Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan fiskal

merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkanekonomi suatu negara melalui
pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.Kebijakan fiskal berbeda dengankebijakan
moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat
bunga dan jumlahuangyang beredar. Instrumenutama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajakdan pengeluaran pemerintah dapat berikut:
Permintaan agregatdan tingkat aktivitas ekonomi
Pola persebaran sumber daya
Distribusi pendapatan
Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalahmengatasi
defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBNlainnya. Defisit
APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya.Dan yang kedua adalah
mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.

Contoh kebijakan fiskal yang dikelurkan oleh pemerintah:
Kebijakan tentang penghasilan tidak kena pajak yang dinaikan 10% pada awal Januariyang
tertuang dalam PP/UU APBN 2006 (Pajak ditanggung pemerintah)
Subsidi BBM dan listrik
Apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangikelebihan
permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan ataumenaikkan pajak
agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaananggaran
Kebijakan anggaran

Kebijakan anggaran adalah suatu teknik untuk mengubah pengeluaran atau penerimaan Negara saat
perekonomian guncang baik karena inflasi atau deflasi.
Tujuan Kebijakan Anggaran :
Tujuan kebijakan anggaran adalah untuk menemukan arah, tujuan dan prioritas pembangunan
nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai propenas yang pada gilirannya meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
Macam-macam Kebijakan Anggaran.
Kebijakan anggaran terbagi 4 bagian yaitu:
a. Anggaran berimbang. Adalah suatu bentuk anggaran apabila jumlah realisasi pendapatan
Negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran atau belanja Negara.
b. Anggaran deficit. Adalah apabila jumlah pendapatan Negara lebih kecil dari
pengeluaran/belanja Negara.
c. Anggaran surplus. Adalah apabila jumlah realisasi pendapatan Negara lebih besar dari pada
belanja Negara.
d. Anggaran dinamis. Adalah suatu bentuk anggaran apabila penerimaan Negara dari tahun ke
tahun selalu meningkat dan terbuka dan diiringi meningkatnya pengeluaran Negara, dari sisi
pemerintahan yang perlu ditingkatkan adalah penerimaan pajak, tabungan dan pinjaman
pemerintah.


Laju pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap
tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan
datang.

Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk
berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.

Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.



atau



Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828

Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi
pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan
jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.








Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah sistem informasi yang dapat digunakan sebagai
alat bagi pemerintah daerah untuk mengetahui situasi pangan dan gizi masyarakat.
Tujuan SKPG:
1. Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan gizi
2. Memantau keadaan pangan dan gizi secara berkesinambungan.
3. Merumuskan usulan tindakan jangka pendek dan jangka panjang.

manfaat SKPG :
1. Bagi Kepala Daerah:
Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi dalam:
1. Menentukan daerah prioritas.
2. Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi.
3. Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien.
4. Mengkoordinasikan program lintas sektor.

2. Bagi pengelola program:
1. Penetapan lokasi dan sasaran.
2. Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor.
3. Proses pemantauan pelaksanaan.
4. Pelaksanakan kerjasama lintas sektor.
5. Mengevaluasi pelaksanaan program.

3. Bagi masyarakat
a. Kemungkinan kejadian krisis pangan di masyarakat dapat dicegah.
b. Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga meningkat.
c. Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat memperburuk status gizi.






Neraca bahan makanan

Anda mungkin juga menyukai