Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN

KONSELING KELOMPOK I
POSTED ON OCTOBER 3, 2012 BY EKO SUSANTO
1
a. Pengertian Bimbingan Kelompok
1) Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48),bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya
sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2) Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan
dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih
merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.
3) Menurut Juntika (2003 : 31),bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi
ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
4) Menurut Prof. Mungin (2005 : 17) menyatakan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
kelompok di mana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi
agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama.
5) Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan kelompok dilakukan
bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan
berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling
kelompok), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa-siswi yang
tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk
menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat
dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu yang dipimpin oleh pemimpin kelompok
bertujuan menunjang pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan/
tindakan individu.
b. Pengertian Konseling Kelompok
1) Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003) konseling kelompok merupakan konseling yang di
selenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di dalam
kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam
kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar dan karir).
2) Menurut Heru Mugiarso (2007) konseling kelompok merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan dalam suasana kelompok. Materi umum layanan konseling kelompok
diselenggarakan dalam kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap
bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota
kelompok.
3) Menurut Prayitno (2004) layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu
para anggota kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling
dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif,
terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien,
penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan
menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
4) Menurut Winkel (2007) konseling kelompok adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis,
yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
5) Menurut Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu
agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat pencegahan serta
perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah.
6) Menurut Gazda (1989) dalam Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah suatu proses
antar pribadi yang dinamis yang memusatkan diri pada pikiran dan perilaku yang sadar dan
melibatkan fungsi-fungsi seperti sikap permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling pengertian,
saling menerima dan membantu.
7) Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwasannya konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang di selenggarakan
dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan
konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu
untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu
bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada pengungkapan dan
pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah,
kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
a. Tujuan Bimbingan kelompok
1) Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi perserta layanan (siswa).
2) Tujuan Khusus
Secara lebih khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih
efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.
Menurut Prayitno (1995 : 70) tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu
penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah
atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:17).Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi
informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku.
b. Tujuan Konseling Kelompok
1) Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan
dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
2) Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
a) Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
b) Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
c) Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
d) Mengentaskan permasalahan permasalahan kelompok.
3) Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
3. Asas Bimbingan dan Konseling Kelompok
a. Asas Bimbingan Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus
diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1) Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela,
tanpa paksaan.Klien secara sukarela dan tanpa adanya paksaan, mau menyampaikan masalah yang
dihadapi dengan mengungkapkan hal hal yang dialaminya pada konselor.
2) Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak
muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
3) Asas kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan
suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam
penyelesaian masalah.
4) Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya,
masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang
mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan
masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.
5) Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain,
jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya
terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6) Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok diharapkan bersedia
menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan bimbingan kelompok dan
tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan .
b. Asas Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus
diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1) Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang
dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan
bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling
kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan
konseling kelompok .
2) Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela,
tanpa paksaan.
3) Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak
muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4) Asas kegiatan
Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan
suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam
penyelesaian masalah
5) Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain,
jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya
terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6) Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya,
masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang
mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan
masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.
B. Prosedure Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Prosedur pelaksanaan menurut Prayitno Bimbingan kelompok dan Konseling Kelompok
diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan, yaitu :
a. Tahap pembentukan, yaitu tahap untuk membentuk sejumlah individu menjadi satu kelompok
yang siap mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan bersama
b. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan
berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
c. Tahap kegiatan, yaitu tahap kegiatan inti untuk membahas topik-topik tertentu (Pada BKp)
atau mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok (pada KKp)
d. Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah
dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
C. Dinamika Kelompok dan Permainan Kelompok
a. Dinamika Kelompok
1) Menurut Slamet Santosa (2004) dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua
individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis jelas antar anggotanya yang satu dengan
yang lainnya.
2) Menurut Prayitno (1995) dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua factor yang ada
dalam kelompok artinya merupakan pengerah secara serentak semua factor yang dapat digerakkan
dalam kelompok itu, dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan
menghidupi kelompok.
3) Menurut Winkel dinamika kelompok adalah studi tentang kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu
kelompok yang memperlancar atau menghambat proses kerjasama dalam kelompok, segala metode,
sarana danteknik yang dapat diterapkan bila sejumlah orang bekerjasama dalam kelompok misalakan
berpeeran, observasi terhadap jalannya proses kelompok dan pemberian umpan balik serta prosedur
menangani organisasi dan pengelolaan suatu kelompok.
4) Menurut Prof.Mungin (2005 : 61) dinamika kelompok adalah studi yang menggambarkan
berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan
terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah di tetapkan.
Jadi dinamika kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar anggota kelompok yang satu
dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk sinergi dari semua faktor yang ada di
dalam kelompok yang menyebabkan adanya suatu gerak perubahan dan umpan balik antara anggota
dengan kelompok secara keseluruhan.
a. Fungsi Dinamika Kelompok
Fungsi dari dinamika di dalam keompok antara lain:
1) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2) Memudahkan segala pekerjaan.
3) Mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien.
4) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
Dalam dinamika kelompok untuk mengetahui fungsinya perlu di mengerti pula tanda-tanda
Dinamika kelompok sudah terbentuk
Menurut Mungin (2005 : 63) konseling kelompok memanfaatkan dinamiuka kelompok sebagai upaya
untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Media dinamika kelompok ini, unik
dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup
adalah kelompok yang memiliki cirri-ciri dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi
suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
Menurut Glading dalam Mungin (2005 : 62) dinamika kelompok dapat digambarkan dengan
kekuatan-kekuatan yang muncul dalan suatu kelompok. Kekuatan-kekuatan itu bias tampak jelas atau
mungkin tersembunyi seperti bagaimana para anggota kelompok merasakan diri mereka sendiri,
saling merasakan satu sama lain, dan merasakan pemimpin kelompok mereka, bagaimana mereka
berbicara satu sama lain, dan bagaimana pemimpin kelompok mereaksi para anggota.
Selanjutnya menurut Mungin (2005 : 69) dinamika kelompok benar-benar terwujud dalam kelompok
dapat dilihat dari : a) anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana keakraban dalam
hubungan antar anggota kelompok, b) anggota kelompok mampu mencurahkan segenap perasaan
dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, c) anggota kelompok dapat membantu tercapainya
tujuan bersama, d)anggota kelompok dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik, e) anggota
kelompok benar-benar aktif dalam seluruh kegiatan kelompok, f) anggota kelompok dapat
berkomunikasi secara terbuka, g) anggota kelompok dapat membantu orang lain, h) amggota
kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan perannya, i) anggota
kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
b. Peranan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling.
Secara khusus, dinamika kelompok berperan dalam memecahan masalah pribadi para anggota
kelompok yaitu apabila interaksi dalam kelompok difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang
dibahas. Dinamika kelompok juga berperan dalam menumbuhkan kehangatan dalam kelompok
sehingga semua nggota kelompok dapat berperan aktif menyumbangkan pendapat atau pemikiranya.
b. Permainan Kelompok pada Bimbingan dan Konseling Kelompok
Salah satu kegiatan untuk menimbulkan dinamika dalam kelompok adalah adanya permaianan.
Permaianan yang dilakukan dalam bimbingan kelompok yang praktikan laksanakan adalah permaian
Kata Berangkai dan dalam konseling kelompok adalah Bisik berangkai dengan prosedur :
1) Permaian Bimbingan Kelompok Kata Berangkai
Waktu : 10 menit
Kelompok : Baik dilakukan dengan jumlah anggota 10 orang atau lebih namun bisa
disesuaikan dengan keadaan jumlah anggota dalam kelompok yang pada waktu itu berjumlah 7
orang.
Fungsi permaiana : melatih kecepatan berfikir, membentuk dinamika dalam keompok.
Peralatan : Tidak ada peralatan yang digunkan hanya memerlukan arena bermaian.
Langkah bermaian
1. Praktikan memberitau peserta tentang nama permainan yaitu kata berangkai.
2. Praktika memberikan keterangan cara permainan yaitu permaian dilakukan dengan merangkai
kata dengan merangkai huruf akhir dalam kata dibuat kata baru dengan contoh anak huruf
terakhirnya k berarti kita merangkai kata yang berawalan k yaitu kadal dan seterusya. Dalam
permaian bila ada anggota yang tidak bisa melanjutkan kata dalam waktu 5 detik di akhir acara
diminta untuk menunjukan kebolehanya atau bakat dan hobi seperti menyanyi.menari,main musik
dan lainya.
2) Peraminan dalam konseling kelompok Bisik Berangkai
Waktu : 10 menit
Kelompok : Baik dilakukan dengan jumlah anggota 10 orang atau lebih namun bisa
disesuaikan dengan keadaan jumlah anggota dalam kelompok yang pada waktu itu berjumlah 7
orang.
Fungsi : melatih kecepatan berfikir, daya ingat,konsentarasi, dan mengetes pendengaran
untuk ketepatan menjawab
Peralatan : Tidak ada peralatan yang digunkan hanya memerlukan arena bermaian.
Langkah bermaian
1. Praktikan memberitau peserta tentang nama permainan yaitu Bisik berangkai.
2. Praktika memberikan keterangan cara permainan yaitu permaian dilakukan dengan cara
membisikan suatu kata kemudian dilanjutkan membisikan kata kepada teman yang ada
disampingnya. Dalam permaian bila ada anggota yang tidak bisa tepat menyebutkan kata yang telah
dibisikan dalam waktu 5 detik di akhir acara diminta untuk menunjukan kebolehanya atau bakat dan
hobi seperti menyanyi.menari,main musik dan lainya.
D. Pemimpin Kelompok
a. Syarat
Menurut Prof. Mungin Eddy W ( 2005:118) ada beberapa syarat menjadi pemimpin kelompok yaitu:
1. Kepribadian dan Karakter pemimpin kelompok
a. Kehadiran,pemimpin kelompok bisa hadir secara emosional pada penggalaman orang lain.
b. Kekuatan pribadi,meliputi kepercayaan diri dan kesadaran akan pengaruh sesorang kepada orang
lain.
c. Keberaniana, pemimpin kelompok yang efektif harus sadar bahea mereka perlu menunjukan
keberanian dalam interaksi dengan anggotanya.
d. Kemauan untuk mengkonfrontasi diri sendiri,menunjukan keberanian bukan hanya pada cara-
cara berhubungan dengan kelompok tetapi dengan berhubungan dengan diri mereka sendiri juga.
e. Kesadaran diri, berbarengan dengan hal menghadapi diri sendiri. Ciri esensial dari
kepemimpinan efektif adalah kesadaran akan diri sendiri, akan kebutuhan dan motivasi motivasi
seseorang,akan konflik atau masalah masalah pribadi,akan bertahanan dan titik kelemahan,akan
bidang usaha uasaha yang belum selesai.
f. Kesungguhan/ketulusan, minat yang tulus dan sungguh sungguh pada kesejahteraan orang lain
dan kemampuan untuk berkembang secara konstruktif.
g. Keaslian (authenticity) ,pemimpin menjadi sesorang yang asli,nyata atau rill,kongruen dan jujur.
h. Mengerti identitas, bila akan menolong orang lain,pemimpin kelompok perlu memiliki
pengertian yang jelas tentang identitas diri mereka sendiri.
i. Keyakinan / kepercyaan dalam proses kelompok,merupakan esensi keberhasilan dari proses
kelompok.
j. Kegairahan (antusiasme)
k. Daya cipta dan kreatif
l. Daya tahan (stamina)
Menurut Trait Theories of Leadership di dalam buku Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa
menyebutkan ciri seseorang dapat dikatakan pemimpin adalah :
1) Intelegensi bahwa pemimpin memiliki intelegensi lebih dari yang lain.
2) Kematangan sosial dan pengetahuan luas.
3) Memiliki motivasi sendiri dan dorongan berprestasi.
4) Sikap untuk meyakini hubungan dengan orang lain.
Menurut Floyd ruch dan Stogdill dalam buku Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa
menyebutkan syarat pemimpin adalah :
1) Social perception, pemimpin harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi.
2) Ability in abstract thinking, pemimpin harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap
masalah yang dihadapi.
3) Emotional stability, pemimpin harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah terkena
pengaruh dari pihak luar.
b. Tugas dan Peranan
Menurut Prof. Munggin (2005 : 107-105)D tugas dari pemimpin kelompok adalah :
1) Membuat dan Mempertahankan Kelompok
Pemimpin mempunyai tugas untuk membentuk dan mempertahankan kelompok. Melalui wawancara
awal dengan calon anggota dan melalui seleksi yang baik, pemimpin kelompok membentuk
konseling.
2) Membentuk budaya
Setelah kelompok terbentuk, pemimpin kelompok mengupayakan agar kelompok menjadi sistem
sosial yang terapeutik kemudian dicoba menumbuhkan norma norma yang dipakai sebagai
pedoman interaksi kelompok.
3) Membentuk norma norma
Norma norma di dalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota kelompok terhadap
kelompok dan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari pemimpin dan anggota yang lebih
pengaruh.
Menurut Prayitno peran pemimpin kelompok adalah :
1) Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta.
2) Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dn bagaimana layanan
BKp atau KKp dilaksanakan.
3) Pertahapan kegiatan BKp dan KKp
4) Penilain segera (laiseg )hasil layana BKp dan KKp
5) Tindak lanjut layanan.
c. Keterampilan yang harus dimiliki
Pemimpin kelompok harus menguasai dan mengembangkan kemampuan atau ketrampilan dan sikap
untuk terselenggaranya kegiatan kelompok. Ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki menurut Prof.
Mungin(2005 :123 130 ) meliputi :
1) Aktif mendengar
2) Refleksi
3) Menguraikan dan menjelaskan pertanyaan.
4) Meringkas.
5) Penjelasan singkat dan pemberian informasi
6) Mendorong dan mendukung
7) Pengaturan nada suara
8) Pemberian model dan penyiapan diri.
9) Penggunaan mata.
E. Hasil Perubahan Anggota Kelompok
Hasil yang dharapkan pada kelompok yaitu dengan anggota memperoleh pemahaman baru dari
kegiatan bimbingan dan konseling kelompok. Juga terentaskanya masalah anggota dalam kelompok
dalam kegiatan koseling kelompok. Anggota dapat terbuka dalam mengungkapkan pendapat , saran,
taupun masalah. Terciptanya hubungan yang hangat / terciptanya dinamika dalam kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa, Ketut S. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Eddy, Wibowo Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press.
Mugiarso, Heru dkk. 007. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UPT UNNES PRESS.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : Universitas Negeri Malang.
Santosa ,Slamet.2004. Dinamika Kelompok.jakarta : PT . Bumi Aksara.
W. S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai