Anda di halaman 1dari 48

STUDI KOMPARATIF ANTARA PEMIKIRAN

K.H. ALI YAFIE DAN K.H. SAHAL MAHFUDH


TENTANG FIQIH SOSIAL







SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI
SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM



OLEH :
ATIP PURNAMA
04360064


PEMBIMBING :
I. Dr. H. A. MALIK MADANY, MA
II. MANSUR, S.Ag., M.Ag




JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009

ii
ABSTRAK

Munculnya gagasan baru dalam ranah pemikiran hukum Islam (fiqh) yang
dilakukan oleh para fuqahamujtahid melalui suatu proses ijtihad merupakan
suatu keniscayaan. Di tengah problematika kehidupan manusia yang semakin
kompleks, peran tokoh agama khususnya dalam hal ini para fuqaha menjadi
sangat penting dalam menjawab segala persoalan yang terjadi. Para fuqaha-
mujtahid harus mempunyai karakter tertentu dan dituntut memiliki kemampuan
untuk menafsirkan kembali nas}melalui ijtihad dalam proses pengambilan,
penggalian dan penetapan ketentuan hukum. Dalam konteks inilah dipilih K.H.
Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, dengan berbagai pengalaman hidup,
perjalanan intelektual dan kemampuan serta perhatiannya yang sangat mendalam
terhadap hukum Islam (fiqh). Selain itu keduanya memiliki karakteristik dan
corak tersendiri dalam pemikiran hukum Islam (fiqh). K.H. Ali Yafie dan K.H.
Sahal Mahfudh dengan gagasan fiqih sosialnya berusaha untuk menjadi penerus
para mujtahid masa lalu dengan cara mereformulasikan hukum Islam (fiqh) dalam
konteks modern, sehingga terbentuklah fiqih dengan istilah baru yang lebih
relevan dan kontekstual dalam menjawab permasalahan umat.
Penelitian ini merupakan jenis Library Research, yaitu jenis penelitian
yang dilakukan dan difokuskan pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan
literatur-literatur, baik klasik maupun modern. Sementara pendekatannya
menggunakan pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
berdasarkan kepada tinjauan filsafat dalam membaca teks ajaran agama dalam
hubungannya dengan realitas dan kondisi sosial yang terjadi, sehingga ajaran
agama dipahami bukan hanya secara tekstual melainkan kontekstual.
Penelitiannya bersifat deskriptif komparatif analitik, yaitu menjelaskan,
memaparkan dan menganalisis serta membandingkan pemikirannya secara
sistematis, terkait dengan suatu permasalahan dari dua tokoh yang memiliki latar
belakang dan pemikiran yang berbeda.
Berdasarkan kepada hasil penelitian, Ditinjau dari segi persamaannya,
secara konseptual, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, belum memberikan
suatu rumusan konsep yang jelas tentang fiqih sosial. Akan tetapi gagasan fiqih
sosial yang ditawarkannya lebih mengarah kepada berbicara fiqih dalam dimensi
sosial dengan lebih menekankan pada aspek ajaran tentang hubungan antara
sesama manusia baik individu maupun kelompok. Sementara dari segi
perbedaannya, pemikiran fiqih sosialnya, terletak pada muatan analisis materi
fiqih yang menjadi kajiannya. K.H. Ali Yafie, dalam penjabaran fiqih sosialnya
berorientasi pada pengembangan konsep fard}u ain dan fard}u kifa>yah. Sementara
K.H. Sahal Mahfudh dalam penjabaran fiqih sosialnya berorientasi pada
pengembangan konsep maqa>s}id asy-syari>ah. Sebagai implikasi pemikiran
keduanya, akan terlihat dari lahirnya produk hukum (fiqh) yang relevan dan
kontekstual serta tidak bertentangan dengan nafas syariah Islam dalam konteks
kekinian dan ke-Indonesia-an. Melalui upaya aktualisasi dan kontekstualisasi
konsep fiqih klasik itulah sebenarnya yang menjadi esensi dan substansi dari
terciptanya hukum Islam (fiqh) dengan konsep fiqih sosialnya K.H. Ali Yafie dan
K.H. Sahal Mahfudh.
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN


Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penyusunan skripsi ini
menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Tanggal 10 September 1987 No. 148
1987 dan No. 0543 b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan Tunggal

Huuf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa Es (titik di atas)

J im J J e

Ha H Ha (titik di bawah)

Kha Kh Ka dan ha

Dal D De

Zal \| Zet (titik di atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy Es dan Ye

Sad Es (titik di bawah)

Dad D} De (titik dibawah)

Ta T} Te (titik dibawah)

Za Z} Zet (titik dibawah)

Ain _ Koma terbalik (di atas)



vii


Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Qi

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Wau W We

Ha H Ha

Hamzah _ Aprostrof

Ya Y Ye


2. Vokal
a. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama



Fath} ah
Kasrah
D}ammah
a
i
u
a
i
u

Contoh:
- kataba
- ukira

b. Vokal Rangkap
Tanda dan Huruf Nama Gabungan huruf Nama
... Fath}ah dan ya Ai a dan i
... Fath}ah dan waw Au a dan u

Contoh:
- kaifa
- haula


viii
1. Maddah
Harakat dan
Huruf
Nama Huruf dan tanda Nama
... ... Fath}ah dan alif atau
ya


a dan garis
di atas
...... Kasrah dan ya

i dan garis
di atas
... D}ammah dan wau

u dan garis
di atas
Contoh:
- qla
- ram
- qla
- yaqlu

2. Ta. marbu>t}ah
1. Ta marbu>t}ah hidup
Ta marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah dan
d}ammah, transliterasinya adalah /t/.
Contoh:
- raud}at al-at}fl

2. Ta marbah mati
Ta marbah yang mati atau mendapat harakat suku>n, transliterasinya
adalah /h/
Contoh:
- t}alh}ah

3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbu>t}ah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka
Ta marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

3. Syaddah (Tasydd)
Syaddah atau tasydd dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf
yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
- rabban
- nazzala
- al-birr

4. Kata Sandang
1. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah
ix
Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya, yaitu huruf L diganti dengan huruf yang sama dengan
huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
Contoh:
- ar-rajulu
- asy-syamsu

2. Kata sandang diikuti oleh huruf qamariyyah
Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai
dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan
bunyinya.
Contoh:
- al-badu
- al-jallu

5. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof.
Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata.
Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan
Arab berupa alif.
Contoh:
- takhuz^ na
- syaiun

6. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun harf, ditulis terpisah.
Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan,
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata
lain yang mengikutinya.
Contoh:
- Wa innalla>ha lahuwa khair ar-rziqn

7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti
apa yang berlaku dalam EYD di antaranya huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf
awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
-Wa m Muh}ammadun ill rasl




x
MOTTO





" Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah,
niscaya Allah memberikannya pengertian dalam
masalah agama."



" Hukum Islam akan tetap hidup
sepanjang masih ada fuqaha-mujtahid."
Penyusun ) (




xi
PERSEMBAHAN



Skripsi ini
Kupersembahkan kepada:

Almamaterku tercinta
Fakultas Syari'ah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Kedua orang tua tercinta
dan seluruh keluarga yang telah
memberikan spirit bagi perjalanan hidupku
termasuk dalam menyelesaikan studi ini.













KATA PENGANTAR
xii
KATA PENGANTAR


, .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW kepada
keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan kita semua.
Skripsi dengan judul " Studi Komparatif Antara Pemikiran K.H. Ali Yafie
dan K.H. Sahal Mahfudh Tentang Konsep Fiqih Sosial," alhamdulillah telah
selesai disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu dalam Ilmu Hukum Islam pada Fakultas Syari'ah Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka tidak lupa penyusun
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Budi Ruhiatudin, SH., M.Hum., selaku ketua jurusan Perbandingan
Mazhab dan Hukum Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xiii
3. Bapak Drs. H. Malik Madany, MA., selaku pembimbing I yang telah bersedia
dengan ikhlas memberikan petunjuk dan bimbingan sekaligus kemudahan
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
4. Bapak Mansur, S.Ag., M.Ag., selaku pembimbing II yang telah bersedia
dengan ikhlas memberikan petunjuk dan bimbingan sekaligus kemudahan
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
5. Bapak/Ibu Dosen selaku guru dan juga para guru lainnya baik di sekolah
maupun di pesantren yang telah memberikan ilmunya.
6. Ayahanda bapak Maman dan Ibunda mamah Julaeha yang telah berjuang
dengan segala kemampuan baik material maupun spiritual sehingga studi ini
dapat diselesaikan walaupun waktunya agak terlambat.
7. Buat adik-adik tercinta terimakasih atas dukungan dan do'anya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Saran dan kritik sangat penyusun harapkan terhadap isi skripsi ini. Mudah-
mudahan segala yang telah diberikan menjadi amal saleh dan diterima di sisi
Allah SWT. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Yogyakarta, 05 Muharam 1431 H
22 Desember 2009 M


Penyusun


Atip Purnama
NIM. 04360064


DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................ vi
MOTTO ............................................................................................................... x
PERSEMBAHAN ................................................................................................ xi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pokok Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 6
D. Telaah Pustaka .................................................................................... 7
E. Kerangka Teori..................................................................................... 9
F. Metode Penelitian .............................................................................. 12
G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 14

