauma tarian atau trasi otot pada insersinya pada tulang. d. /erdasarkan +umla* $aris pata* Fraktur komunitif 3ratur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan Fraktur 'e$mental fratur dimana garis patah lebih dari satu tapi tida berhubungan Fraktur Multiple fratur dimana garis patah lebih dari satu tapi tida pada tulang yang sama e. /erdasarkan per$eseran fra$men tulan$ Fraktur undispla"ed .aris patah tetap, tapi edua fragmen tida bergeser dari tempatnya dan periosteum masih utuh Fraktur displa"ed Terjadi pergeseran fragmen tulang. Terbagi atas : 31 dislokasi ad lon$itudinam "um "ontra"tsionum) pergeseran searah sumbu dan overlapping* dislokasi ad a#im )pergeseran yang membentu sudut* 7islokasi ad latus )pergeseran dimana edua fragmen saling menjauh* +ergeser )displaced* dapat terjadi dalam L cara: a. +ersampingan b. 1ngulasi c. Botasi d. !istrasi e. Over riding f. 2mpasi 7 MANIFE'TA'I K2INI' 7eformitas rn tulang adalah t: perleatan otot, l ada yg rusa, otot lain slg menari Edema Memar rn ada hematom N.eri 1ilan$ sensasi fr patah menean serabut aferen ttt >P l lumpuh : eferen Krepitasi rn ada pergeseran fragmen tlg 6er$erakan a,N tl patah, otot slg tertari pergeraan susah E"*imosis binti perdarahan rn saat trauma, p d apiler ba"ah ulit robe menimbulan binti# E FAKTO! FAKTO! FAN& MEM6EN&A!1I TE!%A7INFA NION sia -ain tua usia, periosteum main tipis. +erhubungan dengan atifitas osteogenesis yang dilauan oleh tulang Tempat fraktur diafisis, met, epy Q ada ' a. nutricia.. tp regio diafisis > pjg, maanya vas PP 6 ahirnya penyembuhan lebih lama. Aliran dara* ke fra$men tulan$. 32 F ANAMNE'I' 1pa eluhan utamanya? 1paah ada peristi"a yang membuat fratur menjadi lebih nyeri? +agaimanaah sifat nyeri yang ada pada pasien biasanya tajam 1paah rasa sait bisa menjalar, dimana leta rasa saitnya? +agaimana ronologi terjadinya fratur? +agaimana asupan nutrisinya? & 6EME!IK'AAN FI'IK Pemeriksaan status generalis '. 0eadaan Cmum pasien #. Teanan !arah )rendah* 3. 9adi )cepat* :. &ernafasan )cepat* (. Suhu nai L. 1ntropometri Pemeriksaan status lokalis Inspeksi (look) 3 o 0C )tampa sait, anemia apa ngga* o lihat adanya pembengaan, deformitas, fungsiolesa, dan abnormal movement, bandingan dengan bagian yang sehat o adanya tanda tanda perdarahan atau anemia o apaah terdapat lua pada ulit dan jaringan luna untu membedaan fratur terututp atau terbua o eadaan vasularisasi 6alpasi (feel) 3 o Temperatur yang meningat di daerah local ec inflamasi o !eformitas )edem, bag yg menonjol, angulasi, rotasi, repitasi* o 9yeri tean superficial biasanya disebaban oleh arena adanya erusaan jaringan luna o 0repitasi dapat dietahui dengan perabaan dan harus dilauan secara hati = hati o &emerisaan vasuler pada daerah distal trauma )capillary refilling time* o &enguuran tungai Mo)ement &ergeraan dengan mengaja penderita untu menggeraan secara atif dan pasif sendi prosimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. &ada penderita dengan fratur, setiap geraan aan menyebaban nyeri hebat sehingga uji pergeraan tida boleh dilauan secara asar, selain itu pergeraan juga bisa menyebaban erusaan pada jaringan luna diseitar fragmen tulang. 33 6o9er &erisa berapa euatan otot. E R ta ditemuan ontrasi ' R ontrasi otot terjadi hanya berupa prubahan tonus yg dietahui dg palpasi, ta bisa di geraan sendi. # R otot bisa digeraan sendiri, tp ga bs mela"an gravitasi 3 R bisa mela"an gravitasi : R euatan otot bisa mela"an teanan ringan ( R euatan otot bisa mela"an teanan berat. Pemeriksaan Neurologi Cntu memastian apaah terdapat erusaan system saraf bai sensoris maupun motoris. 