\
|
=
ml
gr
v
m
Bobot jenis reaktif yaitu bobot jenis yang mengacu kepada
ukuran berat dan merupakan perbandingan berat serta bagian volume
yang sama dari zat yang diteliti terhadap air, dimana keduanya diukur
pada suhu 200 C (Yoigth, 1984).
Bobot jenis sejati adalah perbandingan dari massa dengan
volume bentuk padat tanpa ruang rongga, sedangkan bobot jenis
nyata, volume yang membesar akibat adanya pori-pori, turut untuk
diperhitungkan. Dengan demikian, bobot jenis nyata secara numerik
akan lebih kecil dari pada bobot jenis sejati (Voigth, 1984).
2. Uji porositas
Porositas merupakan karakteristik dari serbuk dengan
sesungguhnya serbuk memiliki perbedaan jarak antara 9%-10%
porositas. Meskipun tak ada satupun bahan yang memiliki jarak yang
demikian, secara teoritis kekosongan untuk sebuah sistem dan
lingkaran partikel untuk ukurannya sendiri, kekosongan dari serbuk
umumnya dapat ditingkatkan seperti ukuran partikel yang diturunkan
(Parrot, 1971).
3. Uji Kecepatan Aliran
Secara alternatif, resistensi terhadap gerakan partikel, terutama
untuk serbuk. Serbuk grander dengan kohesi kecil, dapat ditetapkan
dengan menentukan laju aliran Q melalui suatu celah lingkaran
(misalnya cetakan tablet) yang dipasang pada dasar wadah silinder.
Percobaan aliran dengan campuran berbagai fraksi dari bahan yang
sama dapat sangat berharga, karena dalam banyak hal. Disana
terdapat proporsi optimum yang menuju kelaju alir maksimum
(Lachman; 1994)
alir Waktu
granul Bobot
alir Kecepa = tan
4. Uji Angle of Repose
Amidon dan Haghton, mendiskusikan metode - metode untuk
meneliti aliran serbuk, diantaranya : Angel of repose, aliran diam,
lubang indeks tekan. Menurut shearen, tidak ada metode tunggal,
walaupun demikian semua parameter dapat digunakan untuk
mengaktifkan aliran serbuk yang terbentuk oleh granulasi. Sudut
antara permukaan bebas, tumpukan statis, dan permukaan antar yang
didapat merupakan jumlah maksimal (Hebert, 1989).
E. Uraian Bahan
1. Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) (Cakmus,2008).
Asal : Desa Waiheru Kecamatan Teluk Ambon Kota
Ambon
Kandungan Kimia : Kandungan Nutrisi Buah Gandaria per 100
gram buah menurut Divisi Nutrisi Depkes
Thailand (The Nutrition Division of the Thai
Department of Health) : air 86.6 g, protein 40
mg, lemak 20 mg, karbohidrat 11.3 g, serat 150
mg, calcium 9 mg, phosph 4 mg, zat besi 0.3
mg, Beta karotin 23 mg, thiamine 0.11 mg,
riboflavin 0.05 mg, niacin 0.5 mg dan vitamin C
100 mg.
2. Natrium bikarbonat (Gennaro,2000; Kibbe,2000)
Nama lain : Monosodium karbonat , sal de vichy, sodium
acid carbonate, sodium hydrogen carbonate,
soda kue, baking powder
Rumus molekul : NaHC0
3
Berat molekul : 84,01
Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau,
memiliki rasa asin dan sedikit rasa basa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95% dan eter, 1
bagian natrium bikarbonat larut dalam 4 bagian
air dengan suhu 100
0
C,10 bagian air dengan
suhu 25
0
C, 12 bagian air dengan suhu 18
0
C.
Kegunaan : Pemakaian pada formulasi dan teknologi
farmasi yaitu sebagai penghasil karbondioksida
pada tablet dan granul effervescent. Juga
digunakan secara luas untuk memproduksi
atau mempertahankan pH alkali pada sediaan.
Di gunakan juga pada produk makanan
sebagai baking soda.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
3. Asam sitrat (Ditjen POM,1979;Gennaro, 2000; Kibbe, 2000)
Nama Lain : Acidum citricum, 2-Hydroxpropane 1,2,3-
tricarboxyclic acid monohydrate, atau 2 -
hydroxyl - 1,2,3 - propanetricarboxylic acid
monohydrate
Rumus molekul : C
6
H
g
0, -H
2
0
Berat molekul : 210,14
Pemerian : Hablur tidak berwarna, berbentuk serbuk atau
granul kristal yang bagus berwarna bening
sampai putih, tidak berbauh, memiliki rasa yang
sangat asam dan agak higroskopik dalam
udara lembab, merapu dalam udara kering dan
panas.
Kelarutan : Larut 1 dalam 1,5 bagian etanol (95%) dan 1 g
dalam kurang dad 1 bagian air, sukar larut
dalam eter, dan mudah larut dalam etanol
Kegunaan : Sebagai zat tambahan pada penyiapan syrup
asam sitrat, garam effervescent. Bahan
penambah keasaman pada antioksidan, bahan
yang dapat mempertahankan pH sediaan,
bahan pengkhelat, dan bahan yang dapat
memperbaiki rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Asam tartrat (Ditjen POM, 1979; Gennaro, 2000; Kibbe, 2000)
Nama Lain : Tartaric acid, acidum tartaricum,
2,3 - Dihydroxybutanedioic acid,
2,3 - Dihydroxybutane -1,4 - dioic acid,
2,3 - Dihydroxysuccinic acid, d-tartaric acid
Rumus molekul : C
4
H
4
O
6
Berat molekul : 150,09
Pemerian : Habiur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak
berbauh rasa sangat asam.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P,
praktis tidak larut dalam kloroform, larut dalam
glycerin, 1,7 bagian metanol.
Kegunaan : Sebagai bahan penambah keasaman,
menutupi rasa, dan sebagai antioksidan yang
sinergis. Pada produk makanan, minuman, dan
permen digunakan sebagai asidulan, untuk
memperbaiki rasa. Pada formulasi farmasi
dikombinasikan dengan bikarbonat sebagai
komponen asam pada serbuk, granui dan tablet
effervescent.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Colloidal Silicon Dioxide ( Gennaro, 2000; Kibbe, 2000)
Nama lain : Aerosil, Cab-O-SiI, colloidal silika, asam silika,
silika anhidrida.
Rumus molekul : SiO
2
Berat Molekul : 60,08
Pemerian : Hablur berwarna putih, tidak berbau, ringan,
dan tidak berasa.
Kelarutan. : Praktis tidak larut dalam pelarut orgalnik, air
dan asam, kecuali asam hidroflorik, larut dalam
larutan panas alkali hidroksida. Bentuk koloidal
larut didispersikan dengan air.
Kegunaan : Sebagai adsorben
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan baik
6. Sakarin (Gennaro, 2000; Kibbe, 2000)
Nama lain : Saccaharin, saccharinum
Rumus molekul : C
7
H
5
NO
3
S
Berat molekul : 183,18
Pemerian : Kristal putih atau bubuk kristal putih yang
hampir tidak barbau dan memiliki rasa yang
sangat manis 500 kali dari sukrosa.
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol (95%), kurang larut
dalam air. Pada suhu 20
0
C kelarutanya adalah
1% b/v pada pH 5,2. Kelarutannya meningkat
pada temperatur yang tinggi pada pH 2 dan
pada suhu 20
0
C kelarutannya 10% b/v.
Kegunaan : Sebagai bahan pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan baik
7. Alkohol (Dirjen POM, 1979; Kibbe 2000)
Nama resmi : Aethanolum, etanol, ethyl alcohol, ethyl
hidroksida
Rumus molekul : C
2
H
6
O
Berat molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah begerak; bau khas rasa panas
mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
P, dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai pelarut, pengawet, anti mikroba,
desinfektan, dan penetrasi kulit.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental, yang
merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan rancangan
eksperimental sederhana.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai
selesai, di Laboratorium Farmaseutika Fakultas Farmasi Universitas
Muslim Indonesia.
C. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat-alat yang digunakan
Ayakan no.18 dan no.60, batang pengaduk, corong pisah
(Pyrex), Erlenmeyer 250 ml, 500 ml, (Pyrex), gelas piala 500 ml
(Pyrex), gelas ukur 250 ml (Pyrex), lumpang, neraca o'hous, oven
(Memmert), pengukur waktu (Seiko), piknometer (Pyrex).
2. Bahan-bahan yang digunakan
Alkohol 70%, aluminium foil, asam sitrat, asam tatrat, cab-o-sil,
ekstrak daging buah gandaria, kertas timbahg, natrium bikarbonat, dan
sakarin.
D. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan dan Perlakuan sampel
Bahan penelitian berupa daging buah gandaria (Bouea
macrophylla Griffith) yang diperoleh dari Desa Waiheru, Kecamatan
Teluk Ambon, Kota Ambon. Sampel buah gandaria (Bouea macrophylla
Griffith) yang telah diperoleh dicuci dengan air mengalir, kemudian
dikupas kulit luarnya dan dagingnya dipotong-potong kecil lalu dikering
anginkan, sesudah itu sampel siap untuk diekstraksi.
2. Pembuatan sampel
Simplisia daging buah gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
sebanyak 500 gram dimasukkan kedalam wadah maserasi,
ditambahkan etanol 96 % hingga simplisia buah gandaria tersebut
terendam, dibiarkan selama 5 hari dalam bejanah tertutup dan
terlindung dari cahaya matahari langsung sambil sesekali diaduk.
Setelah 5 hari, simplisia disaring dan residunya direndam lagi dengan
cairan penyari yang baru, proses ini dilakukan berulang sebanyak 3 kali
dan hasil filtratnya atau ekstrak etanol cairnya disatukan dalam satu
wadah. Kemudian ekstrak etanol cair tersebut diuapkan untuk
mendapatkan ekstrak etanol kering.
3. Formulasi Sediaan Granul Effervescent
Dirancang 3 jenis sediaan granul effervescent sebanyak 4 gram
sediaan (1 sachet) dari ekstrak daging buah gandaria sebanyak 0,55
gram, dengan penambahan cab-o-sil (0,1 g, 0,15 g, 0,2 g), natrium
bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat dan sakarin. Untuk formula
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
4. Pembuatan Granul Effervescent
1. Dibuat granul effervescent dengan metode peleburan.
2. Sebelum semua bahan dicampur, terlebih dahulu asam sitrat
dihaluskan
3. Bahan-bahan tambahan lain digerus bersamaan dengan ekstrak
daging buah gandaria sampai homogen.
4. Setelah penggerusan, serbuk diletakkan di atas lempeng atau
nampan yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam oven pada suhu
34-40
0
C.
5. Selama proses pemanasan serbuk diaduk-aduk dengan
menggunakan spatel.
6. Setelah terbentuk gumpalan granul dengan massa yang lembab,
granul dikeluarkan dari oven untuk dilewatkan pada ayakan no 18.
7. Granul yang didapatkan dikeringkan kembali dalam oven dengan
suhu tidak lebih dari 54
0
C.
8. Setelah benar-benar kering, granul segera dipindahkan ke dalam
wadah lalu disegel kemudian disimpan pada wadah yang tidak
lembab.
5. Evaluasi Granul (Lachman, 1986)
1. Pemeriksaan Organoleptik
1.1. Uji bau
Granul effervescent di letakkan diatas telapak tangan lalu
cium aromanya.
1.2. Uji Rasa
Granul effervescent diambil sedikit kemudian diletakkan
diujung lidah dan dikecap selama kurang lebih 10 detik.
1.3. Uji warna
Granul effervescent diamati wamanya secara langsung.
2. Uji Kadar Air Granul Gandaria (Bouea Macrophylla Griffith)
Kadar air ditentukan dengan menimbang granul sebelum
dikeringkan dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai
MC (Moisture Content) dengan rumus berikut :
% 100
ker
ker
%
ing granul Bobot
ing granul Bobot basah granul Bobot
MC
=
3. Uji Waktu Alir
Ditimbang setiap formula campuran granul effervescent
sebanyak 100 gram lalu dimasukkan kedalam corong pisah yang
lubang bawahnya ditutup dan pada bagian bawah corong diberi alas
kertas. Setelah granul terisi dengan baik dan rata, tutup corong pisah
dibuka hingga granui mulai meluncur. Waktu yang dibutuhkan oleh
granul ketuar dari corong pisah dicatat. Untuk serbuk atau granul,
waktu alirnya bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari 10
detik
4. Uji Sudut Diam
Campuran granul dimasukkan dalam corong pisah hingga
penuh, lalu penutup corong di buka dan granul dibiarkan mengalir
keluar hingga kertas yang digunakan sebagai alas horizontal tertutupi
oleh timbunan serbuk dengan ketinggian tertentu. Kemudian diukur
puncak timbunan serbuk dan diameter lingkaran dasar timbunan.
Sudut diam antara 20
0
- 40
0
menunjukkan sifat air yang bagus. Sudut
diam dihitung dengan rumus sebagai berikut :
D
h
Tg
2
= u
Dimana : h = inggi timbangan granul (cm)
D = Diameter timbunan granul (cm)
u = Sudut diam (
0
)
5. Uji Kemampuan Terdispersi Granul Effervescent
Diuji granul sediaan effervescent dalam gelas yang berisi air
dengan volume 200 ml pada suhu 35
0
C, ditentukan waktunya mulai
dari serbuk dimasukkan dalam gelas hingga serbuk terdispersi
dengan baik dalam waktu kurang dari 1 dan 2 menit (Mohrle, 1980)
6. Penetapan Bobot Jenis Sejati, Bobot Jenis Mampat, dan
Porositas
Sebanyak 100 gram granul dimasukkan kedalam gelas ukur
250 ml dan dicatat volumenya (Vo). Kemudian dilakukan pengetukan
dengan alat dan volume pada ketukan ke 50 dan 500 lalu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
mampat Volumen
granul Bobot
mampat Bj =
Penetapan bobot jenis sejati dilakukan dengan cara
menimbang piknometer 50 ml yang kosong (a) piknometer kemudian
diisi dengan paraffin cair dan ditimbang kembali (b), lebih kurang 1
gram serbuk diisikan dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang
(c) paraffin cair ditambahkan hingga penuh kemudian ditimbang
kembali (d) bobot jenis paraffin cair dapat dihitung sebagai berikut :
ml g
al b
cair paraffin jenis Bobot /
50
=
) / ( i j Vp
granul Bobot
sejati Bj
=
100
1
x
sejati Bj
mamapat Bj
Porositas
|
|
.
|
\
|
=
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
penerjemah Farida Ibrahim, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Anonim.,2008., Nostalgia buah gadaria, (Online),
(http://www.ibujempol.com/nostalgia-buah-gandaria/, diakses
tanggal 9 februari 2010).
Astuti, Yuni N, 2009.,Uji Aktivitas Penangkap Radikal DPPH Oleh Analog
Kurkumin Monoketon dan Nheteroalifatik Monoketon.Universitas
Muhammadiyah,Surakarta,(Online),(http://etd.eprints.ums.ac.id/52
47/1/K100050282.pdf, diakses tanggal 10 februari 2010).
Bassett, J., 1994, Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,
Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.
Cakmus.,2008.,Plantamor Situs Dunia Tumbuhan, (Online),
(http://www.plantamor.com/index.php?plant=214, diakses tanggal
10 februari 2010).
Ditjen POM., 1979., Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan RI; Jakarta.
Ditjen POM., 1995., Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen
Kesehatan RI; Jakarta.
Ditjen POM., 1979., Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; Jakarta.
Gennaro, A, dkk., 2000., Remington'S Pharmaceutical Science
20th
.,
Mack
Publishing Company., Easton., Pennysylvania.
Herbert, A, dkk., 1989., Pharmaceutical Dosage Form, Vol ll., Marcel
Dekker., INC., New York and Burcel.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Kibbe, A., H., 2000., Handbook of Pharmaceuticics Excipiet
3
"'
.,
America
Pharmaceutical Press., Washington Dc.
Kumalaningsih,S., 2006, Antioksidan Alami, Trubus Agrisarana.
Surabaya.
Lachman, L., Lieberman, H., A., and Kanig, J., L., 1986., terjemahan Teori
dan Praktek farmasi Industri., Oleh Siti Suyati. 1994., UI-Press.,
Jakarta.
Martin, A, Swarbrick,J, dan Cammarata, A.,1993.Farmasi Fisik 2, Dasar-
dasar kimia fisik dalam ilmu farmaseutik.Universitas Indonesia, UI-
Press; Jakarta.
Mulja, M dan Suharman, A., 1995, Analisis Instrumen, Airlangga
Universitas Press, Surabaya.
Parikh, Dilip M., 2005., Handbook of Pharmaceutical Granulation
Technology., Taylor and Franis Group ,..\ USA.
Parrot,E.L.,1971, Pharmaceutical Technology, Fundamental
Pharmaceutics, Third Edition, Burgess Publishing Co.,
Minneapolis.
Pristiyanto, D., 1999.,Tumbuhan langka gandaria,(Online),
(http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id/msg00443.html,
diakses tanggal 9 Februari 2010).
Puspa, P dan Harapini, M.,2006., Nilai peroksida dan aktivitas anti radikal
bebas diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH) ekstrak metanol
Knema laurina.Majalah Farmasi Indonesia. LIPI, Bogor, (Online),
(http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/6._17-1-2006-praptiwi.pdf.
diakses tanggal 10 februari 2010).
Sarker, S dan Nahar, L.,2009.,Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi, Bahan
Kimia Organik Alam dan Umum.Pustaka Pelajar; Jakarta.
Stahl, E.,1985.,Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.Institut
Teknologi; Bandung.
Stecher, Paul., 1973 , The Merck Index Eight Edition, Merck & CI., INC.
Rahway, N.J, USA.
Voight, R., 1984., Buku Pelajaran Tekhnologi Industri., diterjemahkan oleh
S,N Soewandi, Edisi V., Gajah Mada iniversity Press., Jogyakarta.
Wulandari, Ratna R.,2009.,Uji Aktivitas Penangkap Radikal DPPH Analog
Kurkumin Siklik dan N-Heterosiklik Monoketon.Universitas
Muhammadiyah,Surakarta,(Online),(http://etd.eprints.ums.ac.id/52
62/1/K100050300.pdf, diakses tanggal 10 februari 2010).
Pengolahan simplisia daging buah gandaria
(Bouea macrophylla Griffit)
Gambar 1. Skema Kerja
Kesimpulan
Pembahasan hasil penelitian
Pembuatan ekstrak etanol daging buah
gandaria (Bouea macrophylla Griffit)
Pembuatan serbuk effervescent dari ekstrak
etanol daging buah gandaria
(Bouea macrophylla Griffit)
Pengujian sifat farmaseutika granul, meliputi :
- Pemeriksaan organoleptis
- Uji kadar air
- Uji waktu alir
- Uji sudut diam
- Uji waktu terdispersi
- Uji porositas
Pengumpulan data dan analisis
Tabel 1. Rancangan Formula Serbuk Effervescent Ekstrak Etanol
Daging Buah Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
No. Bahan
Formula
A
(g)
B
(g)
C
(g)
1 Ekstrak Daging Buah Gandaria 0,55 0,55 0,55
2 Cab - O Sil 0,1 0,15 0,2
3 Natrium bikarbonat 1,7793 1,7527 1,7261
4 Asam sitrat 0,5533 0,5155 0,5077
5 Asam tartrat 1,0466 1,031 1,0154
6 Sakarin 0,0008 0,0008 0,0008
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Dosis dan Bahan
A. Perhitungan Dosis untuk Daging Buah Gandaria (Bouea macrophylla
Griffith)
Ditimbang XXX g daging buah gandaria setara dengan XX g berat
ekstrak kental daging buah gandaria.
B. Perhitungan Bahan untuk 1 (Satu) Sachet
Dibuat serbuk effervescent sebanyak 4 gram untuk 1 sachet, yang
mengandung :
Formula 1, dengan variasi ekstrak dan cab-o-sil
Granul Gandaria : 0,55 g ekstrak + 0,1 g cab-o-sil = 0,65 g
Sakarin = 0,0008 g
0,6508 g
Untuk bahan tambahan : 4 g 0,6508 g = 3,3492 g
Dengan perbandingan Asam sitrat : Asam tartrat : Natrium bikarbonat
( 1 : 2 : 3,4 )
Asam sitrat :
Asam tartrat :
Natrium bikarbonat :
1
x 3,3492 = 0,5533 g
64
2
x 3,3492 = 1,0466 g
64
3,4
x 3,3492 = 1,7793 g
64
Gambar 2 : Buah Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
Gambar 3 : Foto Daging Buah Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)
Gambar 4 : Foto Pohon Gandaria (Bouea Macrophylla Griffith)
Gambar 5 : Foto Pohon dan Buah Gandaria (Bouea Macrophylla Griffith)
Gambar 6 : Foto Daun Gandaria (Bouea Macrophylla Griffith)
PROPOSAL PENELITIAN
FORMLASI SERBUK EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOL DAGING
BUAH GANDARIA (Bouea macrophylla Griffith) SEBAGAI
ANTIOKSIDAN ASAL DESA WAIHERU KECAMATAN
TELUK AMBON KOTA AMBON
FAHMI ABDULLAH
150 260 060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010