Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
)
dimanaA berharga sangat besar dan tidak tergantung besarnya beban luar yang
terpasang.
Tabel 16.1 Sifat ideal dan data yang sebenarnya dari opamp IC 741.
Parameter D a t a
Harga
Ideal
tegangan ofset masukan, V
io
2 mV 0
arus ofset masukan, I
io
20 nA 0
arus panjar masukan, I
B
80 nA 0
nisbah penolakan modus bersama (CMRR), 90 dB e
pergeseran dari I
io
1 nA/
o
C 0
pergeseran dari V
io
25 V/
o
C 0
frekuensi penguatan-tunggal (unity-gain frequency) 1 MHz
bandwidth daya-penuh 10 kHz
penguatan diferensial lingkar terbuka, A 105 dB
hambatan keluaran lingkar terbuka, R
o
75 O 0
hambatan keluaran lingkar tertutup, R
i
2 M
Keterangan :
Tegangan ofset masukan (input offset voltage) V
io
menyatakan seberapa jauh v
+
dan v
-
terpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt.
Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa berbeda
kedua arus masukan.
Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus basis
(masukan).
Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v
+
) - (v
-
), walaupun v
+
dan v
-
masing-masing berharga cukup tinggi.
Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity
gainfrequency memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. Ini hanya berlaku untuk
isyarat-kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan nilai
dv
o
/ dt sehingga keluaran bentuk-penuh hanya dihasilkan pada frekuensi yang relatifrendah.
2.5 Penguatan Tak-Membalik (Non-Inverting Amplification)
Opamp dapat dipasang sebagai penguat tak membalik seperti gambar 16.2-a. Terlihat bahwa
masukan diberikan pada v
+
.
v
s
+
v
o
v
v
i
- + + E A
R
2
v
-
-
v
o
v
f R
1
(a) (b)
Gambar 16.2. Rangkaian penguat operasional tak membalik.
Opamp tersebut berfungsi sebagai
v
o
= A (v
+
- v
-
)
dan selanjutnya kita dapat menuliskan untuk penjumlah (E) dan penguat ujung tunggal (A)
seperti pada gambar 16.2-b.
v
i
= v
+
-
v
-
v
o
= A v
i
Dari pembagi tegangan kita mempunyai
v
f
=v
o
R
1
R
1
+R
2
(16.1)
v
f
=| v
0
Jadi terlihat bahwa gambar 16.2-a adalah salah satu contoh dari penguat balikan yang kita
pelajari pada bab sebelumnya, dengan
| = R
1
/ (R
1
+ R
2
) (16.2)
Dengan demikian kita dapat menuliskan penguat lingkar tertutup sebagai
A
f
= A/ (1 + A|) (16.3)
Karena A sangat besar maka
A
f
~1/|
= (R
1
+ R
2
) /R
1
= 1 + (R
2
/R
1
) (16.4)
Kita dapat memperoleh persamaan terakhir dengan cepat dengan menggunakan metode
hubung singkat maya
v
s
= v
f
(karena A sangat besar)
= v
o
R
1
(16.5)
R
1
+ R
2
Jadi
v
o
/ v
s
=1 + (R
2
/ R
1
) (16.6)
Kita dapat membuat bentuk khusus penguat tak mambalik secara sederhana seperti
diperlihatkan pada gambar 16.3.
v
s
+
-
Gambar 16.3. tak membalik
dengan metode hubung singkat maya
diperoleh v
o
~ v
s
v
o
/v
s
= 1 (16.7)
Jadi penguat seperti terlihat pada gambar 16.3 menghasilkan penguatan + 1.
Rangkaian ini sangat menguntungkan karena kita dapat memperoleh suatu penguat dengan
hambatan masukan yang sangat tinggi (10-10
12
O) dengan hambatan keluaran sangat rendah
(10
-3
-10
-1
O), yaitu mendekati kondisi ideal. Rangkaian ini disebut rangkaian pengikut
(follower), suatu bentuk peningkatan dari penguat pengikut emitor. Jadi penguat ini
berfungsi sebagai penyangga (buffer) dengan penguatan = 1.
Sebagai gambaran pada tabel 16.2 diperlihatkan kinerja rangkaian pengikut dan
rangkaian pengikut emitor.