BAB II K.H. ALI YAFIE
DAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIALNYA ......................................... 16
A. Biografi Singkat K.H. Ali Yafie........................................................ 16
1. Riwayat Hidup .............................................................................. 16
2. Pendidikan dan Hasil Karya .......................................................... 17
3. Aktifitas dan Karir ........................................................................ 20
B. Pemikiran tentang Fiqih Sosial ........................................................ 24
1. Pemikiran Fiqih Sosial ................................................................... 24
2. Tema Pemikiran Fiqih Sosial ........................................................ 26
3. Metodologi Fiqih Sosial ................................................................. 38
xv
BAB III K.H. SAHAL MAHFUDH
DAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIALNYA ....................................... 44
A. Biografi Singkat K.H. Sahal Mahfudh ............................................ 44
1. Riwayat Hidup ............................................................................ 44
2. Pendidikan dan Hasil Karya ........................................................ 46
3. Aktifitas dan Karir ...................................................................... 48
B. Pemikiran tentang Fiqih Sosial ...................................................... 51
1. Pemikiran Fiqih Sosial .............................................................. 51
2. Tema Pemikiran Fiqih Sosial ..................................................... 55
3. Metodologi Fiqih Sosial ............................................................. 66

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIAL
K.H. ALI YAFIE DAN K.H. SAHAL MAHFUDH ....................... 71
A. Persamaan....................................................................................... 71
B. Perbedaan ....................................................................................... 76
C. Implikasi Pemikiran terhadap Pengembangan Hukum Islam ........ 83

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 88
A. Kesimpulan....................................................................................... 88
B. Saran-saran ...................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran : 1 Daftar Terjemah ........................................................................... I
Lampiran : 2 Biografi Ulama/Sarjana ................................................................ II
Lampiran : 3 Tabel ........................................................................................... V
Lampiran : 4 Biodata Penyusun ........................................................................ VI


1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan sosial sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan berbagai inovasi dan produktifitasnya, telah membawa dampak
perubahan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Perubahan serta
dampak yang diakibatkannya, secara sosiologis merupakan tantangan yang serius
umat manusia tak terkecuali bagi umat Islam. Dampak perubahan yang
diakibatkan oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang paling
nyata adalah lahirnya modernisasi dalam semua aspek kehidupan.
1
Sementara dari
sisi normatif persoalan kemajuan serta dampak yang ditimbulkan itu menjadi
perhatian dan tantangan tersendiri bagi ajaran Islam dalam hal ini hukum Islam
(fiqh) yang selama ini seolah berjalan statis, pasif dan konvensional.
2
Maka semua
dampak dan fenomena modernisasi yang ditimbulkan tersebut harus direspon
secara dinamis oleh agama Islam dalam hal ini termasuk hukum Islam (fiqh).
3

Dalam konteks seperti inilah sudah saatnya umat Islam untuk berfikir
rasional kritis dengan mengoptimalkan seluruh daya dan kemampuannya dalam
melakukan dinamisasi, reaktualisasi, refungsionalisasi dan kontekstualiasasi

1
Modernisasi adalah proses pergeseran sosial dari sikap dan mentalitas tradisional
menuju sikap dan mentalitas masa kini atau modern. Lihat Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997), hlm. 676. Lihat pula
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 589.

2
Jamal Ma'mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara Konsep dan Implementasi, (Surabaya:
Khalista, 2007 ), hlm. 245.

3
Ibid., hlm. 246.

2
ajaran Islam termasuk hukum Islam (fiqh) agar ajaran Islam tetap relevan dengan
kondisi kekinian yang terus berkembang dan berubah. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh Hasbi dalam menguraikan tentang hukum Islam, menurut dia
ditinjau dari segi karakteristiknya hukum Islam mempunyai karakteristik
tersendiri. Karakteristik tersebut, di antaranya meliputi pertama hukum Islam
berkarakteristik utuh, sempurna dan lengkap, kedua hukum Islam berkarakteristik
serasi, seimbang dan harmonis dan ketiga hukum Islam berkarakteristik bergerak
dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
4

Kedinamisan dan keluwesan ajaran Islam, secara konseptual terkandung
dalam prinsip syariah itu sendiri. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah
syariah selalu berprinsip kepada menegakkan maslahah, menegakkan keadilan,
tidak menyulitkan, menyedikitkan beban dan berangsur-angsur dalam proses
penerapan hukum.
5
Akan tetapi dalam konteks sekarang, hukum Islam yang
semestinya diharapkan dapat menjawab segala persoalan kehidupan umat manusia
pada kenyataannya seolah tidak mampu untuk menjawab persoalan itu. Di dalam
tataran empiris, fiqih sebagai bagian dari produk pemikiran Islam, semestinya
tidak apatis terhadap persoalan baru yang muncul dalam konstruksi sosial budaya
masyarakat yang terus berubah. Sebaliknya fiqih dituntut harus peka dalam
menjawab setiap problematika kemasyarakatan. Oleh karena itu dalam proses
aplikasinya sebagai konsekuensi logis dari konsep syariah pada akhirnya akan

4
Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum Islam, cet. ke-1 (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001),
hlm. 91.

5
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 (Bandung: Rosda Karya,
2003), hlm. 7-12.

3
selalu melahirkan sebuah penafsiran, pemahaman bahkan produk pemikiran baru.
Munculnya perbedaan dalam pemahaman dan penafsiran para ulama melahirkan
apa yang disebut fiqih. Pada prinsipnya munculnya perbedaan pemikiran dalam
fiqih disebabkan oleh adanya perbedaan dalam metodologi berijtihad.
6

Produk pemikiran para ulama dalam ranah hukum Islam, selain
melahirkan fiqih, juga melahirkan fatwa, jurisprudensi, undang-undang, kodifikasi
dan kompilasi.
7
Fiqih sebagai produk ijtihad atau hasil dari pemahaman terhadap
teks wahyu mempunyai sifat nisbi, relatif. Keberadaan fiqih dapat berubah sesuai
dengan perubahan situasi maupun kondisi serta konteks waktu dan tempat
dimana fiqih itu berada. Di dalam sejarah fiqih tercatat misalnya ada pemikiran
fiqih Maliki, fiqih Syafii', fiqih Hanafi dan pemikiran fiqih lainnya.
8

Dalam sejarah dinamika pemikiran hukum Islam di Indonesia wacana
pemikiran fiqih yang digagas oleh para pemikir Islam Indonesia, menunjukan
adanya fenomena yang sangat menarik untuk dicermati. Hal ini seiring dengan

6
Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 10. Lihat
A. Djazuli, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Prenada Indonesia, 2005), hlm. 119.

7
Fatwa adalah pendapat ulama tentang satu masalah tertentu yang prosedurnya diawali
dengan pertanyaan. Jurisprudensi adalah kumpulan keputusan hakim di pengadilan yang dapat
digunakan oleh para hakim sebagai dasar putusan khususnya terhadap kasus-kasus yang dasar
hukumnya belum ditemukan secara tertulis dalam kitab-kitab hukum. Undang-undang adalah hasil
kesepakatan antara para ilmuwan dalam berbagai bidang dengan pemimpin umat. Kodifikasi
adalah pembukuan suatu jenis hukum tertentu secara lengkap dan sistematis dalam suatu buku
hukum. Kompilasi adalah rangkuman dari berbagai pendapat hukum yang diambil dari beberapa
kitab yang ditulis oleh para ulama fiqih yang biasa digunakan sebagai referensi di pengadilan
agama untuk diolah, dikembang dan dihimpun dalam suatu kumpulan. Lihat Khoiruddin Nasution,
Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Akademia + TAZZAFA, 2007), hlm. 22-27.

8
Ada dua aliran yang berkembang dalam pemikiran fiqih, pertama disebut aliran ahlu al-hadis dan
kedua, disebut aliran ahlu ar-ra'yu. Aliran pertama disebut ahli hadis karena mengeluarkan hukum-hukum
dari hadis-hadis yang mereka terima saja tidak mau mempergunakan rayu atau qiyas terhadap perkara-
perkara yang tidak ada hadisnya. Sementara aliran kedua disebut ahli rayu karena menetapkan hukum
dengan hadis dan apabila mereka tidak menemukan hadis maka mereka melakukan qiyas, mereka
menetapkan hukumnya dengan jalan menggunakan ijtihad. Lihat Mun'im Sirry, Sejarah Fiqh Islam Suatu
Pengantar, cet. ke-2 (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 82.