1 7IA&NO'I' !idapatan dari hasil anamnesis, pemerisaan fisi dan pemerisaan penunjang I 6EME!IK'AAN 6ENN%AN& 6emeriksaan !adio$rafi 1. Foto ront$en !ilauan pemerisaan 1&, &1 dan lateral untu mendapatan pencitraan yang lebih jelas Dal hal yang harus dibaca pada pemerisaan radiografi adalah a. +esar tulang b. +entu tulang c. 0ontur tulang d. !ensitas tulang ) meninggi atau menurun * e. 5enis tulang yang terena f. 5aringan luna seitar tulang: pembengaan g. 0ontinuitas tulang h. &osisi Bontgen i. ayangan jaringan lunak tumor, radang j. tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi !!! k. trabekulasi ada tidaknya rare fraction !!! l. sela sendi serta bentuk arsitektur sendi !!! tu+uan dilakukan pemeriksaan radiolo$is 3 mengetahui gambaran normal tulang dan sendi untu onfirmasi adanya fratur untu melihat sejauh mana pergeraan dan onfigurasi fragmen serta pergeraanya untu menentuan teni tatalasana untu menentuan apaah fratur ini baru atau tida. 0l masi baru 3 minggu, ada calus primer. untu menentuan apaah fratur intra artiular atau estra artiulaer untu tata lasana untu melihat adanya eadaan patologis pada tulang 34 untu melihat adanya benda asing )bila mungin* pemerisaan ini dilauan dengan prinsip dua : dua posisi seurang urangnya yaitu 1& dan lateral dua sendi anggota gera dan tungai harus difoto dua anggota gera dua trauma. &ada trauma yang hebat sering menyebaban fratur pada dua daerah tulang misalnya pada fratur alaneus atau femur, perlu dilauan foto pada panggul dan tulang belaang. dua ali. Sebelum dan sesudah tata lasana 7alam mem,a"a *asil radiolo$iB hal pertama yang harus diperhatian adalah apaah foto tersebut laya atau tida dibaca. Cntu memastiannya sebuah foto rontgen harus memilii identitas pasien yang terdiri dari nama, umur, tanggal foto tersebut diambil, dan ,$B untu mengetahui sisi tubuh mana yang di foto # /T s can Suatu jenis pemerisaan untu melihat lebih detail mengenai bagiantulang atau sendi, dengan membuat foto irisan lapis demi lapis.&emerisaan ini menggunaan pesa"at husus. -B2 : mengga mbar an s emua er us aa n ai bat fratur )ini cumin tambahan saja, ga dilauan juga gpp* -B2, dapat digunaan untu memerisa hampir seluruh tulang, sendi, dan jaringan luna. mB2 dapat digunaan untu mengidentifiasi cedera tendon,ligamen, otot, tulang ra"an dan tulang. 6emeriksaan 2a, (tam,a*an doin$ ini ma*) '. ce Db 6 golongan darah dipersiapan untu memberian transfusi apabila diperluan #. alalin fosfat menunjuan egiatan osteoblasti dalam pembentuan tulang lyat uda ada perbaian )dg pembentuan dr osteoblas apa blm* << TATA 2AK'ANA 6ENATA2AK'ANAAN F!AKT! MEN&A( KE C T%AN 35 1. -engurangi rasa nyeri, Trauma pada jaringan diseitar fratur menimbulan rasa nyeri yanghebat bahan sampai menimbulan syo. Cntu mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri, serta dengan teni imobilisasi, yaitu pemasangan bidai $ spal, maupun memasang gips. 2. -empertahanan posisi yang ideal dari fratur. Seperti pemasangan trasi ontinyu, fisasi esternal, fisasi internal,sedangan bidai maupun gips hanya dapat digunaan untu fisasi yangbersifat sementara saja. 3. -embuat tulang embali menyatu. Tulang yang fratur aan mulai menyatu dalam "atu : minggu dan aanmenyatu dengan sempurna dalam "atu L bulan. C. -engembalian fungsi seperti semula. 