Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Produksi sampah di lingkungan kampus FTI UII berkisar 90 kg/hari.
Sampah kampus FTI UII diperkirakan terdiri dari sampah organik seperti sampah
sisa makanan kantin, sampah sayuran, sisa rapat pertemuan FTI UII dan sampah
anorganik seperti logam, plastik/ botol dan kertas.
Pengelolaan sampah organik dan anorganik di lingkungan FTI UII masih
menerapkan prinsip pengelolaan tradisional yaitu dengan cara pembuangan sampah
ke tempat pembuangan akhir. Untuk sampah organik dapat diolah menjadi biogas
melalui proses anaerobic digestion. Dimana biogas ini dapat dihasilkan dari proses
fermentasi dengan bantuan bakteri metan. Reaksi keseluruhan pembuatan biogas
dari bahan- bahan organik adalah sebagai berikut:

mikroorganisme
Bahan-bahan organik CH
4
+CO
2
+H
2
+N
2
+H
2
S (1)
anaerobik

Sampah organik ini memiliki kandungan protein, lemak dan karbohidrat
yang merupakan bahan utama pembuatan biogas. Pengujian untuk mengetahui
kandungan dari karbohidrat, protein dan lemak dari sampah organik tersebut dapat
dilakukan dengan metode hidrolisa pati untuk uji karbohidrat, metode Kjeldahl
nitrogen untuk uji protein dan metode ekstraksi solven untuk uji lemak.
2

Gas metan yang dihasilkan dari produksi biogas dapat diketahui dengan uji
GC (Gas Chromatography). Dari pengujian GC ini dapat diketahui prosentase
kandungan gas metan dari hasil fermentasi.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui volume sampah
FTI UII yang dihasilkan, analisa kandungan sampah organik yang meliputi
kandungan karbohidrat, protein dan lemak, dan yield gas metan yang dihasilkan
dengan perbandingan konsentrasi feedstock dan variasi inokulum yang digunakan
dalam proses fermentasi.

1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Berapa volume sampah organik yang dihasilkan dari lingkungan FTI UII?
2. Berapa kandungan karbohidrat, protein, dan lemak dari sampah organik FTI
UII?
3. Berapa yield gas metan yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik
FTI UII dengan perbandingan konsentrasi feedstock dan variasi inokulum?

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui volume sampah organik yang dihasilkan oleh lingkungan FTI UII.
2. Mengetahui kandungan karbohidrat, protein dan lemak dari sampah organik FTI
UII.
3

3. Mengetahui yield gas metan yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah
organik FTI UII dengan perbandingan konsentrasi feedstock dan variasi
inokulum.

1.4 BATASAN PENELITIAN
Batasan dari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Sampah organik ini merupakan sampah yang dihasilkan dari lingkungan FTI UII
meliputi sampah sisa sayuran, sisa makanan kantin, sisa makanan
rapat/pertemuan.
2. Uji potensi biogas dilakukan pada skala laboratorium di Laboratorium Jurusan
Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia.
3. Perbandingan konsentrasi feedstock dan variasi inokulum. Variasi inokulum
yang digunakan yaitu inokulum dari kotoran sapi dan dari limbah tahu. Masing-
masing dengan konsentrasi 0 gr/l; 2 gr/l ; 5 gr/l ; 8 gr/l dan 12 gr/l
4. Uji kandungan karbohidrat, protein dan lemak berdasarkan volume produksi
sampah harian.

1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengelolaan sampah yang lebih efisien untuk FTI UII
2. Mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
3. Menciptakan lingkungan FTI UII yang sehat dan nyaman.
4. Mendukung program pemerintah dalam meningkatkan potensi energi terbarukan.
4

1.6 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah seminar penelitian dan
untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana teknik kimia.




















5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kuantitas dan Komposisi Sampah Organik Kampus
Dalam Undang-undang RI No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah bisa digolongkan menjadi sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik seperti plastik dan logam tidak dapat diolah dengan cara
memanfaatkan aktifitas organisme hidup lainnya. Sehingga sampah anorganik juga
disebut sebagai non-biodegradable waste. Beberapa jenis sampah yang termasuk
organik atau biodegradable waste adalah sisa makanan, tumbuhan, hewan, kertas,
dan manure..[2]
Banyaknya sampah yang belum terkelola dengan baik akan menimbulkan
masalah pada lingkungan, seperti pencemaran tanah, permukaan dan air tanah dan
emisi GHG yang disebabkan oleh dekomposisi limbah[6]. Sebagian besar komposisi
sampah itu berwujud SW (solid waste). Untuk komposisi SW dikota- kota besar
yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, seperti Jakarta prosentase SW nya
yaitu 65% dan di Surabaya yaitu 72,41%[6].
Secara khusus, sampah disortir dan ditimbang menurut 12 kategori utama
dan 24 kategori sekunder.



6

Table 2.1 komposisi sampah [8]
Kategori Penjelasan yang mewakili bahan
Kertas dan produk kertas
Pencetak kertas yang digunakan
kembali
Kertas yang masih dapat digunakan, sisa hasil pencetakan
pada satu sisinya
Pencetak yang masih berfungsi Duplex or confidential printer paper
Printer yang tidak berfungsi Blank printer paper
Kertas campuran Majalah, katalog, kertas berwarna, kertas surat, dll.
Kertas karton Kertas karton
Koran Koran and brosur
Kotak kemasan Sereal dan kotak tisu
Tisu toilet Kertas tisu yang digunakan di toilet
Refundable Minuman kemasan
Gelas sekali pakai Gelas teh atau kopi sekali pakai
Plastik
Refundable Plastik wadah minuman
Sampah daur ulang Plastics # 17 (see note)
Plastic kemasan Kantong plastik dan kemasan
Plastik yang tahan lama Peralatan yang terbuat dari plastic, seperti pena dan nampan.
Kemasan susu Kardus, wadah plastik
Produk olahan susu Yoghurt, es krim, keju, krim susu
Kaca
Daur ulang Semua botol, kecuali botol kaca minuman
Wadah kosong yang dapat
dikembalikan Botol kaca untuk minuman
Lain-lain Lampu pijar, dan yang tidak tersebutkan diatas.
Polystyrene Kemasan makanan sekali pakai, seperti styrofoam
Logam besi

Sampah daur ulang Kaleng untuk makanan dan minuman
Besi lain-lain Peralatan makan seperti sendok dan garpu
logam non besi
Wadah kosong yang dapat
dikembalikan Aluminium untuk soda, jus dan bir kaleng
Lain-lain Aluminium foil
Bahan organik
Kompos Buah-buahan, sayuran, bubuk kopi dan kantong teh
Kompos dan lain-lain Semua limbah makanan kecuali daging, tulang dan roti
Tekstil Pakaian, kain pembersih
Bahan berbahaya Baterai, kaleng cat, biologi diautoklaf
Limbah E Elektronik dan kemasan elektronik
Lain-lain Non-daur ulang
7

Tabel 2.2 Komposisi Sampah Padat di Kota Besar [5]
City
Waste
Generation
komposisi(%)
ton/hari
kg/kap
hari
Sampah
terurai
kertas plastik tekstile botol Logam karet Kayu
Surabaya 2160 0.8 72.41 7.26 10.09 1.7 1.7 1.41 0.46 2.39
Jakarta 6000 0.65 68.12 10.11 2.68 1.63 1.63 1.9 0.55 NA
Catatan : NA= tidak tersedia, pengarang tidak menyebutkan kuantitas nya
Lain halnya untuk prosentase sampah kampus yang lebih didominankan oleh
civitas kampus tersebut seperti karyawan, mahasiswa aktif, dan staff pengajar yang
mempengaruhi banyak nya kuantitas sampah padat tersebut.
Pengambilan sampel untuk mengetahui kuantitas dan komposisi sampah
padat di Autonomous University of Baja California (UABC), dibagi menjadi tiga
pengelompokkan tempat yaitu di gedung-gedung kampus seperti di gedung
akademik dan administrasi, di kebun dan di pusat komunitas seperti di kantin.
Berikut komposisi (%wt) dari sampah padat di Autonomous University of Baja
California yang diambil dari 3 tempat strategis di kampus[1].
Table 2.4 komposisi sampah padat di Autonomous University of Baja California [1]
kategori sampah
area bangunan
(%)
kebun (%)
pusat komunitas
(%)
Kertas 43.6 7.5 23.3
Plastic 6.7 3.0 8.2
Organic 10.2 80.0 54.1
8

Logam 2.5 0.4 4.5
Kaca 3.6 1.7 4.6
Konstruksi 1.8 0.2 1.9
bahan berbahaya 0.3 0.2 0
lain-lain 31.3 7.0 3.4
Total 100.0 100.0 100.0

Untuk sampah di gedung- gedung kampus seperti di gedung administrasi dan
akademik, proporsi lebih besar diwakili oleh kertas, direpresentasikan sebanyak
55% . Untuk sampah kebun dengan komponen kuantitas tertinggi adalah sampah
organik yaitu dengan representasi 88%. Dan untuk pusat komunitas seperti kantin di
representasikan sebanyak 85%[1].
Dari referensi yang telah disebutkan tadi, kuantitas dan komposisi sampah
padat kampus FTI UII diperkirakan mencapai kuarang lebih 90 kg/hari atau fraksi
organiknya diperkirakan mencapai kurang lebih 45 kg/hari.

2.2 Metodologi Kuantifikasi dan Karakterisasi Sampah Padat Kampus
Berbagai pendekatan untuk mengetahui kuantifikasi rinci mengenai jumlah
dan karakterisasi dari sampah diantaranya dapat melalui wawancara dan ekstrapolasi
data dari civitas kampus FTI UII [7]. Untuk metode questioner survey ini
memerlukan persiapan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dalam bentuk
wawancara dan yang terpenting diperlukan dukungan dari administrasi, kerjasama
antar mahasiswa, karyawan dan staff pengajar. Selain metode questioner survey, ada
9

metode Direct Waste Analysis (DWA) yang dapat menjadi metode paling efektif
untuk mentukan kuantifikasi sampah padat karena dapat merepresentative jumlah
sampah, lebih akurat, dan juga mengindentifikasi peluang pengurangan limbah,
penggunaan kembali, daur ulang dan pengomposan[8]. Metode direct waste
analysis (DWA) dilakukan secara langsung menggunakan tangan (hand sorting), dan
dilakukan dalam dua periode yang berbeda yaitu ketika ujian dan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung.
2.3 Uji Karbohidrat, Protein, dan Lemak dalam Sampah Organik Kampus
Uji karbohidrat, protein, dan lemak dilakukan karena senyawa ini diperkirakan
terkandung didalam sampah organik kampus seperti limbah sisa makanan kantin
atau sampah sayur. Selain itu, diprediksi pula terdapatnya senyawa lain seperti
lignin, lignoselulosa dalam sampah organik tersebut. Metode yang dapat digunakan
dalam analisis karbohidrat, protein, dan lemak ini menggunakan metode HPLC
untuk analisa karbohidrat atau dapat juga menggunakan metode reaksi hidrolisa pati.
Untuk analisa kadar protein dapat dilakukan dengan metode total kjedahl nitrogen.
Metode ini digunakan karena merupakan metode standar dan telah digunakan secara
luas diseluruh dunia. Serta untuk uji kandungan lemak dapat dilakukan dengan
metode ekstraksi solven.[3]
2.4 Produksi Biogas dengan Metode Anaerobic Digestion
Biogas diproduksi dari bahan-bahan organik seperti sampah makanan, sayur,
sampah buah, serta kotoran manusia, dan hewan. Biogas tersebut dihasilkan dari
aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan organik tersebut. Proses degradasi ini
tanpa melibatkan oksigen, sehingga disebut anaerobic digestion.[2]
10

