Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Mahkamah Agung

Ditulis oleh Administrator


Kamis, 29 Januari 2009 02:03

PENDAHULUAN

Masa penjajahan Belanda atas bumi pertiwi Indonesia, selain mempengaruhi terhadap roda

Pemerintahan yang berlaku pun pula sangat besar pengaruhnya terhadap Peradilan di Indonesia.

Sejarah berdirinya Mahkamah Agung kiranya tidak dapat dilepaskan daripada masa penjajahan

tersebut atau sejarah penjajahan di bumi Indonesia ini.

Hal mana terbukti dengan adanya kurun-kurun waktu, dimana bumi Indonesia sebagian

waktunya dijajah oleh Belanda dan sebagian lagi oleh Pemerintah Inggris dan terakhir oleh oleh

Pemerintah Jepang. Oleh karenanya perkembangan peradilan di Indonesia pun tidak luput dari

pengaruh kurun waktu tersebut.

1. Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda

(Mr. Herman Willem Daendels - tahun 1807 diangkat menjadi Gubernur Jenderal) oleh

Lodewijk Napoleon untuk mempertahankan jajahan-jajahan Belanda di Indonesia terhadap

serangan-serangan pihak Inggris. Tahun 1798, Raad V. Justitie telah diubah menjadi Hooge Raa.

Daendels banyak sekali mengadakan perubahan-perubahan di lapangan peradilan terhadap apa

yeng telah diciptakan oleh kompen. Tahun 1804, "Bataafse Republiek" telah menetapkan suatu

"Charter" atau "Regeringsreglement" buat daerah-daerah jajahan di Asia.

2. Pada Masa Pemerintahan Inggris

(Mr. Thomas Stamford Raffles – tahun 1811 Letnan Jenderal). Tanggal 27 Januari 1812
Susunan Pengadilan untuk bangsa Eropa berlaku juga untuk Bangsa Indonesia yang tinggal

dalam lingkungan Kekuasaan Kehakiman ( kota-kota, Batavia, Semarang dan Surabaya ). Di

kota-kota Batavia, Semarang dan Surabaya, dimana dulu ada Raad V. Justitie, didirikan - Court

of Justice. Court of Justice di Batavia merupakan " Supreme Court of Justice " yaitu pengadilan

apel terhadap putusan-putusan Court of Justice yang ada di Semarang dan Surabaya.

3. Masa Kembalinya Pemerintahan Hindia Belanda ( 1816 - 1942 )

Dalam Conventie London 1914 : Hampir semua daerah-daerah Belanda yang diduduki oleh

Inggris setelah peperangan di Eropa berakhir dengan jatuhnya Kaisar Napoleon, dikembalikan

kepada negeri Belanda. Penyerahan kembali Pemerintahan Belanda tersebut diatur dalam St.

1816 no 5.Dengan St. 1819 no. 20 berisi ketetapan bahwa akan dibuat Reglement yang

mengatur acara pidana dan acara perdata yang berlaku bagi seluruh Jawa dan Madura, kecuali

Jakarta, Semarang dan Surabaya dengan daerah sekitarnya. Bagi Jakarta, Semarang dan

Surabaya dengan daerah sekitarnya. Baginya untuk perkara pidana dan sipil tetap menjadi

kekuasaan Raad V. Justitie. Dengan demikian ada perbedaan dalam susunan pengadilan buat

Bangsa Indonesiayang bertempat tinggal di kota-kota dan sekitarnya dan bangsa Indonesia yang

bertempat tinggal didesa-desa ( pedalaman ).

Anda mungkin juga menyukai