4
lahirnya gerakan tajdid dan modernisasi di dunia Islam, pasca terjadinya masa
kejumudan.
9
Munculnya gagasan dan upaya pembaruan atau gerakan aktualisasi
maupun kontekstualisasi hukum Islam merupakan mata rantai dari gerakan tajdi> d
di dunia Islam secara keseluruhan.
10

Salah satu gerakan yang lahir dalam pemikiran Islam di Indonesia adalah
wacana gerakan tajdi>d dalam pemikiran fiqih. Tema sentral gerakan ini adalah
gerakan memformulasikan kembali fiqih dalam konteks kekinian dan ke-
Indonesia-an. Gagasan pemikiran dan formulasi fiqih yang ditawarkan oleh
mereka masih perlu untuk dicermati. Misalnya Hasbi Ash-Shiddieqy
memunculkan gagasan Fiqih Indonesia. Tema sentral dalam pemikiran ini adalah
pengembangan pemikiran fiqih yang lebih cocok dengan karakter dan konteks
sosial masyarakat Indonesia.
11

Sementara Hazairin, mengagas fiqih mazhab nasional atau mazhab
Indonesia. Tema sentral pemikiran ini adalah pengembangan dan penyesuaian
atau pengkompromian antara hukum Adat dengan hukum Islam. Menurutnya

9
Masa kejumudan dalam sejarah perkembangan hukum Islam ini disebut sebagai periode
taklid atau disebut juga masa keterpakuan intelektual, periode ini terjadi sekitar abad IV H/X M.
Lihat Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan,hlm. 164.

10
Tajdid secara harfiah berarti pembaruan. Tajdid berarti pembaruan dalam hidup
keagamaan baik pemikiran maupun berbentuk gerakan, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap
tantangan-tantangan internal dan eksternal yang menyangkut keyakinan dan urusan sosial. Tokoh-
tokoh gerakan tajdid ini di antaranya seperti Muhammad bin Abdul Wahab (1730-1792) di Arab
Saudi, Syah Waliyullah (1702-1762) di India, Jamaludin al-Afgani (1838-1905), Muhamad Abduh
(1849-1905), Muhamad Rasyid Ridho (1865-1935) di Mesir dan lain-lain. Lihat John L. Esposito,
Ensiklopedi Dunia Islam Modern, alih bahasa Eva Y.N. dkk, (Bandung: Mizan, 2002), III: 42-43.
Lihat pula Ahmad Rofik, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia,(Yogyakarta: Gama Media,
2001), hlm. 47.

11
Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia, (Yogyakarta: LKIS, 2005), hlm. 62-68.

5
eksistensi hukum Adat tidak bisa dikesampingkan begitu saja di dalam proses
perkembangan dan pembentukan hukum Islam di Indonesia.
12

Kemudian Munawir Syadzali melontarkan gagasan reaktualisasi ajaran
Islam. Gagasan ini mengambil isu mengenai hukum waris Islam, perbudakan dan
bunga bank. Tesis ini mengharapkan para ahli hukum Islam untuk merumuskan
kembali ajaran agama Islam agar sesuai dengan kebutuhan dan realitas yang ada.
13

Selanjutnya Masdar F. Masudi dengan menggagas agama keadilan. Tema sentral
pemikiran ini adalah masalah zakat dengan menggunakan pendekatan historis
kritis dan kemaslahatan. Masdar berpendapat zakat identik dengan pajak oleh
karena itu orang yang sudah mengeluarkan zakat maka kewajiban mengeluarkan
pajak seharusnya lebih ringan atau berkurang.
14

Di samping itu, ada K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh yang
menawarkan gagasan fiqih dengan nuansa sosial. Gagasan ini dalam upaya
mentransformasikan nilai-nilai ajaran Islam, secara menyeluruh dalam dimensi
kehidupan baik secara individu maupun kolektif, masyarakat dan negara. Di
antara beberapa pemikir Islam yang ada, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh
termasuk pemikir yang menawarkan gagasan yang berbeda dengan para pemikir
Islam lainnya. Keduanya menawarkan gagasan fiqih dengan nuansa sosial dengan
mengajak umat Islam untuk berpikir secara kritis rasional dan kontekstual.
Maka dalam konteks inilah, gagasan tentang konsep fiqih sosial yang
ditawarkan oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh menjadi sangat penting

12
Ibid., hlm. 75-78.

13
Ibid., hlm. 83-91.

14
Ibid., hlm. 101-104.
6
dan menarik untuk diteliti. Kedua tokoh ini sama-sama mempunyai konsep
tersendiri dalam merumuskan fiqih yang ideal. Selain itu, menariknya lagi adalah
keduanya sama-sama mewakili organisasi kemasyarakatan yang sama yaitu
Nahdhatul Ulama (NU) dan berlatar belakang pendidikan pesantren. Latar
belakang inilah yang akan berpengaruh besar terhadap corak pemikiran serta
karakter masing-masing dalam merumuskan sebuah konsep tentang fiqih sosial.

B. Pokok Masalah
Berdasarkan kepada uraian latar belakang masalah tersebut, maka
dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya, serta implikasinya
dalam pengembangan hukum Islam di Indonesia?

C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal
Mahfudh.
2. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan pemikiran fiqih sosial antara
K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh serta implikasinya dalam
pengembangan hukum Islam di Indonesia.
Sedangkan kegunaannya adalah:
7
1. Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai pemikiran fiqih sosial
yang digagas oleh masing-masing tokoh.
2. Memperkaya khazanah keilmuan dan pemikiran Islam khususnya dalam
bidang pemikiran fiqih.

D. Telaah Pustaka
Diskursus persoalan hukum Islam (fiqh), sebenarnya bukanlah persoalan
baru dalam khazanah keilmuan dan pemikiran Islam, termasuk masalah fiqih
sosial. Kajian terhadap disiplin ilmu fiqih sebenarnya sudah berlangsung lama dari
dulu sampai sekarang. Begitu pula kajian terhadap fiqih sosial walaupun ada yang
mengganggap sebagai istilah baru dalam kajian ini. Akan tetapi jika ditinjau dari
segi materinya, fiqih sosial bukan hal yang baru dalam ranah pemikiran Islam.
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap beberapa literatur, penyusun
menemukan beberapa hasil karya yang telah ditulis oleh beberapa sarjana yang
memiliki perhatian dalam fiqih sosial. Beberapa karya ilmiah tersebut, di
antaranya buku Fiqh Kontekstual oleh Ahmad Rofik (2004), buku tersebut
memaparkan tentang pemaknaan fiqih dari normatif ke pemaknaan sosial. Seperti
peranan dan partisipasi perempuan dalam politik serta pemberdayaan ekonomi
umat melalui zakat. Buku Fiqh Realitas oleh Abu Yasid (2005), isinya membahas
permasalahan sosial dari perspektif fiqih meliputi masalah perempuan,
lingkungan, ekonomi, politik dan masalah sosial lainnya. Buku Fiqh Indonesia
oleh Nourouzzaman Shiddieqy (1997), membahas tentang pemikiran Hasbi
mengenai fiqih dalam hubungannya dengan konteks sosial di Indonesia.
8
Selanjutnya karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian terhadap
pemikiran fiqih K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh di antaranya Buku
Hukum Islam Indonesia oleh Mahsun Fuad (2005). Dalam buku tersebut, isinya
memaparkan pemikiran K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh dalam konteks
pembaruan pemikiran hukum Islam di Indonesia. Buku Wacana Baru Fiqih Sosial
70 Tahun K.H. Ali Yafie oleh Jamal D. Rahman (1997), isinya membahas sejarah
kehidupan K.H. Ali Yafie dan uraian serta analisis para tokoh Indonesia tentang
pemikiran dan kiprah K.H. Ali Yafie, kemudian buku Fiqih Sosial Kiai Sahal
Antara Konsep dan Implementasi oleh Jamal Ma'mur Asmani (2007), isinya
memaparkan tentang konsep pemikiran sekaligus implementasinya fiqih sosial
K.H. Sahal Mahfudh.
Berdasarkan penelitian penyusun, karya ilmiah atau buku-buku yang
membahas pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh,
dengan model perbandingan masih relatif sedikit. Penelitian dan karya ilmiah
yang sudah ada masih seputar membahas materi fiqih secara umum. Perbedaan
skripsi ini dengan karya ilmiah (skripsi) atau buku-buku yang sudah ada, terletak
pada fokus kajiannya, penyusunan skripsi ini fokus kajiannya adalah terletak
pada konsep fiqih sosial, tema-tema fiqih sosial, metodologi fiqih sosial K.H. Ali
Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, serta analisis perbandingan pemikiran keduanya
baik persamaan maupun perbedaan dan juga implikasi pemikirannya dalam
pengembangan hukum Islam di Indonesia. Oleh karena itu, salah satu hal penting
dari penyusunan skripsi ini, adalah terletak pada upaya melanjutkan atas hasil
penelitian dan hasil karya ilmiah yang sudah ada, sekaligus melengkapinya apa
9
yang belum dibahas dalam karya-karya ilmiah, khususnya dalam masalah fiqih
sosial yang digagas oleh masing-masing tokoh tersebut.

E. Kerangka Teori
Al-Quran sebagai sumber hukum Islam memiliki bahasan dan cakupan
yang sangat luas dalam berbagai hal tentang hukum Islam. Akan tetapi Al-Qur'an
tidak menjelaskan secara rinci atas kaidah-kaidah hukum yang ada. Oleh karena
itulah diperlukan adanya suatu interpretasi yang dapat menjelaskan arti dan makna
sebenarnya dari kandungan maksud ayat tersebut.
Islam merupakan agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT ke
dunia melalui Rasul-Nya dengan kandungan isi ajaran yang universal, lengkap
dan sempurna. Sebagaimana Allah SWT berfirman:


15

Ada dua dimensi dalam memahami syariah atau hukum Islam. Dimensi pertama,
hukum Islam berdimensi ilahiah. Dimensi ini diyakini oleh umat Islam sebagai
ajaran yang bersumber Allah SWT dan sakralitasnya senantiasa harus dijaga.
Dimensi kedua, hukum Islam berdimensi insaniah. Di dalam dimensi ini hukum
Islam dipahami sebagai suatu upaya manusia yang secara sungguh-sungguh untuk
memahami ajaran yang dinilai suci untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Maka dimensi ini merupakan dimensi yang sangat penting dalam proses

15
Al-Ma> idah (5): 3.

10
perkembangan dan pembentukan hukum Islam di tengah kehidupan umat manusia
baik secara individu maupun kolektif.
16

Hukum Islam (fiqh) sebagai hasil dari sebuah proses ijtihad para ulama
dalam upaya penggalian, pengambilan, penemuan dan penetapan sebuah hukum
yang dijelaskan secara langsung dalam Al-Qur'an. Skala prioritas tujuan
diberlakukannya hukum Islam adalah dalam upaya mewujudkan kemaslahatan
umum meliputi memelihara dan melindungi prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.
Berangkat dari hal tersebut, kerangka teori yang digunakan dalam penelitian
sekaligus penyusunan skripsi ini adalah menggunakan teori maqa>s}id asy-syari>'ah.
Teori ini berdasarkan catatan sejarah hukum Islam, teori ini pertama kali
dicetuskanoleh Imam al-Juwani, kemudian dikembangkan oleh Imam al-Ghazali.
Selanjutnya dikembangkan oleh Imam al-Syatibi. Sebagai doktrin maqa>s}id asy-
syari>'ah bermaksud mencapai, menjamin dan melestarikan kemaslahatan bagi
umat manusia, khususnya umat Islam. Sementara maqa>s}id asy-syari>'ah jika
ditinjau sebagai metode, dimaksudkan sebagai pisau analisa atau kacamata untuk
membaca kenyataan atau fakta yang ada disekitar kita.
17

Terwujudnya tujuan dan maksud syara' tersebut merupakan kebutuhan
mendasar dalam konsep syariah, meliputi pemenuhan kebutuhan primer
(d}aru>riyya>t), kebutuhan sekunder (h}a>jiyya>t) dan kebutuhan tertier (tah}si>niyya>t).
Secara implementatif konsep tersebut merupakan landasan dari rumusan konsep

16
Juhaya S. Praja, "Dinamika Pemikiran Hukum Islam," dalam Jaih Mubarok Sejarah dan
Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 (Bandung: Rosda Karya, 2003), hlm. vii.

17
Yudian W. Asmin, Maqa>s}id al-Syari>'ah sebagai Doktrin dan Metode, dalam Amin
Abdullah,dkk.,Re-stukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab Yogyakarta, (Yogyakarta:
Suka Press UIN Sunan Kalijaga, 2007), hlm. 139-149.

11
maqa>s}id asy-syari>'ah. Di dalamnya meliputi memelihara agama (h}ifz}ad-di>n),
memelihara keturunan (h}ifz}an-nasl), memelihara jiwa (h}ifz}an-nafs), memelihara
akal (h}ifz}al-'aql) dan memelihara harta (h}ifz}al-ma>l).
18

Rumusan konsep tersebut dapat terpenuhi jika hukum Islam dapat
direalisasikan dalam kehidupan dengan baik. Berdasarkan kepada rumusan konsep
maqa>s}id asy-syari>'ah tersebut, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh ingin
menggali sekaligus menjabarkan kembali konsep fiqih yang ada dalam khazanah
fiqih klasik untuk kemudian diaktualisasikan dalam konteks kehidupan masa kini.
Dalam prosesnya pelaksanaan hukum Islam harus memperhatikan situasi dan
kondisi dimana hukum Islam itu berada. Karena hal ini akan berpengaruh
terhadap keberlangsungan hukum Islam itu sendiri. Sebagaimana dalam sebuah
kaidah disebutkan:

19

Selain itu berlakunya hukum Islam harus memperhatikan nilai-nilai tradisi yang
hidup dan tumbuh serta berkembang di tengah masyarakat. Maka eksistensi
hukum Islam sebagai hukum yang dinamis akan terlihat jika dihadapkan kepada
suatu kondisi dan tradisi dimana hukum Islam itu berada. Secara praktis suatu

18
Asy-Sya>t}ibi>, al-Muwa>faqa>t fi>Us}u>l asy-Syari>'ah, (Kairo: al-Haiah al-Mis}riyyah al-
Ammah, 2006), II: 6-9. Lihat Az-Zuhaili>, Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi>, (ttp.: Da>r al-Fikr, 1986), II:
1020-1024. Lihat pula Yudian Wahyudi, Ushul Fikih versus Hermeneutika; Membaca Islam dari
Kanada dan Amerika, (Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007), hlm. 45-47. Lihat pula
'Abdul Wahab Khallaf, 'Ilmu Us}u>l al-Fiqh, (Kairo: Da>r al-Qalam, 1978), hlm. 200-205. Lihat
Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 171-172.

19
Tentang 'urf ini dapat dilihat dalam 'Abdul Wahhab Khallaf, 'Ilmu Us}u>l, hlm. 89-90.
Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 470. Lihat pula A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh, hlm. 14.

12
tradisi atau adat ('urf) dapat menjadi pertimbangan hukum bagi berlakunya hukum
Islam. Hal ini sesuai dengan sebuah kaidah yang berbunyi:
20



Melalui upaya reformulasi, aktualisasi dan kontekstualisasinya, fiqih
diharapkan dapat berfungsi sebagai pemecah problem sosial dan pengontrol sosial
perilaku masyarakat. Dan melalui upaya pengembangan fiqih dengan konsep fiqih
sosial yang dilakukan oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, maka pada
saatnya nanti akan terlihat secara jelas bahwa mulai dari pemikiran fiqih sosial,
tema-tema pemikiran fiqih sosial dan metodologi yang dirumuskan keduanya,
kehadiran fiqih sosial dalam upaya memecahkan problem sosial dalam konteks
kehidupan modern sangatlah penting.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini penyusun
menggunakan jenis penelitian library research, yaitu jenis penelitian yang
dilakukan dan difokuskan pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan literatur-

20
Adat atau 'urf dapat dijadikan sebagai pertimbangan hukum, jika memenuhi tiga syarat,
yaitu pertama,'urf itu tidak berlawanan dengan nash yang tegas dan jelas, kedua, adat atau 'urf itu
telah menjadi adat yang terus-menerus berlaku dan berkembang dalam masyarakat dan ketiga, adat
atau 'urf itu merupakan 'urf umum karena hukum yang umum tidak dapat ditetapkan dengan 'urf
yang khusus. Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 476. Lihat Az-Zuhaili>, Us}u>l al-Fiqh, hlm. 216-
217.
13
literatur, baik klasik maupun modern. Literatur Arab, Inggris, Indonesia dan
sebagainya yang ada kaitannya dengan persoalan ini.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif analitik, yaitu menjelaskan,
memaparkan dan menganalisis serta membandingkan pemikirannya secara
sistematis, sehingga dapat mudah untuk dipahami dan disimpulkan terkait dengan
satu permasalahan dari dua tokoh yang memiliki latar belakang dan pemikiran
berbeda. Setelah dipaparkan kemudian dianalisis terkait dengan persamaan dan
perbedaan pemikirannya serta implikasinya dalam pengembangan hukum Islam.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang diperoleh dalam penyusunan skripsi ini adalah melalui
pengkajian dan penelaahan pada sejumlah literatur baik primer maupun sekunder.
Sumber data primer yang penyusun ambil sebagai bahan penelitian dalam
penyusunan skripsi ini adalah buku-buku karya K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal
Mahfudh khususnya dalam bidang pemikiran fiqih. Di antara buku-buku karya
K.H. Ali Yafie adalah Menggagas Fiqih Sosial, Merintis Fiqih Lingkungan,
Teologi Sosial; Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan dan Posisi
Ijtihad Dalam Keutuhan Ajaran Islam. Adapun buku-buku K.H. Sahal Mahfudh
di antaranya Nuansa Fiqih sosial, Dialog Dengan Kiai MA. Sahal Mahfudh Solusi
Problematika Umat dan Ensiklopedi Ijma'. buku terjemahan bersama K.H.
Musthafa Bisri.
Selain data primer yang digunakan dalam penelitian ini, penyusun juga
menggunakan data sekunder. Adapun Sumber data sekunder yang diambil dan
14
digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah buku-buku atau
karya-karya ilmiah lain yang terkait dengan masalah ini.
4. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penyusun
menggunakan pendekatan filosofis.
21
Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
berdasarkan pendekatan yang dilakukan dengan berdasarkan kepada tinjauan
filsafat dalam membaca teks ajaran agama dalam hubungannya dengan realitas
dan kondisi sosial yang terjadi, sehingga ajaran agama dipahami bukan hanya
secara tekstual melainkan kontekstual. Termasuk dalam konsep fiqih sosial yang
menjadikan fiqih sebagai media dalam menjawab sekaligus memecahkan
problematika sosial umat.
Penyusunan skripsi ini, penelitiannya juga termasuk ke dalam penelitian
pemikiran tokoh, yaitu penelitian yang difokuskan pada ragam pemikiran masing-
masing tokoh dengan bersumberkan kepada data-data atau tulisan-tulisan sebagai
hasil karya dari kedua tokoh tersebut.
22


G. Sistematika Pembahasan
Berdasarkan sistematika pembahasannya, penyusunan skripsi ini supaya
terarah dan tersusun dengan baik, maka dalam proses penyusunan serta uraian
pembahasannya dibagi ke dalam beberapa bab pembahasan, di antaranya sebagai
berikut:

21
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.
42-46.