Proses anaerobic digester secara garis besar dimulai dari proses hydrolysis,
yaitu proses dekomposisi bahan organik polimer seperti protein, karbohidrat, dan
lemak menjadi monomer yang mudah larut seperti glukosa, asam lemak, dan asam
amino yang dilakukan oleh sekelompok bakteri fakultatif seperti lipolytic bacteria,
cellulolytic bacteria, dan proteolytic bacteria. Dilanjutkan proses acidogenesis,
yaitu proses dekomposisi monomer organik menjadi asam-asam organik dan
alkohol. Pada proses ini, monomer organik diuraikan lebih lanjut oleh acidogenic
bacteria menjadi asam-asam organik seperti asam format, asetat, butirat, propionat,
laktat, ammonia, serta dihasilkan juga CO
2
, H
2
, dan etanol. Proses ketiga merupakan
proses acetogenesis, yaitu perubahan asam organik dan alkohol menjadi asam asetat.
Pada proses ini senyawa asam organik dan etanol diuraikan acetogenic bacteria
menjadi asam format, asetat, CO
2
, dan H
2
. Serta proses yang terakhir proses
methanogenesis, yaitu perubahan dari asam asetat menjadi metan.[2]

2.5 Yield Biogas dari Sampah Organik Kampus
Teknologi biogas banyak diterapkan di beberapa negara, termasuk di
Indonesia. Pengolahan biogas dari beberapa sampah organik telah mengasilkan
volume biogas, seperti studi yang telah dilakukan oleh S. Sedlek bahwa penelitian
yang dilakukan oleh Cho & Park menghasilkan yield metan dari beberapa jenis
sampah makanan pada suhu 37
o
C dalam waktu retensi 28 hari yaitu 482, 294, 277,
dan 472 mL/g VS dari cooked meat, nasi, kubis segar and campuran limbah
makanan.[4]

11

2.6 Pemanfaatan Biogas
Pemanfaatan biogas banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga
sebagai bahan bakar konsumsi rumahan, seperti di negara Nepal [5], untuk bahan
bakar kendaraan, dan sebagai alternatif energi listrik. Untuk kebutuhan listrik, di
beberapa negara seperti India, Filipina, dan Thailand mengaplikasikan anaerobic
digestion untuk memproduksi gas metan dari sampah padat. Pilot plant berkapasitas
150 ton/hari mampu memproduksi 14000 m
3
biogas dengan konsentrasi metan
sebesar 55-56 %, setara dengan 1,2 MW.[6]


2.7 Pemilahan Sampah Mandiri (sorting waste at source)
Pemilahan sampah mandiri dengan pemilahan tangan dilakukan sebagai
metode manajemen sampah padat, yaitu untuk mengembangkan strategi
memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Metode ini telah banyak diterapkan oleh
perguruan tinggi di beberapa negara seperti di Universitas British Columbia. Metode
ini berguna untuk mengetahui komposisi sampah, serta jumlah sampah yang
dihasilkan.[7]





12

BAB III
HIPOTESIS

Biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an, dan melalui
Proyek Pengembangan Biogas pada tahun 1981 dibangun instalasi biogas. Produksi
biogas saat ini sebagian besar menggunakan bahan baku dari limbah kotoran sapi,
limbah buah-buahan, limbah sayuran, dan limbah tahu. Untuk sampah organik
kampus yang meliputi sisa makanan kantin, sisa makanan rapat/pertemuan belum
dimanfaatkan menjadi biogas. Sehingga hal ini menjadi hipotesa peneliti dalam
melakukan penelitian ini.
Oleh karena itu peneliti mengambil beberapa dugaan atau hipotesa
sementara, yaitu:
1. Volume sampah organik kampus yang dihasilkan memungkinkan dapat
memenuhi kebutuhan produksi biogas.
2. Hasil prosentase adanya kandungan karbohidrat, protein, dan lemak dalam
sampah organik kampus menjadi penyusun utama dari gas metan.
3. Volume biogas yang dihasilkan dapat dibandingkan dari penelitian biogas yang
lain yaitu pada kisaran 400-600 liter biogas/kg VS
4. Dari variasi inokulum dan perbedaan konsentrasi feedstock yang digunakan
menghasilkan yield gas yang berbeda.



