Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah menjadi hukum alam bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini
membutuhkan panas atau kalor, entah itu digunakan untuk keberlangsungan
hidupnya atau pun untuk proses menjalani kehidupannya. Kalor sebenarnya
bermula dari yang namanya panas, namun setelah mengalami beberapa tahapan
panas tersebut berubah menjadi kalor.

Bahwasan Sang Maha Kuasa telah menciptakan berbagai macam materi yang
ada di muka bumi ini hanya untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan
oleh manusia, tidak ada satu pun dari ciptaan-Nya yang merugikan manusia.
Termasuk didalamnya yaitu sumber terbesar panas yang ada dibumi ini adalah
matahari.

Didalam matahari tersebut menyimpan kekuatan panas yang sangat luar biasa
panasnya sehingga mampu menerangi bumi ini dengan maksimal. Dan ada
beberapa alat dalam pengukuran kalor, yang sering digunakan oleh manusia,dan
semua itu ada yang memamfaatkan energy yang tersimpan didalamnya, dan ada
pula yang menolak energy yang akan terpancar.

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :

a. Bagaimana alat penukar kalor bekerja ?


b. Adakah kaitannya antara suhu dan kalor ?
c. Materi apa saja yang ada dalam kalor ?
d. Bagaimana hubungan antara kalor dan energi listrik ?
e. Apakah radiasi dipengaruhi oleh kalor ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Mengetahui bagaimana alat penukar kalor bekerja


b. Mengetahui kaitan antara suhu dan kalor
c. Mengenal materi yang ada dalam kalor
d. Memahami hubungan antara kalor dan energi listrik
e. Memahami kalor mempengaruhi radiasi

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alat Penukar kalor

Alam semesta, langit dan bumi seisinya, udara dan air disekitar kita, hanya
mempunyai satu warna saja. Yaitu warna kacamata yang kita pakai. Itulah artinya
Paradigma. Sebagai ilustrasi contohnya, sebelum abad 16, semua manusia
mengira bahwa bumi itu berbentuk datar. Jadi bila ada orang yang bilang bahwa
bumi bulat di Eropa, maka orang itu dianggap tidak waras. Apalagi pada waktu itu
gereja amat berkuasa, sehingga pandangan yang lain dari pandangan gereja
dianggap musuh bersama yang patut dimusnahkan. Sekarang ini bila ada orang
yang bilang bumi datar maka kita akan tertawa dan menganggap bahwa orang itu
gila. Itu paradigma masyarakat, secara individu juga ada paradigma. Demikianlah
kiranya saya memandang dunia ini, saya menggunakan kaca mata heat transfer
sehingga semua yang ada didunia ini, semua benda, semua mahluk mati maupun
hidup, bahkan semua titik yang eksis di alam semesta ini, bagi saya adalah sebuah
Heat-exchanger (Alat Penukar Kalor).
Mengapa demikian ? Ya karena itu tadi, setiap saat pada titik itu terjadi lalu lalang
energi dalam hal ini kalor (ada yang datang dan ada yang pergi) disamping ada
produksinya sendiri baik itu berupa produksi negatif (melepas kalor) atau
produksi positif (menambah kalor). Titik kesetimbangan energi sesaat itulah yang
diindikasikan oleh sebuah parameter yaitu temperatur di titik tersebut pada saat
itu. Sehingga temperatur dapat dianggap suatu keadaan yang menunjukkan level
atau tingkatan energi yang dimiliki oleh benda. Dan memang ahli fisika sejak
lama menyaatakan bahwa semua benda yang berada diatas nol derajat Kelvin
memiliki energi. Hal ini juga menunjukkan bahwa definisi temperatur semakin
hari semakin berkembang dan meluas pengertiannya melebihi paramater lain.

Zaman dahulu ada masyarakat yang menyembah batu, pohon, candi,


matahari, awan, langit bahkan sampai sekarangpun ada. Jangan menganggap
rendah dulu, karena dengan indranya manusia itu menyensor bahwa pohon atau
batu itu berjiwa. Dan sesungguhnya jiwa itu atau ruh adalah energi yang ada
didalam benda itu. Selama benda itu berada pada temperatur diatas nol derajat

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 3
Kelvin maka dia mempunyai energi. Secara ilmiah sebenarnya sudah bisa
terbukti. Dan perlu diingat bahwa energi itu tidak hilang kan ? berarti bila orang
mati.. ruhnya juga tidak hilang hanya pindah alam saja. Diskusi mengenai hal ini
karena cukup memakan waktu, lebih baik kita lanjutkan pada kesempatan lain.

Heat-Exchanger (Alat Penukar Kalor) adalah sebuah peralatan industri


yang merupakan nama umum (generic) bagi peralatan dimana fungsi utamanya
adalah mempertukarkan berarti juga memindahkan kalor dari satu sistem kedalam
sistem lain. Nama ini kemudian berubah sesuai dengan fungsi alat tersebut
misalnya Steamer, steam generator, boiler, reboiler, condenser, evaporator, heater,
pre-heater, superheater, vaporizer, fire-heater, distiller, extractor, contacter,
cooler, intercooler, aircooler, chiller, dryer, spray dryer, vacuum dryer, separator,
humidifier, dehumidifier, gasifier, receiver, radiator, furnace, burner, incinerator,
cooling tower, Storage tanker, cooker, toaster, Air-Conditioner, refrigerator,
freezer.

2. Suhu

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda.


Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Dalam bidang
termodinamik, suhu ialah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk
melepaskan tenaga secara spontan. Suhu adalah sifat fisikal sesuatu sistem yang
merupakan dasar dari anggapan lazim "panas" dan "sejuk", yaitu sesuatu yang
lebih panas mempunyai suhu yang lebih tinggi. Suhu datangnya dari gerakan-
gerakan mikroskopik, dan suhu berkaitan dengan tenaga gerakan-gerakan
mikroskopik ini. Konsep suhu, yang diartikan sebagai tegangan kepada entropi,
adalah susulan dari hukum termodinamik.

Suhu diukur menggunakan termometer yang diukur pada bermacam jenis


skala suhu. Seluruh dunia (kecuali Amerika Serikat) menggunakan skala Celsius
untuk kebanyakan penggunaan pengukuran suhu. Dalam bidang ilmu pengetahuan
pula, seluruh dunia mengukur suhu dalam kelvin pada skala suhu (mutlak)
termodinamik dan juga dalam Celsius. Di Amerika Serikat pula, orang
kebanyakan menggunakan skala Fahrenheit untuk tujuan-tujuan biasa (industri,
prakiraan cuaca, dan kerajaan). Dalam bidang-bidang di Amerika Serikat pula,

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 4
skala Rankine digunakan terutamanya dalam disiplin-disiplin yang berkaitan
dengan termodinamik seperti pembakaran.

Skala beberapa thermometer. Penetapan skala pada termometer diawali


dengan pemilihan dua titik tetap, yaitu titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan
titik didih air sebagai titik tetap atas. Kedua titik tetap tersebut diberi angka,
kemudian dibagi-bagi dalam beberapa skala yang disebut derajat. Berdasarkan
prinsip inilah dibuat skala Celcius (C), skala Reamur (R), skala Fahrenheit (F),
skala Kelvin (K), dan Rankine(Rn). Berikut penjelasannya .Skala Celcius (C)
Titik lebur es diberi angka 0, sedangkan titik didih air diberi angka 100. Daerah
antara kedua titik tetap ini dibagi dalam skala 100.

3. Hubungan antara kalor dengan energi listrik

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik
dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang
hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah
energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang
dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.

W=Q

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P.t

Keterangan :

W adalah energi listrik (J)

P adalah daya listrik (W)

t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 - t1) maka diperoleh
persamaan ;

P.t = m.c.(t2 - t1)


Makalah Fisika Dasar II (Kalor)
Page 5
4. Radiasi

Disadari kemudian bahwasanya kalor bisa juga berpindah tanpa media.


Berkat energi foton cahaya, bumi bisa memanfaatkan kalor yang dipancarkan oleh
permukaan matahari melalui ruang hampa antara bumi dan matahari yang berjarak
1,5 juta km. Tingginya temperatur permukaan matahari yang mencapai 5000
derajat Celsius, menjadikan kehangatan pagi di sebagian bumi. Tumbuhan serta
dedaunan menanti penuh harap datangnya sang matahari yang dengan berbagai
variasi panjang gelombang memancarkan sinarnya menjadikan proses fotosintesa
berjalan dari waktu ke waktu. Benda hitam sempurna (blackbody) tidaklah selalu
merupakan benda berwarna hitam. Namun benda ini merupakan batas imajiner
dari benda yang menyerap seluruh radiasi yang datang padanya dan dipihak lain
juga mengemisikan seluruh energi radiasi yang dimilikinya. Adakah benda
tersebut dalam kenyatannya ? Mungkin sulit menunjukkannya, tapi cobalah keluar
rumah anda dimalam hari membawa senter. Nyalakan senter dan arahkan ke
langit. Adakah pantulan baliknya dari sinar yang dipancarkan oleh senter anda ?
Tentu tidak ada. Maka itu berarti seluruh sinar yang dipancarkan seakan-akan
terserap oleh langit. Itulah sebuah pendekatan terhadap benda hitam sempurna.
Sedangkan daya serap dan daya emisi benda lain diperbandingkan terhadap benda
hitam dengan koefisien emisinya.

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 6
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kalor merupakan suatu materi yang dapat bermamfaat bagi keberlangsungan

kehidupan makhluk hidup, setelah berbagai cara dilakukan untuk memdapatkan kalor

yang bermamfaat bagi manusia, terciptalah berbagai macam jenis peralatan yang banyak

bermamfaat untuk manusia.

3.2 Harapan

Dikarenakan semua itu bermamfaat bagi kita semua, untuk itu mari kita semua

menjaga dan mencoba terus menggali pemamfaatan kalor tersebut guna memperoleh nilai

guna yang sangat lebih dari yang sekarang kita gunakan.

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 7
DAFTAR PUSTAKA

Artono, Aldi K. 2006. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga

Copyright @ indoskripsi.com launched at November 2007-2009. Website hosting by

IdeBagus.

sumber artikel http://alljabbar.wordpress.com

Makalah Fisika Dasar II (Kalor)


Page 8

Anda mungkin juga menyukai