Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PERTAMBANGAN

(HULU HILIR DAN PENGEMBANGAN


WILAYAH/MASYARAKAT)
A. Latar Belakang
Kondisi pengelolaan sumber daya alam, khususnya sumber daya
mineral dan batu bara, di Indonesia saat ini masih umum banyak diekspor
masih dalam bentuk bahan mentah, tanpa diolah terlebih dahulu. Sedangkan
beberapa industri pengolahan yang menggunakan sumber daya mineral
sebagai bahan baku utama ataupun penunjang masih merupakan produk
impor. Kondisi tersebut berakibat tidak menghasilkan nla ta!"a# (value-
added) secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana yang diharapkan.
Di sisi lain, negara-negara industri selalu berusaha untuk memperoleh
keuntungan nilai tambah dari negara-negara pengeskpor melalui proses
pengolahan lebih lanjut di negaranya ataupun di kelompok usahanya. Hal ini
terjadi karena ilmu pengetahuan dan teknologi pengolahan dapat dikatakan
masih dikuasai sepenuhnya oleh mereka atau belum tertransormasikan, di
samping itu strategi dan jaringan pemasaran secara umum masih berada di
tangan mereka.
!enjelang pelaksanaan globalisasi bidang pertambangan, isu
"eningkatan #ilai $ambah %"#$& menjadi sangat penting mengingat selama
ini peran Indonesia hanya sebagai produsen atau penjual bahan galian
tambang yang sebagian besar tanpa diolah terlebih dahulu sementara industri
dalam negeri yang berbasis tambang masih mengimpor bahan baku tersebut
dari negara lain yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. "eningkatan
usaha dari produsen atau penjual bahan baku mentah meningkat menjadi
produsen bahan baku setengah jadi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan
nilai tambah dan bermanaat secara langsung bagi kepentingan nasional
umumnya dan khususnya bagi pengembangan suatu 'ilayah dimana bahn
galian tersebut berada.
"ada era otonomi daerah sekarang ini, pengembangan 'ilayah dan
masyarakat merupakan sesuatu yang tidak dapat dikesampingkan mengingat
pemerintah daerah dan masyarakat lokal se bagai stakeholder yang paling
menentukan dalam pengambilan keputusan bagi kelangsungan suatu usaha
pertambangan, di mana pemerintah hanya merupakan asilitator dalam
pengambilan keputusan.
B. K$n%e& Da%ar Ke"'akan
(. )rahan kebijakan "embangunan #asional
Kebijakan nasional tentang pengolahan sumber daya alam,
termasuk sumber daya mineral, batubara dan panas bumi, pada dasarnya
diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan rakyat dengan
memperhatikan aspek konser*ati, rehabilitasi dan penghematan di dalam
pemanaatannya melalui teknologi yang akrab lingkungan. Hal ini
memberi pengertian bah'a+
"emanaatan terhadap sumber daya mineral batu bara dan panas bumi
harus memperhatikan keseimbangan antara keungungan komunitas
dengan keuntungan bisnis perusahaan, industri mineral, batu bara dan
panas bumi yang baik dapat menjadi katalisator pertambangan bagi
pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat,
"embangunan pertambangan juga harus tetap berpegang pada prinsip
pemerataan antar generasi, didasari pola pikir pembangunan
pertamnbangan yang berkelanjutan dan ber'a'asan jangka panjang.
Harus didasari kepada perencanaan yang matang dan eisiensi tinggi
serta penerapan prinsip good mining practice dengan mengacu pada
teknologi yang eekti dan eisien yang aman dan ramah lingkungan.
Koordinasi sejak dini diperlukan untuk melakukan sosialisasi secara
transparan segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh proses
kegiatan pertambangan %hulu-hilir& berikut dampak-dampaknya
dengan melibatkan segenap unsur terkait baik dari pemerintah, s'asta
dan komponen masyarakat.
-. $untutan global
Deklasari .io de /aneiro sebagai hasil dari Konerensi $ingkat
$inggi %K$$& 0umi (11- telah melahirkan tata cara baru untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan %sustainable development& secara global di
abad -(. .ekomendasi yang diajukan mencakup cara baru dalam
mendidik, perhatian akan sumber daya alam dan rancangan ekonomi
berkelanjutan. Kemudian dipertegas dengan Deklarasi 2ohanesburg, hasil
K$$ -33-, yang mendukung tanggung ja'ab kolekti untuk memajukan
dan memperkuat soko guru pembangunan berkelanjutan dan action plan
yang aktual.
"ola pikir pembangunan berkelanjutan didasari oleh social justice
and equity, pendekatan yang holistik dan integrati, menghargai
keanekaragaman serta ber'a'asan jangka panjang. $ujuan pembangunan
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat
secara berkelanjutan antar generasi %inter-temporal&.
4. "embangunan berkelanjutan sektor "ertambangan
"embangunan berkelanjutan dalam konteks usaha pertambangan
adalah transormasi sumber daya tidak terbarukan %non renewable
resources& menjadi sumber daya pembangunan terbarukan %renewable
resources&. "#$ "ertambangan harus berbasis sumber daya setempat atau
nasional %community based&, dan berkelanjutan %sustainable&. !anaatnya
bukan saja dirasakan karena sedang ada pertambangan, tetapi juga karena
pernah ada kegiatan pertambangan.