2mobilisasi dalam janga "atu yang lama dapat menyebaban atrofi otot dan eauan pada sendi.-aa untu mencegah hal tersebut diperluan upaya mobilisasi 6!IN'I6 7AN METO7E 6EN&O/ATAN F!AKT! 6enatalaksanaan a9al Sebelum dilauan pengobatan definitif pada suatu fratur, diperluan: &ertolongan pertama &ada penderita dengan fratur penting untu membersihan jalan napas, menutup lua dengan verban bersih dan imobilisasi fratur pada anggota gera yang terena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangut dengan ambulans. &enilaian linis Sebelum menilai fratur itu sendiri, perlu dilauan penilaian linis, apaah lua itu lua tembus tulang, adaah trauma pembuluh darah$saraf atauah ada trauma alat alat dalam yang lain. Besusitasi 0ebanyaan penderita dengan fratur multipel tiba di BS dengan syo, sehingga diperluan resusitasi sebelum diberian terapi pada fraturnya sendiri berupa pemberian transfusi darah dan cairan lainnya serta obat anti nyeri. 1 !eko$nisi &rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai eadaan fratur dengan anamnesis, pemerisaan linis dan radiologis. &ada a"al pengobatan diperhatian : ,oalisasi fratur +entu fratur -enentuan teni yang sesuai dengan pengobatan 0ompliasi yang mungin terjadi selama dan sesudah pengobatan 1. 2. !eposisi5reduksi sp. periosteum ,ersatu 36 mengembalian fragmen tulang pada esejajarannya dan posisi anatomis !iperluan redusi untu sedapat mungin mengembalian fungsi normal dan mencvegah ompliasi seperti eauan, deformitas serta perubahan osteoartritis di emudian hari. Bedusi fratur )setting tulang* berarti mengembalian fragmen tulang pada esejajarannya dan posisi anatomis normal. Sasarannya adalah untu memperbaii fragmen-fragmen fratur pada posisi anatomi normalnya. 1lignment dan aposisi yang sempurna !eduksi tertutup manual redusi tertutup dilauan dengan mengembalian fragmen tulang eposisinya )ujung-ujungnya saling berhubungan* dengan manipulasi dan trasi manual. Si nar - % har us dilauan untu mengetahui apaah fragmen tulang telah dalam esejajaran yang benar. Traksi dips$ ,e,an Ng dibandulin pae beban. Trasi dapat digunaan untu mendapatan redusi dan imobilisasi beratnya trasi disesuaian dengan spasme otot yang terjadi. Sinar-% digunaan untu memantau redusi fratur dan aprosimasi??? fragmen tulang. !eduksi ter,uka oppen pada fratur tertentu memerluan redusi terbua. !engan pendeatan bedah fragmen tulang diredusi. 3. !etensi5 imo,ilisasi -empertahanan posisi tulang yang sudah diredusi agar tetap berada pada esejajaran nya. -etode untu mempertahanan imobilisasi adalah dengan alat-alat SesternalT )bebat, brace, case, pen dalam plester, fisator esterna, trasi, balutan* dan alat-alat SinternalT )nail, lempeng, serup, a"at, batang, dll* C. !e*a,ilitasi $asarannya meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan n#rmal pada bagian yang sakit! Cntu mempertahanan dan memperbaii fungsi dengan mempertahanan redusi dan imobilisasi adalah peninggian untu meminimalan benga, memantau status neurovasuler, mengontrol ansietas dan nyeri, latihan isometri dan pengaturan otot, partisipasi dalam atifitas hidup sehari-hari, dan melauan atifitas embali secara bertahap dapat memperbaii emandirian fungsi. &engembalian bertahap pada ativitas semula diusahaan sesuai batasan terapeuti. 