Resume

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Sistem Keuangan

Menurut Batunaggar (2003) dalam Linggar (2012) stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi
dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara
baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Demikian, bank sentral mencoba mendefinisikan stabilitas
sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan ditujukan untuk menciptakan lembaga dan pasar keuangan
yang stabil guna menghindari terjadinya krisis keuangan yang dapat menganggu tatanan perekonomian
nasional. Berdasarkan teori yang disampaikan Miskhin (2001) dalam Nasution (2003) salah satu masalah
krusial dalam sistem keuangan yang dapat menjadi sumber instabilitas keuangan yakni menyangkut
terjadinya asimetri / ketdaksamaan informasi (asymmetric informaton) yakni suatu situasi dimana satu
pihak yang terlibat dalam kesepakatan keuangan tdak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain.
Permasalahan asimetri informasi selanjutnya menyebabkan dua permasalahan pokok yakni adverse
selecton dan moral hazard. Adverse selecton merupakan satu bentuk masalah asimetri, informasi yang
terjadi sebelum transaksi keuangan dilakukan karena peminjam dengan kualitas yang rendah (memiliki
resiko kredit tnggi) biasanya akan mau mencari pinjaman dengan bunga yang sangat tnggi. Dari masalah
adverse selecton inilah sebagian besar dari pinjamannya biasanya merupakan Kredit bermasalah.
Sedangkan terkait dengan sistem keuangan, adalah bahwa ketidaksamaan informasi ini terjadi pada
transaksi keuangan yang didukung oleh sistem lembaga keuangan ataupun pasar keuangan. Dengan
demikian, adanya asimetri informasi yang terjadi baik di lembaga keuangan maupun pasar keuangan dapat
membahayakan sistem keuangan. Instabilitas sistem keuangan dapat menimbulkan konsekuensi yang
membahayakan yakni besarnya biaya fiskal yang harus dikeluarkan untuk menyelamatkan lembaga
keuangan yang bermasalah dan penurunan PDB akibat krisis mata uang dan perbankan.Batunanggar (2003)
dalam Linggar (2012).
sistem keuangan yang stabil akan menciptakan kepercayaan dan lingkungan yang mendukung bagi
nasabah penyimpan dan investor untuk menanamkan dananya pada lembaga keuangan, termasuk
menjamin kepentingan masyarakat terutama nasabah kecil. Kedua, sistem keuangan yang stabil akan
mendorong intermediasi keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya dapat mendorong invetasi dan
pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kestabilan sistem keuangan akan mendorong beroperasinya pasar dan
memperbaiki alokasi sumber daya dalam perekonomian.
Terdapat empat faktor terkait yang mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan, yakni (i)
lingkungan ekonomi makro yang stabil; (ii) lembaga keuangan yang dikelola dengan baik; (iii) pengawasan
insttusi keuangan yang efektf; dan (iv) sistem pembayaran yang aman dan handal (lihat diagram 1).
Adanya tekanan pada salah satu faktor dapat berdampak pada faktor lainnya. (BI, 2007)
Perubahan Penawaran Dana
Tingkat bunga yang membentuk CoC menurun jka suply dana meningkat. Negara-negara yang
pertumbuhan ekonominya tnggi kebutuhan dananya juga akan tnggi. Pertumbuhan ekonomi
indonesia ditopang oleh:
Konsumsi domestk
populasi besar sama dengan pasar yang luar biasa besar. Apabila pasar ekspor tdak mau
menerima barang lokal, maka tugas pemerintah adalah mengusahakan daya beli pasar
domestk tetap stabil atau meningkat.
Investasi
Investasi yang besar perlu dana yang besar pula. Investasi asing dibagi dua, yaitu:
a. Investasi langsung (foreign direct investmen)
b. Investasi tdak langsung (foreign indirect investmen)
Kestabilan ekonomi salah satunya disebabkan oleh investasi langsung. Dana yang
dikeluarkan investor untuk investasi lebih berdampak positf dalam jangka panjang, dan tdak bisa
ditarik sewaktu-waktu. Berbeda dengan investasi tdak langsung dimana uang yang mengalir
bersifat hot money, uang yang masuk tdak dapat diketahui kapan masuk dan keluarnya. Interest
rate varity, negara dengan tngkat bunga tnggi akan mempunyai tngkat nilai tukar yang lebih tnggi
pula.
Faktor yang mempengaruhi tngginya permintaan valas yang menyebabkan nilai tukar rupiah
terdepresiasi adalah
Impor
Plesir (wisata keluar negeri)
Besaran Capex
Ekonomi yang tumbuh menimbulkan investasi menyebabkan permintaan capex meningkat
menyebabkan impor aktva meningkat sehingga permintaan valas meningkat.
Instrumen Moneter
BI rate: bunga acuan yang diberikan oleh bank indonesia kepada bank umum. Ketka BI rate
turun menjadi indikasi.
Polotk diskonto: kewajiban menyediakan giro wajib minimum (GWM)
SBI (Sertfkat Bank Indonesia): berupa utang jangka pendek kepada masyarakat untuk
menambah supply dana membeli kembali SBI.
SDBK (suku bunga dasar kredit): suku bunga dasar dibentuk dari biaya model perbankan
ditambah biaya operasional ditambah margin spread yang diinginkan. Seumpama SDBK
10% lalu mengajukan pinjaman dan diberi tngkat bunga sebesar 17%, artnya risiko bisnis
kita dihargai 7%.
Sistem keuangan menentukan valas dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. The
law of one price (hukum satu harga) kurs ideal antara satu negara dan negara lain ditentukan oleh
satu kelompok barang yang identk. Manage fuctuatng rate yaitu membiarkan kurs rupiah melalui
mekanisme pasar. Negara yang mempunyai tngkat ekspor tnggi biasanya nilai mata uangnya kuat.
Otoritas negara untuk mencegah permintaan valas hanya bisa dilakukan lewat mekanisme pasar.
Tidak boleh melarang, hanya bisa mencegah.
Monetary Policy Base Money Interest
o Expectaton channel
Expectaton: real interest rate
Uncertainty: moral hazard adverse selecton (memilih sesuatu tanpa
ekspektasi)
o Asset Price Channel
Exchange rate: dibagi menjadi dua yaitu: net exports dan imported prices
Equity-property prices: dibagi menjadi dua yaitu: tobinsq dan wealth efect
o Interest Rate Channel
Kondisi sistem keuangan saat ini
Stabilitas semakin langka
Sistem keuangan menajdi semakin rapuh
Jebakan hutang
Saling pengaruh mempengaruhi
Negara yang memiliki kapitalisasi ekonomi besar akan memberikan kontribusi pengaruh
yang besar pula dan sebaliknya.
Adanya eksternalisasi.
Eksternalisasi adalah dampak yang diakibatkan oleh pembangunan.

