"#$ "ertambangan merupakan action plan actual sektor energi
dan sumber daya mineral, khususnya di bidang pertambangan umum,
untuk menja'ab tantangan global yang menjadi kesepakatan Indonesia di
dunia internasional sebagai implementasi pembangunan berkelanjutan
pertambangan.
(. Penngkatan Nla Ta!"a# Perta!"angan
(. "emahaman
"#$ "ertambangan sebagai action plan actual pembangunan
pertambangan yang berkelanjutan, pada dasarnya merupakan implementasi
kegiatan konser*asi pertambangan, yaitu dalam hal keberlanjutan manaat
ekonomi dan lingkungan sosial kemasyarakatan yang diperolehnya
semenjak perencanaan, selama berlangsungnya kegiatan pertambangan
sampai dengan pasca tambang.
Dengan demikian "#$ adalah upaya optimalisasi atas pengelolaan
proses hulu-hilir kegiatan pertambangan serta pengembangan 'ilayah dan
pengembangan masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka me'ujudkan
pembangunan berkelanjutan.
-. "ola pikir
"ola pikir kebijakan "#$ "ertambangan adalah sejalan dengan
paradigma pembangunan berkelanjutan kegiatan pertambangan, yaitu
transormasi sumber daya tidak terbarukan menjadi sumber daya
pembangunan terbarukan. Implementasinya adalah dengan
menginternalkan aspek dasar pembangunan berkelanjutan ke dalam setiap
komponen kegiatan pertambangan sebagai berikut.
$ransormasi sosial
Empowerment, mendorong masyarakat untuk dapat kesempatan
dan berperan akti lebih besar.
Cooperation, mendorong terciptanya kerja sama di masyarakat
sehingga merasa sebagai bagian dari kelompok.
Equity, di samping masyarakat mendapatkan kesempatan inancial
juga dalam mendapatkan pelayanan sosial.
Sustainability, pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan
kebutuhan generasi mendatang.
Security, masyarakat merasa bebas atas ancaman dan ketidak-
pastian harapan hidup.
Desentralisasi dan dekonsentrasi pengelolaan
!emungkinkan daerah untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan
pertambangan dan mendapatkan manaat, sehingga kegiatan
tersebut menjadi lebih terarah, eekti dan eisien.
)danya koordinasi antara pusat dengan daerah yang lebih eekti
dan mengurangi rantai birokrasi.
)danya koordinasi di antara daerah pengelola pertambangan
dengan stakeholders lainnya.
"engakuan hak-hak masyarakat
!akna kemakmuran adalah secara utuh, di samping secara ekonomis
juga makmur secara batiniah dan spiritual.
Hak atas tanah.
Hak untuk hidup dalam habitat sosial budaya asal secara
berkelanjutan.
Hak untuk hidup dalam lingkungan yang sehat dan aman.
Hak untuk menikmati dan memanaatkan sumber daya alam di
sekitarnya.
Hak untuk turut menjaga kebutuhan generasi mendatang.
Integrasi pengelolaan
"engelolaan sumber daya mineral secara terintegrasi dari hulu-hilir
pertambangan, meliputi setiap tahapan kegiatan dari eksplorasi,
konstruksi, eksploitasi, pengolahan5pemurnian, handling dan
pemasaran.
Keterlibatan masyarakat
!asyarakat berhadapan dan berinteraksi langsung dengan
perusahaan.
!asyarakat sebagai penyandang resiko.
!asyarakat sebagai penilai kelaikan berusaha.
"emanaatan sumber daya alam inter temporal
"ertambangan bersiat sementara, sumber daya alam tidak
terbarukan.
$ransormasi sosial perlu 'aktu, tidak dapat dipaksakan, kecepatan
tiap daerah berbeda.
Setiap 'ilayah di Indonesia mempunyai ciri khas, kondisi dan tara
sosial, ekonomi dan budaya berbeda.
Ratio rate of depletion vs rate of transformation harus optimal.
Good governance and good corporate governance
Kelompok-kelompok yang terlibat di dalam pengelolaan sumber daya
alam harus menjalankan ke'ajiban masing-masing secara bertanggung
ja'ab, transparan, partisipati dan public accountable.
6ambar "ola "ikir "eningkatan #ilai $ambah "ertambangan
4. Strategi peningkatan nilai tambah
a. "engembangan teknologi dan ino*asi
"engembangan teknologi terutama teknologi tepat guna dan
melakukan ino*asi-ino*asi yang harus diprioritaskan. 0eberapa
langkah yang dapat dilakukan antara lain+ perusahaan pertambangan
selain disibukkan oleh kegiatan rutinitas yang berkaitan dengan aspek
bisnisnya, juga harus memperhatikan aspek penelitian dan
pengembangan 5 research and development %.7D& teknologi terapan
yang berdasarkan kebutuhan pasar agar perusahaan dapat berupaya
untuk memproduksi kebutuhan tersebut. "erusahaan pertambangan
harus memperkuat kerja sama dengan pihak "erguruan $inggi dan
8embaga .iset untuk melakukan penelitian terapan pada bidang-
bidang tertentu berdasarkan kebutuhan pengembangan perusahaan
%company development needs&.
"engembangan dan penerapan teknologi harus tetap mengacu
pada prinsip-prinsip ekonomi, konser*asi dan lingkungan hidup. Di
samping itu, adanya upaya untuk memproduksi produk-produk baru
sesuai dengan dinamika permintaan pasar harus selalu menjadi
perhatian perusahaan.
Di sisi lain, pihak pemerintah juga harus secara pro akti
mendukung kegiatan R!, misalnya dalam bidang pendanaan,
inormasi, kerja sama dan koordinasi dengan pihak-pihak yang dapat
dikaitkan. "roduk hasil usaha pertambangan tentunya harus seoptimal
mungkin dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, di samping untuk
kebutuhan ekspor.
b. Dukungan pemasaran dan kerja sama antar negara penghasil
9ntuk mengoptimalkan usaha peningkatan nilai tambah,
dukungan pemasaran terhadap produk hasil usaha pertambangan perlu
dilakukan yaitu dengan membuat jaringan kerja sama antara negara-
negara penghasil komoditas tambang tertentu juga perli ditingkatkan.
9ntuk menunjang hal-hal tersebut di atas, beberapa langkah
yang perli dilakukan, antara lain+
)danya "rading #ouse atau institusi sejenis yang dapat
memasilitasi berbagai hal dalam upaya optimalisasi usaha
peningkatan nilai tambah. Institusi ini harus dapat melakukan
berbagai ungsi antara lain+ sebagai sumber inormasi, melakukan
promosi, menganalisis keadaan pasar, membuat strategi pemasaran
dan melakukan konsultasi.
)danya usaha dari pemerintah untuk memasilitasi kerja sama
antara perusahaan skala kecil, menengah dan besar agar dapat
bersinergi dalam produk masing-masing.
)danya usaha dari pemerintah bersama dengan perusahaan
pertambangan untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara
penghasil komoditas pertambangan tertentu untuk menghindari
persaingan yang tidak sehat.
c. Hubungan antara industri hulu-hilir
Kaitan atau hubungan %linkage& antara industri hulu-hilir
produk usaha pertambangan harus diperkuat melalui beberapa hal+
)danya usaha dari berbagai pihak. $erutama dari pihak pemerintah
untuk menciptakan dan memperkuat hubungan hulu-hilir sektor
pertambangan, pengembangan industri hilir sektor pertambangan,
pengembangan asilitas jaringan inormasi, inrastruktur serta
asilitas umum.
)danya kondisi yang kondusi serta hubungan yang harmonis
antara industri hulu-hilir produk pertambangan. )danya dukungan
pemerintah antara lain berupa kebijakan dan koordinasi antar
sektor yang dapat memperkuat hubungan industri hulu-hilir usaha
pertambangan.
d. "engembangan Sumber Daya !anusia %SD!&
:aktor lin yang sangat penting dalam usaha peningkatan nilai
tambah adalah pengembangan SD!+
"engembangan SD! harus dilakukan di seluruh strata, mulai dari
tingkat buruh sampai dengan le*el manajer. "engembangan SD!
harus mengacu pada prinsip proesionalisme.
"erusahaan pertambangan harus concern dengan peningkatan
keterampilan dari setiap personilnya, misalnya dengan
menyediakan dana dan memberi kesempatan kepada personil
perusahaan untuk peningkatan kemampuan sesuai dengan
kebutuhan.
"engembangan manajemen SD!, dalam hal ini dukungan
pemerintah untuk mencari peluang dalam pengembangan SD!,
misalnya kerja sama dengan negara industri melalui program
beasis'a jangka pendek dan jangka panjang.
e. )spek sosial
Hubungan antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat
setempat selalu menjadi isu sentral dalam pengusahaan pertambangan.
Hubungan yang harmonis perlu selalu dijalin berdasarkan prinsip win-
win solution.
Sejak a'al suatu kegiatan usaha pertambangan, baik kegiatan
utama maupun kegiatan penunjang lainnya harus disiapkan secara
terarah dan benar. 0eberapa kegiatan penunjang seperti pengadaan
pasokan kebutuhan pega'ai, pengadaan peralatan dan suku cadang
ataupun kebutuhan jasa lainnya selayaknya dirancang dari a'al secara
terpadu. Hal yang terpenting adalah masyarakat setempat harus diberi
prioritas untuk memenunhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Disarankan kepada perusahaan pertambangan agar dapat juga
mendukung usaha yang dilakukan oleh masyarakat setempat dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini dapat menghasilkan
suatu hubungan yang positi dan dapat melahirkan kondisi yang saling
menguntungkan untuk pihak perusahaan dan untuk masyarakat
setemmpat.
;. "engembangan <ilayah dan !asyarakat di Sekitar <ilayah "ertambangan
=ksploitasi bahan galian bersiat tidak terbarukan, merupakan
kesempatan dan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan
kesejahteraan yang hanya datang sekali. =ksploitasi mineral oleh
perusahaan dengan menggunakan tolok ukur Return of $nvesment %.>I&,
harus diimbangi oleh Return of %ssets %.>)& yang optimal bagi
masyarakat. Hilangnya aset dan timbulnya dampak lingkungan merupakan
biaya sosial yang seharusnya diperhitungkan dalam in*estasi
pertambangan.
"rogram "engembangan <ilayah dan !asyarakat di sekitar
tambang merupakan kesempatan bagi proses pembangunan daerah yang
belum terjangkau oleh program pemerintah. 9mumnya usaha
pertambangan terpencil, tersebar, teknologi tinggi, tenaga terampil, modal
besar, membangun sarana dan prasarana. 9paya untuk dapat
berkelanjutan, program "engembangan <ilayah dan !asyarakat di sekitar
tambang adalah melalui kemitraan yang sinergis di antara stakeholder.
