KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1 C. Tujuan ............................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Kekeringan Spiritual Manusia Modern ............................................................................. 2 B. Makna Substanti dan !rgensi "badah .............................................................................. # C. "badah untuk Ta$arrub kepada Allah ................................................................................ % &. "badah untuk Mendapatkan Kebahagiaan ......................................................................... % '. Meraih Kekhusuan dalam "badah .................................................................................... 1( ). &imensi Sosial Buda*a .................................................................................................... 11 a. Shalat .......................................................................................................................... 11 b. "badah +uasa .............................................................................................................. 12 ,. -akat ........................................................................................................................... 1. d. "badah /aji ................................................................................................................. 1. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................................................... 10 Daftar Pustaka............................................................................................................................ 11 ii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil2alamin3 tiada kata lain *ang patut untuk kami ungkapkan selain u,apan s*ukur kepada Allah S4T *ang telah memberikan kekuatan3 kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada 5aktun*a. Shala5at dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SA4.3 para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga akhir 6aman. Selama pen*usunan makalah ini3 penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak3 serta u,apan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak *ang baik se,ara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam pen*elesaian makalah ini. Akhirn*a3 mohon maa apabila terdapat kesalahan dan kekhilaan kami mohon saran dan kritik *ang siatn*a membangun guna lebih men*empurnakan makalah7makalah kami selanjutn*a. 8akarta 3(. 9ktober 2(11
+enulis i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang +rinsip7prinsip membuat pere,anaan pembelajaran se,ara teknis bertolak dari asumsi bah5a keterampilan7keterampilan mengajar *ang kompleks itu dapat terbagi menjadi beberapa unsur keterampilan *ang lebih ke,il. Masing7masing keterampilan dapat dilatihkan jauh lebih eekti dan eisien3 apabila dibandingkan dengan pendekatan lain *ang dilakukan se,ara global. Melalui peren,anaan pembelajaran3 pembentukan keterampilan dapat dilakukan se,ara sistematik mulai dari pemahaman3 peren,anaan3 obser:asi sampai dengan peragaan untuk kemudian diteruskan dengan latihan *ang berjenjang ;latihan terbatas<. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan *ang menuntut latihan terprogram untuk dapat menguasain*a. Agar kegiatan latihan keterampilan dasar mengajar *ang dilakukan melalui pendekatan pembelajaran mikro dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil *ang optimal maka tentu saja diperlukan peren,anaan *ang matang. &engan telah dipahamin*a peren,anaan pembelajaran se,ara utuh3 maka akan memudahkan untuk melakukan proses adaptasi dalam membuat peren,anaan pembelajaran se,ara umum3 dan khususn*a untuk kepentingan pembelajaran3 atau untuk kepentingan model pembelajaran lainn*a. B. Rumusan Masala 1. +engertian peren,anaan pembelajaran se,ara umum dan aplikasin*a untuk kepentingan pembelajaran 2. +rinsip7prinsip pembuatan peren,anaan pembelajaran se,ara umum dan aplikasin*a untuk peren,anaan pembelajaran !. Tu"uan 1. Memahami pengertian peren,anaan pembelajaran se,ara umum dan aplikasin*a untuk kepentingan pembelajaran 2. Mengidentiikasi prinsip7prinsip pembuatan peren,anaan pembelajaran se,ara umum dan aplikasin*a untuk pembelajaran .. Memahami implikasi teori peren,anaan pembelajaran dalam praksis pendidikan di sekolah 1 BAB II PEMBAHASAN A. Keker#ngan S$#r#tual Manus#a M%&ern Mengapa manusia dalam konteks dunia *ang modern ini mengalami kekeringan dan kehampaan se,ara spiritualitas= 8a5abann*a antara lain *aitu dilihat dari asal muasal pandangan serta konsep *ang membentuk kemodernan atau modernitas itu sendiri. Bila ditilik seksama3 ada dua ma,am undamental dalam peradaban manusia modern3 *akni rasionalitas dan mentalitas. Kedua ma,am undamental ini telah selama berabad7abad membentuk mental manusia modern menjadi makhluk *ang rasional sekaligus islami,. &itinjau se,ara historis7ilosois3 rasionalitas peradaban modern ini dilahirkan oleh seorang iloso kenamaan dari +eran,is. &ia