22
Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 183-220.
15
Bab pertama, membahas pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pokok
masalah, tujuan dan kegunaan masalah, telaah pustaka, kerangka teori, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, membahas K.H. Ali Yafie dan pemikiran fiqih sosialnya, terdiri dari
biografi K.H. Ali Yafie, pemikiran tentang fiqih sosial, tema pemikiran fiqih
sosial dan metodologi fiqih sosialnya.
Bab ketiga, membahas K.H. Sahal Mahfudh dan pemikiran fiqih sosialnya, terdiri
dari biografi K.H. Sahal Mahfudh, pemikiran tentang fiqih sosial, tema pemikiran
fiqih sosial dan metodologi fiqih sosialnya.
Bab keempat, membahas tentang analisis perbandingan pemikiran fiqih sosial
K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, terdiri dari persamaan dan perbedaan
serta implikasinya dalam pengembangan hukum Islam di Indonesia.
Bab kelima, penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kepada hasil penelitian atas pemikiran fiqih sosialnya antara
K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh. Maka sebagai jawaban atas pokok
masalah, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara konseptual fiqih sosial yang digagas oleh K.H. Ali Yafie dan K.H.
Sahal Mahfudh, dari sisi konsep fiqih sosial belum memberikan suatu
rumusan konsep yang jelas dan baku, baik mengenai masalah pengertian
etimologis, terminologis maupun rumusan metodologinya bahkan ruang
lingkup fiqih sosial itu sendiri. Akan tetapi fiqih sosial yang ditawarkannya
adalah berbicara fiqih dalam dimensi sosial dengan lebih menekankan pada
aspek ajaran tentang hubungan antara sesama manusia. Artinya fiqih sosial
yang digagas dan dibangun oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh
pada dasarnya sama, yaitu mengkaji masalah realita sosial dan masalah
kemanusiaan dengan perspektif agama. Persoalan tersebut, di antaranya
masalah sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan,
kependudukan, hukum, wanita dan lingkungan hidup.
Gagasan yang dikemukakannya terkait dengan upaya mereformulasikan dan
mengkontekstualisasikan ajaran Islam. Rumusan tersebut menurut keduanya
berkaitan dengan upaya pemenuhan tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu
pertama kebutuhan d}aru>riyya>t (primer), kedua kebutuhan h}a>jiyya>t
(sekunder) dan ketiga kebutuhan tah}si>niyya>t (tertier). Menurut keduanya


89
kebutuhan tersebut harus terpenuhi sebagai bagian dari maqa>s}id asy-syari>ah
yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan umum atau disebut dengan
al-mas}a>lih}al-'a>mmah.
Kemudian dari segi metodologi, rumusan metodologi fiqih sosial K.H. Ali
Yafie, meliputi analisis na>sikh mansu>kh, analisis kesejarahan, analisis fard}u
kifa>yah, dan analisis pendekatan maslah}ah. Sementara rumusan metodologi
fiqih sosial K.H. Sahal Mahfudh, meliputi analisis pengembangan fiqih qauli,
analisis fiqih manhaji termasuk aplikasi qawa>'id us}u>liyyah dan fiqhiyyah.
dan analisis pendekatan maslah}ah.
2. Ditinjau dari segi persamaannya, pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan
K.H. Sahal Mahfudh, yaitu berbicara fiqih dalam dimensi sosial dengan lebih
menekankan pada aspek ajaran tentang hubungan antara sesama manusia
baik individu maupun kelompok.Sementara dari segi persamaan
metodologinya, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, sama-sama
menganalisis konsep ijtihad dan aplikasinya serta menganalisis konsep al-
mas}a>lih}al-'a>mmah.
Kemudian ditinjau dari segi perbedaannya, pemikiran fiqih sosial antara
K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, terletak pada muatan analisis
materi fiqih yang menjadi kajiannya. K.H. Ali Yafie melalui pemikiran fiqih
sosialnya, lebih banyak menguraikan materi fiqih dalam penjabarannya dari
sisi konsep fard}u ain dan fard}u kifa>yah, baik yang menyangkut masalah
hak-hak maupun kewajiban-kewajiban baik secara individu maupun kolektif.
K.H. Sahal Mahfudh lebih banyak menguraikan materi fiqih dalam


90
penjabarannya dari sisi konsep maqa>s}id asy-syari>ah. Kemudian dari segi
perbedaan metodologinya, K.H. Ali Yafie mengembangkan analisis na>sikh-
mansu>kh, analisis kesejarahan dan analisis fard}u kifa>yah. Sementara K.H.
Sahal Mahfudh mengembangkan analisis fiqih qauli dan fiqih manhaji
termasuk aplikasi qawa>'id us}u>liyyah dan fiqhiyyah.
3. Implikasi pemikiran keduanya, terlihat pada adanya usaha dalam pembinaan
dan pengembangan hukum Islam (fiqh). Selain itu implikasi yang sangat
penting dari pemikiran keduanya adalah terbukanya pola pikir dan pemikiran
dikalangan umat Islam, sehingga wacana berpikir kritis dan rasional tumbuh
dan berkembang. Sementara implikasi lainnya adalah dalam konteks
Indonesia sebagai sebuah negara hukum, fiqih dapat dijadikan sebagai
bagian dari materi hukum atau sumber hukum dalam kerangka perumusan,
pembinaan dan pengembangan hukum nasional dengan melalui proses
pengundangan atau legislasi. Dan melalui upaya inilah memfungsikan
kembali peran fiqih sebagai kontrol sosial dalam masyarakat, sekaligus
menjadikan fiqih sebagai etika sosial sehingga kehadirannya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.

B. Saran-Saran
1. Perlunya dukungan dari berbagai pihak terutama dari lembaga pendidikan
dan lembaga sosial keagamaan dalam upaya menumbuh kembangkan
semangat penelitian khususnya dalam pengembangan fiqih ke depan.


91
2. Kepada para calon pakar hukum Islam diharapkan untuk terus melakukan
penelitian dan pengkajian fiqih secara menyeluruh, terbuka, terpadu dan
integral dengan paradigma keilmuan dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam penelitian dan pengkajian fiqih ini diharapkan dapat memberikan
hasil dan kontribusi yang nyata bagi pengembangan keilmuan khususnya
dalam bidang hukum Islam (fiqh).
4. Dalam melakukan interpretasi hukum Islam yang dilakukan oleh siapapun
diperlukan cara pandang baru. Akan tetapi dengan tetap berpegang kepada
koridor syariah, agar hukum Islam tetap relevan dengan perkembangan
zaman dan dibutuhkan oleh umat.

92
DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok Al-Quran/Tafsir
Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi,Pengantar Ilmu Al-Qur'an/Tafsir, Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2001.

Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,
2004.

Hawari, Dadang,Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa,1996.

M.Salih,Subhi,Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, alih bahasa Tim Pustaka Firdaus,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Qat}an,Manna al-,Maba>h}is\ f Ulu>m Al-Qura>n, ttp.: Muassasah al-Risa>lah,1993.

Shihab,M.Quraish,Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan,1996.
----,Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, Bandung: Mizan, 1995.

Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur'an Kajian Tematik Atas Ayat Hukum
Dalam Al-Qur'an, Jakarta: Penamadani, 2005.


B. Kelompok Hadis/Ulumul Hadis
Ima>m Tirmiz\i}>,Al-J a>mi' as}-S}ah}i>h}wa Huwa Sunan at-Tirmiz\i,>5 jilid, ttp: Da>r al-
Fikr, 1980.

Ibnu Ma>jah, Abi>Abdullah Muh}ammad Ibn Yazid al-Qazwiniy>,Sunan Ibn Ma>jah,
Semarang; Toha Putra, t.t.

C. Kelompok Fiqh/Ushul Fiqh
Asy-Sya>t}ibi>,Abi>Ishaq,al-Muwa>faqa>t Fi>Us}u>l asy-Syari>'ah, 4 jilid, Kairo: al-
Haiah al-Mis}riyyah al-Ammah, 2006.

Ash-Shiddieqy, T.M.Hasbi,Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2001.
----,Pengantar Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.
----,Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Semarang: Pustaka Rizki Putra,1997.


93
----,Filsafat Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra,1997.
----, Kelengkapan Dasar-Dasar Fiqih Islam, Medan: Islamiyyah,1953.

Akh. Minhaji,"Otoritas, Kontinyuitas dan Perubahan Dalam Sejarah Pemikiran
Ushul Fiqh," pengantar dalam Amir Mauallim dan Yusdani, Ijtihad dan
Legislasi Muslim Kontemporer, cet. ke-1 Yogyakarta:UII Press, 2005.

A.Djazuli,Ilmu Fiqh, Jakarta: Prenada Indonesia, 2005.
----,Kaidah-Kaidah Fiqh, Jakarta: Kencana, 2007.
Ahmad,Amrullah dkk,Dimensi-dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum
Nasional, Jakarta: Gema Insani Press,1996.

Azizy, A. Qodri,Eklektisisme Hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum Islam
dan Hukum Umum, Yogyakarta: Gama Media, 2004.

As-Syaukanie,Luthfie,Politik HAM dan Isu-isu Teknologi Dalam Fiqih
Kontemporer, Bandung: Pustaka Hidayah,1998.

Arief,Abd.Salam,Pembaruan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta dan Realita
Kajian Pemikiran Hukum Syaikh Muh. Syaltut, Yogyakarta: LESFI, 2003.

A.Hanafie,Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1984.

Abu Habeib,Sa'di,Ensiklopedi Ijma', alih bahasa, Sahal Mahfudh bersama
Musthafa Bisri, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006.

Abu>Zahrah,Muh}ammad,Us}u>l al-Fiqh, ttp.: Da>r al-Fikr al-'Arabi>, t.t.

Bari,Zakaria,al-,Mas}a>dir al-Ah}ka>m al-Isla>miyyah, ttp.: Da>r al-Ittih}ad al-
Arabi>,1975.

D.Rahman,Jamal,(et.al),Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie,
Bandung: Mizan, 1997.

Fuad,Mahsun,Hukum Islam Indonesia, Yogyakarta : LKIS, 2005.
Husain Almunawwar,Said Agil,Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta:
PENAMADANI, 2004.

Harjono,Anwar,Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya, Jakarta: Bulan
Bintang,1968.

Hafsin,Abu, "Fiqih Sosial Suatu Upaya Menjadikan Fiqih Sebagai Etika Sosial,"
Pengantar dalam Jamal Ma'mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara
Konsep dan Implementasi, Surabaya: Khalista, 2007.


94
J azi>ri,Abdurrah}ma>n,al-,Kita>b al-Fiqh ala al-Maz\a>hib al-Arbaah, ttp.: Da>r al-
Fikr Maktabah al-Tijani,1990.

Khallaf,Abdul Wahab,Ilmu Us}u>l al-Fiqh, Kairo: Da>r al-Qalam,1978.

Khudari Biek,Muh}ammad al-,Us{u>l al-Fiqh, ttp.: Da>r al-Fikr,1988.

Lukito,Ratno,Tradisi Hukum Indonesia, Yogyakarta: TERAS, 2008.

M.Azhar,Fiqh Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam,
Yogyakarta: LESISKA,1996.

Muallim,Amir dan Yusdani,Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam,Yogyakarta: UII
Press, 2001.
----,Ijtihad Suatu Kontroversi,Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1997.

Mubarok,Jaih,Hukum Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2006.
----,Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2003.
----,Metodologi Ijtihad,Yogyakarta: UII Press, 2000.

Manan,Abdul,Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.

Ma'mur Asmani, Jamal,Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara Konsep dan Implementasi,
Surabaya: Khalista, 2007.

Mahfudh,Sahal,Nuansa Fiqih Sosial, cet. ke-6 Yogyakarta: LKIS, 2007.
----,Dialog Dengan Kiai Sahal Mahfudh Solusi Problematika Umat, Surabaya:
Ampel Suci, 2003.
----, "Bahtsul Masail dan Istinbath Hukum NU: Sebuah Catatan Pendek,"
Pengantar dalam Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika, Aktual Hukum
Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes NU (1926-1999), cet. ke-
2 Surabaya: LTNU Jawa Timur dan Diantama, 2005.

Muslehuddin,Muhammad,Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis, alih
bahasa, Yudian Wayudi Asmin,et.al.,Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1991.

M. Zein,Satria Effendi,"Ijtihad Sepanjang Sejarah Hukum Islam: Memposisikan
K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih
Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Noor, Ahmad dkk,Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet.
ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.



95
Najib, Agus M.,Evolusi Syariah Ikhtiar Mahmoud Muhammed Taha Bagi
Pembentukan Hukum Islam, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007.

Qardawy,Yusuf,Ijtihad kontemporer Kode Etik dan Berbagai Penyimpangan, alih
bahasa Abu Barzani, Surabaya: Risalah Gusti,1995.
----,Membumikan Syariat Islam, alih bahasa M. Zaki dkk., Surabaya: Dunia
Ilmu,1997.

Rahmat,Jalaludin (ed),Ijtihad Dalam Sorotan, Bandung: Mizan, 1996.
Rofik,Ahmad,Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia,Yogyakarta: Gama
Media, 2001.
----,"Kritik Metodologi Formulasi Fiqh Indonesia," dalam Ahmad Noor dkk,
Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
----, Fiqh Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Syaltu>t,Muh}ammad,al-Isla>m Aqi>dah wa asy-Syari>ah, ttp.: Da>r al-Qalam,1966.

Syarifudin, Amir,Meretas Kebekuan Ijtihad Isu-isu Penting Hukum Islam
Kontemporer di Indonesia, Jakarta: Ciputat press, 2002.
----,Ushul Fiqh, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997.

Shiddieqy,Nourouzzaman,Fiqh Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997.
Syadzali,Munawir,Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina,1997.
----,Islam dan Tata Negara, Jakarta: UI Press,1993.

Sirry,Munim,Sejarah Fiqh Islam Suatu Pengantar, Surabaya: Risalah Gusti,
1995.

Wahyudi,Yudian,Ushul Fikih versus Hermeneutika; Membaca Islam dari Kanada
dan Amerika, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007.
----,Maqasid asy-Syari'ah Dalam Pergumulan Politik, Yogyakarta: Pesantren
Nawesea Press, 2007.
----,Maqa>s}id al-Syari>'ah sebagai Doktrin dan Metode, dalam Amin
Abdullah,dkk.,Re-stukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab
Yogyakarta, Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Yafie,Ali,Menggagas Fiqih Sosial, Bandung: Mizan,1994.
----,Teologi Sosial; Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan,
Yogyakarta: LKPSM, 1997.
----, Merintis Fiqih Lingkungan Hidup, cet. ke-1 Jakarta: UFUK Press, 2006.
----, "Posisi Ijtihad Dalam Keutuhan Ajaran Islam," dalam Jalaludin Rahmat (ed),
Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung: Mizan, 1996.



96
Yasid, Abu,Fiqh Realitas, cet. ke-1 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Zuhaili>,Wahbat, az-,Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi, 2 jilid, ttp.: Da>r al-Fikr,1986.
Zuhdi,Masjfuk,Masail Fiqhiyyah Kapita Selekta Hukum Islam, Jakarta: Toko
Gunung Agung,1996.


D. Kelompok Lain
Abudinnata,Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
----,Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.

Abdurrahman,Dudung,Metode Penelitian Sejarah, cet.1, Yogyakarta: Arruz
Media Group, 2007.

Abdillah,Mujiyono, Agama Ramah Lingkungan Persfektif Al-Qur'an, cet. ke-1
Jakarta: Paramadina, 2001.

Abdurrahman,Moeslim,Islam Sebagai Kritik Sosial,Jakarta: ERLANGGA, 2003.

Akh.Minhaji,Kontroversi Pembentukan Hukum Islam Kontribusi Josepht
Schacht,Yogyakarta: UII Press, 2001.

Abdullah, Masykuri, "Islam dan Hak Asasi Manusia: Pemahaman K.H. Ali
Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70
Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Ahkamul Fuqaha solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar,
Munas dan Konbes NU (1926-1999), cet. ke-2, Surabaya: LTNU Jawa
Timur dan Diantama, 2005.

Azhar Basyir, Ahmad, "Pokok-Pokok Ijtihad Dalam Hukum Islam," dalam
Jalaludin Rahmat (ed), Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung:
Mizan, 1996.
----,Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat Hukum Politik dan
Ekonomi, Bandung: Mizan, 1994.

Ali,Zaenudin,Sosiologi Hukum, Jakarta: Grafika, 2006.

Bisri,Cik Hasan,Model Penelitian Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003.
Baso,Ahmad,"Melawan Tekanan Agama Wacana Baru Pemikiran Fiqih NU,"
dalam Jamal D. Rahman (et al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun
K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.



97
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia,
cet, ke-2 Jakarta: Balai Pustaka,1989.
Dagun, Save M.,Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997.

Dahlan, Abdul Azis, et.al.,Ensiklopedi Hukum Islam, 6 jilid, Jakarta: Ikhtiar Baru
Van Hoev, 1996.

Esposito,John L.,Ensiklopedi Dunia Islam Modern, 4 jilid, alih bahasa Eva
Y.N.dkk, Bandung: Mizan, 2002.

Faiza, Hayyun,Telaah Terhadap Pemikiran Hukum Islam K.H. Sahal Mahfudh
Tentang Ijtihad, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka, 2006.

Gerungan,W.A.,Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2004.

Hafidudin,Didin,Zakat dan Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press,
2002.

Hosen,Ibrahim,Memecahkan Permasalahan Hukum Baru, dalam Jalaludin Rahmat
(ed), Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung: Mizan, 1996.

Himawan,Anang Haris,"Refleksi Pemikiran Hukum Islam; Upaya Menangkap
Makna dan Simbol Keagamaan," dalam Ahmad Noor dkk, Epistemologi
Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.

Jindan, Khalid Ibrahim,Teori Politik Islam, Surabaya: Risalah Gusti,1995.

Kustiana,Rina,Studi Perbandingan Antara Pemikiran Hasbi dan Ali Yafie Tentang
Pembaharuan Hukum Islam, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN
Suka, 2004.

Kansil,C.S.T.,Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka,1989.

Kuntowijoyo,Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan,1991.
Mastuhu,"Kiai Tanpa Pesantren: K.H. Ali Yafie dan Peta Kekuatan Sosial Islam
Indonesia," dalam Jamal D. Rahman (et al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70
Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Muhaimin,"Dari Numerologi Hingga Fiqih Sosial: Menyambut 70 Tahun Prof.
K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih
Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.


98
Mahendra,Yusril Ihza,"Sumbangan Ajaran Islam Bagi Pembangunan Hukum
Nasional," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70
Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Marfai',Muh.Aris,Moralitas Lingkungan, cet. ke-1 Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2005.

Masudi,F.Masdar,Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta:
Pustaka Firdaus,1993.

Masud,Abdurrahman,Menuju Paradigma Islam Humanis,Yogyakarta: Gama
Media, 2003.

Mirhan,Heri,Pandangan Munawir Syadzali dan Ali Yafie Tentang Fiqh
Kontekstual, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: IAIN Suka, 2001.

Munandar, Safrudin Aris,Studi Terhadap Pandangan K.H. Sahal Mahfudh
Tentang Nazir Wakaf, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka,
2005.
Mukhtar, Naqiyah,"Telaah Terhadap Perempuan Karier dalam Pandangan Islam,"
dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun
K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Nasution,Khoiruddin,Pengantar Studi Islam,Yogyakarta: Akademia+ TAZZAFA,
2007.

Praja,Juhaya S.,"Aspek Sosiologi Dalam Pembaharuan Fiqh di Indonesia," dalam
Ahmad Noor dkk, Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh
Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
----, "Dinamika Pemikiran Hukum Islam," dalam Jaih Mubarok Sejarah dan
Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 Bandung: Rosda Karya, 2003.

Perwataatmaja,Karnaen A.,"Pembangunan dan Upaya Perbaikan Taraf Hidup:
Sekilas Pandangan K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al),
Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan,
1997.

Quttub, Sayyid,Keadilan Sosial Dalam Islam, alih bahasa, Afif Muhammad,
Bandung: Pustaka, 1994.

Rais,M. Amin,Tauhid Sosial, Bandung: Mizan, 1998.
Ramli,Nadjamudin,Islam Ramah Lingkungan, cet. ke-1 Jakarta:Grafindo
Khazanah Ilmu, 2007.



99
Rhiti,Hyromini,Kompleksitas Permasalahan Lingkungan Hidup,Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya, 2005.

Raharjo,Satjipto,Ilmu Hukum, Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2000.
Soekanto,Soerjono,Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.

Syahid Fathullah, Ahmad,Zakat Tanaman dan Buah-Buahan Menurut Pemikiran
T.M.Hasbi dan K.H. Sahal Mahfudh, Skripsi tidak diterbitkan,
Yogyakarta: UIN Suka, 2004.

Tim Risalah Gusti, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam,
cet. ke-2 Surabaya: Risalah Gusti, 2000.

Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,Ensiklopedi Islam Indonesia, cet. ke-1
Jakarta: Djambatan, 2002.

Tim Redaksi Ikhtiar Baru Van Hoev,Ensiklopedi Islam, 5 jilid, Jakarta: Ikhtiar
Baru Van Hoev, 1997.

Tim Revisi Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga, Pedoman Teknik Penulisan
Skripsi Mahasiwa, Yogyakarta: Fakultas Syari'ah Press, 2009.

Wensinck,I.J.,al-Mujam al-Mufahras li al-Faz al-H{adis\an-Nabawiy an al-Kutub
as-Sunnah wa an Musnad al-Darami Muwat}a Malik wa Musnad Ahmad
ibn Hanbal, 7 jiid, Istanbul: Da>r al-Dawah, 1987.

Yanggo,Huzaemah T.,"Pandangan Islam Tentang Gender," dalam Tim Risalah
Gusti, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, cet.
ke-2 Surabaya: Risalah Gusti, 2000.

Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman.
Lampiran : 1

DAFTAR TERJEMAH


No Bab Hlm Footnote Terjemah



1



I



9



15


" Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu untukmu dan telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah
Aku ridhai Islam sebagai agamamu."




2



I



11



19


" Fatwa berubah dan berbeda sesuai
dengan perubahan waktu, tempat, keadaan
dan adat kebiasaan."




3



I



12



20


" Adat dapat dijadikan sebagai
pertimbangan hukum."




4



III



60



33


" Tidak diterima shalat tanpa suci dan
tidak diterima juga sedekah dari harta
khianat (kecuali dengan suci)."




5



III



68



48


" Apabila dua mafsadat bertentangan maka
perhatikan mana yang lebih besar
madaratnya dengan mengerjakan mana
yang lebih ringan madaratnya."




Lampiran : 2

BIOGRAFI ULAMA /SARJANA


1. Yusuf Qardawy

Lahir pada tanggal 2 Rabi' al-Awwal 1345 H/ 9 September 1926 M, di
kota Kairo Mesir. Pada usia 10 tahun dia sudah hafal Al-Qur'an, menyelesaikan
pendidikannya di Ma'had Tsanawi di kota Thantha. Kemudian dia melanjutkan
pendidikannya di Universitas Al-Azhar Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin
sampai meraih gelar MA, lulus tahun 1371 H/1952 M. Sementara gelar doktornya
diraih pada tahun 1396 H/1972 M, disertasinya membahas tentang zakat. Dia
sekarang menjabat sebagai dosen di Universitas Qatar dan menjadi ketua
persatuan ulama intenasional. Selain itu dia dikenal sebagai tokoh agama yang
produktif. Beberapa karya ilmiahnya di antaranya al-Fiqh az-Zakah (2 jilid), al-
Halal wa al-Haram fi al-Islam, al-'Ibadah fi al-Islam, al-Fatawa al-Mu'ashirah,
Saqafah ad-Daiyah, Muslimah al-God, al-Iman wa al-Hayah, Zahirah al- Gulu fi
at-Tafkir, al-Fatawa baina al-Indibat wa at-Tasayub, al-Jihad fi asy-Syari'ah al-
Islamiyyah dan lain-lain.

2. Imam Tirmizi

Lahir pada tahun 279 H,di kota Tirmiz. Nama lengkap Ima>m al-H{a>fiz}Abi>
I>'sa Muh{ammad bin I>'sa bin Tsaurah bin Mu>sa bin ad-Dahhak as-Sula>mi>at-
Tirmiz\i> . Perjalanan intelektualnya dimulai sejak dia belajar di kota Tirmiz,
kemudian dia pergi ke kota Baghdad dan Khurasan. Dia dikenal sebagai ahli ilmu
Hadis dan sosok yang produktif. Beberapa karya ilmiahnya antara lain al-Jami'
as-Sahih wa Huwa Sunan at-Tirmizi, at-Tarikh, asy-Syamil an-Nabawiyyah dan
az-Zuhd.

3. M. Quraish Shihab

Lahir di Rappang Sulawesi Selatan pada 16 Februari 1944. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, dia melanjutkan
pendidikan menengahnya di pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyyah Malang. Pada
tahun 1958 berangkat ke Kairo Mesir dan di terima di kelas II Tsanawiyah Al-
Azhar Mesir. Dan tahun 1967 meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin
Jurusan Tafsir Hadis Universitas Al-Azhar. Tahun 1969 meraih gelar MA di
universitas yang sama dengan spesialisasi bidang tafsir Al-Quran dengan judul
tesis al-Ijaz at-Tasyriiy li Al-Quran al-Karim. Kemudian pada tahun 1980 Ia
melanjutkan studi doktornya di universitas Al-Azhar dan selesai tahun 1982.
Disertasinya berjudul Nazhm ad-Durar li al-Biqaiy Tahqiq wa Dirasah dengan
spesialisasi dalam bidang ilmu-imu Al-Quran dengan predikat Summa Cum
Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtaz maa martabat asy-Syaraf al-Ula).

Kemudian dia dipercaya untuk menduduki berbagai jabatan antara lain:
Wakil Rektor bidang akademis dan kemahasiswaan di IAIN/UIN Alauddin
Makasar, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia bagian
Timur), Pembantu Pimpinan Kepolisisn Indonesia Timur dalam bidang
pembinaan mental, Pada tahun 1984 dia di tugaskan sebagai dosen pada Fakultas
Ushuluddin dan Pasca Sarjana IAIN/UIN Jakarta, Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Pusat Jakarta (sejak 1984), Anggota Lajnah Pentashih Al-Quran
Departemen Agama RI (sejak 1989), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan
Nasional (sejak1989), Anggota Dewan Redaksi Majalah Ulumul Quran dan
Mimbar Ulama, Pengurus Himpunan Ilmu-ilmu Syariah, Pengurus Konsorsium
Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Asisten Ketua
Umum ICMI, Rektor IAIN/UIN Jakarta, Menteri Agama RI, Duta Besar RI untuk
Mesir dan Direktur Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Jakarta.
Di antara beberapa karya tulisnya adalah Tafsir Al-Manar; Keistimewaan
dan Kelemahannya, Filasafat Hukum Islam, Mahkota Tuntunan Ilahi; Tafsir
Surat Al fatihah, Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan
Umat, Membumikan Al-Quran; Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, Logika Agama, Perempuan, Tafsir al-Misbah dan lain-lain.

4. Satria Effendi M. Zein
Lahir di Pangkalan Panduk Riau 16 Agustus 1949, meraih gelar Lc (S-1)
pada Fakultas Syari'ah Universitas Damaskus Syiria. Meraih gelar MA dari
Fakultas Syariah, Universitas King Abdul Aziz Mekah. Kemudian gelar
doktornya di raih dari Universitas Ummul Quraa Mekah. Dia adalah dosen
sekaligus Guru Besar di IAIN/UIN Jakarta. Beberapa karya ilmiahnya antara lain
Ushul Fiqh, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Ijtihad
Sepanjang Sejarah Hukum Islam: Memposisikan K.H. Ali Yafie dan lain-lain.

4. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy

Lahir di Lhokseumawe Aceh tanggal 10 Maret 1904. menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengahnya di Dayah di kampung halamannya. Dia
banyak menghabiskan belajarnya secara otodidak dan merantau dari satu dayah ke
dayah lain. Selanjutnya Dia menjadi pengajar dan sekaligus sebagai Guru Besar di
IAIN /UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia pernah menjabat sebagai Dekan
Fakultas Syari'ah IAIN/UIN Sunan Kalijaga (1960-1972). Penghargaan yang dia
peroleh di antaranya dia mendapatkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa
(DR.HC) dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada tanggal 22 Maret 1975
dan dari IAIN/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1975.
Beberapa karya ilmiahnya antara lain Pengantar Ilmu Tafsir, Pengantar Hukum
Islam, Pengantar Ilmu Fiqh, Pengantar Ilmu Hadis, Pokok-pokok Pegangan
Imam Mazhab, Filsafat Hukum Islam, Kelengkapan Dasar-dasar Fiqih Islam,
Tafsir an-Nur dan lain-lain.




5. Munawir Syadzali

Lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 07 November 1925. Dia adalah
salah seorang intelektual, tokoh agama, diplomat dan juga birokrat. Dia
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di perguruan Islam Mambaul
Ulum Solo, pendidikan tingginya di Universitas of Exeter Inggris (1953-1954)
dan Universitas Georgetown Washington DC, Amerika Serikat sampai meraih
gelar Master of Art (MA) pada tahun 1959. Dia pernah menjadi guru di Ungaran
Semarang. Karir politiknya dimulai sejak tahun 1950, tugasnya pada seksi
Arab/Timur Tengah, kemudian bertugas di Washington DC, Amerika serikat
(1956-1959), di Kolombo (1963-1968), Kepala Bagian Amerika Utara (1959-
1963), Kepala Biro Tata Usaha Pimpinan Departemen Luar Negeri (1969-1970),
Kepala Biro Umum Deplu (1975-1976), staf ahli Menteri Luar Negeri RI dan
Dirjen Politik Deplu (1980), menjadi Wakil Kepala Perwakilan RI di London
(1971-1974), Dubes RI di Kuwait, Bahrain, Qatar dan Perserikatan Keamiran
Arab (1976-1980) dan terakhir menjabat sebagai Menteri Agama RI selama dua
periode pada kabinet pembangunan IV dan V (1983-1993). Dia pernah menjadi
staf pengajar di IAIN/UIN Jakarta. Beberapa karya ilmiahnya antara lain Ijtihad
Kemanusian, Islam dan Tata Negara, Indonesia Multi Parties and Their Political
Concepts (1959) dan lain-lain.

6. A. Qodri Azizy

Lahir di Kendal Jawa Tengah 24 oktober 1955. dia menyelesaikan pendidikan
dasarnya tahun 1969 di kampung halamannya. Kemudian melanjutkan di
Madrasah Tsanawiyah Futuhiyah selesai tahun 1971 dan Madrasah Aliyah
Futuhiyah selesai tahun 1974, di Mranggen Demak. Dia meraih gelar sarjana (S1)
di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang selesai tahun 1980. Kemudian
meraih gelar M.A. di University of Chicago AS tahun 1988 dan meraih gelar
Ph.D. Tahun 1996 di universitas yang sama. Selain menjadi staf mengajar di IAIN
Walisongo dia mengajar juga di program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta serta beberapa kampus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa
jabatan akademik pernah dijabatnya antara lain Direktur Pascasarjana IAIN
Walisongo, pembantu Rektor Bidang Akdemik IAIN Walisomgo tahun 1997-
1998 dan Rektor IAIN Walisongo Semarang tahun 1999-2003. Terakhir dia
menjabat sebagai Sekjen Departemen Agama RI tahun 2004. Sementara beberapa
karya ilmiahnya di antarnya The Concept of Madhab and The Question of its
Boundary dalam Al-Jamiah (1996), Juristic Defferences (ihktilaf) in Islamic Law:
Its Meaning Early discussions and Reasons ( A Lesson for Contemporary
Characteristics dalam Al-Jamiah 2001, Redefenisi Bermadzhab dan Berijtihad
dalam Mimbar Hukum, Eklektisisme Hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum
Islam dan Hukum Umum dan lain-lain.


Lampiran : 3

Tabel I
Perbandingan Pemikiran Fiqih Sosial
Antara K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh


No

Fiqih Sosial
Perbandingan
Persamaan Perbedaan





1




Pemikiran
Fiqih Sosial
- Rumusan fiqih sosial K.H.
Ali Yafie dan K.H. Sahal
Mahfudh berbicara fiqih
dalam dimensi sosial.

- Secara konseptual fiqih
sosial yang digagas
keduanya masih belum
memberikan rumusan
konsep yang jelas mengenai
fiqih sosial.
- K.H. Ali Yafie dalam
penjabaran fiqih sosialnya
mengembangkan pada konsep
fardu kifayah.

- K.H. Sahal Mahfud dalam
penjabaran fiqih sosialnya
mengembangkan pada konsep
maqa>s}id asy-syari>ah.







2






Tema
Fiqih Sosial
- Secara substansi Fiqih
sosial K.H. Ali Yafie dan
K.H. Sahal Mahfudh
berbicara masalah sosial,
ekonomi, budaya, politik,
pendidikan, masalah wanita,
kesehatan, lingkungan
hidup dan persoalan
kemanusiaan (HAM).

- Dalam aplikasinya konsep
fiqih klasik menekankan
kontekstualisasi fiqih ke
dalam konteks kehidupan
modern.
- Dalam kontektualisasinya
K.H. Ali Yafie terpengaruh
oleh spirit gerakan tajdid.
Corak bermazhab tertentu
khususnya Syafi'iyyah tidak
begitu kuat.

- Dalam kontektualisasinya
bagi K.H. Sahal Mahfud spirit
gerakan tajdid tidak begitu
kuat. Dia tidak sepakat
dengan wacana tajdid,
wacana fiqih sosialnya masih
terkesan bercorak mazhab
Syafi'iyyah.





3




Metodologi
Fiqih Sosial
- K.H. Ali Yafie dan K.H.
Sahal Mahfudh lebih
Menekankan pada analisis
penggunaan metode ijtihad.

- Mengembangkan analisis
pendekatan maslahah.
- K.H. Ali Yafie lebih
menekankan analisis na>sikh
mansu>kh, analisis fard}u
kifa>yah dan analisis
kesejarahan

- K.H. Sahal Mahfud lebih
menekankan analisis fiqih
qauli, analisis fiqih manhaji,
termasuk aplikasi qawa>i'd
fiqhiyyah dan us}u>liyyah.


Lampiran : 4


BIODATA PENYUSUN


Nama : Atip Purnama
Tempat Tanggal Lahir : Garut, 08 Juni 1979
Alamat Asal : Kp. Terum RT02/15 Ds. Hanjuang Kec. Bungbulang
Kab. Garut Jawa Barat 44165.
Alamat di Yogyakarta : Gendeng Gk/Yk

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan Formal

1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bungbulang IV Garut lulus tahun 1992.
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bungbulang Garut lulus tahun 1995.
3. Madrasah Aliyah (MA) Antasalam Pakenjeng Garut lulus tahun 1998.
4. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.

2. Pendidikan Non Formal

1. Madrasah Islamiyyah Bungbulang Garut tahun 1990-1995.
2. Pesantren Riyadhul Falah Pakenjeng Garut tahun 1996-1997.
3. Pesantren Miftahul Falah Cileunyi Bandung tahun 1998.
4. Pesantren Al-Ihsan Cibiru Bandung tahun 2000.

3. Pengalaman dan Aktifitas

1. Staf pengajar lembaga pendidikan Islam "Al-Mutmainnah" Garut
2. Staf pengajar lembaga pendidikan Islam "Antassalam" Garut
3. Staf Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Kecil (P2MK) Garut

Anda mungkin juga menyukai