Dengan menyelaraskan program perusahaan dengan program pemerintah
dan kebutuhan masyarakat, maka akan tercipta adanya proses transormasi
sosial.
6ambar "ola "ikir "engembangan <ilayah dan !asyarakat di
Sekitar $ambang
a. Kemitraan sinergis stakeholder
Keterlibatan antar dan intergenerasi pada usaha pertambangan
hanya dapat terlaksana secara konsisten bila melibatkan stakeholder
secara optimal dalam sebuah kemitraan yang sinergis. !usya'arah
dan muakat dapat meningkatkan rasa partisipasi masyarakat yang
dapat berkembang menuju rasa ikut memiliki %sense of belonging&
yang sebenarnya merupakan basis tertinggi dari program
"engembangan <ilayah dan !asyarakat di sekitar tambang.
8embaga asilitasi sebagai sarana interaksi stakeholder
"er'ujudan kemitraan yang sinergis di beberapa perusahaan
pertambangan antara lain dengan dibentuknya suatu lembaga
asilitasi sebagai sarana atau 'adah bagi stakeholder, baik berupa
yayasan, komisi, tim atau special project. )dapun keanggotaan
daru lembaga asilitasi adalah memuat tiga unsur utama
pengembangan 'ilayah dan masyarakat, yaitu pemerintah,
perusahaan dan masyarakat. Sedangkan dari komponen masyarakat
dapat terdiri dari+
o >rnop58S!
o $okoh masyarakat
o Ketua suku5lembaga adat
o "emuka keagamaan
o $okoh inormal5organisasi 'anita
o >rganisasi buruh5petani
o )kademi5peneliti
o >rganisasi kepemudaan
o $okoh5ketua kelompok masyarakat marjinal
o $okoh lingkungan hidup.
8embaga asilitasi alternati mediasi resolusi konlik
Kemitran yang sinergis antar stakeholder sangat tergantung pada+
o Kesamaan persepsi
o "engertian tentang peran dan posisi masing-masing.
o Kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi yang diciptakan
untuk kepentingan bersama.
o =tika sosial dan proesionalisme.
$idak adanya komunikasi di antara komponen stakeholder dapat
menimbulkan perbedaan persepsi terhadap kegiatan pertambangan
sehingga dapat memicu konlik. 8embaga asilitasi dapat
diberdayakan sebagai media komunikasi di antara stakeholder di
dalam mengantisipasi dan resolusi konlik.
"rinsip kemitraan yang harus dikembangkan di dalam lembaga
asilitasi+
o Hubungan yang harmonis, terbuka dan transparan %mutual
cooperation and respect& sangat diperlukan agar semua pihak
mendapatkan keuntungan. "erusahaan dapat menjalankan
bisnis dengan aman, teratur, menguntungkan sementara lainnya
mendapatkan manaat yang nyata dari pembangunan
masyarakat dan pemasukan inansial.
o "emerintah daerah dan masyarakat harus proakti dalam
penyelesaian masalah atau konlik dalam menjamin
kelangsungan usaha pertambangan.
o "erusahaan proakti berdialog tentang rencana kegiatan dari
a'al eksplorasi maupun setiap tahapan kegiatan. $idak hanya
keuntungan tetapi dampak dari kegiatan, rencana pengelolaan,
antisipasi dan rencana mitigasi penanggulangannya.
b. Konsepsi program
Komitmen perusahaan
Keterpaduan kepedulian "engembangan <ilayah dan !asyarakat
dalam kebijakan perusahaan, akan mempengaruhi pola pikir
manajemen dalam melakukan kegiatan perusahaan, sehingga
penanganan isu "engembangan <ilayah dan !asyarakat akan
sistematik, eekti dan eisien. "romosi keterpaduan ini antara lain+
o !embangun rasa memiliki perusahaan terhadap masyarakat
melalui dialog, pelatihan, karya'an sukarela.
o !emprogramkan "engembangan <ilayah dan !asyarakat ke
dalam rencana strategis perusahaan.
o !elaksanakan "engembangan <ilayah dan !asyarakat
sebagai bagian kinerja terukur perusahaan.
Di samping itu diperlukan komitmen perusahaan terhadap+
o Keselamatan pertambangan pada setiap tahapan kegiatan.
o "erlindungan dan peningkatan mutu lingkungan.
o "asrtisipasi masyarakat lokal.
o "embangunan lokal.
o !enghargai hak asasi manusia.
o 0erpegang pada etika bisnis.
o /ujur dan transparan kepada masyarakat.
"endekatan program
o "rogram pengembangan <ilayah dan !asyarakat berdasarkan
analisis kebutuhan komunitas %community need analysis& bukan
sekedar keinginan %wants&.
o Kegiatan pertambangan menjadi bagian dari pembangunan
daerah dan mengikuti prinsip-prinsip tata ruang.
o "rogram "engembangan <ilayah dan !asyarakat didasarkan
kepada "eta Sosial dan "otensi Sumber Daya Daerah sebagai
acuan prioritas kegiatan.
o "rogram sejalan dengan pembangunan inrastruktur,
pengembangan SD! dan pengembangan kegiatan penunjang
lainnya yang dapat memberikan eek ganda.
o !engacu kepada teknologi tepat guna yang eekti dan aman,
konser*asi dan melestarikan ungsi-ungsi lingkungan hidup.
o >ptimalisasi peningkatan nilai tambah dengan mengantisipasi
kebutuhan masa depan.
o "rogram berkelanjutan dilakukan dengan penjad'alan
pelimpahan tanggung ja'ab atas dasar indikator dan target
terukur.
