Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

EVALUASI KINERJA GENERATOR INDUKSI


PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO



Oleh:
Benny Yusuf
BP.1010951012

Dosen Pembimbing :
Ir. REFDINAL NAZIR, Ph.D
NIP. 19580928 198603 1 001




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis energi yang melanda Indonesia, khususnya energi listrik telah memaksa berbagai pihak
untuk mencari solusi dalam mengatasi persoalan ini. Banyak sekali penelitian yang telah
dilakukan untuk mencari sumber energi alternatif selain dari minyak bumi dan batubara.
Pemanfaatan energi matahari, angin dan air sudah banyak dilakukan baik dalam sekala kecil
maupun besar.
Pemanfaatan energi tersebut harus di sesuaikan dengan potensi alam yang tersedia dan besar
kapasitas yang diinginkan. Sejalan dengan pemikiran diatas maka kita melirik keadaan alam di
propinsi yang mempunyai sungai-sungai yang cukup banyak jumlahnya, dimana sungai-sungai
tersebut sangat berpotensi sebagai sumber tenaga, khususnya sebagai pembangkit listrik baik
dalam skala besar, kecil, terlebih-lebih untuk pembangkit mini dan mikro.

Pengembangan mikro hidro dipandang sebagai pilihan yang tepat untuk penyediaan energi listrik
di daerah terpencil dengan jumlah penduduk yang sedikit dan sulit dijangkau jaringan listrik dari
PLN. Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) cocok diterapkan didaerah
terpencil karena selain ekonomis, teknologi PLTMh juga ramah lingkungan bila dibandingkan
dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Teknologi PLTMH juga dapat dikatakan sederhana. Jika terdapat beda tinggi air di suatu wilayah
atau alur sungai, baik berupa terjunan, alur sungai yang curam atau aliran air sungai yang bisa
dibendung, maka disitu dapat dibangun PLTMH.

Untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMh) dengan skala kecil, penggunaan generator
induksi sangat tepat karena harga unitnya murah, konstuksinya kuat dan sederhana, mudah dalam
pengoperasiannya dan memerlukan sedikit perawatan. Disisi lain generator induksi memiliki
kekurangan bila dibandingkan dengan generator sinkron. Penggunaan generator induksi sebagai
pembangkit listrik dapat mengakibatkan resiko terhadap kestabilan sistem pembangkit,
khususnya kestabilan tegangan dan frekwensi, serta efisiensinya. Hal ini sesuai dengan
karakteristik dari generator induksi dimana apabila terjadi perubahan beban dan putaran maka
akan diikuti oleh perubahan tegangan dan frekwensi, sehingga system pembangkit dikatakan
tidak stabil.


1.2 Perumusan Masalah
Analisis sistem dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem PLTMh tersebut pada saat ini
dan juga untuk mengetahui potensi dari sumber daya air yang ada di lokasi PLTMh. Dengan
demikian bisa diupayakan usaha-usaha untuk perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada pada
sistem PLTMh tersebut sehingga dapat beroperasi secara normal, khususnya yang menyangkut
dengan stabilitas tegangan dan frekuensi yang standard.
Adapun parameter-parameter yang akan dievaluasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses sistem PLTMh secara umum?
2. Parameter-parameter apa saja yang mempengaruhi kinerja Generator induksi?
3. Bagaimna pengaruh beban harian PLTMh terhadap kinerja generator induksi?
4. Bagaimana stabilitas tegangan dan frekuensi yang dibangkitkan oleh Generator induksi
pada PLTMh?


1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian tentang eveluasi kinerja Generator pada pembangkit listrik tenaga
mikrohidro (PLTMh) bertujuan untuk:
1. Menganalisis sistem Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) secara umum
2. Menganalisis beban harian
3. Menganalisis parameter-parameter yang mempengaruhi kinerja Generator induksi
4. Menganalisis stabilitas tegangan dan frekuensi yang dibangkitkan oleh Generator
generator induksi pada PLTMh
5. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja sistem PLTMh agar bisa beroperasi
secara stabil

1.4 Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan analisis terhadap kinerja Generator pada PLTMh , maka dapat dipetik
beberapa mamfaat dari penelitian ini :
1. Dapat memberikan informasi mengenai kinerja Generator induksi pada system PLTMh
2. Dapat memberi manfaat dalam mengambil langkahlangkah antisipasi terhadap
kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi akibat dari kinerja generator yang
tidak sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Untuk referensi dalam meningkatkan stabilitas tegangan dan frekuensi generator pada
system PLTMh, sehingga listrik yang dihasilkan sesuai dengan standar sehingga aman
saat digunakan oleh konsumen dan juga tidak berbahaya bagi peralatan listrik.
4. Dapat dijadikan rekomendasi untuk pembangunan dan pengembangan PLTMh
selanjutnya.



















Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip PLTMh
Pembangunan PLTMH diawali dengan pembangunan bendungan yang berfungsi mengatur aliran
air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH. Bendungan perlu dilengkapi
dengan pintu air dan saringan sampah untuk mencegah masuknya kotoran atau endapan lumpur.
Di dekat bendungan dibangun bangunan pengambilan (intake). Kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan saluran penghantar yang berfungsi mengalirkan air dari intake. Saluran ini dilengkapi
dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk mengeluarkan air yang berlebih.
Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun
kolam pengendap. Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran
sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih. Kolam penenang (forebay) berfungsi untuk
menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa
pesat. Agar menghemat pipa pesat maka dirancang bak penenang sedekat mungkin dengan
rumah turbin. Pembangkit Listrik Mikro Hidro pada prinsipnya adalah pembangkit tenaga listrik
dengan menggunakan sistem run off river, dimana air tidak ditahan pada sebuah bendungan.
Pada sistem run off river, sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian dialirkan
melalui pipa pesat (penstock) menuju turbin. Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum
masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi
kinetik yang akan memutar roda turbinAliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi
kinetik yang akan memutar poros turbin. Putaran poros turbin memutarkan generator untuk
menghasilkan energi listrik. Seluruh sistem ini harus balance. Generator yang dapat digunakan
pada mikro hidro adalah generator sinkron dan generator induksi. Generator sinkron bekerja
pada kecepatan yang berubah-ubah. Untuk dapat menjaga agar kecepatan generator tetap,
digunakan speed governor elektronik. Generator jenis ini dapat digunakan secara langsung dan
tidak membutuhkan jaringan listrik lain sebagai penggerak awal. Sangat cocok digunakan di desa
terpencil dengan sistem isolasi. Generator Induksi, tidak diperlukan sistem pengaturan tegangan
dan kecepatan. Namun demikian, jenis generator ini tidak dapat bekerja sendiri karena
memerlukan suatu sistem jaringan listrik sebagai penggerak awal. Generator jenis ini lebih cocok
digunakan untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik.


Transmisi daya tersebut dapat secara langsung (kopling) atau tidak langsung (sabuk/belt). Sistem
transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan generator secara
lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu sama dengan kecepatan putar poros
turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah flat belt, sedangkan
V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan pada
sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Turbin, generator dan sistem kontrol masing-
masing diletakkan dalam sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus
dipisahkan dari pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan pemeriksaan.