adalah Rene &es,artes *ang kemudian la6im dikenal sebagai bapak ilsaat modern. Salah satu adagiumn*a *ang terkenal adalah ,ogito ergo sum ;sa*a berpikir3 maka sa*a ada<. "tulah *ang kemudian menginspirasi mun,uln*a gerakan7gerakan rasional di 'ropa *ang kemudian dikenal sebagai Auklarung. >erakan7gerakan sema,am ini pada ujungn*a kebenaran agama *ang dianggap sebagai penuh dengan irasionalitas atau mitologis. &engan kata lain3 berbarengan dengan semangat rasionalisme itu adalah empirisme dan materisme sehingga agama menjadi terpinggirkan. Agama dianggap tidak memenuhi logika rasionalitas dan kebenarann*a tidak dapat dibuktikan se,ara empiris. Sebagaimana diulas oleh Mul*adhi Kartanegara3 akibat lebih jauhn*a lagi adalah e7unsur mistisisme dan non7rasional dalam agama ,enderung ditolak lantaran dianggap sebagai suatu ilusi. Mas*arakat modern sangat menolak pendekatan7pendekatan kebenaran *ang non7rasional3 sehingga agama atau 5ah*u *ang pada dasarn*a tidak diterima melalui instuisi atau hati sangat ditolak otoritasn*a. >erakan 2bola? rasionalitas melun,ur ,epat dan menghantam ke segala arah. Rasionalisme bergerak begitu maju hingga sampai pada kesimpulan bah5a alam semesta ini dibebaskan dari ,ampur tangan Tuhan3 dan telah diatur oleh sebuah alam *ang mandiri3 tetap dan tidak dapat diubah@ sebuah alam *ang ter,ipta dengan sendirin*a. Bukan di,iptakan oleh Tuhan. &engan menegasikan konsep Tuhan dalam pen,iptaan semesta itu3 maka tak terlampau mengherankan bila kemudian ban*ak manusia modern *ang mengalami kekeringan dan kegersangan spiritualitas. &i samping itu3 rasionalisme juga sangat mereduksi pandangann*a terhadap makhluk hidup3 termasuk di dalamn*a juga manusia itu sendiri. Manusia dianggap sebagai makhluk isik 2 semata dengan berbagai sistem saran*a *ang kompleks3 dengan mengabaikan dimensi ji5a *ang dimilikin*a. Manusia tidak dianggap memiliki posisi *ang sentral dalam alam semesta ini3 dengan demikian menolak pandangan agama *ang meletakkan manusia sebagai khaliah atau 5akil Tuhan di dunia. Rasionalisme juga berpendapat bah5a manusia bukanlah hasil sebuah ren,ana besar Tuhan3 itu jelas manusia tidak memiliki asal usul *ang jelas. Manusia adalah makhluk biologis *ang memulai karirn*a di dunia ini dan akan berakhir di sini pada saat kematiann*a. Tidak ada *ang sur:i:e di luar kerajaan dunia isik dan tidak ada pula sesuatu *ang disebut tempat kembali selain bumi ini &alam era modernism seperti ini3 manusia dipandang sebagai makhluk *ang begitu independen dari Tuhan dan alam. Manusia modern melepaskan diri dari keterikatann*a dengan Tuhan;theomosphisme<3 untuk selanjutn*a membangun tatanan manusia *ang semata7mata berpusat pada manusia ;antropomorphisme<. Manusia menjadi tuan atas nasibn*a sendiri3 *ang mengakibatkan terputusn*a dari nilai7nilai spiritual. Menurut Sa**id /ossein Aasr menggambarkan bah5a mas*arakat modern itu laksana sedang berada di 5ila*ah pinggiran eksistensin*a sendiri3 bergerak menjauh dari pusat3 baik *ang men*angkut dirin*a sendiri maupun dalam lingkungan kosmisn*a. "a merasa ,ukup dengan perangkat pengetahuann*a3 sehingga segala pemikiran dan paham keagamaan *ang bersumber pada ajaran 5ah*u semakin ditinggalkan. &engan kian menanggalkan serta menjauhi agama3 mas*arakat modern sesungguhn*a tengah beranjak semakin modern3 dengan apa *ang oleh +eter L Berger sebagai3 sekularisme. Sekularisme di sini bukan saja dimaknai se,ara sempit sebagai usaha memisahkan agama dari politik. Aamun3 lebih dari pada itu adalah proses7proses penerapan dalam pikiran manusia berupa sekularisasi kesadaran. +roses inilah *ang kemudian diperjelas oleh /ar:e* CoB sebagai proses terbebasn*a manusia dari pelbagai masalah ataupun komitmen terhadap nilai7nilai *ang bersumber dari agama. Berbagai proses itulah *ang lantas men*ebabkan manusia modern ini lupa akan siapa dirin*a3 dan untuk apa tujuan hidup di dunia ini serta ke mana arah kehidupan setelah mati. &imensi selanjutn*a dari ma,am undamental peradaban modern ini adalah materialistis. Materialisme mendorong seseorang untuk selalu melihat kehidupan dari perspekti kebedaan3 begitu juga dalam urusan pemenuhan hajat hidup. &alam kehidupan manusia modern3 seluruh manusia terkuras sepenuhn*a untuk pemenuhan hasrat7hasrat kehidupan *ang bersiat materialistis seperti harta benda3 ga*a hidup3 ashion3 kekuasaan3 seksualitas dan sebagain*a. Kebutuhan spiritual menjadi tersingkir karena modernitas menjadikan materi sebagai pusat graitasin*a. 9leh karenan*a tak mengherankan bila *ang men,uat dipermukaan adalah pepatah 5aktu adalah uang. Segala sesuatu diukur dengan uang. All is about mone*. +emenuhan . hasrat kebutuhan tersebut sejalan dengan etika islami,C bah5a segala sesuatu *ang memba5a manaat adalah baik. &engan menempatkan materi sebagai kesadaran tertinggi3 akibatn*a3 terjadi kehampaan spiritual pada sebagian besar umat manusia. Aah3 "slam tidak bermaksud men*ingkirkan kedua dimensi di atas *akni rasio dan materi. Tidak pula mende5akan keduan*a. Keduan*a tetap dianggap penting menurut ukuran dan kadarn*a *ang pas atau tidak berlebih7lebihan. &i dalam al7Dur?an seringkali dijumpai perintah untuk berpikir dan beri$ra terhadap enomena alam di sekitar kita. "slam juga menuntut umatn*a guna men,ari bekal untuk kehidupan sekarang di dunia dan bahkan mengharamkan meninggalkan anak keturunan dalam keadaan miskin. Aamun3 sebalikn*a3 "slam juga tidak mengajarkan untuk menempatkan rasio dan materi di atas segala7segalan*a. &i luar itu3 "slam mengajarkan bah5a beribadah kepada Allah lah *ang merupakan esensi dari di,iptakann*a manusia3 sebagaimana akan dijelaskan di ba5ah ini. B. Makna Su'stant#f &an Urgens# I'a&a Apa arti dan makna ibadah= Se,ara bahasa3 kata ibadah berasal dari bahasa Arab al abdi*ah3 al7ubudi*ah dan al7ibadah *ang berarti ketaatan. Kata al7ubudi*ah itu berasal dari kata al7khudhu?dan ad67d6ull *ang berarti ketundukan dan kehinaan. 9leh karena itu kata at7 ta?bid *ang berarti menundukkan diri sama dengan kata at7tad6lil *ang bermakna merendahkan diri dengan merasa hina. Kata ibadah juga memiliki persamaan ata padanan makna kata khudhu?3 tad6alluldan istikanah. "badah bermakna ketundukan *ang paling tinggi3 sehingga tidak ada kata lain lagi di atasn*a. "badah merupakan suatu bentuk ketundukan *ang tidak ada *ang berhak meneriman*a ke,uali pihak *ang 1ias1e nikmat *ang paling tinggi seperti nikmat kehidupan3 kepahaman3 pendengaran dan penglihatan dan sebagain*a. Alkisah di,eritakanC +erjalanan panjang dan terik matahari memaksa 8engis Khan mengistirahatkan pasukann*a. Saat itu3 Khan memba5a elang pengintai peliharaann*a. 'lang itu sangat terlatih mengenali segala ma,am baha*a. &engan matan*a *ang tajam3 elang itu dapat mendeteksi potensi an,aman bagi tuann*a. 'lang itu belum pernah menge,e5akan pemilikn*a3 dan selalu menjalankan tugasn*a dengan benar. 8engis Khan sangat letih dan haus. &i tepi jalan dilihatn*a air pan,uran mengalir segar3 begitu menjanjikan kesejukan dan pelepas dahaga *ang nikmat. Bergegas ia turun dari kudan*a dan bersiap7siap mengisi buli7bulin*a. Ketika ia siap meneguk air itu3 tiba7tiba elang kesa*angann*a itu menukik dan menerjang tangann*a hingga air dalam buli7bulin*a tumpah. &ipungutn*a buli7buli itu dan diisin*a kembali dengan air. Begitu selanjutn*a hingga dua kali. 8engis Khan semakin kesal. Rasa hausn*a membuatn*a lekas marah. ESekali lagi kau lakukan3 kutebas lehermu.F Lalu dengan sigap ia men,abut pedang dan siap menetak. Aamun3 untuk ketiga kalin*a elang itu kembali men*ambar tangan Khan hingga terluka dan buli7buli itu # pun pe,ah. Seolah ia tidak menghendaki majikann*a meminum air itu. &an bersamaan dengan terkaman elang itu3 pedang 8engis Khan menebas tepat pada leher binatang kesa*angann*a itu. Karena tak lagi memiliki buli7buli3 Khan memutuskan untuk memanjat bukit ke,il asal air pan,uran itu3 ia ingin meminum sepuas7puasn*a serta melepaskan kejengkelan. Ketika sampai dibukit3 dilihatn*a suatu pemandangan *ang men*eramkan. Bangkai seekor ular raksasa terbaring busuk dalam kubangan air pan,uran itu. 4ajahn*a berubah menjadi pu,at3 ia pun lupa dengan rasa hausn*a. Bergesas ia menuruni bukit dan dipungutn*a kembali elang *ang bersimbah darah itu. &idekapn*a elang *ang telah men*elamatkan hidupn*a. E93 elangku *ang gagah3 hingga mati engkau membaktikan diri kepadakuG.F +etikan kisah tersebut adalah tentang sebuah pengabdian tulus hingga rela mengorbankan hidup. "tulah sebenarn*a makna ibadah3 *aitu persembahan dan pen*erahan diri *ang dilandasi dengan kesadaran mendalam bah5a kita berhutang ,inta kepada &ia *ang kita abdi dan kita puja@ bah5a kita telah menerima ,inta7A*a3 maka kita pun patut mengabdi dengan sepenuh ,inta pula. Sementara itu3 dalam HiasHeHismH s*ariat3 Muhammad Abduh menasirkan ibadah sebagai berikut. "badah adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan *ang men,apai pun,akn*a sebagai dampak dari rasa pengagungan *ang bersemai di dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa *ang kepadan*a ia tunduk. Rasa itu lahir akibat adan*a ken*akinan dalam diri orang *ang beribadah bah5a objek *ang ditujukan kepadan*a ibadah itu memiliki kekuasaan *ang tidak dapat terjangkau hakikatn*a. Maksimal *ang dapat diketahui adalah bah5a *ang disembah itu dan *ang kepadan*a tertuju itu adalah &ia *ang menguasai ji5a ragan*a3 namun &ia berada di luar jangkauann*a. /asbi Ash Shiddie$* memaparkan sejumlah pengertian ibadah darai berbagai perspekti. "badah menurut ulama tauhid3 tasir dan hadits adalah mengesakan Allah3 mentak6imkan7A*a dengan sepenuh tak6im serta menghinakan diri dan menundukkan ji5a kepada7A*a. Adapun menurut para ulama akhlak adalah mengerjakan segala taat badani*ah dan men*elenggarakan segala s*ari?at islam. Sementara itu3 menurut para ukaha atau ahli "slam adalah segala taat *ang dikerjakan untuk men,apai keridhaan Allah dan mengharap pahala7A*a di akhirat. Aamun demikian3 makna paling umum dari ibadah adalah segala hal *ang disukai Allah dan *ang diridhai7A*a baik berupa perkataan maupun berupa perbuatan baik terang maupun tersembun*i. Sejalan dengan itu3 mengutip dari sejumlah kitab3 Ia6id Abdul Dadir 8a55a6 merangkum tiga pengertian penting ibadah3 *akniC pertama3 ibadah adalah adalah taat kepada 0 Allah dengan melaksanakan perintah7A*a melalui lisan para Rasul7A*a. Kedua3 ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah S4T3 *aitu tingkatan tunduk *ang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah ;ke,intaan< *ang paling tinggi. &an terakhir3 ketiga3 ibadah adalah adalah sebutan *ang men,akup seluruh apa *ang di,intai dan diridhai Allah A66a 5a 8alla3 baik berupa u,apan atau perbuatan3 *ang 6hahir maupun *ang bathin. Senada dengan pengertian Muhammad Abduh di atas3 S*aikh Mahmud S*altut mengartikan ibadah sebagai suatu ketundukan *ang tak terbatas bagi pemilik keagungan *ang tidak terbatas pula. Ketundukan tersebut merupakan maniestasi dari kerendahan hati3 ke,intaan batin serta peleburan diri dalam bentukn*a *ang tertinggi kepada keagungan serta keindahan siapa *ang kepadan*a seseorang beribadah. Sedangkan S*aikh 8a?ar Subhani mengartikan ibadah sebagai ketundukan dan ketaatan *ang berbentuk lisan sekaligus praktik *ang timbul sebagai dampak ke*akinan tentang ketuhanan siapa *ang kepadan*a seseorang tunduk. &ari berbagai deinisi di atas3 dapatlah diambil satu kesimpulan utama bah5a hakikat ibadah adalah ketundukan dan kepatuhan *ang sempurna kepada Allah S4T *ang disertai dengan rasa ,inta kepada7A*a. Majelis Tarjih Muhammadi*ah mendeinisikan ibadah sebagai berta$arrub atau mendekatkan diri kepada Allah3 dengan jalan mentaati segala perintah7A*a3 menjauhi larangan7 larangan7A*a serta mengamalkan segala sesuatu *ang dii6inkan Allah S4T. S*aikh "bnu Ta*mi*ah menjelaskan bah5a ibadah adalah sebutan *ang menghimpun seluruh hal *ang disukai Allah dan diridhai7A*a@ perkataan maupun amal perbuatan *ang tidak tampak maupun *ang tampak. Men,akup shalat3 6akat3 puasa3 haji3 berkata jujur3 menunaikan amanah3 berbakti kepada kedua orang tua3 men*ambung silaturrahim3 menepati janji3 men*uruh kepada kebaikan sera*a men,egah kemunkaran3 jihad mela5an orang kair dan munaik3 berbuat baik kepada tetangga3 anak *atim3 orang miskin3 men*a*angi binatang dan tumbuhan3 berdo?a3 ber6ikir dan lain7lain. +ula3 ,inta kepada Allah dan para rasul3 takut kepada7A*a3 bertaubat3 bers*ukur3 ta5akal dan sebagain*a. Sehingga3 dapatlah disimpulkan bah5a ruang lingkup ibadah dalam "slam begitu luas. Ruang lingkup ibadah adalah men,akup seluruh aktiitas manusia *ang diniatkan semata7mata untuk men,ari ridlo Allah S4T selama apa *ang dilakukan sesuai dengan s*ariat *ang Allah tentukan. "badah terbagi menjadi ibadah hati3 lisan3 dan anggota badan. Rasa khau ;takut<3 raja? ;mengharap<3 mahabbah ;,inta<3 ta5akkal ;ketergantungan<3 raghbah ;senang<3 dan rahbah ;takut< adalah ibadah $albi*ah ;*ang berkaitan dengan hati<. Sedangkan tasbih3 tahlil3 takbir3 tahmid dan s*ukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisani*ah $albi*ah ;lisan dan hati<. Sedangkan shalat3 6akat3 haji3 dan jihad adalah ibadah badani*ah $albi*ah ;isik dan hati<. Serta masih ban*ak lagi ma,am7ma,am ibadah *ang berkaitan dengan amalan hati3 lisan dan badan. Se,ara garis besar3 "slam membagi ibadah ke dalam dua bagian3 *akni ibadah khusus ;ibadah mahdhah< dan ibadah *ang bersiat umum. "badah *ang bersiat umum atau mahdhah adalah segala bentuk aktiitas *ang ,ara3 5aktu dan kadarn*a telah ditetapkan oleh Allah dan rasul7A*a seperti shalat3 puasa3 haji3 6akat dan sebagain*a. Seseorang tidak akan mengetahui ibadah ini ke,uali melalui penjelasan Allah dalam al7Dur?an atau penjelasan Rasulullah sebagaimana di dalam Sunnah beliau. &alam soal ibadah ini3 berlaku kaidah bah5a segalan*a adalah tidak boleh3 ke,uali *ang diajarkan oleh Allah dan atau Rasul7A*a. &engan kata lain3 siat dari ibadah mahdhah ini adalah ta5i$i3 *akni ditetapkan berdasarkan petunjuk Allah dan atau Rasul7A*a3 dank arena itu harus dilaksanakan sebagaimana adan*a ;aksiomatis<. Salah satu ungsi dari ibadah mahdhah ini adalah memperkenalkan suatu agama. &alam konteks ibadah mahdhah ini3 tidak terbuka ruang diskusi3 pertan*aan dan sebagain*a. Semuan*a harus dilakukan dengan apa adan*a. Sama?na 5a atha?na. &ari situ kita dapat memahami mengapa seseorang3 misaln*a3 tidak dapat mempertan*akan kenapa ibadah shalat 5ajib itu harus dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam= Mengapa shalat maghrib itu terdiri atas tiga rakaat= Kenapa berpuasa ramadhan harus dilaksanakan sebulan penuh dan han*a pada bulan tertentu saja dan bukan bulan *ang lain= Ketentuan7ketentuan sema,am itu adalah hak Allah semata. &an itu pulalah *ang membedakan kemampuan antara akal dan 5ah*u. 8ika semua ibadah dapat dijelaskan melalui akal3 maka 5ah*u tidak lagi berguna. Sebalikn*a3 ibadah *ang bersiat umum adalah ibadah dalam pengertian umum *ang tidak ditentukan ,ara3 kadar dan 5aktun*a. !mumn*a ia men*angkut hubungan mu?amalah dan kemas*arakatan dalam kehidupan seorang manusia. +rinsip *ang berlaku adalah segalan*a boleh ke,uali *ang sudah ditetapkan keharamann*a oleh Allah dan atau Rasulullah. Men,akup seluruh aspek kehidupan seperti aspek ekonomi3 politik3 buda*a3 seni3 pendidikan dan sebagain*a.
Mengapa beribadah itu perlu? Menurut paham "slam3 manusia terdiri atas dua ma,am *akni jasmani dan rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempun*ai kebtuhan7kebutuhan materiil3 sedangkan roh manusia bersiat immateri dan karenan*a mempun*ai kebutuhan spiritual. Kalau han*a mementingkan *ang materi3 seseorang akan mengalami kehilangan keseimbangan3 dan berakibat pada kesulitan7kesulitan hidup dunia5i. Badan3 karena mepun*ai ha5a nasu dapat men*eret manusia kepada kejahatan serta kehidupan *ang tidak bersih. Melengkapi itu adalah roh *ang berasal dari *ang su,i3 mengajak kepada kesu,ian. Aamun3 roh ini harus dilatih sebagaimana badan manusia juga mendapatkan latihan. &an ibadahlah *ang memberikan latihan bagi rohani *ang begitu dibutuhkan oleh manusia itu. 1 Selain itu3 ibadah sangatlah penting bagi pribadi manusia. Manusia membutuhkan ibadah sebagai hamba Allah kepemilikan Allah atas hamba7A*a adalah kepemilikan mutlak serta sempurna. Atas dasar kepemilikan sempurna itulah3 manusia perlu meatuhi segala apa *ang dilarang Allah serta menjalankan segala *ang diperintahkan7A*a. Meskipun manusia berke5ajiban beribadah3 tunduk serta taat kepada Allah3 pada prinsipn*a Allah tidak membutuhkan sesembahan manusia3 justru manusialah *ang memiliki kebutuhan untuk men*embah Allah S4T. "badah merupakan tujuan daripada pen,iptaan manusia. Allah S4T berirmanC E&an aku tidak men,iptakan jin dan manusia melainkan supa*a mereka beribadah kepada7Ku. Aku tidak menghendaki ri6ki sedikit pun dari mereka dan aku tidak menghendaki supa*a mereka member makan kepada7Ku. Sesungguhn*a Allah &ialah Maha +emberi Ri6ki *ang mempun*ai kekuatan lagi sangat kokoh.F ;DS. Ad67&6aari*atC 0170%<. A*at tersebut menjelaskan bah5a hikmah pen,iptaan manusia dan jin adalah agar melaksanakan ibadah han*a kepada Allah. Allah Maha Ka*a. &ia tidak membutuhkan ibadah mereka3 tetapi merekalah *ang sesungguhn*a butuh beribadah kepada Allah. Sebab mereka amat bergantung kepada Allah. &an Allah tidak pernah bergantung kepada siapa pun. Maka barang siapa *ang menolak beribadah kepada Allah3 maka termasuk ke dalam golongan orang *ang sombong. Sebalikn*a3 orang *ang gemar beribadah akan dijanjikan bertemu dengan Allah. Allah S4T berirmanC EMaka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Rabb7n*a3 maka hendakn*a ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabb7n*a.F ;DS. Al KahiC 11(<. Beribadah juga menjadikan seseorang semakin tinggi derajad ketak5aann*a sekaligus menghindarkan seseorang dari siksa. Allah S4T berirmanC E4ahai manusia sembahlah Tuhanmu *ang men,iptakan kamu dan orang7orang sebelum kamu agar kamu berta$5a ;terhindar dari siksa<. DS Al Ba$arahC 21< 7 !. I'a&a untuk Ta(arru' ke$a&a Alla Sebagaimana deinisi ibadah menurut Majelis Tarjih Muhammadi*ah di atas3 ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah S4T. "badah menbuat seseorang senantiasa tidak lupa pada Tuhan3 bahkan senantiasa dekat kepada7A*a. Keadaan senantiasa dekat dengan7A*a sebagai -at Iang Maha Su,i daoat pula mempertajam rasa kesu,ian seseorang. &i antara ibadah dalam "slam3 shalat lah *ang memba5a manusia terdekat kepada Tuhan. &i dalamn*a3 terdapat dialog *ang begitu intens antara manusia dengan Tuhan se,ara saling berhadap7hadapan. Setelah mendekatkan diri3 diharapkan manusia akan mendapatkan ridho7A*a. 8ika direnungkan se,ara mendalam3 dapatlah dikatakan bah5a tujuan paling penting dari amalan7amalan keagamaan adalah untuk mendidik pelakun*a memiliki pengalaman ketuhanan serta menanamkan kesadaran Ketuhanan *ang sedalam7dalamn*a. Salah satu tujuan dis*ariatkann*a ibadah adalah dalam rangka lebih mendekatkan diri kepada Allah. Melalui ibadah3 manusia berkomunikasi dan mendekatkan dirin*a kepada Allah. Tidak ada jalan lain untuk mendekat dan berta$arrub kepada Allah selain dengan jalan beribadah kepada7A*a. &alam "slam hubungan dengan Allah dapat dilakukan oleh seorang hamba se,ara langsung. "slam tidak mengenal adan*a suatu perantaraan manakala ingin mendekat kepada Allah. Salah satu tanda dekat kepada Allah adalah selalu mengingatn*a3 sehingga Alah juga akan mengingat hamban*a tersebut. Allah berirmanC EKarena itu3 ingatlah kepada7Ku nis,a*a Aku ingat pula kepadamu dan bers*ukurlah kepada7Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat7Ku.F;DS. Al Ba$arahC 102< D. I'a&a untuk Men&a$atkan Ke'aag#aan "bnu Athaillah al Sakandari pernah memberikan suatu nasihat penting. 4ahai saudaraku3 janganlah engkau keluar dari dunia ini dalam keadaan tidak pernah men,i,ipi manisn*a ,inta kepada Allah dan nikmatn*a ketaatan. Manisn*a ,inta tidak terdapat dalam makanan atau pun minuman. Sebab3 kenikmatan seperti itu dapat dirasakan juga oleh orang kair maupun binatang melata. Aamun3 manisn*a ,inta itu baru dapat kau rasakan ketika engkau mengabdi dan menaati7 A*a3 mengerjakan perintah7A*a3 menjaga aturan7aturan7A*a3 mengorbankan ji5a3 harta untuk membela agama7A*a3 mempertahankan s*ari?at7A*a3 serta terus menerus mengingat7A*a. Salah satu manaat ibadah *ang diperoleh seorang hamba adalah bertambahn*a kebahagiaan. "badah dapat mendatangkan kebahagiaan bagi para pelakun*a. Ketika manusia di,iptakan3 diberikan kepadan*a pula ji5a atau ruh. 8i5a atau ruh ini tidak akan pernah % merasakan kedamaian dan ketenteraman *ang sejati ke,uali dengan ber6ikir dan beribadah kepada Allah. &emikian pula hati. Allah S4T berirmanC E;Iaitu< orang7orang *ang beriman dan kalbu mereka tenteram dengan berd6ikir kepada Allah. Bukankah dengan berd6ikir kepada Allah hati menjadi tenteram.F ;DS. Al7RadC 2%<. Allah juga berirman3 E&an barang siapa menaati Allah dan Rasul7A*a3 maka sesungguhn*a ia telah mendapatkan kemenangan *ang besar.F ;DS. Al Ah6abC H1<. A*at tersebut menjelaskan bah5a sesungguhn*a orang *ang menaati Allah dan Rasul7A*a sesungguhn*a ia mendapatkan kemenangan serta kebahagiaan *ang besar. 8uga3 E&an barang siapa menaati Allah dan Rasul7A*a3 nis,a*a "a masukkan dia ke surga *ang di dalamn*a mengalir sungai7sungai3 mereka kekal di dalamn*a3 dan *ang demikian itu merupakan kebahagiaan *ang besar.F ;DS An AisaC 1.<. A*at ini menjelaskan bah5a orang *ang taat kepada Allah dan Rasul akan diganjar dengan balasan setimpal dan itu merupakan suatu kebahagiaan *ang besar. /an*a dengan mengingat Allah sajalah hati akan menjadi tenang. &alam kitab Al !budi*ah3 "bnu Taimi*ah mengatakan bah5a pada dasarn*a hati itu membutuhkan Allah dari dua segiC dari segi ibadah dan dari segi permohonan pertolongan serta keta5akalan. /ati tidak menjadi baik3 tidak beruntung3 tidak merasakan kenikmatan3 tidak gembira3 tidak n*aman3 dan tidak pula merasakan ken*amanan ke,uali dengan han*a beribadah kepada Allah3 men,intai7A*a serta kembali bertaubat kepada7A*a. Seandan*a dia mendapatkan kesenangan dari makhluk3 tetaap saja tidak merasa tenang dan tenteram3 sebab pada dasarn*a 6at atau itrahn*a membutuhkan Tuhann*a3 dari sisi &ia sebagai Tuhan *ang disembah3 di,intai daan ditujun*a. &engan demikian3 dia akaan mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan. Senaas dengan itu3 "bnu Da**im juga mengatakan sesungguhn*a tidak ada sesuatu oleh hati daripada pen,iptan*a. &ialah Tuhan *ang disembahn*a serta penolong *ang melindungin*a. Tuhan *ang mengaturn*a3 member ri6ki3 mematikan dan menghidupkan. Maka3 ke,intaan kepada7A*a merupakan kenikmatan ji5a3 kehidupan ruh3 kegembiraan ji5a3 makanan hati3 ,aha*a akal3 *ang membahagiakan hati serta memakmurkan batin. Bagi hati *ang lurus dan ruh *ang baik3 serta akal *ang bersih3 tidak ada *ang lebih manis3 tidak ada *ang lebih nikmat3 lebih menggembirakan serta membahagiakan selain ke,intaan kepada7A*a3 men*ukai7A*a serta merindukan pertemuan dengan7A*a. Manaat lain daripada ibadah adalah hilangn*a ke,emasan dan kekha5atiran *ang merupakan salah satu dari pilar penting bagi terbangunn*a kebahagiaan. M Durash Shihab men,atat bagaimana ibadah shalat dapat menghilangkan rasa ,emas. Menurutn*a3 manusia adalah makhluk *ang memiliki naluri ,emas dan mengharap. "a selalu membutuhkan sandaran terutama pada saat7saat ,emas menghinggap. &an shalat memberikan peluang untuk berkomunikasi serta men*alurkan segenap ke,emasan itu kepada Tuhan. J Manaat ibadah serta ritual agama terhadap kebahagiaan manusia juga diakui dalam disiplin ilmu psikologi. C.> 8ung3 seorang psikiater asal S5iss3 mengakui bah5a berbagai ritual agama memiliki eek batin *ang sangat besar serta penting bagi kesehatan ji5a. Agama juga dapat memandu seseorang untuk menemukan makna hidup *ang lebih berarti3 di samping juga lebih memberikan kesiapan batin menghadapi kematian. Senada dengan itu3 /.>. Koenig juga mengemukakan hasil penelitian *ang memukau bah5a ketaatan menjalankan agama sangat membantu mengatasi situasi hidup *ang penuh stress3 menghindari serta men*embuhkan depresi3 tingkat ke,emasan hidup *ang lebih rendah. "a juga mengemukakan bah5a ritual ibadah *ang siatn*a sendirian seperti sembah*ang atau memba,a al kitab berkaitan dengan kesehatan *ang lebih besar3 serta memiliki tingkat kepuasan hidup *ang tinggi. E. Mera# Kekusukan &alam I'a&a Bagaimana ,ara meraih ibadah se,ara khusuk= Salah satu perkara *ang 1.ias mendorong ter5ujudn*a ibadah *ang khusuk adalah kesempurnaann*a baik dalam hal s*arat3 rukun serta tata ,aran*a. Aabi Muhammad bersabda3 EBarangsiapa *ang beramal tanpa adan*a tuntunan dari kami3 maka amalan tersebut tertolak.F ;/R Muslim dan Ahmad<. Sejumlah ulama "slam membeberkan kiat7kiat agar dapat menjalankan suatu ibadah se,ara khusuk. Mengutip perkataan "mam ja?ar As7Shadi$3 S*aikh Muhammad al7>a6ali mengatakan bah5a ibadah *ang sesungguhn*a baru dapat me5ujud bila seseorang memenuhi tiga halC Tidak menganggap apa *ang berada dalam genggaman tangann*a ;ke5enangann*a< sebagai milik pribadin*a3 karena seorang hamba ;2abd< tidak memiliki sesuatu pun. Apa *ang dimilikin*a sesungguhn*a adalah milik siapa *ang kepadan*a dia mengabdi@ Menjadikan segala akti:itasn*a berkisar kepada apa *ang diperintahkan oleh siapa *ang kepada7A*a dia beribadah atau mengabdi serta menjauhi larangan7A*a@ Tidak mendahului7A*a dalam mengambil keputusan3 serta mengaitkan segala apa *ang hendak dilakukann*a dengan sei6ing serta restu siapa *ang kepada7A*a dia beribadah. "bnu Taimi*ah menambahkan bah5a hendakn*a suatu ibadah itu dikerjakan di atas tiga landasan3 *akni hub ;,inta<3 khau ;takut< serta raja? ;harapan<. Tetang hal ini3 Allah S4T berirmanC 1( Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. (QS. Al Baqarah: !"# Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam menger$akan kebaikan dan mereka berdo%a kepada kami dengan penuh harap dan cemas. &an mereka adalah orang-orang yang khusuk kepada 'ami. (QS Al Anbiya%: ()#. Cinta merupakan tahapan beribadah *ang tinggi. !ntuk lebih memudahkan3 berikut diberikan penggambaran *ang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib3 menantu dan khaliah keempat. Ali bin Abi Thalib pernah menuturkan tiga tipe orang men*embah Tuhan. +ertama3 orang beribadah karena mengharapkan balasan. "badahn*a merupakan in:estasi masa depan. Semakin ban*ak ia menjalankan ritual7ritual keagamaan3 semakin ban*ak pula imbalan *ang akan didapatkann*a. "mam Ali men*ebutn*a sebagai ibadah para pedagang3 pebisnis. Tipe kedua adalah orang *ang men*embah Tuhan karena takut terhadap siksa7A*a. "dadahn*a laksana pengabdian seorang budak terhadap tuann*a. "a melakukan sesuatu lantaran kha5atir akan murka sang tuan. "a memba*angkan Tuhan ibarat Sang +emurka *ang siap menghukum hamba7A*a *ang mengabaikan perintah7A*a. Kata Ali3 orang setipe ini biasan*a beribadah semata untuk menggugurkan ke5ajiban. Ketiga adalah orang beribadah karena ia sadar memang seharusn*a beribadah. "mam Ali men*ebutn*a sebagai ibadahn*a orang *ang merdeka. "badah *ang dihiasi dengan penuh ,inta serta ketulusan. Ketika ditan*akan dari mana datangn*a ketulusan ,inta itu= Ali menja5abn*a mun,ul dari rasa s*ukur dan terima kasih *ang mendalam. "badah benar7benar menjadi penjelmaan dan ungkapan rasa s*ukur seorang hamba kepada Tuhan Sang +emberi kehidupan. &ari sini terungkap pula rahasia mengapa Aabi Muhammad terus senantiasa melakukan ibadah meskipun Allah S4T telah mengampuni seluruh dosa beliau. F. D#mens# S%s#al I'a&a Menurut "mam As*7S*atibi3 ibadah memiliki dimensi keakhiratan sekaligus kedunia5ian. "badah dalam ajaran "slam tidak han*a dimaksudkan dalam kerangka hubungan habluminallah semata3 tetapi juga mengandung imensi habluminannas atau memiliki eek sosialn*a *ang tinggi bagi para pemelukn*a. Semua bentuk ibadah memiliki makna sosialn*a. Sebagai ,ontoh3 berikut ini akan dipaparkan beberapa ,ontohn*a C a. Salat Salah satu kandungan islam dari ibadah shalat adalah bah5a shalat mengajarkan makna 11 persaudaraan dan persatuan manusia *ang begitu tinggi. Ketika melaksanakan shalat di masjid lima kali dalam sehari3 maka seseungguhn*a ibadah tersebut tengah menghimpun pendudukn*a lima kali sehari pula. &alam akti:itas tersebut3 mereka saling mengenal satu samalain3 berjabat tangan3 serta saling men*atukan hati. +ersatuan manakah *ang lebih utama dan mendasar daripada persatuan orang7orang *ang shalat di dalam se,ara berjamaah. Mereka shalat dibelakang seorang imam3 mengadu kepada Tuhan *ang satu3 memba,a Kitab *ang sama3 serta menghadap kea rah kiblat *ang sama. Mereka juga melakukan amalan *ang samaC sujud3 rukuk dan sebagain*a. +ersatuan *ang diterapkan sampai ke inti sarin*a dan tidak terbatas pada kulit luarn*a. +ersatuan dalam pandangan dan pemikiran3 persatuan dalam tujuan arah3 persatuan dalam u,apan sekaligus amalan3 serta persatuan di dalam dan di luar. &alam al$ur?an dikatakanC 2Sesungguhn*a orang7orang mukmin adalah bersaudara.F ;DS Al /ujuraatC 1(<. Ketika pada 6aman Aabi Muhammad3 Masjid Aaba5i di Madinah menghimpun berbagai suku mulai dari suku Arab3 Roma5i3 +ersia3 /abas*ah3 kabilah Dahthan3 dan 2Adnan meskipun sebelumn*a kabilah7kabilah serta suku7suku tersebut ber,erai berai di dalam permusuhan dan keben,ian. Shalat telah menghimpun mereka dalam satu naungan3 sehingga mereka dapat melepaskan diri dari dendam3 permusuhan3 amarah serta keben,ian satu sama lainn*a. /al lain *ang diajarkan dalam ibadah shalat adalah persamaan setiap manusia. Tatkala shalat3 orang "slam diajarkan nilai7nilai kesetaraan. Seorang penguasa *ang berada di samping atau dibelakang penga5aln*a berdiri berdampingan pundak. Begitu juga seorang *ang ka*a ra*a *ang berdiri sejajar dengan orang miskin3 seorang ilmuan berada disamping seorang pekerja kasar. Sha dalam shalat tidak disusun berdasarkan strata derajat *ang berlaku di dalam mas*arakat. &i samping itu3 shalat juga mengajarkan hidup disiplin. M "$bal3 seorang intelektual serta iloso Muslim mengatakan sesungguhn*a pemilihan satu kiblat untuk shalat kaum Muslimin dimaksudkan untuk menumbuhkan persatuan rasa di kalangan para jamaah. Strukturn*a se,ara umum merealisasikan rasa persamaan dan menguatkan kekerabatan3 dengan batasan *ang mengarah pada penghapusan perasaan adan*a kelas7kelas . Atau adan*a keunggulan suatu ras atas ras *ang lain dari orang7orang *ang melakukan peribadahan. '. I'a&a $uasa +uasa mampu mereduksi stratiikasi *ang kerapkali eksploitati. Si ka*a akan merasakan kepedihan se5aktu lapar &engan menahan diri dari makan dan minum3 sesungguhn*a puasa mengajarkan kepada seseorang untuk dapat mengenali serta merasakan penderitaan orang 12 *ang sehari7hari senantiasa berada dalam kekurangan dalam men,ukupi kebutuhann*a. Sehingga3 dari situ lahirkan kepekaan terhadap *ang tinggi kepada *ang miskin. Setelah itu3 puasa ditutup dengan pern*ataan kasih sa*ing kepada anggota mas*arakat *ang lemah kedudukan ekonomin*a dengan mengeluarkan 6akat itrah bagi mereka. ). *akat Mengeluarkan 6akat pada dasarn*a memiliki ungsi dan hikmah ganda. Se,ara indi:idu3 6akat mengandung hikmah untuk membersikan dan men*u,ikan diri beserta harta bendan*a. &engan begitu3 ia juga bermakna untuk menghilangkan siat kikir3 bakhil3 rakus3 dan tamak *ang melekat pada diri pemberi 6akat. -akat melatih seseorang menjauhi kerakusan pada harta3 memupuk persaudaraan3 rasa kasihan dan suka menolong anggota mas*arakat *ang berada dalam kekuarangan. -akat menjadi tanda kederma5anan3 solidaritas3 kasih sa*ang seorang muslim terhadap saudara7saudaran*a agar dapat ikut merasakan re6eki sebagai karunia Allah S4T. Duraish Shihab men,atat 6akat memiliki berbagai dampak. +ertama3 mengikis habis siat kikir di dalam ji5a seseorang3 melatihn*a memiliki siat7siat kederma5anan dan mengantarn*a mens*ukuri nikmat Allah. Kedua3 men,iptakan ketenangan dan ketenteraman bukan han*a kepada peneriman*a tetapi juga pemberi 6akat. Kedengkian dan iri hati dapa timbul dari mereka *ang hidup dalam kemiskinan3 pada saat melihat orang *ang berke,ukupan apalagi berkelebihan tanpa mengulurkan tangan bantuan kepada mereka. Kedengkian tersebut dapat mengakibatkan permusuhan terbuka *ang dapat mengakibatkan keresahan bagi pemilik harta3 sehingga pada akhirn*a menimbulkan ke,emasan serta ketegangan. &engan begitu3 dalam konteks ini 6akat dapat berungsi sebagai perekat manusia serta meminimalisir konlik. &. I'a&a a"# &alam ibadah haji ini terkandung pengalaman nilai7nilai kemanusiaan *anguni:ersal. "badah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan kemudian mengenakan pakaian ihram. Menurut Duraish Shihab3 tak dapat disangkal bah5a pakaian pada realitasn*a berungsi sebagai pembeda antara seseorang atau sekelompok dengan lainn*a. +embedaan tersebut dapat memba5a kepada perbedaan status 3 ekonomi dan proesi. +akaian juga dapat pengaruh psikologi tertentu kepada pemakain*a. &engan demikian3 ibadah haji mengajarkan nilai7nilai persamaan manusia *ang sangat tinggi. Ketika melaksanakan ihram3 seseorang juga dilarang men*akiti binatang3 dilarang membunuh3 menumpahkan darah serta dilarang men,abut pepohonan. &engan begitu3 Tuhan 1. mengajarkan kepada manusia untuk memelihara kehidupan. Ketika ihram3 dilarang juga memakai 5e5angian3 ber,umbu dan menikah3 serta berhias untuk mengajarkan bah5a manusia bukanlah materi semata3 bukan pula birahi@ dan bah5a hiasan *ang dinilai oleh Tuhan adalah hiasan ruhani. 4ujudn*a adalah kebersihan diri dan ta$5a. &ilarang pula menggunting kuku dan rambut agar manusia men*adari jati dirin*a dan menghadap kepada Tuhan sebagaimana adan*a. 4a Allah a?lam bi ash7sha5ab. 1# BAB III PENUTUP A. Kes#m$ulan Kedua ma,am undamental *ang telah selama berabad7abad membentuk mental manusia modern menjadi makhluk *ang rasional sekaligus islami,. &engan kata lain3 berbarengan dengan semangat rasionalisme itu adalah empirisme dan materikisme sehingga agama menjadi terpinggirkan. Agama dianggap tidak memenuhi ma,am logika rasionalitas dan kebenarann*a tidak dapat dibuktikan se,ara empiris. &engan kata lain3 berbarengan dengan semangat rasionalisme itu adalah empirisme sehingga agama menjadi terpinggirkan. Agama dianggap tidak memenuhi sistem logika rasionalitas dan kebenarann*a tidak dapat dibuktikan se,ara empiris. Kebutuhan spiritual menjadi tersingkir karena modernitas menjadikan materi sebagai pusat graitasin*a. "slam tidak bermaksud men*ingkirkan kedua dimensi *akni rasio dan materi. Tidak pula mende5akan keduan*a. Keduan*a tetap dianggap penting menurut ukuran dan kadarn*a *ang pas atau tidak berlebih7lebihan. "slam juga menuntut umatn*a guna men,ari bekal untuk kehidupan sekarang di dunia dan bahkan mengharamkan meninggalkan anak keturunan dalam keadaan miskin. Aamun3 sebalikn*a3 "slam juga tidak mengajarkan untuk menempatkan rasio dan materi di atas segala7segalan*a. &i luar itu3 "slam mengajarkan bah5a beribadah kepada Allah lah *ang merupakan esensi dari di,iptakann*a manusia. 10 DARTAR PUSTAKA 7 "badah jalan untuk meraih kebahagiaan indi:idual dan kedamaian dalam hidup bersama. 555.google.,om. (. oktober 2(11 11