Kebutuhan umum komunitas
o $erbuka kesempatan berusaha yang seluas-luasnya.
o $ersedianya inrastruktur ekonomi %jalan, jembatan&.
o $ersedianya asilitas penunjang kesehatan.
o $ersedianya asilitas pendidikan dan pelatihan.
o $erbukanya kesempatan untuk bekerja.
o "erlindungan lingkungan.
o Dihargai dan dihormatinya adat istiadat dan budaya setempat.
o Kepemilihan lahan jelas.
o $erjaminnya keamanan.
"endanaan
o Sistem dan sumber pendanaan progam "engembangan
<ilayanh dan !asyarakat.
o Hibah.
o Kucuran dana tetap per tahun sesuai dengan persentasi
keuntungan.
o &icro loan dari perusahaan, dengan bungan ataupun tanpa
bunga.
o Sharing dengan komposisi tetap dengan stakeholder lain,
terutama pemerintah daerah.
o "engurangan komposisi dana bertahap+ giving' involving'
sharing' participating sesuai kemajuan kegiatan, atau
jangka5periode 'aktu tertentu.
o "enyediaan dana abadi sebagai jaminan keberlanjutan
"engembangan <ilayah dan !asyarakat pasca tambang.
o !ekanisme pendanaan melalui perbankan.
?. Kesimpulan
a. Sasaran dari usaha peningkatan nilai tambah pertambangan adalah
timbulnya eek ganda bagi pembangunan secara lokal, regional
maupun nasional dan pertumbuhan ekonomi mikro maupun makro,
antara lain+
o "engembangan Industri Kecil dan !enengah.
o "engembangan <ilayah.
o "engembangan tenaga kerja lokal.
o "engembangan masyarakat.
o "emenuhan kebutuhan bahan baku energi dan industri dalam
negeri.
o Kemampuan industri pertambangan dalam negeri yang mampu
bersaing dalan penyediaan bahan baku hilir yang berbasis bahan
tambang.
". $iga keuntungan perusahaan dengan pelaksanaan "engembangan
<ilayah dan !asyarakat antara lain+
o !emperoleh lisensi5pengakuan lokal untuk berusaha5beroperasi.
o Dapat membuat strategi menguntungkan melalui kegiatan
"engembangan <ilayah dan !asyarakat.
o %ddressing specific business issues.
). Kebijakan peningkatan nilai tambah pertambangan diharapkan dapat
me'ujudkan pembangunan regional maupun nasional. !anaatnya
bukan saja dirasakan karena sedang ada pertambangan, tetapi juga
karena pernah ada kegiatan pertambangan.
STANDARDISASI PERTAMBANGAN
*. Latar Belakang
Kegiatan standardisasi di lingkungan Departemen =nergi dan Sumber
Daya !ineral, khsususnya yang berkaitan dengan pertambangan mineral dan
batu bara mulai berkembang sejak a'al tahun (113. kegiatan pada saat itu
diantaranya adalah kegiatan perumusan .ancangan Standar #asional
Indonesia %.S#I& bidang "ertambangan 9mum yang disusun oleh suatu tim
khusus $im "erumus Standar yang diangkat berdasarkan Ketetapan Direktur
/enderal.
Kegiatan "erumusan Standar #asional Indonesia %S#I& tersebut terus
berkembang, didorong oleh adanya kesepakatan negara-negara dunia menuju
era perdagangan bebas di tingkat )S=)# pada tahun -334 serta tingkat )sia
"asiik -3(3 dan tingkat dunia pada tahun -3-3, yaitu dengan terus
meningkatkan mutu produk dan produkti*itas kerja di masing-masing
negaranya melalui penerapan standar-standar internasional sebagai acuan.
Dengan adanya persaingan dalam perdagangan global tersebut, perdagangan
dan negeri dan distribusi lebih diarahkan untuk kemandirian perekonomian
nasional, peningkatan eisiensi, produkti*itas masyarakat, serta peningkatan
daya saing dalam menghasilkan barang dan jasa.
9ntuk melindungi barang produksi dalam negeri, perlu dibuat standar-
standarm bagi barang impor sejenis yang standarnya harus minimal sama
dengan produksi dalam negeri. /uga dalam menyikapi pasar bebas ):$) ini
yang lebih penting lagi yaitu menerapkan Standar Kompetensi $enaga $eknik
Khusus 6eologi dan "ertambangan terhadap $enaga Kerja )sing yang bekerja
di Indonesia, sekaligus untuk mengangkat derajat tenaga geologi dan
"ertambangan Indonesia agar mendapatkan pasar kerja di lingkungan )S=)#.
Dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan global dan
kondisi pemerintahan kita de'asa ini dan dalam rangka melaksanakan 99 #o.
--5(111 dan "#$ "ertambangan #o. -?5-333, pemerintah daerah dapat
melihat kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pembangunan
industri dan perdagangan daerah, khususnya dalam kaitannya dengan
standardisasi dan penialaian kesesuaian yang memerlukan prasarana teknis,
antara lain+ keterlibatan dan kesadaran masyarakat yang masih belum merata,
ketersediaan laboratorium penguji dan lembaga sertiikasi terakreditasi masih
sangat terbatas.
Hasil kemajuan pembangunan yang telah tercapai selama ini
menunjukkan bah'a suatu landasan ekonomi yang kuat. Hal ini terlihat
dengan ketidakberdayaan para pelaku usaha dalam menghadapi gejolak
moneter eksternal dan kesulitan makro maupun mikro ekonomi. Dalam upaya
pemulihan ekonomi secara nasional, diperlukan reorientasi terhadap
perekonomian pembangunan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
antara lain dengan pelaksanaan secara bertahap penyelenggaraan otonomi
daerah, pengaturan, pembagian dan pemanaatan sumber daya mineral
nasional serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Standardisasi
membantu pemerintah daerah dalam memantau pengembangan produk
unggulan daerahnya serta untuk peningkatan pertumbuhan penerimaan daerah.
!asalahnya sekarang adalah terletak pada kesiapan pemerintah daerah untuk
menciptakan institusi atau lembaga-lembaga yang memenuhi aturan nasional
maupun internasional.
+. S%te! Stan,ar,%a% Na%$nal
Sesuai ketentuan 0)0 I@ "asal A ayat %-& 99 #o. --5(111,
pelaksanaan kegiatan standardisasi secara nasional, ke'enangannya berada
pada pemerintah pusat, karena standardisasi nasional merupakan unsur
penunjang kegiatan pembangunan, yang merupakan prasarana teknis dalam
pembangunan industri dan perdagangan. Dengan demikian diharapkan bah'a
di seluruh Indonesia hanya akan ada satu jenis standar nasional yaitu S#I.
"rasarana teknis lainnya yang mencakup metrologi, pengujian dan mutu akan
dapat mengikuti satu sistem yang berlaku di seluruh Indonesia, yaitu aturan-
aturan yang berlaku baik secara nasional maupun internasional.
Standardisasi secara nasional berpedoman pada "" #o. (3-5-333 serta
suatu sistem yaitu Sistem Standardisasi #asional %SS#& yang telah ditetapkan
oleh Kepala 0adan Standardisasi #asional %0S#&. Dalam sistem tersebut
ditetapkan tata cara perumusan S#I, program penerapan dan penga'asannya,
program inormasi dan pemasyarakatan standardisasi serta kegiatan-kegiatan
lainnya yang terkait dengan kegiatan akreditasi, sertiikasi dan metrologi
teknis. Dalam sistem ini juga ditetapkan pembagian ke'enangan antara 0S#,
departemen teknis dan daerah serta program-program kerja sama
internasional. 0erkaitan dengan prasarana teknis seperti 8embaga Sertiikasi,
8aboratorium "enguji, 8aboratorium Kalibrasi, 8aboratorium Sertiikasi
Sistem !utu 8ingkungan dan 8embaga Sertiikasi "ersonilo, ke'enangan
diberikan kepada mereka atau daerah dimana lembaga tersebut berdomisili
dengan mengikuti sistem yang berlaku.
-. Stan,ar,%a% Perta!"angan U!.!
a. Dasar hukum
Kebijakan standardisasi mulai diterapkan di lingkungan
Departemen =nergi dan Sumber Daya !ineral sejak tahun (11( dengan
ditetapkannya Keputusan !enteri "ertambangan dan =nergi pada saat itu,
sesuai dengan keputusan !"= #o. (A;B5(11- tanggal 4( Desember (11-
serta adanya perubahan Sistem Standardisasi #asional, maka kebijakan
tantang standardisasi diperbaharui dengan keputusan !"= #o.
3-."534--5!."=5(11? tanggal (- /uni (11? tentang standardisasi,
sertiikasi dan akreditasi dalam lingkungan pertambangan dan energi.
0ersamaan dengan itu, dalam hal mengatur tentang organisasi dan tata
kerja komite akreditasi departemen "ertambangan dan =nergi, maka telah
ditetapkan Keputusan !enteri "ertambangan dan =nergi #o.
B?3.K5-35!."=5(11? tanggal (- /uni (11?.
Kebijakan terbaru yang saat ini diterapkan dalam pengembangan
kegiatan standardisasi di lingkungan Departemen =nergi dan Sumber Daya
!ineral adalah Keputusan !enteri =SD! #o. (3BC.K5;35!=!5-334
tentang Standardisasi Kompetensi $enaga $eknik Khusus 0idang 6eologi
dan "ertambangan, tentunya dengan mengacu pada 99 #o. (45-334, ""
#o. (3-5-333 serta SS# yang berlaku.
b. "erumusan Standar #asional Indonesia
Kegiatan perumusan S#I bidang "ertambangan 9mum sampai
tahun -334 telah menghasilkan standar dan telah disahkan oleh 0S#
menjadi S#I. Dalam pelaksanaannya, kegiatan perumusan standar
merupakan kerjasama antara para stakeholder yaitu Departemen =nergi
dan Sumber Daya !ineral, Instansi terkait dan "emda selaku 'akil
"emerintah dengan masyarakat standardisasi, yaitu+
a. "engusaha tambang.
b. Konsumen tambang.
c. Kalangan ilmu pengetahuan5teknologi5perguruan tinggi.