Sedangkan komponen komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, antara lain :
1) Bendungan Pengalih dan intake (Diversion Weir dan Intake)
Bendungan untuk instalasi PLTMH berfungsi untuk menampung aliran air sungai dan atauhanya
sekedar untuk mengalihkan air supaya masuk kedalam intake. Sebuah bendungan biasanya
dilengkapi dengan pintu air untuk membuang kotoran dan endapan. Perlengkapan lainnya adalah
: penjebak/saringan sampah.
2) Bak Pengendap (Settling Basin)
Digunakan untuk memindahkan parikel partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap
adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.
Bak pengendap dibuat dengan memperdalam dan memperlebar sebagian saluran pembawa dan
menambahnya dengan beberapa komponen, seperti saluran pelimpah, saluran penguras dan
sekaligus pintu pengurasnya.
3) Saluran Pembawa (Head Race)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang
disalurkan. Ada berbagai macam saluran pembawa, antara lain terowongan, saluran terbuka dan
saluran tertutup. Konstruksi saluran pembawa dapat berupa pasangan batu lkali atau berupa
tanahyang digali. Pada saluran yang panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah pada
jarak tertentu. Ini untuk menjaga jika terjadi banjir maka kelebihan air akan terbuang melalui
saluran tersebut.
4) Bak Penenang (Head tank)
Fungsinya adalah untuk menenangkan air yang akan masuk turbin melalui penstock sesuai
dengan debit yang diinginkan, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir dan
kayu-kayuan. Untuk kasus-kasus tertentu, adalah memungkinkan untuk menggabungkan bak
penenang sekaligus juga untuk bak pengendap.
5) Pipa Pesat (Penstock)
Berfungsi untuk mengubah energi potensial air di bak penenang menjadi energi kinetik air di
dalam pipa pesat dan kemudian mengarahkan energi kinetik tersebut untuk memutar roda gerak
turbin air.
6) Rumah Pembangkit (Power house)
Didalam rumah pembangkit, dipasang turbin dan generator yang selalu mendapat beban dinamis
dan bergetar. Didalam merancang rumah pembangkit, pondasi turbin-generator harus dipisahkan
dari pondasi bangunan rumah turbin. Selain itu perlu diperhitungkan keleluasaan untuk
membongkar pasang turbin dan generator, serta masih ditambah perlunya saluran pembuang di
dalam rumah turbin.
7) Turbin dan generator
Turbin berfungsi untuk mengubah energi air (potensial, tekanan dan kinetik) menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran gagang dari roda ini dapat digunakan untuk
memutar berbagai macam alat mekanik (penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut dll)
atau untuk mengoperasikan generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, yang diberi tenaga oleh
skema hidro disebut dengan beban (load).

Gambar Pentahapan Kegiatan Teghnologi Mikro Hidro
Potensi daya mikro hidro suatu lokasi dapat dihitung secara sederhana dengan persamaan :
P = 9,8 . Q . H.
Dimana :
P = Potensi daya (kW)
Q = Debit aliran air (m3/s)
H = Head (m) 9,8 = Konstanta gravitasi m/det2

2.2 Dasar-dasar Generator AC
1. Fungsi-FungsiKomponenAlternator
Secara umum generator ac medan berputar terdiri atas sebuah alternator dan sebuah generator dc
kecil yang dibangun dalam satu unit. Keluaran dari alternator merupakan tegangan ac untuk
menyuplai beban dan generator dc dikenal sebagai exciter untuk menyuplai arus searah bagi
medan putar.

Exciter adalah sebuah generator dc eksitasi sendiri dengan belitan shunt. Medan exciter
menghasilkan intensitas fluks magnetic antara kutub-kutubnya. Ketika armature exciter berotasi
dalam fluks medan exciter, tegangan diinduksikan dalam belitan armature exciter. Keluaran dari
komutator exciter dihubungkan melalui sikat dan slip ring ke medan alternator. Karena arusnya
adalah arus searah, maka arus selalu mengalir dalam satu arah melalui medan alternator.
Sehingga, medan magnet dengan polaritas tetap selalu terjadi sepanjang waktu dalam belitan
medan alternator. Ketika alternator diputar, fluks magnetiknya dilalukan sepanjang belitan
armature alternator. Tegangan bolak balik pada belitan armature generator ac dihubungkan ke
beban melalui terminal.

PRIME MOVER (Penggerak Utama)
Semua generator, besar dan kecil, ac dan dc, membutuhkan sebuah sumber daya mekanik untuk
memutar rotornya. Sumber daya mekanis ini disebut prime mover. Prime mover dibagi dalam
dua kelompok yaitu untuk high-speed generator dan low-speed generator. Air pada PLTA dan
motor listrik dianggap sebagai prime mover berkecepatan rendah.
Jenis prime mover memainkan peranan penting dalam desain alternator karena kecepatan pada
mana rotor diputar menentukan karakteristik operasi dan konstruksi alternator.

ROTOR ALTERNATOR
Ada dua jenis rotor yang digunakan untuk alternator medan berputar yaitu turbine-driven dan
salient-pole rotor. Jenis turbine-driven digunakan untuk kecepatan tinggi dan salient-pole untuk
kecepatan rendah. Belitan pada turbine-driven rotor disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk dua atau empat kutub yang berbeda. Belitan-belitan tersebut dilekatkan erat-erat di
dalam slot agar tahan terhadap gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi.
2. Karakteristik Alternator dan Batasannya
Alternator di-rating berdasarkan tegangan yang dihasilkannya dan arus maksimum yang mampu
diberikannya. Arus maksimum tergantung kepada rugi-rugi panas dalam armature. Rugi panas
ini (rugi daya I2R) akan memanaskan konduktor, dan jika berlebihan akan merusak isolasi.
Karenanya, alternator di-rating sesuai dengan arus ini dan tegangan keluarannya dalam volt-
ampere atau untuk skala besar dalam kilovolt-ampere.
Informasi mengenai kecepatan rotasinya, tegangan yang dihasilkan, batas arusnya dan
karakteristik lainnya biasanya ditempelkan pada badan mesin nameplate.

3. Frekuensi
Frekuensi keluaran dari tegangan alternator tergantung kepada kecepatan rotasi dari rotor dan
jumlah kutubnya. Semakin cepat, semakin tinggi pula frekuensinya. Semakin lambat, semakin
rendah pula frekuensinya. Semakin banyak kutub pada rotor, semakin tinggi pula frekuensinya
pada kecepatan tertentu.

Ketika rotor telah berotasi beberapa derajat sehingga dua kutub berdekatan (utara dan selatan)
telah melewati satu belitan, tegangan yang diinduksikan dalam belitan tersebut akan bervariasi
hingga selesai satu siklus. Untuk suatu frekuensi yang ditentukan, semakin banyak jumlah kutub,
semakin lambat kecepatan putaran. Prinsip ini dapat dijelaskan sebagai berikut, misalkan; sebuah
generator dua kutub harus berotasi dengan kecepatan empat kali lipat dari kecepatan generator
delapan kutub untuk menghasilkan frekuensi yang sama dari tegangan yang dibangkitkan.
Frekuensi pada semua generator ac dalam satuan hertz (Hz), yaitu banyaknya siklus per detik,
berkaitan dengan jumlah kutub dan kecepatan rotasi sesuai dengan persamaan berikut:

dimana P adalah jumlah kutub, N adalah kecepatan rotasi dalam revolusi per menit (rpm) dan
120 adalah sebuah konstanta untuk konversi dari menit ke detik dan dari jumlah kutub ke jumlah
pasangan kutub. Sebagai contoh, sebuah alternator dua kutub, 3600 rpm mempunyai frekuensi
60 Hz, ditentukan sebagai berikut:

Sebuah generator empat kutub dengan kecepatan 1800 rpm juga bekerja pada frekuensi 60 Hz.
Sebuah generator enam kutub 500 rpm mempunyai frekuensi

Sebuah generator 12 kutub dengan kecepatan 4000 rpm mempunyai frekuensi


4. Pengaturan Tegangan
Sebagaimana yang telah kita lihat, ketika beban pada generator berubah, tegangan terminal pun
ikut berubah. Besarnya perubahan tergantung pada desain generator.

Pengaturan tegangan pada sebuah alternator adalah perubahan tegangan dari beban penuh ke
tanpa beban, dinyatakan sebagai persentase tegangan beban penuh, ketika kecepatan dan arus
medan dc tetap konstan.

Anggap bahwa tegangan tanpa beban generator adalah 250 volt dan tegangan beban penuh
adalah 220 volt. Persen regulasi adalah:

Untuk diingat, bahwa semakin kecil persentase regulasi, semakin baik pula regulasinya untuk
kebanyakan aplikasi.

5. Prinsip Pengaturan Tegangan AC
Di dalam sebuah alternator, tegangan bolak balik diinduksikan dalam belitan armature ketika
medan magnet melewati belitan ini. Besarnya tegangan yang diinduksikan ini tergantung kepada
tiga hal yaitu: (1) jumlah konduktor dengan hubungan seri pada setiap belitan, (2) kecepatan
(rpm generator) pada mana medan magnet memotong belitan, dan (3) kekuatan medan magnet.
Salah satu dari factor ini dapat digunakan untuk pengaturan tegangan yang diinduksikan dalam
belitan alternator.
Jumlah belitan, tentu saja tidak berubah tetap ketika alternator diproduksi. Juga, jika frekuensi
keluaran harus konstan, maka kecepatan medan putar haruslah konstan pula. Ini mengakibatkan
penggunaan rpm alternator untuk pengaturan tegangan keluaran menjadi tidak diperbolehkan.
Sehingga, metode praktis untuk melakukan pengaturan tegangan adalah dengan mengatur
kekuatan medan putar. Kekuatan medan elektromagnetik ini dapat berubah seiring dengan
perubahan besarnya arus yang mengalir melalui kumparan medan. Ini dapat dicapai dengan
mengubah-ubah besarnya tegangan yang dikenakan pada kumparan medan.

