Anda di halaman 1dari 4

RISKA RAHMAWATI

P174311112036
Gini ratio
Rasio Gini atau koefisien adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi
penduduk. Ini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran
kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya
pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif
penduduk. Garis diagonal mewakili pemerataan sempurna. Koefisien Gini
didefinisikan sebagai A/(A+B), dimana A dan B seperti yang ditunjukkan pada
grafik. Jika A=0 koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna,
sedangkan jika B=0 koefisien Gini akan bernilai 1 yang berarti ketimpangan
sempurna.
Dampak dari Inflasi
Dampak inflasi terhadap perekonomian yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada
tingkat kemakmuran masyarakat, berikut ini dampak negatif dari inflasi:
1. Terhadap distribusi pendapatan ada pihak-pihak yang dirugikan, diantaranya:
a. Iinflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap, seperti;
pegawai negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp.
60.000.000 setahun dan laju inflasi 10%. Bila penghasilan Amir tidak
mengalami perubahan, maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil
sebesar 10% x Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
b. Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan dalam
bentuk uang tunai.
c. Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga pinjaman yang diberikan
lebih rendah dari inflasi.
Di lain pihak ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi:
- Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi
- mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam
bentuk barang atau emas.
2. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh pada:
- proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak
efesien pada saat terjadi inflasi
- perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur
permintaan masyarakat terhadap beberapa jenis barang
3. Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi):
- inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi
kenaikan harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang
menguntungkan produsen
- bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi,
dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat tidak senang memiliki
uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang dengan barang.
4. Dampak inflasi terhadap pengangguran
Suatu negara yang berusaha menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti pada saat
yang sama akan menciptakan pengangguran. Untuk melihat laju inflasi dengan tingkat
pengangguran

Pola pangan harapan
Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang digunakan untuk ,menilai jumlah
dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan
untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam
menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu
konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan gizi aktual, dan skor
kecukupan energi dan zat gizi.
1. Menghitung energi dan zat gizi
Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing bahan
pangan. Pada cell energi pada sheet PPH diketik =SUM(data energi setiap
golongan bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya dihitung jumlah
total energi untuk semua golongan bahan pangan dengan cara ketik
=SUM(data energi setiap golongan bahan pangan dari padi-paadian sampai
yang lainnya).
2 . Menghitung % energy energy dan zat gizi
Menghitung persentase nergi energy energy adalah dengan membagi energy
setiap golongan dengan energy total untuk semua golongan. Caranya adalah
dengan mengetik =cellsetiap golongan/cell total energy*100.
3 Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan
membandingkan persentase energy energy dengan angka kecukupan energy
(2000 kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis dengan
mengetik =cell % energy energy/2000*100.
4 Menghitung skor AKE
Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan
mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu.
Bobot menggambarkan kontribusi setiap golongan bahan pangan dalam
menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya
adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya. Selanjutnya
adalah menghitung skor aktual energi setiap golongan bahan pangan yaitu
dengan mengalikan persentase AKE setiap golongan bahan pangan dengan
bobot setiap golongan bahan pangan.
Cara Perhitungan PPH
Penyediaan pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor
dan ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah :
Ps = Pr - St + Im Ek
Dimana:
Ps : Total penyediaan dalam negeri
Pr : Produksi
St : Stok akhir stok awal
Im : Impor
Ek : Ekspor
Ketersediaan bahan makanan per kapita dalam bentuk kandungan nilai gizinya
dengan satuan kkal energi dan gram protein, menggunakan rumus:
Ketersediaan energi (Kkal/Kapita/Hari) =
Ketersediaan Pangan/Kapita/Hari X Kandungan kalori X BDD
100
Ketersediaan protein (gram/kapita/hari) =
Ketersediaan pangan/Kapita/Hari X Kandungan protein x BDD
100
Catatan:
BDD = Bagian yang dapat dimakan (buku DKBM)
Ketersediaan pangan/kapita/hari sumbernya dari Neraca Bahan Makanan (NBM)
Kandungan zat gizi (kalori dan protein sumbernya dari daftar komposisi bahan
makanan (DKBM)
Bagi komoditas yang data produksinya tidak tersedia (misal komoditas sagu,
jagung muda, gula merah) untuk mendapatkan angka ketersediaan menggunakan
pendekatan angka konsumsi dari data Susenas BPS ditambah 10% dengan asumsi
bahwa perbedaan antara angka kecukupan energi pada tingkat konsumsi dengan angka
kecukupan energi di tingkat ketersediaan sebesar 10%.

Bonus Demografi
Definisi tentang Bonus Demografi merupakan keuntungan secara ekonomis yang
disebabkan penurunan proporsi penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya
investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dialihkan
kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
keluarga

Anda mungkin juga menyukai