6ambar "ola "ikir "erumusan Standardisasi 0idang 6eologi dan
"ertambangan
"roses perumusan tersebut kemudian berlanjut dengan
menyebarluaskan konsep standar yang telah dibahas kepada masyarakat
pertambangan pengguna standar untuk mendapatkan tanggapan, kemudian
dilaksanakan orum Konsensus secara nasional. Hasil orum Konsensur
tersebut kemudian diusulkan kepada 0S# untuk ditetapkan menjadi S#I
melalui pembahasan dalam Komisi "erumusan Standar 0S#. "roses akhir
perumusan Sni adalah dengan memberlakukan secara 'ajib atau sukarela
di bidang pertambangan umum %pertambangan mineral dan batu bara&
melalui Keputusan !enteri =nergi dan Sumber Daya !ineral.
$ransparansi dan demokrasi sangat dominan dalam proses
perumusan standar. Konsep standar belum dapat ditetapkan sebagai suatu
standar kalau dalam pembahasannya belum tercapai konsensus, pihak-
pihak yang bernegoisasi untuk menelorkan standar boleh mengusulkan
keberatan, keuntungan, kesulitan maupun argumentasi dari sudut pandang
teknis maupun bahasa secara bebas, bahkan satu langkah sebelum konsep
standar disahkan, konsep tersebut akan didistribusikan di antara pihak
yang terkait untuk memperoleh masukan terakhir. "ada dasarnya standar
dirumuskan dengan selalu mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian ungsi lingkungan
hidup untuk keuntungan semua pihak, dan berdasarkan konsensus. Sejak
konsep standar dibuat oleh kelompok kecil sampai dengan penetapannya
menjadi S#I, langkah-langkah yang dilalui selalu diinormasikan kepada
semua pihak yang terkait.
c. "embinaan dan penga'asan
Kegiatan pembinaan bidang standardisasi, akreditasi dan sertiikasi
bertujuan agar standardisasi dapat berungsi sebagai alat dalam
meningkatkan produk dan produkti*itas usaha pertambangan sehingga
dapat bersaing dengan produk dan jasa pertambangan dari negara lain.
Kegiatan tersebut terkait juga untuk selalu memperbaharui standar-standar
yang telah dirumuskan dan telah disahkan agar dapat selalu mengikuti
perkembangan teknologi dunia, hal ini dalam rangka mengantisipasi pada
saat penerapannya tidak mengakibatkan timbulnya kesenjangan teknologi
antara pihak produsen dan konsumen baik di dalam maupun di luar negeri.
"enga'asan standardisasi adalah suatu kegiatan dalam rangka
memantau secara langsung penerapan S#I dan standar internasional pada
para penggunanya, antara lain perusahaan-perusahaan tambang, para
pengguna lahan galian tambang serta masyarakat yang terkait secara
langsung dengan proses penerapan standar sehingga akan tercipta suatu
kegiatan pertambangan yang baik dan benar dengan mengacu pada S#I
yang telah disahkan serta standar internasional yang berlaku. Selain
sebagai bahan e*aluasi terhadap standar-standar yang telah dikembangkan
dan diterapkan pada perusahaan pertambangan, kegiatan penga'asan
standar terkait juga dengan kegiatan in*entarisasi standar pertambangan
untuk dapat dirumuskan dan diangkat menjadi S#I bidang pertambangan
umum melalui pross perumusan standar.
/. Akre,ta% ,an Sert0ka%
Salah satu kegiatan penerapan standar dalam "#$ "ertambangan #o.
(3-5-333 antara lain dengan pelaksanaan kegiatan akreditasi dan sertiikasi,
kegiatan akreditasi adalah rangkauan pengakuan ormal berupa pemberian
akreditasi kepada lembaga sertiikasi dan laboratorium penguji5kalibrasi oleh
Komite )kreditasi #asional %K)#& atau 0adan )kreditasi lain, yang
menyatakan bah'a lembaga sertiikasi5laboratorium penguji tersebut telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertiikasi tertentu. K)#
sebagai bagian dari 0S#, merupakan badan akreditasi independen di
Indonesia yang dibentuk untuk menunjang pelaksanaan penerapan S#I.
8embaga sertiikasi5laboratorium penguji yang telah terakreditasi oleh K)#
tersebut berhak menerbitkan sertiikat sesuai ke'enangan yang dimilikinya.
)dapun kegiatan kegiatan sertiikasi adalah proses penerbitan sertiikat
oleh lembaga sertiikasi5laboratorium penguji yang telah terakreditasi
K)#50adan )kreditasi )sing kepada perusahaan5perseorangan atau
produk5jasa yang telah memenuhi S#I5standar tertentu.
a. )kreditasi 8aboratorium "enguji
Sudah cukup banyak laboratorium di lingkungan perusahaan
pertambangan umum dan pemerintah yang telah terakreditasi oleh K)#.