13

BAB IV
METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, digunakan metode-metode
sebagai berikut :
A. Direct waste analysis
Metode sorting sampah secara langsung dengan menggunakan tangan.
B. Questioner survey
Membagikan kuisioner kepada civitas akademik FTI UII.
C. Uji laboratorium produksi biogas
Meliputi uji kandungan karbohidrat, uji protein, dan uji lemak. Serta uji
produksi biogas dengan metode anaerobic digestion.
D. Studi Pustaka
Untuk memperoleh data-data yang mendukung, maka digunakan referensi
buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

4.1 Alat dan Bahan yang digunakan:
Alat :
Reaktor batch berupa tabung gelas kaca 100 ml, syringe, oven, kertas
saring Whatman 42, pHmeter, timbangan analitis, Gas Chromatography
(GC), Oven, Furnace, krus, venoject, Erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker,
buret, kondensor, labu kjedahl, labu leher tiga, pemanas mantel, labu
14

soxhlet, pengaduk kaca, blender, jerigen, lemari asam, kompor listrik,
corong, labu ukur, pipet ukur, timbangan digital, corong, pipet ukur,
penjepit, alat distilasi+ adapter+ bola, statip dan klem, labu leher satu.
Bahan- bahan:
Sampah sisa makanan, sisa sayuran, inokulum kotoran sapi dan inokulum
limbah tahu, aquades, larutan HCl 2N, larutan fehling A dan fehling B,
larutan glukosa standar, indicator methyl blue, larutan NaOH 45%, K
2
SO
4
,
CuSO
4
, H
2
SO
4
pekat, HCl 0,1N, NaOH 0,1N, indikator phenol phtalein,
indikator methyl red, Zn, pelarut n- Hexane.

4.2 Prosedur penelitian
Tahap pertama yaitu direct waste analysis, dilakukan dengan cara sorting
sampah organik secara langsung menggunakan tangan. DWA dikerjakan dalam 2X
periode. Periode pertama dilakukan pada saat aktivitas kuliah selama satu minggu,
dan periode kedua dilakukan pada saat aktivitas ujian semester selama satu minggu.
Tahap kedua yaitu metode kuisioner yang dilakukan dengan cara membagikan
kuisioner secara personal kepada seluruh civitas akademik FTI UII secara acak.
Tahap ketiga yaitu uji laboratorium berupa uji karbohidrat, lemak dan protein.
Untuk uji karbohidrat menggunakan metode analisa hidrolisa pati, untuk uji
kandungan protein menggunakan metode total Kjedahl Nitrogen dan uji lemak
dengan menggunakan metode ekstraksi lemak.
Untuk uji potensi biogas menggunakan metode anaerobic digestion, dengan
menggunakan botol kaca 100 ml sebagai reaktor gas. Mula-mula feedstock berasal
15

dari sampah organik yang dicacah dan kemudian diblender hingga halus. Feedstock
dicampurkan dengan masing-masing inokulum pada konsentrasi 2 gr/ml, 5 gr/ml, 8
gr/ml, 12 gr/ml dan konsentrasi 0 gr/ml sebagai sampel blangko. Campuran
dimasukkan kedalam reaktor botol kaca dengan perbandingan 25 ml inokulum dan
25 ml campuran Feedstock dengan air. Tabung ditutup dengan seal kemudian
diinjeksikan gas N
2
selama 4 menit.
Produksi biogas diukur setiap 3 hari selama satu bulan pertama dan setiap 5
hari selama satu bulan berikutnya. Sampel gas ini diambil dan dimasukkan kedalam
venoject, kemudian gas yang telah ditampung di uji menggunakan gas
chromatography atau GC.

16

4.3 Hasil yang Diharapkan
Dari penelitian ini diharapkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pada bulan ke-2 diperoleh data kuantitatif volum sampah organik FTI UII
melalui sorting langsung (direct waste) dan penyebaran kuisioner.
2. Pada bulan 3 memulai uji laboratorium untuk kandungan karbohidrat,
protein dan lemak dari sampah organik kampus FTI UII.
3. Pada bulan ke 5 sudah mendapatkan yield metan yang dihasilkan dari
proses fermentasi dari perbandingan konsentrasi feedstock dan variasi
inokulum.
4. Pada bulan ke-6 sudah menyelesaikan laporan hasil penelitian.