2.3 Mesin Induksi
Mesin induksi disebut juga mesin tidak serempak atau mesin asinkron. Dikatakan tidak
serempak karena putaran rotor dan putaran medan magnit pada statornya tidak sama, perbedaan
jumlah putaran tersebut disebut slip(s).
Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang
bergerak,sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang
jaraknya sangat kecil. Konstruksi motor induksi dapat dilihat pada gambar (a) dan (b).
Gambar a dan b Penampang rotor dan stator motor induksi.
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan
mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang
menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti
diisolasi dengan kertas. Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi. Tiap lembaran
besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap
kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan
tersebut terpisah secara listrik sebesar 120
o
. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari
tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis.
Rotor motor induksi tiga phasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar (squirrel
cage rotor) dan rotor belitan (wound rotor). Rotor sangkar terdiri dari susunan batang konduktor
yang dibentangkan ke dalam slot slot yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap tiap
ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan shorting rings.

a.Rotor Motor induksi b.Penampang rotor dan stator motor induksi
Mesin induksi dapat difungsikan sebagai generator jika rotornya diputar diatas jumlah putaran
medan magnit statornya, sehingganya slipnya menjadi negatif, dan mesin induksi berfungsi
sebagai motor jika mesin induksi dihubungkan dengan sumber listrik bolak balik, pada
prakteknya putaran rotornya lebih rendah dari putaran medannya. Hubungan jumlah putaran
rotor (n
r
), putaran medan magnit stator (n
s
), frekuensi listrik (f), dan jumlah kutub lilitan
statornya (p) menggunakan persamaan :

dimana: n
r
= kecepatan rotor
n
s
= kecepatan medan putar stator
Penggunaan mesin induksi sebagai generator banyak dijumpai pada Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMh). Mesin induksi yang dioperasikan sebagai generator memerlukan daya
reaktif yang diberikan dengan memasang komponen kapasitor. Analisis nilai kapasitor dengan
pendekatan data teknik merupakan cara yang umum digunakan untuk menentukan kapasitor
yang diperlukan.
Jean-Marc Chapallaz (1992) dan B.L. Theraja (2002) menyebutkan bahwa motor induksi dapat
difungsikan sebagai generator induksi (asinkron) apabila motor induksi dioperasikan dengan
kecepatan melebihi kecepatan sinkronnya. Apabila generator induksi berdiri sendiri (stand-
alone) dan tidak terhubung dengan jaringan listrik dari luar, maka sumber daya rektifnya dapat
diperoleh dari rangkaian kapasitor yang dipasang pararel dengan motor induksi yang difungsikan
sebagai generator induksi.

Gambar Skema Aliran daya Generator Induksi
Menurut Jean-Marc Chapallaz, penentuan kapasitas kapasitor pada generator induksi dilakukan
sebagai berikut :
1. Menentukan daya listrik mekanik motor maksimum (P
elm maks
)
P
elm maks
= Pn/m Watt
Dimana : P
n
= Daya nominal motor induksi (Watt)

m
= Efisiensi motor induksi
2. Menentukan efisiensi generator maksimum (g maks)

3. Menentukan daya reaktif yang dibutuhkan saat sebagai motor (Q
m
)

4. Menentukan kapasitas kapasitor / fasa

5. Menetukan perbandingan sin generator dan sin motor (sin
g
/ sin
m
) yang ditentukan dari
diagram sebagai fungsi dari daya nominal motor induksi.

Gambar 2.3 Grafik perbandingan sin generator dan sin motor induksi
6. Menentukan daya reaktif yang dibutuhkan saat sebagi generator (Qg) P(kW)

Daya reaktif generator juga ditentukan 40% dari daya nominal pada name plate motor induksi.
7. Menentukan kapasitor eksitasi saat generator induksi dioperasikan tanpa beban

Perbaikan faktor daya prinsipnya mengkompensasi daya reaktif pada beban dengan
pemasangan kapasitor pada beban. Untuk mendapatkan kompensasi yang sama mendekati beban
resistif dengan Cos sama dengan satu, maka I capasitif = I induktif. Bila faktor daya generator
induksi akan ditingkatkan, maka penentuan kapasitor untuk peningkatan faktor daya dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan selisih daya reaktif yanga kan dikompensasi (Q)
Q = P
elg eff
(tan
1
tan
2
) Var
dimana :
1
= sudut fasa antara tegangan dan arus sebelum kompensasi

2
= sudut fasa antara arus dan tegangan sesudah kompensasi
2. Menentukan kapasitor kompensasi faktor daya perfasa ( C
perfasa
)

3. Menentukan kapasitor kompensasi beban generator induksi
Q = P x tan (arc cos) Var

Kapasitas kompensasi beban ini bisa ditambahkan secara bertahap kedalam jaringan sesuai
dengan kebutuhan beban. Misalnya untuk 1/3Pn ; 2/3Pn ; 3/3Pn ; ( Pn = daya nominal yang
diberikan pada generator induksi ).

Bab III
METODA PENELITIAN

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelengaraan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3.1 Tahap Pengumpulan Informasi dan Data yang dibutuhkan
a. Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan
yang ada kaitannya dengan penelitian.
b. Survey
Kegiatan dalam Survey mencakup observasi dan wawancara secara langsung ke lokasi PLTMh
dimana penelitian akan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang paling akurat
tentang kondisi yang ada saat ini. Dan pada survey juga akan diperoleh informasi mengenai
Output dari PLTMh dan kondisi penggunaan beban harian.

3.2 Desain Penelitian










a. Generator Induksi
Dalam alat kontrol ini, model generator induksi berfungsi sebagai sumber tegangan yang
akan dikontorol tegangannya agar tegangan keluaran dari model generator induksi stabil.
Hal ini disebabkan tegangan output dari model generator induksi sangat peka terhadap
perubahan beban.
Generator Induksi
Alat Pengontrolan
Beban
Penyearah Tegangan
b. Beban
Beban Beban disini merupakan beban konsumer yang selalu berubah ubah dan tidak
mungkin dibuat tetap sehingga diperlukan beban tambahan untuk membuat tegangan ke
konsumer stabil.

c. Penyearah Tegangan
Penyearah tegangan disini berfungsi sebagai penyearah tegangan output dari model
generator induksi yang terbaca oleh pendeteksi tegangan dari tegangan AC menjadi
Tegangan DC agar dapat diolah komponen komponen digital sebelum masuk ke alat
pengontrol.

d. Alat Pengontrol
Alat pengontrol digunakan untuk mendeteksi besarnya perubahan tegangan dan beban.


3.3 Pengujian Sistem PLTMh
Pada tahap ini akan dilaksanakan pengujian dan pengukuran data menganai Frekuensi, Tegangan
Output dari generator dan beban yang digunakan pada berbagai keadaan. Dari pengukuran ini
dapat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh pada survey.

3.4 Analisis data
Pada tahap ini akan dilaksanakan pembahasan dan pengkajian hasil dari tahap pengujian system
PLTMh dan pengolahan data.

3.5 Review dan Evaluasi
Dalam tahap ini kinerja generator induksi dan PLTMh ditinjau dan dievaluasi.


3.6 Jadwal Kegiatan

N
o
Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi kepustakaan
2 Perancangan dan
perencanaan
penelitian

3 Pengujian
4 Review dan
Evalusi

5 Analisa dan
pembahasan

6 Penulisan
laporan
penelitian


Bab V
PENUTUP

Demikian proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah
Metodologi Penelitian Tugas Akhir di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Andalas
DAFTAR PUSTAKA

J.-M.Chapallaz, J. Dos Ghali, P. Elchenberger, G. Fische. Manual on Induction Motors Used as
Generators. MHPG series, volume 10.

Budiono Mismail, Rangkaian Listrk jilid pertama, 1995. Bandung. Penerbit : ITB.

Zuhal, 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.

Yohannes sardjono, Prof, Konsep teknologi pembangkit listrik tenaga mikro hidro, seminar
nasional PLTMH, yogyakarta, 2008

Anda mungkin juga menyukai