8aboratorium yang telah diakreditasi olah K)# sesuai IS> (A3-? antara
lain adalah+
o "uslitbang $ekmira 8ab. Kimia !ineral
8ab. 0atubara
o "$ )neka $ambang $bk 9nit 8ogam !ulia
o "$ :reeport Indonesia 8ab. 8ingkungan
o "$ 0) $bk $iga 8ab di Sumsel dan 8ampung
o "$ 6eoser*ices 8td 8ab. 0atubara
o "$ Sucoindo $bk 8ab. 0atubara %K)# dan #)$)&
o "$ Interek 9tama Ser*ice 8ab !ieral58ogam
Sedangkan pemberian sertiikat sistem mutu IS> seri 1333 dan
(;333 telah diterima beberapa perusahaan tambang, antara lain "$ $imah
$bk, "$ $ambang 0atubara 0ukit )sam $bk, "$ )neka $ambang $bk
9nit 0isnis "omalaa dan 9nit 0isnis "ongkor, "$ :reeport Indonesia, "t
Indominco !andiri dan "$ Kaltim "roma Doal.
b. Sertiikasi Kompetensi "ersonil
.ancangan kebijakan standardisasi yang sedang dikembangkan
oleh D/6S! adalah terkait dengan penerapan sertiikasi personil tenaga
teknik khusus bidang geologi dan pertambangan. Kegiatan tersebut
sebagai bagian dari usaha pemerintah dalam menyiapkan peningkatan
kompetensi tenaga teknis khusus bidang geologi dan pertambangan
Indonesia sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja asing sebagai
tenaga ahli dan operator di perusahaan pertambangan.
Sampai akhir tahun -33;, telah dirumuskan sebanyak sembilan
S#I tenaga teknik khusus bidang geologi dan pertambangan dan telah
disahkan oleh 0S# untuk ditetapkan sebagai S#I, yaitu+
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus geologi teknisis geoteknik.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus geologi pengelolaan air ba'ah
tanah.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus geologi teknisi pengeboran
eksplorasi.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan juru bor
peledakan.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan teknisi juru
ledak penambangan bahan galian.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan manajer
keselamatan dan kesehatan kerja.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan operator
peremuk batuan.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan penyur*ei
tambang.
Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan teknisi
re*egetasi tambang.
Sejak terbitnya 99 #o. (45-334 tentang ketenagakerjaan, proses
perumusan standar kompetensi kerja ditangani oleh Depnakertrans sebagai
pelaksana masa transisi selaku 0adan #asional Sertiikasi "roesi proses
berungsi secara optimal.
c. Sertiikasi produk pertambangan
6lobalisasi perdagangan telah memba'a seluruh kegiatan
produksi, distribusi dan konsumsi, menyatu dalam skala global. 8alu lintas
barang dan jasa semakin lancar, dan bahkan tanpa batas. Di tengah lalu
lintas barang dan jasa itulah, dibutuhkan rambu-rambu penertib agar
konsumen sebagai end-user tidak dirugikan oleh produk-produk tersebut.
Di samping itu dibutuhkan produk yang ramah terhadap lingkungan hidup
%isu lingkungan global&. Kebutuhan akan rambu-rambu tersebut
diimplementasikan melalui penerapan standardisasi dan sertiikasi.
Saat ini kualitas produk tidak cukup ditentukan berdasarkan hasil
pengujian akhir terhadap produk yang siap dipasarkan %end-point
inspection& berdasarkan standar produk tertentu, tetapi juga diperlukan
adanya pengujian terhadap proses produksinya berdasarkan standar
manajemen tertentu. 0erkaitan dengan pengujian terhadap proses
produksinya berdasarkan standar manjemen tertentu. 0erkenaan dengan
pengujian terhadap proses produksi tersebut, $nternational (rgani)ation
for Standardi)ation %IS>& mempromosikan penggunaan standar
internasional untuk produk-produk perdangan dan jasa seluruh dunia, yang
meliputi sistem manajemen mutu %E!S& yaitu IS> 1333 series dan sistem
manajemen lingkungan %=!S& yaitu IS> (;333 series dan sistem
manajemen K4 yaitu >SH)S (B333.
1. Ke%!&.lan
a. Kegiatan standardisasi di lingkungan pertambangan umum berkembang
sesuai sistem standardisasi nasional yang berlaku. Hal ini terlihat dengan
telah lengkapnya komponen standardisasi yang selama ini merupakan
kegiatan rutin unit teknis. >leh sebab itu, program yang diperlakukan saat
ini adalah pengembangan kegiatan yang selaras dengan perkembangan
standardisasi secara nasional serta peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang mampu sebagai bagian dari perangkat yang dibutuhkan
dalam pengelolaan dan pengembangan standardisasi di lingkungan
Departemen =nergi dan Sumber Daya !ieral.
b. Di samping itu, dalam mendukung serta memacu program penerapan
standardisasi di lingkungan pemerintah daerah, maka diperlukan perangkat
kebijakan yang mapan dan transparan sehingga mempunyai dampak
positi bagi perkembangan usaha pertambangan di Indonesia, terutama
dengan kebijakan penerapan S#I baik 'ajib maupun sukarela dalam setiap
kegiatan usaha pertambangan. >leh sebab itu, dengan terbitnya "" #o.
(-35-333 yang akan segera diangkat menjadi 9ndang-undang, maka
Departemen =nergi dan Sumber Daya !ineral DF. Direktorat /enderal
6eologi dan Sumber Daya !ineral terus merumuskan kebijakan baru di
bidang standardisasi pertambangan yang selaras dengan kebijakan
standardisasi secara nasional.
c. Dengan berlakunya 99 #o. (45-334 tentang Ketenagakerjaan, maka
seluruh komponen industri dan jasa berke'ajiban meningkatkan
kompetensi proesi tenaga kerjanya agar dapat bersaing dengan tenaga
kerja asing. 9ntuk itu menjadi ke'ajiban dari Departemen =nergi dan
Sumber Daya !ineral dengan Direktorat /enderal 6eologi dan Sumber
Daya !ineral untuk merumuskan kebijakan yang terkait sehingga dalam
penerapannya berjalan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai