Anda di halaman 1dari 4

Bencana semburan lumpur panas dari sumur pengeboran minyak milik

Lapindo menimbulkan dampak yang sangat buruk, terutama bagi fungsi ekologi.
Dimana sekarang ini hamper sangat tidak memungkinkan untuk ditanami tanaman
seperti yang biasa ditanam, seperti serealia maupun kacang-kacangan atau
palawija.
Banyak hal yang mempengaruhi, antara lain adanya akumulasi logam berat
yang terkandung di dalam lumpur, tingkat garaman/salinitas yang tinggi, tekstur
tanah kurang baik bagi pertumbuhan tanaman, dan berbagai kerugian yang lain.
Sehingga mau tak mau, dibutuhkan suatu pengembalian kegunaan lahan
sebagaimana mestinya.
Beberapa solusi reklamasi dalam penanganan lahan yang terkena semburan
lumpur lapindo di Porong, Sidoarjo antara lain:
1. Upaya Bioremidiasi dengan menggunakan Bakteri
Penggunaan mikroba yang juga dikenal dengan nama bioremediasi ini lebih
ramah lingkungan, murah, dan tanpa efek samping. Jenis mikroba yang paling
cocok adalah bakteri bacillus. Bakteri ini bisa mengikat logam sehingga
mengurangi kandungan logamnya. Semuanya berkat dua potensi yang dimiliki
bakteri bacillus, yaitu phenol degrader (termasuk senyawa hidrokarbon yang
menghasilkan minyak bumi) dan heavy metal accumulation (logam rendah).
Hanya saja kelemhan dari cara ini adalah diperlukannya pembiakan bakteri
secara masal yang mampu mencakup semua areal yang terkena dampak
lumpur.
2. Penanaman enceng gondok
Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti
Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan
dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd),
merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g,
dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd
1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam
itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan
(1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok
secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar
15 ppm turun hingga 51,85 persen
3. Penanaman Mangrove
Penanaman mangrove atau bakau, dimana tanaman ini adalah termasuk
tanaman yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi (seperti halnya
lumpur Lapindo). Dengan ditanamnya mangrove, maka diharapkan kandungan
garam/Na mampu terserap dan berkurang sehingga nantinya memungkinkan
untuk ditanami tanaman lain. Selain itu dengan penanaman mangrove maka
diharapkan mampu menjadi perintis suatu ekosistem baru, antara lain sebagai
habitat udang, kepiting, dan lain-lain.
4. Penanaman akar wangi
Akar wangi termasuk tanaman yang mampu bertahan/survive meskipun di
lingkungan dengankadar air yang tinggi. Selain itu, akar wangi juga
mempunyai perakaran yang panjang dan mampu mencengkeram partikel tanah
dengan kuat. Oleh karena itu, ikatan antar partikel tanah akan menjai lebih
solid, karena sebelumnya tanah yang mempunyai kadar garam tinggi biasanya
ikatan antar partikel kurang kuat.
5. Pencucian garam dengan air
Untuk mengurangi kadar garam dapat dilakukan dengan caara pencucian
dengan menggunakan air. Air disini bisa berupa air hujan maupun air tanah.
Dengan pencucian maka diharapkan kadar Na dapat diturunkan.

PERBAIKAN LAHAN DI SEMBURAN
LUMPUR LAPINDO
KECAMATAN PORONG, SIDOARJO






Disusun oleh:
Nama : Dwi Cahyono
NIM : H0708091


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

Anda mungkin juga menyukai