Anda di halaman 1dari 4

Perancangan Tapak Ekowisata di Pulau Kapota

Taman Nasional Wakatobi


Oleh : Nasrun


A. Latar Belakang
Melihat keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna yang ada di
Taman Nasional Wakatobi, menjadi salah satu daya tarik yang dapat
menggaet wisatawan untuk berkunjung ke Wakatobi. Salah satu pantai
yang sangat potensial dikembangkan sebagai Ekowisata adalah Pantai
Awolio. Pantai ini berada di belakang perkampungan, di antara Desa
Wisata Kollo dan Desa Kabita Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Taman
Nasional Wakatobi. Jarak pantai dari pemukiman warga Kollo sekitar 2
Km, sementara dari pemukiman warga Kabita 3 Km. Aksessibilitas
menuju pantai cukup mudah dengan menggunakan sepeda motor dengan
kondisi fisik jalan cukup aman. Di sepanjang perjalanan menuju pantai,
keanekaragaman flora dan fauna dapat di temukan, seperti; singkong
(manihot utilisima), jambu mete (Anacardium ocidentale), kelapa,
mangrove, cangak laut (Ardea Purpurea), Trinil Pantai (Actitis
hypoleukos), tekukur biasa (Steroptopelia tranguebarica), Delimun timur
(Chalcophaps stephani), pergam hijau (Ducula radiata), gagak hutan
(Corvus enca) dan lain sebagainya (Rafika, 2011).

B. Maksud/Tujuan Perencanaan
Tujuan penyusunan Tapak Ekowisata di Pulau Kapota Taman
Nasional Wakatobi adalah :
1. Menggali/menemukan sifat kekhasan dari potensi wisata yang ada.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
ekowisata mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pemanfaatan hasil.
3. Memperkuat jaringan kemitraan antara pemerintah, pelaku wisata
dengan masyarakat lokal



P
u
l
a
u

K
a
p
o
t
a
C. Pembahasan
Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk
menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak
yang negatif terhadap linkungan dan budaya setempat dan mampu
meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai
konservasi. Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah:
a. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan
daya dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat (vs mass
tourism)
b. Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi)
c. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan
wisata)
d. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai
ekonomi)
e. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai
partisipasi masyarakat dan ekonomi).
Penyajian konsep perancangan tapak hampir sama dengan penyajian
konsep perancangan bangunan. Berikut gambar yang berhubungan
dengan perancangan Tapak Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional
Wakatobi:







Gambar 1. Peta Lokasi Perancangan Tapak Ekowisata
















Gambar 3. Perancangan Tapak Ekowisata di Pulau Kapota Taman
Nasional Wakatobi (keadaan lama/sekarang)

Legenda


Jalan Kawasan konservasi
Hutan Rakyat/Adat Danau Mangrove
Perkebunan warga Pantai
Karang/Atol Kawasan agar-agar


Gambar 3. Perancangan Tapak Ekowisata di Pulau Kapota Taman
Nasional Wakatobi (keadaan baru)

Legenda


Jalan Kawasan penunjang pariwisata

Hutan Adat Danau Mangrove

Aktivitas Pariwisata Perkebunan Warga

Kawasan agar-agar Warga

Dalam perencanaan kawasan ekowisata, soal daya dukung
(carrying capacity) perlu diperhatikan sebelum perkembangannya
ekowisata berdampak negative terhadap alam dan budaya setempat.
Aspek dari daya dukung yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah
wisatawan/tahun, lamanya kunjungan wisatawan, berapa sering lokasi
yang rentan secara ekologis dapat dikunjungi. Zonasi dan
pengaturannya adalah salah satu pendekatan yang akan membantu
menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata.
Adapun kriteria pengembangan tapak Ekowisata di Pulau Kapota
Taman Nasional Wakatobi adalah sebagai berikut:
Kegiatan ekowisata telah memperhitungkan tingkat pemanfaatan
ruang dan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui
pelaksanaan sistem zonasi dan pengaturan waktu kunjungan.
Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan
pada ekosistem yang sangat unik dan rentan
Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal,
dan masyarakat lokal terlibat dalam proses perencanaan dan
pembangunan.
Ada sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum.
Kegiatan ekowisata mendukung program reboisasi untuk
menyimbangi penggunaan kayu bakar untuk dapur dan rumah.
Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan
budaya, seni dan tradisi lokal.
Kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari
ikan/melaut, berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal
untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat
dan mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal.

D. Penutup
Potensi objek Ekowisata di kawasan Taman Nasional Wakatobi
cukup besar. Khususnya, di Pulau Kapota dilihat dari adanya spot-spot
strategis (danau mangrove, karang/atol, keanekaragaman flora dan fauna
dan lain-lain). Agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan
hasil secara berlanjut, pengembangan potensi tersebut perlu didahului
dengan perencanaan yang tepat. Di beberapa negara tujuan wisata
utama, perencanaan yang sistematis sudah diakui menjadi salah satu
kunci sukses pemanfaatan dan pengelolaan ekowisata. dengan
perencanaan yang tepat itu pula semua kinerja proyek ekowisata dapat
dievaluasi dan keberlanjutan proyek dapat lebih tajam.

Anda mungkin juga menyukai