Tabel 16.2 Kinerja rangkaian pengikut dan rangkaian pengikut emitor
Rangkaian pengikut Rangkaian pengikut emitor
(Follower) (Emitter follower)
Penguatan 0,99999 0,995
Hambatan masukan > 10
7
10
5
Hambatan keluaran 10
-2
5
Pergeseran DC 2 650
Frekuensi 3 dB 1 50
Dalam praktek untuk penguat operasional tak-membalik, besarnya frekuansi 3 dB BW
penguatan lingkar tertutup G diberikan oleh
G BW =frekuensi penguatan tunggal
Jadi jika kita menggunakan penguat dengan frekuensi penguatan tunggal 1 MHz, kita dapat
memperoleh lebar tanggapan frekuensi sebesar 1 MHz.
+
v
o
- Keluaran
R
2
R
1
Gambar 16.4 Penguat tak-membalik dengan masukan nol
Efek dari V
io
(tegangan offset masukan) pada kondisi panjar penguat, tidak terlalu
sulit untuk diperkirakan. Perhatikan penguat tak-membalik dengan masukan nol seperti
diperlihatkan pada gambar 16.4.
Agar diperoleh keluaran sebesar kira-kira 0 volt, kedua masukan harus berbeda
sebesar V
io
, yaitu
v
=V
io
Dari pembagi potensial dapat diperoleh
V
io
= v
o
R
1
R
1
+ R
2
dan juga
v
o
=V
io
Penguatan
Biasanya untuk amplifier dengan penguatan 100 mungkin akan memiliki keluaran sebesar
200 mV untuk masukan nol volt.
Jika arus masukan tidak dapat diabaikan (seperti diasumsikan di atas), analisis di
atas harus dimodifikasi sebagai pembagi tegangan yang terbebani arus masukan I
B
, dimana
V
io
=v
o
R
1
I
B
R
1
R
2
. R
1
+ R
2
R
1
+ R
2
Perlu juga dicoba untuk menghubungkan v
+
ke tanah tidak dengan hubung singkat
melainkan dengan hambatan R
1
paralel dengan R
2
. Arus sebesar I
B
juga mengalir lewat
hambatan tersebut, efek dari suku kedua pada persamaan 16.8 dapat dihilangkan. Dengan
demikian akan diperoleh
V
io
= v
o
R
1
I
io
R
1
R
2
. R
1
+ R
2
R
1
+ R
2
2.6 Penguat Membalik (Inverting Amplifier)
Pada penguat membalik sumber isyarat dihubungkan dengan masukan membalik sedangkan
masukan positif ditanahkan seperti terlihat pada gambar 16.4.
R
f
i
v
s
R
i
i
-
v
-
A
v
o
+
Gambar 16.4. Penguat operasional membalik
Pada gambar 16.4 terlihat bahwa sebagian dari keluaran diumpankan kembali ke
masukan melalui R
f
. Penguat ini termasuk penguat pembalik negatif.
Penguatan dari rangkaian ini dapat ditentukan sebagai berikut. Kita berasumsi bahwa
arus i tidak melalui masukan, jadi arus i yang lewat R
i
dan R
f
. Kita mempunyai
v
S
- v- = i R
i
v
1
- v
o
= i R
f
v
o
= -Av
-
dari ketiga persamaan di atas diperoleh
v
S
+
v
o
= i R
i
A
-
v
o
- v
o
= i R
f
(16.10)
A
selanjutnya diperoleh
v
0
+(v
0
/ A)
=
R
f
(16.11)
v
s
+(v
0
/ A) R
i
Biasanya A berharga sangat besar (katakan sebesar 10
5
) sehingga v
o
/A berharga
sangat kecil dibandingkan dengan v
o
dan v
s
. Kita dapatkan penguatan lingkar tertutup
v
o
/v
s
~ -R
f
/ R
i
(16.12)
ternyata secara sederhana hanya merupakan perbandingan kedua hambatan yang dipasang.
Kita dapat menggunakan metode tanah-maya untuk mendapatkan hasil seperti pada
persamaan 7.12. Karena masukan positif ditanahkan, maka terminal masukan negatif juga
ditanahkan maya (walaupun tidak terdapat penghubung lansung ke tanah).
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Perencanaan
Dalam tugas praktek elektronika dasar ini yang akan kita kerjakan adalah Oprational
Amplifier untuk mengetahui sifat-sifat op-amp inverting dan non-inverting.
Sebagaimana mestinya alat dan bahan yang kami gunakan adalah sebagai berikut :
Alat :
1. Osiloscope
2. Generator Fungsi
3. BNC to Banana 2x
4. BNC to BNC 2x
5. Power Supply
Bahan :
1. Proto Board
2. IC L741
3. Resistor, 1k, 2,2k, 4,7k,10k
4. Kabel solit
5. Kabel jepit 3x
3.2 Simulasi
3.2.1 Simulasi op-amp inverting
Penguatan 2x
Penguatan 5x
Penguatan 10x
3.2.2 Simulasi non inverting
Non inverting penguatan 2x penguatan 5x
Penguatan 10x
3.3 Praktik op-amp
3.3.1 inverting
Penguatan 2x Penguatan 5x
Penguatan 10x
3.3.2 Penguatan non inverting
Penguatan 2x Penguatan 5x
Penguatan 10x
3.4 Tabel dan grafik inverting penguatan 10x praktek
Tabel Penguatan 10 Osiloskop Column1 Column2
F Vo Vin
54.572 4.3 0.4
53 4.29 0.4
52 4.28 0.4
50.553 4.26 0.4
49.777 4.26 0.4
48.561 4.2 0.4
48.334 4.2 0.4
48.321 4.15 0.4
48.001 4.15 0.4
47.89 4.13 0.4
39.987 4.13 0.4
38.555 4.12 0.4
36.557 3.9 0.4
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
F
Vo
3.3.5 tabel dan grafik simulasi inverting
Penguatan 2x
F Vo Vin
1kHz 32,092 14,142
10kHz 31,111 14,142
100kHz 30,112 14,142
1mHz 28,112 14,142
Penguatan 5x
F Vo Vin
1kHz 68.464 14,142
10kHz 66.467 14,142
100kHz 65.472 14,142
1mHz 64.33 14,142
26,000
27,000
28,000
29,000
30,000
31,000
32,000
33,000
Penguatan 2,2 X
Vo
62
63
64
65
66
67
68
69
A
x
i
s
T
i
t
l
e
Penguatan 5 X
Series1
Penguatan 10x
F Vo Vin
1kHz 142.406 14,142
10kHz 141.406 14,142
100kHz 141.395 14,142
1mHz 140.325 14,142
3.3.6tabel dan grafik simulasi non-inverting penguatan 2x
1. Penguatan 2x Column1 Column2
F Vo Vin
1Khz 14.134 7.071
10 Khz 14.14 7.071
100 Khz 14.004 7.071
139
139.5
140
140.5
141
141.5
142
142.5
143
1kHz 10kHz 100kHz 1mHz
A
x
i
s
T
i
t
l
e
Penguatan 10 X
Series1
1 MHz 10.002 7.071
Penguatan 5x
F Vo Vin
1Khz 70.665 7.071
10 Khz 70.543 7.071
100 Khz 58.393 7.071
1 MHz 10.246 7.071
Penguatan 10x
F Vo Vin
1Khz 36.182 7.071
10 Khz 36.18 7.071
100 Khz 34.149 7.071
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1Khz 10 Khz 100 Khz 1 MHz
Vo
Vo
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1Khz 10 Khz 100 Khz 1 MHz
Vo
Vo
1 MHz 9.893 7.071
3.6 Perhitungan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1Khz 10 Khz 100 Khz 1 MHz
Vo
Vo
Inveting (2X)
Inverting (10X)
Inverting (5X)
Non-inverting (2X)
Non-inverting (10X)
Non-inverting (5X)
3.7 Kesimpulan
- Op-amp dapat berfungsi sebagai penguat membalik dan penguat tidak membalik dengan
penguatan masing masing sebesar 2 kali dan 1,5 kali.
- Op-amp dapat berfungsi sebagai integrator dan diferensiator dengan penguatan masing-
masing sebesar 2 kali dan 1,5 kali.
- Isyarat masukan dan keluaran penguat membalik mempunyai kemiripan dengan isyarat
masukan dan isyarat keluaran dari integrator, begitu pula dengan penguat tak membalik dan
diferensiator.