PENDAHULUAN
Sudah menjadi hukum alam bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini
membutuhkan panas atau kalor, entah itu digunakan untuk keberlangsungan
hidupnya atau pun untuk proses menjalani kehidupannya. Kalor sebenarnya
bermula dari yang namanya panas, namun setelah mengalami beberapa tahapan
panas tersebut berubah menjadi kalor.
Bahwasan Sang Maha Kuasa telah menciptakan berbagai macam materi yang
ada di muka bumi ini hanya untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan
oleh manusia, tidak ada satu pun dari ciptaan-Nya yang merugikan manusia.
Termasuk didalamnya yaitu sumber terbesar panas yang ada dibumi ini adalah
matahari.
Didalam matahari tersebut menyimpan kekuatan panas yang sangat luar biasa
panasnya sehingga mampu menerangi bumi ini dengan maksimal. Dan ada
beberapa alat dalam pengukuran kalor, yang sering digunakan oleh manusia,dan
semua itu ada yang memamfaatkan energy yang tersimpan didalamnya, dan ada
pula yang menolak energy yang akan terpancar.
1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah :
Alam semesta, langit dan bumi seisinya, udara dan air disekitar kita, hanya
mempunyai satu warna saja. Yaitu warna kacamata yang kita pakai. Itulah artinya
Paradigma. Sebagai ilustrasi contohnya, sebelum abad 16, semua manusia
mengira bahwa bumi itu berbentuk datar. Jadi bila ada orang yang bilang bahwa
bumi bulat di Eropa, maka orang itu dianggap tidak waras. Apalagi pada waktu itu
gereja amat berkuasa, sehingga pandangan yang lain dari pandangan gereja
dianggap musuh bersama yang patut dimusnahkan. Sekarang ini bila ada orang
yang bilang bumi datar maka kita akan tertawa dan menganggap bahwa orang itu
gila. Itu paradigma masyarakat, secara individu juga ada paradigma. Demikianlah
kiranya saya memandang dunia ini, saya menggunakan kaca mata heat transfer
sehingga semua yang ada didunia ini, semua benda, semua mahluk mati maupun
hidup, bahkan semua titik yang eksis di alam semesta ini, bagi saya adalah sebuah
Heat-exchanger (Alat Penukar Kalor).
Mengapa demikian ? Ya karena itu tadi, setiap saat pada titik itu terjadi lalu lalang
energi dalam hal ini kalor (ada yang datang dan ada yang pergi) disamping ada
produksinya sendiri baik itu berupa produksi negatif (melepas kalor) atau
produksi positif (menambah kalor). Titik kesetimbangan energi sesaat itulah yang
diindikasikan oleh sebuah parameter yaitu temperatur di titik tersebut pada saat
itu. Sehingga temperatur dapat dianggap suatu keadaan yang menunjukkan level
atau tingkatan energi yang dimiliki oleh benda. Dan memang ahli fisika sejak
lama menyaatakan bahwa semua benda yang berada diatas nol derajat Kelvin
memiliki energi. Hal ini juga menunjukkan bahwa definisi temperatur semakin
hari semakin berkembang dan meluas pengertiannya melebihi paramater lain.
2. Suhu
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik
dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang
hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah
energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang
dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W=Q
W = P.t
Keterangan :
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 - t1) maka diperoleh
persamaan ;
PENUTUP
3.1 Simpulan
kehidupan makhluk hidup, setelah berbagai cara dilakukan untuk memdapatkan kalor
yang bermamfaat bagi manusia, terciptalah berbagai macam jenis peralatan yang banyak
3.2 Harapan
Dikarenakan semua itu bermamfaat bagi kita semua, untuk itu mari kita semua
menjaga dan mencoba terus menggali pemamfaatan kalor tersebut guna memperoleh nilai
IdeBagus.