3.1 Sistem Pengendali Proportional (P-Controller) Dalam sistem pengendali proportional (P-Controller) proses start up, pulse dan servo dilakukan secara berkesinambungan.Untuk proses start-up dimulai dengan mengatur nilai set point untul level sebesar 200 mm dengan gain 10 dan 50 serta bukaan valve 180 o . Pengambilan data dilakukan dengan rentang waktu 2 detik selama 200 detik. Proses start up dilakukan pada saat pompa dijalankan dan air mulai naik keatas masuk ke dalam tangki.Hal ini terus berlanjut selama 200 detik. Selanjutnya setelah proses start up, pulse gangguan yang diberikan pada sistem berupa perubahan laju alir keluar tangki proses dengan cara merubah bukaan V4 diubah menjadi 90 selama 1 menit kemudian diubah menjadi 180 selama 1 menit dan kemudian bukaan V4 dikembalikan kebukaan semula yakni 90. Proses servo merupakan proses lanjutan dari pulse, yaitu dengan mengatur ulang harga set point yang baru. Set point yang digunakan adalah dari 200 mm diubah menjadi 300 mm, dengan gain 10 dan 50 serta bukaan valve 180 o proses servo ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan parameter terhadap respon controller pada saat proses mencapai set point. Kasusnya hampir sama dengan start up, yaitu terjadinya kenaikan dan penurunan level secara berkala sesuai dengan kondisi operasi dari masing-masing proses. Perubahan kenaikan dan penurunan level pada proses start up, pengaruh pemberian pulse dan perubahan nilai level pada Propotional Controller dapat dilihat pada gambar 3.1 dan 3.2 berikut. 3.1.1 Proses Start Up Dari gambar 3.1 dan gambar 3.2 sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai level dimulai dari 0 mm dan terus naik hingga set point yang diinginkan yaitu 200 mm, dengan adanya perbedaan gain (Kc) pada proposional controller (P-controller) untuk kasus start up menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time, respon time, osilasi, dan offset yang terjadi. Rise time adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai nilai set point pertama sedangkan respon time adalah waktu untuk mencapai nilai akhir dengan deviasi sebesar 5% (Stephanopoulos, 1984). Osilasi merupakan peristiwa naik-turun pada tinggi permukaan air secara periodik. Dan perbedaan antara set point dan tinggi nyata disebut offset. Pada gain 10 rise time nya adalah 56 detik .Sedangkan pada gain 50 rise time nya adalah 54 detik. Pada gain 10 offset yang terjadi lebih besar daripada offset yang terjadi pada gain 50. Dan untuk kestabilan dapat dilihat gain 50 lebih stabil dibandingkan gain 10. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai proportional band (semakin besar gain) pengendali semakin peka (tanggapan semakin cepat), offset yang terjadi semakin kecil, tetapi sistem cenderung tidak stabil (terjadi osilasi) (Heriyanto, 2010). 3.1.2 Proses Pulse Hubungan antara perubahan besar bukaan valve V4 terhadap perubahan laju alir keluar dapat dilihat pada gambar 3.1 dan gambar 3.2 sebelumnya. Perbedaan gain (Kc) pada proposional controller (P-controller) untuk kasus pulse menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time, respon timenya. Pada gain 10 rise time nya adalah 72 detik. Sedangkan pada gain 50 rise time nya adalah 24 detik. Pada saat gain 50 dihasilkan respon yang lebih cepat untuk mencapai set point dibandingkan pada saat gain 10.Semakin besar gain maka sinyal output yang dihasilkan semakin cepat mencapai set point. 3.1.3 Proses Servo Dari gambar 3.1 dan gambar 3.2 bahwa perbedaan gain (Kc) pada proposional controller (P-controller) menunjukkan respon yang berbeda dalam mencapai set point yang baru. Dimana untuk mencapai set point yang baru nilai rise time dan respon time mengalami perubahan dari nilai pada set point awal. Pada gain 10 rise time nya adalah 20 detik. Sedangkan pada gain 50 rise time nya adalah 42 detik. Dari gambar terlihat bahwa gain 50 lebih cepat dalam merespon gangguan. Semakin besar gain pada kontroller maka untuk merespon gangguan berupa servo lebih cepat stabil mencapai set point yang diinginkan tersebut (lebih sensitif terhadap error).
3.2 Sistem Pengendali Propotional Intergal Controller (PI-Controller) Dalam sistem pengendali proportional intergal controller (PI-Controller) proses start up, pulse dan servo dilakukan secara berkesinambungan.Untuk proses start-up dimulai dengan mengatur nilai set point untul level sebesar 200 mm dengan gain 50 dabn reset 0,1 dan 0,2 serta bukaan valve 180 o . Pengambilan data dilakukan dengan rentang waktu 2 detik selama 200 detik. Proses start up dilakukan pada saat pompa dijalankan dan air mulai naik keatas masuk ke dalam tangki.Hal ini terus berlanjut selama 200 detik. Selanjutnya setelah proses start up, pulse gangguan yang diberikan pada sistem berupa perubahan laju alir keluar tangki proses dengan cara merubah bukaan V4 diubah menjadi 90 selama 1 menit kemudian diubah menjadi 180 selama 1 menit dan kemudian bukaan V4 dikembalikan kebukaan semula yakni 90. Proses servo merupakan proses lanjutan dari pulse, yaitu dengan mengatur ulang harga set point yang baru. Set point yang digunakan adalah dari 200 mm diubah menjadi 300 mm, dengan gain 50, reset 0,1 dan 0,2, serta bukaan valve 180 o proses servo ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan parameter terhadap respon controller pada saat proses mencapai set point. Kasusnya hampir sama dengan start up, yaitu terjadinya kenaikan dan penurunan level secara berkala sesuai dengan kondisi operasi dari masing-masing proses. Perubahan kenaikan dan penurunan level pada proses start up, pengaruh pemberian pulse dan perubahan nilai level pada proportional intergal controller dapat dilihat pada gambar 3.1 dan 3.2 berikut.
3.2.1 Proses Start Up Dari gambar 3.3 dan gambar 3.4 sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai level dimulai dari 0 mm dan terus naik hingga set point yang diinginkan yaitu 200 mm, dengan adanya perbedaan reset pada proposional controller (P-controller) untuk kasus start up menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time, respon time, osilasi, dan offset yang terjadi. Pada reset 0,1 rise time nya adalah 54 detik. Sedangkan pada reset 0,2 rise time nya adalah 58 detik. Pada reset 0,1 offset yang terjadi sama besarnya dengan offset yang terjadi pada reset 0,2. Dan untuk keduanya terlihat pada grafik terjadi osilasi pada proses start up. 3.2.2 Proses Pulse Hubungan antara perubahan besar bukaan valve V4 terhadap perubahan laju alir keluar dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 sebelumnya. Perbedaan reset pada proposional controller (P-controller) untuk kasus pulse menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time dan respon timenya. Pada reset 0,1 rise time nya adalah 48 detik. Sedangkan pada reset 0,2 rise time nya adalah 66 detik. Pada saat reset 0,1 dihasilkan respon yang lebih cepat untuk mencapai set point dibandingkan pada saat reset 0,2.Semakin kecil reset maka sinyal output yang dihasilkan semakin cepat mencapai set point. 3.2.3 Proses Servo Dari gambar 3.3 dan gambar 3.4 bahwa perbedaan reset pada proposional controller (P-controller) menunjukkan respon yang berbeda dalam mencapai set point yang baru. Dimana untuk mencapai set point yang baru nilai rise time dan respon time mengalami perubahan dari nilai pada set point awal. Pada reset 0,1 rise time nya adalah 28 detik. Sedangkan pada reset 0,2 time nya adalah 22 detik. Dari gambar terlihat bahwa reset 0,2 lebih cepat dalam merespon perubahan set- point.
3.3 Sistem Pengendali Proposional Intergal Derivatif Controller (PID- Controller) Dalam sistem pengendali proposional intergal derivatif controller (pid- controller) proses start up, pulse dan servo dilakukan secara berkesinambungan.Untuk proses start-up dimulai dengan mengatur nilai set point untul level sebesar 200 mm dengan gain 50,reset 0,1, rate 0,1 dan 0,2, serta bukaan valve 180 o . Pengambilan data dilakukan dengan rentang waktu 2 detik selama 200 detik. Proses start up dilakukan pada saat pompa dijalankan dan air mulai naik keatas masuk ke dalam tangki.Hal ini terus berlanjut selama 200 detik. Selanjutnya setelah proses start up, pulse gangguan yang diberikan pada sistem berupa perubahan laju alir keluar tangki proses dengan cara merubah bukaan V4 diubah menjadi 90 selama 1 menit kemudian diubah menjadi 180 selama 1 menit dan kemudian bukaan V4 dikembalikan kebukaan semula yakni 90. Proses servo merupakan proses lanjutan dari pulse, yaitu dengan mengatur ulang harga set point yang baru. Set point yang digunakan adalah dari 200 mm diubah menjadi 300 mm, dengan gain 50,reset 0,1, rate 0,1 dan 0,2 serta bukaan valve 180 o proses servo ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan parameter terhadap respon controller pada saat proses mencapai set point. Kasusnya hampir sama dengan start up, yaitu terjadinya kenaikan dan penurunan level secara berkala sesuai dengan kondisi operasi dari masing-masing proses. Perubahan kenaikan dan penurunan level pada proses start up, pengaruh pemberian pulse dan perubahan nilai level pada proposional intergal derivatif controller (pid-controller) dapat dilihat pada gambar 3.5 dan 3.6 berikut. 3.3.1 Proses Start Up Dari gambar 3.5 dan gambar 3.6 sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai level dimulai dari 0 mm dan terus naik hingga set point yang diinginkan yaitu 200 mm, dengan adanya perbedaan rate pada proposional controller (P-controller) untuk kasus start up menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time, respon time, osilasi, dan offset yang terjadi. Pada rate 0,1 rise time nya adalah 64 detik. Sedangkan pada rate 0,2 rise time nya adalah 58 detik. Pada rate 0,2 offset yang terjadi lebih besar daripada offset yang terjadi pada rate 0,1. Dan untuk keduanya terlihat pada grafik terjadi osilasi pada proses start upnya dan rate 0,1 memiliki kestabilan yang lebih dibanding rate 0,2.
3.1.2 Proses Pulse Hubungan antara perubahan besar bukaan valve V4 terhadap perubahan laju alir keluar dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 sebelumnya. Perbedaan reset pada proposional controller (P-controller) untuk kasus pulse menunjukkan respon yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada rise time dan respon timenya. Pada rate 0,1 rise time nya adalah 14 detik. Sedangkan pada reset 0,2 rise time nya adalah 68 detik. Pada saat rate 0,1 dihasilkan respon yang lebih cepat untuk mencapai set point dibandingkan pada saat rate 0,2.Semakin kecil rate maka sinyal output yang dihasilkan semakin cepat mencapai set point. 3.1.3 Proses Servo Dari gambar 3.3 dan gambar 3.4 bahwa perbedaan reset pada proposional controller (P-controller) menunjukkan respon yang berbeda dalam mencapai set point yang baru. Dimana untuk mencapai set point yang baru nilai rise time dan respon time mengalami perubahan dari nilai pada set point awal. Pada rate 0,1 rise time nya adalah 14 detik. Sedangkan pada rate 0,2 time nya adalah 224 detik. Dari gambar terlihat bahwa rate 0,1 lebih cepat dalam merespon perubahan set- point. BAB IV KESIMPULAN 1. Nilai rise time minimum terdapat pada tipe pengendali yang memiliki gain 50. Hal ini disebabkan bahwa semakin besar gain maka respon controller semakin cepat mencapai keadaan stabil (set point). 2. Offset maksimum terdapat pada tipe pengendali proposional controller dengan gain 10. Hal ini disebabkan bahwa semakin kecil gain maka respon controller semakin lama untuk mencapai set point.