Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya adalah pengetahuan, cara hidup, kebiasaan, nilai dan norma serta
perangkat sosial yang dimiliki dan berkembang dalam sekelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya ini dapat berupa materi abstrak,
konkret maupun fisik. Secara langsung maupun tidak langsung, budaya akan sangat
berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang menganut suatu budaya. Hal ini
dikarenakan budaya sangat berkaitan dengan pola-pola hidup, pola pikir,
kebiasaan dan pandangan dalam suatu masyarakat. Indonesia yang terdiri dari
beragam etnis tentu memiliki banyak budaya dalam masyarakatnya.
erkadang, budaya suatu etnis dengan etnis yang lain dapat berbeda !auh. Hal
ini menyebabkan suatu budaya yang positif, dapat dianggap budaya negatif di
etnis lainnya. Sehingga tidaklah mengherankan !ika permasalahan kesehatan
di Indonesia begitu kompleks.
Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai suku,
perbedaan suku akan menyebabkan berbeda dalam adat istiadat yang
dilakukanya. "enelitian ini bertu!uan menganalisis perilaku kesehatan yang
berhubungan dengan budaya dan adat istiadat suku #awa untuk men!awab
pertanyaan penelitian tentang bagaimana pengalaman keluarga tentang
perilaku ibu hamil dan nifas. $eskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah,
namun budaya tersebut secara langsung mempengaruhi kesehatan
masyarakat. "erbedaan budaya yang ada hanya sebagian kecil dari
kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan
kebudayaan. %ntuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah
kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan
budaya suatu daerah. &tas dasar inilah, kami ingin mengetahui lebih lan!ut
mengenai budaya dan kaitannya dengan kesehatan, perkembangan budaya
kesehatan serta faktor yang dapat mempengaruhi suatu budaya. Sehingga
dalam mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat lebih terarah
yang implikasinya adalah naiknya dera!at kesehatan masyarakat.
1.' (umusan $asalah
1.) u!uan
1.* $anfaat
BAB II
ISI
&. +efinisi $anusia, Budaya dan ,esehatan
1. +efinisi $anusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata -manu.
/Sansekerta0,-mens./Latin0, yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang berakal budi /mampu menguasai makhluk lain0. Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasanatau realitas, sebuah kelompok /genus0 atau seorang indi1idu.
+alam hubungannya dengan lingkungan dan budaya, manusia merupakan suatu
organisme hidup li1ing organism0. erbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap
orang berasal dari satu lingkungan baik lingkungan 1ertikal /genetika,
tradisi0, hori2ontal /geografik, fisik, sosial0, maupun kese!arahan. atkala
seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi,
dan oleh karena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang
dan kehilangan itu tergantikan. +ari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan/sense0 untuk membedakan /sense of
discrimination0 dan keinginan untuk hidup. %ntuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. &lat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari
lingkungan. Sedangkan panduan untuk mengolah dan berinteraksi dengan
lingkungan dibutuhkan adanya budaya. 3leh karena itu budaya
mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
'. +efinisi Budaya
,ata budaya merupakan bentuk ma!emuk kata budi-daya yang
berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai
sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta
budhayah yaitu bentuk !amak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda diistilahkan dengan kata
culturur. +alam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari
kata colera. Colera berarti mengolah, menger!akan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah /bertani0. ,emudian pengertian ini berkembang
dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan akti1itas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam. +efinisi budaya dalam pandangan ahli
antropologi sangat berbeda dengan berbagai ilmu sosial lain. &hli-ahli
antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut. 4.B. aylor5 1671
berpendapat bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipela!ari manusia sebagai
anggota masyarakat. Sedangkan Linton5 18*9, mengartikan budaya dengan
keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan
kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat
tertentu. &dapun ,luckhohn dan ,elly5 18*: berpendapat bahwa budaya
adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang
eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu,
sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia. Lain halnya
dengan ,oent!araningrat5 1878 yang mengartikan budaya dengan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang di!adikan milik diri manusia dengan
bela!ar. Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa
unsur bela!ar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang
berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan bela!ar. +ari kerangka tersebut
diatas tampak !elas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan
dan kebudayaan. +imana budaya lahir melalui proses bela!ar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan. Selain itu terdapat tiga
wu!ud kebudayaan yaitu 5
1. ;u!ud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan
sebagainya. ;u!ud pertamadari kebudayaan ini bersifat abstrak,
berada dalam pikiran masing-masing anggotamasyarakat di tempat
kebudayaan itu hidup<
'. &ktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial
terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yanglain setiap saat dan
selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan.
Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret<
). ;u!ud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas
perbuatan dan karyamanusia dalam masyarakat.
). +efinisi ,esehatan
,esehatan dalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek.
Ini !uga merupakan tingkat fungsional dan atau efisiensi metabolisme
organisme, sering secara implisit manusia. "ada saat berdirinya 3rganisasi
,esehatan +unia /;H30, pada tahun 18*6, kesehatan didefinisikan
sebagai =keadaan lengkap fisik, mental, dan kese!ahteraan sosial dan
bukanhanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.="ada 186>, ;H3, dalam
"iagam 3ttawa untuk "romosi ,esehatan, mengatakan bahwa kesehatan
adalah =sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tu!uan dari
kehidupan. ,esehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber
daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.=
,esehatan fisik terwu!ud apabila sesorang tidak merasa dan
mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara ob!ektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuhberfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan. ,esehatan mental /!iwa0 mencakup tiga komponen, yakni
pikiran, emosional, dan spiritual.
1. "ikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau !alan pikiran.
'. 4mosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya,misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
). Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pu!ian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni uhan ?ang $aha ,uasa. $isalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
B. Hubungan &ntara Budaya dan ,esehatan
,ebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. "ada
beberapa masyarakat tradisional di Indonesia kita bisa melihat konsepsi budaya
yang terwu!ud dalam perilaku berkaitan dengan pola wanita yang sedang hamil
yang berbeda, dengan konsepsi kesehatan modern.
+i #awa engah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di #awa
Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 6-8 bulan senga!a harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. @ontoh lain
di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang
besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan.
+an memang, selain ibunya kurang gi2i, berat badan bayi yang dilahirkan !uga
rendah. entunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun
dan lain-lain bagi wanita hamil !uga masih dianut oleh beberapa kalangan
masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. /;ibowo, 188)0.
"ermasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah
gi2i. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-
pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari
tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa
makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan !anin. Selain pada masa hamil,
pantangan-pantangan atau an!uran masih diberlakukan !uga pada masa pasca
persalinan. "antangan ataupun an!uraan ini biasanya berkaitan dengan proses
pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya
dikonsumsi untuk memperbanyak produksi &SI, ada pula makanan tertentu yang
dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional,
ada praktik-praktik yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan
kondisi fisik dan kesehatan si ibu. $isalnya mengurut perut yang bertu!uan untuk
mengembalikan rahim ke posisi semula< memasukkan ramuan-ramuan seperti
daun-daunan kedalam 1agina dengan maksud untuk membersihkan darah dan
cairan yang keluar karena proses persalinan atau memberi !amu tertentu untuk
memperkuat tubuh /Iskandar et al., 188>0.
$akanan "antangan bagi ibu nifas diantaranya adalah gorengan, cabe dengan
kebanyakan alasan keluarga adalah menghambat penyembuhan luka sehabis
melahirkan. Seorang ibu memberikan alasan ketika ditanya mengapa tidak boleh
makan ikan asin atau makanan amis lainya, ibu tersebut men!awab,.ibu yang
habis melahirkan tidak boleh makan yang amis-amis , nanti asinya menjadi
amis. ,ebanyakan keluarga mengan!urkan anggota keluarganya yang nifas untuk
minum !amu dan makan daun katu, hal ini untuk memperlancar &SI dan
menambah kesehatan ibu. +alam men!elaskan an!uran ini seorang ibu
berkata,Kalau habis melahirkan minumnya tidak boleh banyakbanyak, nanti
lukanya basah, tidak sembuh-sembuh. $akanan yang dilarang dan yang
dian!urkan diatas sesuai dengan pandangan kesehatan yaitu makanan yang pedas
misalnya merangsang saluran cerna, pada ibu nifal saluran cerna sensitif karena
masa adaptasi fisiologis terhadap hormon ketika hamil. ,etika ditanya perilaku
pantangan pada ibu nifas, seorang ibu berkata,.Orang habis melahirkan itu tidak
boleh tidur terlentang, nanti menyebabkan darah putih naik kemata.. ,aki
ditekuk dan ker!a berat tidak dian!urkan pada ibu nifas, sebab mengganggu
kesehatan ibu. ,eluar pada sore hari !uga tidak dian!urkan, alasan beberapa
anggota keluarga adalah menurut kata leluhur. "erilaku yang dian!urkan ketika ibu
nifas adalah +uduk kaki lurus selama *9 hari, memakai pilis di dahi dan seluruh
tubuh, tidak boleh banyak gerak, stagen sampai atas lutut, perut diberi tapel, hal
ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi ibu seperti sebelum melahirkan.
&n!uran lain untuk ibu nifas adalah tidur setengah duduk agar darah putih tidak
kemata, serta mandi wuwung tiap pagi dan sore biar matanya !ernih. $enurut
kesehatan hal tersebut benar tetapi alasanya adalah untuk memperlancar aliran
darah sebab pada ibu nifas aliran darah lambat yang disebabkan karena
peningkatan trombosit. ,aki ditekuk dan tidur terlentang mengganggu sirkulasi
aliran darah, ker!a berat menambah beban ker!a !antung, pada ibu nifas hal ini
kurang dian!urkan.

Anda mungkin juga menyukai