17

DAFTAR PUSTAKA
1. Armijo de Vega, C., S. Ojeda Bentez, and M.E. Ramrez Barreto, Solid waste
characterization and recycling potential for a university campus. Waste
Management, 2008. 28, Supplement 1(0): p. S21-S26.
2. Fairus, S., Salafudin, Rahman, L., dan Apriani, E., Pemanfaatan Sampah
Organik Secara Padu Menjadi Alternatif Energi : Biogas dan Precursor
Briket.2011: Yogyakarta, Indonesia.
3. RH, Dr., Analisis Makanan:analisis karbohidrat, analisis protein, dan
analisis lemak. rinaherowati.files.wordpress.com/2011/11/3-analisis-
lemak.pdf di akses pada tanggal 13 April 2013
4. Sedlek, S., Kubask, M., Lehotsk, S., and Bodk, I., Food waste the
source of biogas production increase in the municipal WWTPs. Slovak
University of Technology , Bratislava, Slovak Republic.
5. Lohri, C., Vgeli, Y., Oppliger, A., Mardini, R., Giusti, A., Zurbrgg, C.,
Evaluation of Biogas Sanitation Systems in Nepalese Prisons, in
Decentralizaed Wastewater Treatment Solutions in Developing Countries
Conference and Exhibition. 2010: Surabaya, Indonesia.
6. Dhokhikah, Y., Trihadiningrum, Y., Solid Waste Management in Asian
Developing Countries: Challenges and Opportunities. J. Appl. Environ.
Biol. Sci., 2(7) 329-335, 2012.
7. Ho, W., Koseoglu, A., Lu, D., Yu K., An Investigation into Solid Waste
Accounting.University of British Columbia APSC 261. 2012.
18

8. Smyth, D.P., A.L. Fredeen, and A.L. Booth, Reducing solid waste in higher
education: The first step towards greening a university campus. Resources,
Conservation and Recycling, 2010. 54(11): p. 1007-1016.

















19

LAMPIRAN

A. Format Pembuatan Laporan
Sistimatika Isi Laporan Tugas Penelitian
Sistimatika penulisan laporan Tugas Penelitian terdiri tiga bagian pokok,
yaitu Bagian Pendahuluan, Bagian Isi dan Bagian Akhir.
1. Bagian pendahuluan terdiri dari:
Lembar judul tugas penelitian
Lembar pernyataan keaslian tugas penelitian
Jika dalam membuat karya ilmiah mahasiswa menggunakan data orang
lain tanpa menyebutkan sumbernya akan mendapat sanksi sesuai dengan
aturan disiplin mahasiswa yang berlaku di UII
Lembar pengesahan dosen pembimbing
Lembar persembahan dan motto (jika ada)
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar table
Daftar gambar
Abstrak (diterjemahkan dalam bahasa inggris)
2. Bagian isi laporan tugas penelitian terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
20

1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

B. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tempat : LABORATORIUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Waktu : Bulan Oktober Januari 2013
C. Pelaksana
1. Nama : Almira Dika Kusuma
No Mahasiswa : 10 521 010
2. Nama : Ade Yuliati Suratin
No Mahasiswa : 10 521 013
Jurusan : Teknik Kimia
Institusi : Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
21

D. Penutup
Demikian proposal ini kami susun dengan harapan pihak jurusan berkenan
menerima dan menyetujui proposal penelitian ini dan semoga pelaksana penelitian
ini dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana dan bagi mahasiswa agar dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan
yang ada pada suatu penelitian dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dimasa yang akan datang. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.


Yogyakarta, Oktober 2013



Almira Dika Kusuma Ade Yuliati Suratin
NIM 10521010 NIM 10521013




Mengetahui,




Khamdan Cahyari, S.T., M.Sc.
NIP 105210102

Anda mungkin juga menyukai