Dafar Rujukan

Bank Indonesia. 2007. Stabilitas Sistem Keuangan, (online),
(htp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEIQFjA
C&url=htp%3A%2F%2Fwww.bi.go.id%2FNR%2Frdonlyres%2F52AF6927-2BB3-4177-ABB6-
E303E6D10E24%2F14380%2FBOOKLETDPNPfnal220507.pdf&ei=P5EGUcOgN4jxrQew0YG4Bg&us
g=AFQjCNF1Ob0jGD-N6qn3T-
nfa4cmRiaaEg&sig2=YKnjrf07hjL2plnwPDe5JQ&bvm=bv.41524429,d.bmk), diakses pada 27
Januari 2013.
Linggar. 2012. Definisi Stabilitas Sistem Keuangan, (online),
(http://skaterfm.blogspot.com/2012/04/definisi-stabilitas-sistem-keuangan.html), diakses pada
27 Januari 2013
Nasution, A. 2003. Masalah-masalah sistem keuangan dan perbankan Indonesia. Makalah disajikan dalam
Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII, Denpasar, 14-18 Juli 2007. Dalam Nasution
database, (online),
(htp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CF4QFjA
G&url=htp%3A%2F%2Fwww.scschoolofaw.org%2Flfp%2Fenglish%2Fpdf%2Fbali-
seminar%2FMasalah%2520sistem%2520keuangan%2520dan%2520perbankan%2520-
%2520anwar%2520nasuton.pdf&ei=djYHUeSjBYT_rAfe6ICoDg&usg=AFQjCNF2mnPfcFF9MfZNTF
GmlKPTbdvsQ&sig2=Cb6augfHB-Oz7dpryANbaQ&bvm=bv.41524429,d.bmk), diakses pada 27
Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai