Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT

MAKALAH
Salah satu tugas kelompok dalam Studi Al-Islam III

Disusun Oleh :
1. Aska DNA
2. Andika Suharyanto
3. Iyus Yustiandi
4. Mega Lugina
5. Oky Yogia Muhamad Dias
6. Radar Panca Dahana
7. Sayid Mufti
8. Siti Maryam

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2009
1. Sejarah Filsafat

A. Sejarah Filsafat Dari Eropa

Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M..
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi
untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa
filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia,
Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-
lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani
pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki.
Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles.
Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato
belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia
merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau
kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan
demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain
bisa juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan kebenaran .Plato dan
Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cintai pengetahuan. Sebelum
Socrates, ada juga sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai kelompok
sophist yaitu kelompok para cendikiawan. Kelompok ini menjadikan pandangan dan
persepsi manusia sebagai suatu hakikat kebenaran, tapi karena kelompok ini sering keliru
dalam memberikan argumen-argumennya maka lambat laun istilah sophist keluar dari arti
aslinya dan berubah menjadi seseorang yang menggunakan argumen-argumen yang keliru
(paralogisme) . Sebagaimana kata sophist yang mengalami perubahan arti, lambat laun kata
philosophos (filsuf) pun akhirnya berubah arti yakni menjadi lawan kata sophist. Dengan
perubahan ini maka terjadi juga pergeseran arti kata philosophos dari ‘pencinta
pengetahuan/ilmu’ menjadi seseoarang yang berpengetahuan tinggi. Sedangkan philosophia
(filsafat) berubah menjadi sinonim dengan ilmu. Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf
(philosophos) dan filsafat (philosophia) ini baru menyebar luas setelah masa Aristoteles.
Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah ini (philosophia atau philosophos) dalam
literatur-literaturnya.

B. Sejarah Filsafat Dari Kaum Muslim

Setelah masa kejayaan romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat
berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah (hikmah)
atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa arab,
yang memiliki arti berbagai ilmu pengetahuan yang rasional. Ketika kaum muslimin arab
saat itu ingin menjabarkan pembagian ilmu menurut pandangan Aritoteles, mereka (muslimin
arab) kemudian mengatakan bahwa yang disebut dengan pengetahuan yang rasional adalah
pengetahuan yang memiliki dua bagian utama, yaitu Filsafat teoritis dan Filsafat praktek.
Filsafat teoritis adalah filsafat yang membahas berbagai hal sesuai dengan apa adanya,
sedangkan filsafat praktek adalah pembahasan mengenai bagaimanakah selayaknya prilaku
dan perbuatan manuasia.
Filsafat teoritis kemudian dibagi menjadi 3 bagian yaitu : filsafat tinggi (teologi) ,
Filsafat Menengah (matematika) , dan filsafat rendah (fisika). Filsafat tinggi (ilahiah) ini
kemudian dibagi lagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah filsafat yang berhubungan
dengan perkara-perkara yang umum dan yang kedua adalah filsafat yang berhubungan
dengan perkara-perkara khusus. Sedangkan filsafat menengah (matematika) dibagi menjadi 4
bagian, yakni ; Aritmetika, geometri, astronomi dan musik. Dari sekian pembagian ilmu dan
pembahasan yang membicarakan filsafat, agaknya ada 1 hal yang mendapat porsi lebih
utama dari yang lainnya, dan yang 1 hal ini dinamai dengan berbagai macam nama yang
maksudnya tetap sama yaitu , filsafat tinggi (’uyla), filsafat utama (aula), ilmu tertinggi
( a’la), ilmu universal (kulli), teologi (Ilahiyah), dan filsafat metafisika. Ketika ‘perhatian’
para filsuf kuno tentang filsafat ini lebih tercurah pada masalah filsafat tinggi, maka akhirnya
kita bisa melihat arti filsafat menurut para filsuf kuno yang terbagi menjadi dua, pertama
adalah arti yang umum ; yaitu berbagai ilmu pengetahuan yang rasional dan yang kedua
adalah arti khusus, yaitu : ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan (Ilahiyah) atau filsafat
tinggi yang nota bene adalah pecahan dari filsafat teoritis. Sekarang kita menemukan istilah
umum dan khusus.
Filsafat menurut istilah umum adalah ilmu pengetahuan yang rasional, sedangkan
menurut pendapat yang tidak umum filsafat adalah ilmu yang oleh orang-orang kuno disebut
sebagai filsafat tinggi, filsafat utama, ilmu tertinggi, ilmu istimewa, atau ilmu Ilahiyah.
Sedangkan menurut terminologi muslimin filsafat adalah adalah nama bagi seluruh ilmu
rasioanal dan bukan nama dari satu ilmu tertentu. Filsafat adalah sebuah ilmu yang
memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai suatu objek yang satu.

C. Klasifikasi Filsafat

Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama,
menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang
budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat
biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini
filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang
agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan
“Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”,
“Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.
1). Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-
universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafat orang Yunani kuno. Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas,
Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx,
Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya
pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
2). Filsafat Timur
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di
India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya.
Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun
hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan,
tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama
beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong
Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.
3).Filsafat Timur Tengah
Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa
dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah
yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam (dan juga beberapa
orang Yahudi!), yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai
kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafi mereka. Lalu mereka menterjemahkan dan
memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya
Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani,
para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan
mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama beberapa fiosof Timur Tengah:
Avicenna(Ibnu Sina), Ibnu Tufail, Kahlil Gibran (aliran romantisme; kalau boleh disebut
begitu)dan Averroes.
4).Filsafat Islam
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada
sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula
filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan
Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah
agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam
justru Tuhan 'sudah ditemukan.'
5). Filsafat Kristen
Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan
zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman
kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya.
Tak heran, filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan.
Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh:
Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura.

2. Perbedaan Filsafat Arab, Filsafat Muslim dan Filsafat Islam

Filsafat adalah “ilmu istimewa” yang mencoba untuk menjawab masalah-masalah


yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah itu berada di
luar atau di atas jangkauan kesanggupan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah usaha
manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal
dan integral serta universal hakikat sarwa yang ada :
1). Hakikat Tuhan
2). Hakikat Alam Semesta, dan
3). Hakikat Manusia,
Serta sikap maunusia sebagai konsekuensi dari paham dan pemahamanya.

A. Filsafat Arab adalah usaha dan sikap falsafiah orang-orang Arab, baik muslim
maupun nonmuslim.
B. Filsafat Muslim adalah usaha dan sikap falsafiah muslim, baik ia orang arab maupun
bukan.
C. Fislafat Islam adalah usaha dan ikap falsafah mulim yang setia kepada Islam.
Dengan demikian, filsafat Islam seharusnya adalah falsafah Qur’aniah yang terdiri
dari hal berikut.
a. Usaha filsuf Muslim dengan Akal budinya untuk memahami (mendalami dan
menyelami) secara radikal dan integral jawaban Al-Qur’an terhadap tiga masalah
asasi filsafat :
1). Hakikat Tuhan,
2). Hakikat Alam Semesta, dan
3). Hakikat Manusia.
b. Sikap filsuf itu sebagai konsekuensi dari paham atau pemahamannya.

3. Teori Filsafat Muslim

Al-Kindi Sebagai seorang filosof Islam yang sngat produktif, diperkirakan karya yang
pernah ditulis oleh al-Kindi dalam berbagai bidang tidak kurang 270 buah. Dalam bidang
filsafat diantaranya adalah:
a) Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula (tentang filsafat
pertama)
b) Kitab al-Falsafah al-Dakhilat wa al-Masail al-Manthiqiyyah wa al-Mutashah wa ma
Fawqa al-Thabiiyyha (tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah
logika dan muskil, serta metafisika).
c) Kitab fi annahu la Tanalu al-Falsafah illa bi Ilm al-Riyadhiyyah (tentang filsafat tidak
dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matematika).
d) Kitab fi Qashd Aristhathalis fi al-Maqulat (tentang maksud-maksud Aristoteles dalam
kategori-kategorinya)
e) Kitab fi Maiyyah al-Ilm wa Aqsamihi (tentang sifat ilmu pengetahuan dan
klasifikasinya).
f) Risalah fi Hudud al-Asyya wa Rusumiha (tentang definisi benda-benda dan
uraiannya)
g) Risalah fi Annahu Jawahir la Asjam (tentang substansi-substansi tanpa badan)
h) Kitab fi Ibarah al-Jawami’ al-Fikriyah (tentang ungkapan-ungkapan mengenai ide-ide
komprehensif)
Penjelasan
a. Filsafat Arab belum tentu filsafat muslim karena orang arab itu ada yang muslim
ada yang bukan, di samping ada arab pra-Islam (pra-Al-Qur’an) dan ada Arab
pasca Islam (post-Al-Qur’an)
b. Filsafat Muslim belum tentu filsafat islam karena ada kalanya filsuf muslim
berorientasi ke filsafat Yunani dalam beberapa hal tertentu.
c. Filsafat Islam adalah filsafat Qur’aniah, yaitu filsafat yang berorientasi kepada Al-
Qur’an untuk mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi filsafat kepada
wahyu.
d. Oleh karena itu, filsafat muslim belum tentu dapat dianggap sebagai filsafat Islam,
antara lain disebabkan karena filsuf muslim (seperti Al-Kindi, al-Farabi,Ibn Sina,
Ibnu Rusyd dan lain-lainnya) dalam memecahkan pelpagai problem filosofis (atau
dalam merumuskan filsafat) mereka, sering kali banyak bereferensi dan
berorientasi kepada filsafat Yunani, antara lain Neoplatonisme.
Kesimpulan
a. Kebenaran filsafat mutlak relative (absolutely relative)
b. Kebenaran filsafat muslim pun adalah relative
c. Kebenaran filsafat islam dalam arti falsafah Qur’aniah adalah relative mutlak
(relatively absolute)
d. Islam itu sendiri (as such, an sich) adalah mutlak (absolutely absolute).

Anda mungkin juga menyukai