37 &rinsip dasar terapi fratur pada ana adalah onservatif arena proses remodeling terjadi cepat, angulasi ecil bias teroresi, tumbuh memanjang terjadi lebih cepat, imobilisasi lebih tingat, jarang terjadi au sendi atau atrofi otot. Indikasi operasi: bila onservatif gagal 6lasti" deformit.: closed reduction ? imobilisasi dengan long cast #-3 minggu /u"kle: imobilisasi dengan cast #-3 minggu &reen fri"le: closed reduction ? long cast bai dengan atau tanpa refraturasi, imobilisasi #-3 minggu (omplete: closed reduction ? cast, imobilisasi 3-( minggu N. KOM62IKA'I KOM62IKA'I A0A2 '.ok hipovolemi syo ec perdarahan )bai ehilangan darah esterna maupun yang tida elihatan* dan ehilangancairan esternal ejaringan yang rusa. 'indroma em,oli lemak a. pd saat fratur diba"ah sc ada jar lema lema bs masu e p darah arena teanan sum# tlg > dri teanan apiler iut peredaran darah. tergantung dia, mau nyumbat dimana. 1tau arena ateolamin yang dilepasan olehreasi stres pasien aan memobilisasi asam lema dan memudahanterjadinya globula lema dalam aliran darah. untuk *indariB $mn< 'indroma kompartemen. tjd saat perfusi jar dalam otot urang dari yg dibutuhan untu ehidupan jaringan. 2ni bisa disebaban arena penurunan uuran ompartemen ototarena fasia yang membungus otot terlalu etat, penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningatan isi ompartemen otot arenaedema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah )misal :isemi, cidera remu*. KOM62IKA'I 2AM/AT 38 A. MA2NION -alunion adalah eadaan dimana fratur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang terbentu angulasi???, varus $ valgus???, rotasi, ependean atau union secara menyilang??? misalnya pada fratur radius dan ulna. Etiolo$i 3ratur tanpa pengobatan &engobatan yang tida adeuat Bedusi dan imobilisasi yang tida bai &engambilan eputusan serta teni yang salah pada a"al pengobatan Osifiasi premature pada lempeng epifisis arena adanya trauma ?napa bs premature? &am,aran klinis !eformitas dengan bentu yang bervariasi .angguan fungsi anggota gera 9yeri dan eterbatasan pergeraan sendi !itemuan ompliasi seperti paralysis tardi nervus ulnaris Osteoarthritis apabila terjadi pada daerah sendi ??? +ursitis atau nerosis ulit pada tulang yang mengalami deformitas ??? 6emeriksaan radiolo$ist &ada foto rontgen terdapat penyambungan fratur tetapi pada posisi yang tida sesuai dengan eadaan yang normal. 6en$o,atan Konser"atif !ilauan refraturisasi dengan pembiusan umum dan imobilisasi sesuai dengan fratur yang baru. 1pabila ada ependean anggota gera dapat digunaan sepatu orthopedic. 39 #peratif Osteotomi oresi )osteotomi M* dan bone graft disertai dengan fisasi interna Osteotomi dengan pemanjangan bertahap, misalnya pada ana = ana. ??? Osteotomi yang bersifat baji ??? /. 7E2AFE7 NION !elayed union adalah fratur yang tida sembuh setelah selang "atu 3 -( bulan )3 bulan untu anggota gera atas dan ( bulan untu anggota gera ba"ah* Etiolo$i Atiologi delayed union sama dengan etiologi pada nonunion &am,aran klinis &ertambahan deformitas 9yeri anggota gera pada pergeraan dan "atu berjalan. rn fragmen yg patah menean jar seitar 6 ada syaraf di periosteum. Terdapat pembengaan rn pergesean fragmen fr dg jar sitar inflamasi dll edem 9yeri tean Terdapat geraan yang abnormal pada daerah fratur Ga ada komplikasi (paralysis, #$, bursitis, nekrosis) 6emeriksaan radiolo$is Tida ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fratur .ambaran ista pada ujung = ujung tulang arena adanya dealsifiasi tulang .ambaran alus yang urang diseitar fratur. 6en$o,atan 40 Konser"atif &emasangan plester untu imobilisasi tambahan selama # = 3 bulan. terus nnti bisa tumbuh sndiri tulangnya ? #peratif +ila union diperiraan tida aan terjadi, maa segera dilauan fisasi interna dan pemberian bone graft. (. NONNION !isebut nonunion apabila fratur tida menyembuh antara L = I bulan dan tida didapatan onsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis )sendi palsu*. &seudoarthrosis dapat terjadi tanpa infesi tetapi dapat juga terjadi sama = sama dengan infesi disebut infected pseudoarthrosis. ? np bs ada infesi pd tertutup? +eberapa jenis nonunion terjadi menurut eadaan ujung = ujung fragmen tulang. &am,aran klinis !eformitas .eraan abnormal pada daerah fratur yang membentu sendi palsu yang disebut pseudoarthrosis. 9yeri ringan atau sama seali tida ada 9yeri tean atau sama seali tida ada. &embengaan bisa ditemuan dan bisa juga tida terdapat pembengaan sama seali &ada perabaan ditemuan rongga diantara edua fragmen. Ga ada komplikasi (paralysis, #$, bursitis, nekrosis) 6emeriksaan radiolo$ist Terdapat gambaran sleroti pada ujung = ujung tulang Cjung = ujung tulang berbentu bulat dan halus Dilangnya ruangan meduler pada ujung = ujung tulang Salah satu ujung tulang dapat berbentu cembung dan sisi lainnya ceung )psedoarthrosis* 6en$o,atan 3isasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft Asisi fragmen ecil deat sendi. -isalnya epala radius, prosesus stiloid ulna 41 &emasangan protesis, misalnya pada fratur leher femur Stimulasi eletri untu mempercepat osteogenesis. 6ENFE/A/ NONNION 7AN 7E2AFE7 NION 8asularisasi pada ujung = ujung fragmen yang urang Bedusi yang tida adeuat 2mobilisasi yang tida adeuat sehingga terjadi geraan pada edua fragmen. Jatu imobilisasi yang tida cuup 2nfesi !istrasi pada edua ujung arena adanya trasi yang berlebihan 2nterposisi jaringan luna diantara edua fragmen tulang Terdapat jara yang cuup besar antara edua fragmen !estrusi tulang misalnya oleh arena tumor atau osteomielitis )fratur patologis* !isolusi hematoma fratur oleh jaringan sinovia )fratur intraapsuler* 0erusaan periosteum yang hebat se"atu terjadi fratur atau operasi 3isasi interna yang tida sempurna !elayed union yang tida diobati &engobatan yang salah atau sama seali tida dilauan pengobatan Terdapat benda asing diantara edua fratur, misalnya pemasangan scre" diantara edua fragmen. 6!O&NO'I' &enyembuhan fratur merupaan suatu proses biologis yang menajuban.Tida seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fratur dapat sembuh tanpa jaringan parut ? 0O +2S1?. &engertian tentang reasi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fratur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami erusaan apabila lingungan untu penyembuhan memadai sampai terjadi onsolidasi. 3ator meanis yang penting seperti imobilisasif ragmen tulang secara fisi sangat penting dalam penyembuhan, selain fator biologis ??? yang juga merupaan suatu fator yang sangat esensial dalam penyembuhan fratur. 888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888 42 F!AKT! 6A7A ANAK 3ratur pada ana berbeda dengan orang de"asa, arena adanya perbedaan 6er,edaan anatomi anatomi tulang pada ana terdapat lempeng epifisis yang merupaan tulang ra"an pertumbuhan. &eriosteum sangat tebal dan uat dan menghasilan alus yang cepat dan lebih besar 6er,edaan ,iomekanik3 +iomeani tulang, tulang ana-ana sangat porous, ortes berlubang-lubang )trabeula masi banya* dan sangat mudah dipotong oleh arena analis harvesian mendudui sebagian besar tulang. 3ator ini menyebaban tulang ana-ana dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformitas tulang dibandingan orang de"asa. Tulang de"asa sangat ompa dan mudah mengalami tegangan dan teanan sehingga tida dapat menahan ompresi. +iomeani lempeng pertumbuhan, lempeng perrtumbuhan merupaan tulang ra"an yang melelat erat pada metafisis di bagian luarnya diliputi oleh periosteium sedang di bagian dalamnya oleh prosesus mamilaris. Cntu memisahan metafisis dan epifisis diperluan euatan yang besar. Tulang ra"an lempeng epifisis mempunyai onsistensi seperti aret yang eras. +iomeani periosteum, periosteum pada ana-ana sangat uat dan tebal dan tida mudah mengalami robean dibandingan orang de"asa. 6er,edaan fisiolo$is &ada ana-ana pertumbuhan merupaan dasar terjadinya remodelling yang lebih besar dibandingan pada orang de"asa &ertumbuhan berlebihan )over gro"th* &ertumbuhan diafisis tulang panjang aan memberian stimulasi pada pertumbuhan tulang panjang arena tulang ra"an lempeng epifisis mengalami hiperemi pada "atu penyembuhan tulang pd fr !eformitas yang progresif 0erusaan permanen lempeng epifisis menyebaban pemendean atau deformitas anguler pd epifisis 3ratur total &ada ana fratur total jarang bersifat omunitif arena tulangnya sangat flesibel dibandingan orang de"asa. 43 1tas dasar elainan perbedaan anatomi, biomeani dan fisiologis maa fratur pada ana-ana mempunyai gambaran husus, yaitu: 1. ,ebih sering ditemuan rn matris anorgani PP de"asa 2. &eriosteum sangat atif dan uat. mebuatnya jarang mengalami robean, sehingga sering periosteum merupaan bidai dari fratur itu sendiri. &ada ana periosteum mempunyai sifat osteogenesis yang lebih besar 3. 6en.em,u*an fraktur san$at "epat krn periosteum HH C. 7eformitas "epat terkoreksi krn perioesteum HH ?. Terdapat per,edaan dalam komplikasiB anak le,i* ,erat komplikasi A. !o,ekan li$amen dan dislokasi le,i* +aran$ ditemukan. ,igamen pada ana sangat uat dan pegas. ,igamen ini lebih uat dari lempeng epifisis sehingga tarian ligamen dapat menyebaban fratur lempeng epifisis dan ligamennya tida robe I. Kuran$ toleran ter*adap ke*ilan$an dara* 5umlah volume darah pada ana secara proposional lebih ecil adripada orang de"asa. J. Terdapat problem husus dalam diagnosis K. 0oresi spontan pada suatu deformitas residual. +erbeda dalam metode pengobatan. &rinsip utama pengobatan fratur pada ana secara onservatif bai dengan cara manipulasi tertutup atau trasi ontinu. Jalau demiian beberapa fratur husus memerluan tindaan operatif. 1L. FAKTO! FAN& MEM6EN&A!1I TE!%A7INFAI MA'A 6ENFEM/1AN 6A7A ANAK a. 6eriosteum ,. Nutrisi Mineral /alcium dan fosfat dibutuhan dalm penyembuhan dan pembentuan tulang selain itu diperluan juga magnesium, fluoride dan mangan dalam jumlah yang ecil. 4itamin 8itamin 1 menstimulasi atifitas dari osteoblas 8itamin / diperluan untu pembentuan olagen 8itamin ! membantu penyerapan alsium di usus 8itamin 0 dan +'# juga dibutuhan untu pembentuan prorein c. 6T1 untu naiin /a darah dg 3 cara /a drh di pecah, menstimulasi vit ! di pencernaan spy naiin reab di usus, retensi /a >P calsitonin d. 4askularisasi !ibutuhan vasularisasi yang bai untu dapat menyaluran nutrisi yang dibutuhan oleh tulang 44