Anda di halaman 1dari 12

Salinitas yang

mempengaruhi
stress (cekaman)
pada tanaman
Pada prinsipnya, setiap tumbuhan
memiliki kisaran tertentu terhadap faktor
lingkungannya.
Prinsip tersebut dinyatakan sebagai
Hukum Toleransi Shelford, yang berbunyi
Setiap organisme mempunyai suatu
minimum dan maksimum ekologis, yang
merupakan batas bawah dan batas atas
dari kisaran toleransi organisme itu
terhadap kondisi factor lingkungannya
.
Setiap makhluk hidup memiliki range of
optimum atau kisaran optimum terhadap
faktor lingkungan untuk pertumbuhannya.
Kondisi di atas ataupun di bawah batas
kisaran toleransi itu, makhluk hidup akan
mengalami stress fisiologis
Pada kondisi stress fisiologis ini, populasi
akan menurun. Apabila kondisi stress ini
terus berlangsung dalam waktu yang lama
dan telah mencapai batas toleransi
kelulushidupan, maka organism tersebut
akan mati.

Stress (cekaman) biasanya didefinisikan
sebagai faktor luar yang tidak
menguntungkan yang berpengaruh buruk
terhadap tanaman.
Campbell (2003), mendefinisikan cekaman
sebagai kondisi lingkungan yang dapat
memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan,
reproduksi, dan kelangsungan hidup
tumbuhan.
Ada berbagai macam stres, mulai dari stres
kimiawi, biologis maupun fisik.
Salah satu stres kimiawi adalah stres garam,
stres garam terjadi dengan terdapatnya
salinitas atau konsentrasi garam-garam
terlarut yang berlebihan dalam tanaman.

Stres garam ini umumnya terjadi dalam
tanaman pada tanah salin. Stres garam
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
garam hingga tingkat konsentrasi tertentu
yang dapat mengakibatkan kematian
tanaman.
Garam-garam yang menimbulkan stres
tanaman antara lain ialah NaCl, NaSO
4
,
CaCl
2
, MgSO
4
, dan MgCl
2
yang terlarut
dalam air. Stres akibat kelebihan Na+ dapat
mempengaruhi beberapa proses fisiologi dari
mulai perkecambahan sampai pertumbuhan
tanaman
Kadar garam mempengaruhi tanaman,
secara:
Pertama, dengan cara menurunkan
potensial air larutan tanah, garam dapat
menyebabkan kekurangan air pada
tumbuhan meskipun tanah tersebut
mengandung banyak sekali air. Hal ini
karena potensial air lingkungan yang lebih
negatif dibandingkan dengan potensial air
jaringan akar, sehingga air akan
kehilangan air, bukan menyerapnya.
Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan
ion-ion tertentu lainnya dapat menjadi
racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya
relative tinggi. Membran sel akar yang
selektif permeabel akan menghambat
pengambilan sebagian besar ion yang
berbahaya, akan tetapi hal ini akan
memperburuk permasalahan pengambilan
air dari tanah yang kaya akan zat terlarut
(Campbell, 2003).

Tanaman yang mengalami stres garam
umumnya tidak menunjukkan respon dalam
bentuk kerusakan langsung tetapi
pertumbuhan yang tertekan dan perubahan
secara perlahan.
Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah
dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi
adalah pertumbuhan yang tidak normal
seperti daun mengering di bagian ujung dan
gejala klorosis. Gejala ini timbul karena
konsentrasi garam terlarut yang tinggi
menyebabkan menurunnya potensial larutan
tanah sehingga tanaman kekurangan air.
Pertumbuhan sel tanaman pada tanah
salin memperlihatkan struktur yang tidak
normal.
Penyimpangan yang terjadi meliputi
kehilangan integritas membran, kerusakan
lamella, kekacauan organel sel, dan
akumulasi Kalsium Oksalat dalam
sitoplasma, vakuola, dinding sel dan ruang
antar sel. Kerusakan struktur ini akan
mengganggu transportasi air dan mineral
hara dalam jaringan tanaman.
Banyak tumbuhan dapat berespon
terhadap salinitas tanah yang memadai
dengan cara menghasilkan zat terlarut
kompatibel, yaitu senyawa organic yang
menjaga potensial air larutan tanah, tanpa
menerima garam dalam jumlah yang
dapat menjadi racun.
Tetapi beberapa spesies yang menyerap
banyak garam dan kemudian kehilangan
lagi dapat sangat meningkatkan salinitas
permukaan tanah


Namun demikian, sebagian besar tanaman
tidak dapat bertahan hidup menghadapi
cekaman garam dalam jangka waktu yang
lama kecuali pada tanaman halofit, yaitu
tumbuhan yang toleran terhadap garam
dengan adaptasi khusus seperti kelenjar
garam, yang memompa garam keluar dari
tubuh melewati epidermis daun (Campbell,
2003).

Anda mungkin juga menyukai