Anda di halaman 1dari 1

Nurudin Luqman Arif 314040030

Sejarah dan Pentingnya K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )


Sejarah berkembangnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dimulai dari pesatnya
industri dan dunia usaha saat ini sangat dipengaruhi oleh adanya proses dan perkembangan
global dibidang ekonomi dan perdagangan. Globalisasi tersebut akan mempengaruhi arah dan
kebijakan pembangunan dan struktur ekonomi negara-negara berkembang termasuk
diantaranya adalah Indonesia.
Pada awal abad 18 dan pada saat terjadinya Revolusi Industri, Beardini Ramazini
menulis Discourse on Disease of Workers. Dikenal sebagai bapak pengobatan pekerja, dia
menggambarkan penyebab dari penyakit akibat kerja yang terjadi pada kimiawan yang
bekerja di laboratorium. Revolusi Industri juga melanda Amerika Serikat, undang-undang
yang umum pada saat itu menguntungkan para pengusaha dan manajer, dan nyatanya tidak
ada kompensasi untuk penyakit atau cidera serta tidak ada standard yang disetujui untuk
keselamatan tempat kerja. Namun demikian, ketika cidera semakin meningkat, usaha pertama
terhadap kompensasi dimulai di Massachusetts dengan Employers Liability Law pada tahun
1887. Namun demikian pada banyak kasus, usaha kompensasi ditolak dengan berbagai alasan
legal jika pengusaha dapat menunjukkan bahwa pekerja lalai atau memberikan kontribusi
terhadap penyebab kecelakaan.
Dalam tahun 1970, Occupational Safety and Health Act (OSHA) yang bersejarah
disahkan dan menjadi undang-undang federal yang efektif pada tahun 1971. Keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi elemen penting pada sebagian besar industri manufakturing.
Standard-standard telah dimulai dan manajemen telah mengetahui bahwa keuntungan operasi
secara langsung terpengaruh ketika pekerja mengalami lost time karena cidera yang
disebabkan kerja.
Usaha penanganan keselamatan kerja di Indonesia dimulai pada tahun 1847 sejalan
dengan pemakaian mesin uap untuk keperluan industri oleh pemerintah Hindia Belanda yang
pengawasannya ditujukan untuk pencegahan kebakaran, belum tertuju pada perlindungan
tenaga kerja yang berasal dari orang-orang yang dijajah, karena hal ini dianggap bukan
merupakan suatu kepentingan masyarakat oleh pemerintah yang menjajah.
Pada tanggal 28 Pebruari 1852 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan STBL. No. 20
yang mengatur tentang pelaksanaan keselamatan kerja pada pemakaian pesawat uap, yang
pelaksanaannya diserahkan pada instansi DIENST VAN HET STOOMWEZEN yang
sekaligus pelaksanaan pengawasannya sudah tertuju pada perlindungan tenaga kerja.
Pada tahun 1905 dengan STBL No. 521 oleh pemerintah Hindia Belanda dikeluarkan
peraturan tentang keselamatan kerja dengan nama"VEILIGHIED REGLEMENT" atau
disingkat VR, yang diperbarui pada tahun 1910 STBL. No. 406
Dan selanjutnya dikeluarkan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Khusus yang
terakhir pada peride ini adalah peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No. 65 Tahun 1969
tentang Penyelenggaraan Kursus/Latihan Kader Keselamatan Kerja.
Pemerintah telah berusaha untuk mengembangkan dan membudayakan K3. Dengan
makin membudayakan K3 dikalangan masyarakat industri, diharapkan kondisi kerja makin
baik sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai