Anda di halaman 1dari 2

Efek samping Obat Anti-Inflamasi non steroid

a. Salisilat
Asam asetil salisilat bersifat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar.
Salisilat dengan dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dosis toksik
obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga pada keracunan berat terjadi demam
dan hiperhidrosis.
Efek terhadap pernapasan
Salisilat merangsang pernapasan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
dosis terapi, salisilat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida,
peninggian PCO
2
akan merangsang pernapasan sehingga pengeluaran CO
2
melalui
alveoli bertambah dan PCO
2
dalam plasma turun. Meningkatnya ventilasi ini awalnya
ditandai dengan pernapasan yang lebih dalam. Lebih lanjut, salisilat yang mencapai
medulla, merangsang langsung pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi
dengan pernapasan yang dalam dan cepat. Pada keadaan intoksikasi, hal ini berlanjut
menjadi alkalosis respiratorik.
Efek terhadap keseimbangan asam-basa
Pada dosis terapi yang tinggi, salisilat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi
karbondioksida terutama di otot rangka karena perangsangan fosforilasi oksidatif.
Karbondioksida yang dihasilkan selanjutnya mengakibatkan perangsangan pernapasan
sehingga karbondioksida dalam darah meningkat. Ekskresi bikarbonat yang disertai
Na
+
dan K
+
melalui ginjal meningkat, sehingga bikarbonat dalam plasma menurun dan
pH darah kembali normal. Keadaan ini disebut alkalosis respiratoar terkompensasi.
Efek urikosurik
Dosis rendah salisilat menghambat sekresi tubuli sedangkan pada dosis tinggi salisilat
juga menghambat reabsorpsinya dengan hasil akhir peningkatan ekskresi asam urat.
Efek terhadap darah
Pada orang sehat, salisilat dapat memperpanjang masa perdarahan.
Efek terhadap saluran cerna
Salisilat dapat mengakibatkan perdarahan lambung yang berat karena dosis yang besar
dan pemberian kronik.
Efek terhadap hati dan ginjal
Salisilat dapat menyebabkan hepatomegali, anoreksia, mual, dan ikterus. Bila terjadi
ikterus, pemberian salisilat ini harus dihentikan karena dapat terjadi nekrosis hati yang
fatal. Salisilat juga dapat menurunkan fungsi ginjal pada pasien hipovolemia atau
gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai