Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

INKOMPATIBILITAS GOLONGAN DARAH IBU DAN ANAK


Dipresentasikan
Osa Erlita, S.ked
J500100070
Pembimbing
dr. Aloysius Septiarko Sp.A
dr. Elief Rohana Sp.A., M.Kes
UMS
BAB I
Pendahuluan
Golongan darah ciri khusus darah individu perbedaan
karbohidrat dan protein
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh)
A. Latar Belakang
Rh (-) kekurangan protein dalam sel darah merahnya
Rh (+) protein yang cukup
Setiap orang terlahir dengan golongan darah A, B, AB, atau O
Lanjutan . . .
inkompatibilitas ABO hampir selalu menyebabkan
penyakit yang ringan yang bermanifestasi sebagai
ikterus pada neonatus atau anemia
Ketidakcocokan atau inkompatibilitas Rh bisa berakibat
kematian pada janin dan keguguran berulang
pemeriksaan faktor Rh ibu dan ayah perlu dilakukan sedini
mungkin agar inkompatibilitas yang mungkin muncul bisa
ditangani segera.
Lanjutan . . .
Tujuan mengetahui lebih lanjut
mengenai :
definisi
Etiologi
Patogenesis
penatalksanaan
Inkompati
bilitas gol
darah ibu
dan anak
BAB II
Tinjauan
Pustaka
A. Definisi
Rhesus (Rh +) mempunyai Rh-antigen pada
eritrositnya,
Rh (-) adalah tidak mempunyai Rh-antigen
pada eritrositnya
Antigen pada manusia tersebut
dinamakan antigen D
DEFINISI
Inkompatibilitas ABO penyebab tersering dari
kasus hemolitik neontaus
Inkompatibilitas Rhesus bila ibu Rh (-), dan anak
mempunyai Rh (+).
Bila sel darah janin masuk ke peredaran darah ibu,
maka ibu akan dirangsang oleh antigen Rh untuk
membentuk antibody terhadap Rh.
LANJUTAN . . .
Tipe IgG
Berat Mol
160.000, daya
endap 7 detik
Thermo stabil
Imun IgG
dapat melewati
plasenta
Antigen-
D
B. Epidemiologi
Inkompatibilitas ABO
20% bayi mengalami Inkom
ABO 5% gejala klinis
Menyebabkan penyakit yang
ringan
INKOMPATIBILITAS RHESUS
15% ras berkulit putih
5 % berkulit hitam
Jarang pada bangsa Asia
(Indonesia) kecuali adanya
perkawinan dengan orang asing
yg bergol Rh (-)
C. Etiologi
Rh(+)
Gol A,
B, AB
Rh (-)
Gol O
Inkompatibilitas
Golongan darah
PATOGENESIS
INKOMP ABO
Ibu gol
(O)
Fetus
(A, B,
AB)
Inkompatibilitas
ABO
PATOGENESIS
INKOMP RH
G. Gejala Klinis
Inkompatibilitas Rhesus
1. Hidrops fetalis
2. hiperbilirubinemia
Inkompatibilitas ABO
1. Ringan asimptomatik
2. Hepatomegaly
3. Peningkatan bilirubin

DIAGNOSIS
Inkomp ABO
Terdapat
anemia
Ikterus
dalam 24
jam
pertama
kelahiran
Ibu gol O dg
antibodi A
dab B
sedangkan
janin gol A,
B, atau AB
H. Diagnosis(Inkomp Rh)
1. Test Coombs
2. Berdasarkan riwayat bayi yang
dilahirkan
Ikterus yang timbul dalam 24 jam
pasca persalinan
Kadar Hb darah tali pusat <15 gr%
Kadar bilirubin dalam darah tali pusat
>5 mg%
Hepatosplenomegali
Kelainan pada pemeriksaan darah tepi
pengobatan
Fototerapi menjadi
modalitas terapeutik
yang umum dilakukan
pada bayi dengan
ikterus dan merupakan
terapi primer pada
neonatus dengan
hiperbilirubinemia tidak
terkonjugasi.
Transfusi tukar
dilakukan dengan bayi
yang memiliki indikasi
eritroblastosis dengan
anemia hebat, hidrops,
atau bahkan keduanya
bahkan ketika tidak
adanya kadar bilirubin
serum yang tinggi.
J. Prognosis
survival dapat mencapai 85-90%, namun
dapat berkurang sebanyak 15% pada janin
dengan hidrops fetus
Kebanyakan janin yang bertahan hidup dari
gestasi allo-imunisasi, tetap memiliki
keutuhan fungsi neurologis

K. Pencegahan
Imunisasi pasif pada ibu Dosis preparat Imunoglobulin tidak
< 300 mikrogram antibodi D
100 mikrogram anti rhesus D akan melindungi ibu
dari 4 ml darah janin
BAB III
PENUTUP
Sistem Rhesus merupakan suatu sistem
yang sangat kompleks. Masih banyak
perdebatan baik mengenai aspek
genetika, nomenklatur maupun interaksi
antigeniknya.
KESIMPULAN
ABO sistem dimana
seseorang yang tidak
mempunyai antigen A/B akan
mempunyai antibodi yang
berlawanan dalam plasmanya
BAB III
PENUTUP
Saran
1. Deteksi dini golongan darah ibu dan bayi
saat bayi mengalami ikterik dalam 24 jam
pertama setelah dilahirkan
2. Lakukan upaya untuk memperbaiki
kualitas hidup anak yang sudah terlanjur
mengalami inkompatibilitas dengan ibu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sindu, E. Hemolytic disease of the newborn. Direktorat Laboratorium Kesehatan
Dirjen. Pelayanan Medik Depkes dan Kessos RI
2. James DK, Steer PJ, et al. Fetal hemolytic disease. High Risk Pregnancy. 2
nd
ed.
WB. Saunders, 1999: 343 - 361
3. Wagle S. Hemolytic disease of the newborn. www. Neonatology.org. 2002
4. Salem L. Rh incompatibility. www. Neonatology.org. 2001
5. Gottstein R, Cooki RWI. 2003. Systematic review of intravenous immunoglobulin in
haemolytic disease of the newborn. Arch Dis Child Fetal Neonatal; 88:6-10.
6. Aminullah A. 2009. Sepsis pada bayi baru lahir. Dalam: Kosim S, Yunanto A, Dewi
R, Sarosa GI, Usman A, penyuting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta:
IDAI:178-87

Anda mungkin juga menyukai