Anda di halaman 1dari 2

TEMA : MENGABDI UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK

MERUBAH MASA DEPAN ANAK-ANAK JALANAN MELALUI PENDIDIKAN. ANAK


JALANAN, PENENTU MASA DEPAN INDONESIA JUGA.
Kaki-kaki kecil itu berjalan dari satu kendaraan ke kendaraan lain bernyanyi demi
mendapatkan sesuap nasi. Di tempat lain, tubuh-tubuh kecil itu duduk diam dengan ringkihnya
meminta belas kasihan setiap orang- orang yang melewatinya. Dan adapula dari tubuh-tubuh
kecil itu melakukan kejahatan yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak yang seharusnya
masih bersenang-senang di pangkuan sang bunda itu. Itulah potret kehidupan anak-anak jalanan
di Indonesia, dimana anak-anak jalanan itu menjadi pengamen, pengemis bahkan pencopet.
Keadaan ini disebabkan karena kurang pedulinya pemerintah juga masyarakat tentang nasib
anak-anak jalanan ini. Sejarah kehadiran kaum anak jalanan di tiap-tiap kota besar di Indonesia
selalu diwarnai dengan kesenjangan luar biasa yang mensegmentasikan mereka dari anak-anak
tingkat ekonomi menengah dan atas. Anak-anak dengan tingkat ekonomi menengah dan atas pun
sudah terbiasa melihat mereka dari sudut kehidupan lain yang lebih beradab. Keterbiasaan itu
akhirnya melahirkan ketidak perdulian afektif yang seakan tidak lagi menyisakan ruang empatik
bagi mereka.
Kindervatter (1979 : 13) mendefinisikan pemberdayaan atau empowering sebagai "people
gaining an understanding of and control over social, economic, and/or political forces in order to
improve their standing in society". Anak jalanan adalah anak yang terkategori tak berdaya.
Mereka merupakan korban berbagai penyimpangan dari oknum-oknum yang tak bertanggung
jawab. Untuk itu, mereka perlu diberdayakan melalui demokratisasi, pembangkitan ekonomi
kerakyatan, keadilan dan penegakan hukum, partisipasi politik, serta pendidikan.
Anak jalanan, pada hakikatnya, adalah "anak-anak", sama dengan anak-anak lainnya yang bukan
anak jalanan. Mereka membutuhkan pendidikan. Pemenuhan pendidikan itu haruslah
memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang
dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang
dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di
sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen
pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta
menjadi kering tak menarik. Pendidikan yang seperti ini masih sangat sulit didapatkan oleh anak-

anak jalanan itu, pendidikan dengan kasih sayang dan dedikasi tinggi dari pendidik-pendidik
mereka.
Dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 dinyatakan, Fakir miskin dan anak-anak telantar
dipelihara oleh negara. Namun dalam kenyataannya pemerintah masih tidak bisa menjangkau
mereka dalam banyak hal, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan adalah salah
satu pilar untuk memajukan taraf kehidupan anak-anak jalanan ini. Dengan pendidikan anakanak jalanan ini dapat menjadi anak-anak dengan pemikiran yang luas dan terbuka dan akan
menjadikan anak-anak ini menjadi seorang pemimpi besar dengan kemauan dan usaha yang
besar pula. Dengan hal itu anak-anak jalanan ini akan mempunyai mimipi untuk merubah
kehidupannya menjadi lebih baik, tidak akan ada lagi anak jalanan yang hanya bermimpi untuk
menjadi pengamen atau pengemis tapi dengan dikecamnya pendidikan oleh mereka, mereka akan
berani untuk bermimpi menjadi orang-orang besar.

Anda mungkin juga menyukai