Anda di halaman 1dari 22

a.

Mental attidue
House mengklasifikasikan pasien : philosophical (well motivated), exacting (distributed),
indifferent (frustrated), hysterical (anxious)
1. Philosophical
The best mental attitude, these patient are rational, sensible, calm n composed in
difficult situation, motivasinya generalized, as they desire denture for the maintenance the
health n appearance n feel that having teeth replace is normal, acceptable prosedur.
Overcome conflict n organize their time n habbit in orderly manner, they eliminate
frustrations n learn to adjust rapidly
2. Exacting patient
Have all of the good attributes of the philosophical patient,, meskipun pasien ini
membutuhkan extreme care, effort n patience dari dokter gigi.
Methodical precise n accurate n make severe demands. They like each step in the procedure
explained detail,, jika pasiennya pinter dan dapat mengerti maka akan dapat menjadi pasien
yang paling baik.. jika tidak maka akan membutuhkan extra hour spent, prior to treatment,
sampai dia mengerti.
3. Indifferent patient
Present questionable or unfavorable prognosis.. evidence little if any concern,,
apathetic n uninterested n lack motivation,
Pay no attention to instruction, will not cooperate, n are prone to blame the dentist fot poor
dental health (many young patient at this type)
Education program dental treatment is recommended treatment before denture construction.
Jika interest ga bisa distimulasi maka ditolak saja pasien ini.. sapa tau drg lain bisa
4. Hysterical patient
Emosional, ga stabil, excitable, excessively apprehensive n hypertensive..
prognosisnya seringnya unfavotable dan membutuhkan additional professional (psychiatric)
sebelum perawatan.
b. Sistemik status
No prosthodontic procedure should be planned until the systemic status of the patient is
evaluated
1. Debilitating diseases
Ex: diabetes, tuberculosis, blood dyscrasias must be under medical control.
Require extra instruction in oral hygiene, eating habits, and tissue rest. Diabetes
biasa terjadi pada lansia. Penyakit ini cenderung menyebabkan infeksi di dalam mulut oleh
Candida albicans, merupakan penyebab mulut serasa terbakar dan dapat berakhir dengan
kekeringan yang mengganggu. Consult the physician n determine the health status before
denture construction. Krn supporting bone may be affected by the disease frequent recall
appointments should be arranged to keep the denture bases adapted n the occlusion
corrected
2. Diseases of the joint
Ex: osteoarthritis present a different problem.
Sering pada terminal joints of the finger difficult for the patient to insert n clean
denture. Jarang pada TMJ problem in complete denture construction, for mandibular
movement are painf
ul, surgery may be indicated.
Pasien lansia mungkin menderita osteoarthritis atau arthritis rematoid. Masing-
masing keadaan tersebut dapat mencapai tingkatan lanjut sehingga pasien merasa sangat
sulit atau bahkan sama sekali tidak bisa pergi ke dokter gigi. Bila salah satu dari keadaan ini
mengenai tangan, menjadi lebih sulit bagi pasien untuk membersihkan gigi tiruannya dengan
baik
3. Cardiovascular diseases
Konsultasi dengan patient cardiologist diindikasikan. Denture procedure of any
nature may be contraindicated. Short appointment with premedication may be required.
4. Diseases of the skin
Dermatologic diseases, ex: pemphigus sering menimbulkan manifestasi oral. Dan itu
sangat sakit. Harus diberikan perawatan medical. Penggunaan denture adalah kontraindikasi.
5. Neurologic disorder
Bells palsy n Parkinson disease, harus dirawat terlebih dahulu. Denture retention,
maxilomandibular relation records n supporting the musculature are some of the added
denture problem. Parkinson, seperti halnya tremor yang lain, yang cenderung terjadi pada
orang lansia, memberikan pengaruh buruk pada pengendalian yang tepat dari mandibula,
sehingga lebih sulit untuk mendapatkan pencatatan hubungan antar rahang secara akurat.
Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, sehingga
mengakibatkan penetesan saliva(ngiler), yang sangat mengganggu bagi pasien.


6. Oral malignancies
Eradication of the lesion by surgery or by radiation therapy is the primary important
factor. The radiation therapist should be consulted n no denture should be constructed
unless approved by him,
- Prognosis unfavorable denture may be constructed to bolster the patient morale
- Prognosis favorable but the tissue still have a bronze color n lack tonus denture
should delayed
- When denture is constructed tissue should be watched carefully
7. Menopause
The glandular functional changes that occur have varying effects on different
individuals. bone change, generalized osteoporosis.
Hot flashes, burning palate. Burning tongue, n tendency to gag, inability to adjust, vague
area of pain adalah simptomp2 pada pasien menopause. Dibantu dengan medikasi
(transquilizers) dan psychiatric.
8. Angina
Angina dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan di sekitar rahang bawah sebelah
kiri atau bahkan sisi kiri palatum. Biasanya ini terjadi dalam kaitannya dengan nyeri dada dan
awalnya umumnya berkaitan dengan kegiatan fisik.
9. Gagal Jantung Kongestif, Bronkitis Kronis, dan Emfisema
Pasien lansia dengan keadaan-keadaan ini cenderung sesak nafas bila kursi gigi
dimiringkan ke posisi berbaring.
10. Kerusakan Serebrovaskular
Terjadinya stroke dapat menyebabkan kelumpuhan unilateral dari otot-otot wajah,
sehingga lebih menyulitkan bagi pasien untuk mengendalikan gigi tiruannya, khususnya gigi
tiruan bawah. Pasien dapat pula mengalami kesulitan dalam mengangkat makanan yang
terselip di sulkus bukalis. Bicara dapat terpengaruh, hingga menyulitkan pasien dalam
berkomunikasi dengan dokter gigi.
11. Gangguan Ntrisi
Kekurangan vitamin B kompleks, asam folat, dan zat besi lazim pada lansia.
Gangguan ini dapat menyebabkan patologi mukosa serta penyebaran rasa panas yang tidak
enak.
c. Faktor Lokal (Kondisi Ideal Anatomi)
1. Ridge harus lebar atau luas, tanpa adanya undercut dan keabnormalan tulang
2. Terdapat cuspid eminence dan alveolar tubercle; palatum luas dengan kedalaman
yang sama pada lengkung rahang atas
3. Buccal shelf luas dan retromolar pad kuat pada lengkung rahang bawah
4. Terdapat vestibular fornix, tanpa adanya perlekatan otot
5. Perlekatan frenum pada maksila tinggi, sedangkan pada mandibula rendah
6. Terdapat sulkus lingual yang berkembang dengan baik
7. Bentuk lateral tenggorokan sesuai dengan perluasan sampai ruang retromylohyoid
8. Terdapat mukosa yang kuat yang menutupi seluruh daerah yang berbatasan dengan
gigi tiruan
9. Membran mukosa pada vestibular fornix dan dasar mulut dapat bergerak bebas
sehingga dapat meningkatkan denture seal
10. A gradually sloping palate with a passive reflection at the junction of the hard and
soft palate
11. Ukuran, posisi dan fungsi lidah dalam batas normal
12. Relasi antara maksila dan mandibula dalam keadaan normal
13. Koordinasi dan tonus otot dalam keadaan baik pada pergerakan mandibula
14. Terdapat ruang inter-ridge yang adekuat untuk penempatan gigi yang baik
15. Viskositas dan kuantitas saliva sesuai / cocok
16. Pada jaringan keras dan jaringan lunak tidak terdapat tanda-tanda kelainan patologis
d. Riwayat Pemakaian Gigi Tiruan
Pentingnya pengalaman pemakain gigi tiruan yang lama dapat dilihat dari 2 keadaan
yang biasa tetapi sangat berlawanan.
Ada pasien yang menginginkan gigi tiruan baru untuk menggantikan gigi tiruan yang
telah lama dipakai bertahun-tahun. Sering kali terlihat gigi tiruannya longgar, dan oklusi tidak
seimbang, tetapi pasien masih dapat menerima, kekurangan dari gigi tiruan yang telah lama
meningkat. Tingkat adaptasi pada gigi tiruan ini membahayakan karena mempercepat
resorpsi tulang di bawahnya dan menimbulkan perubahan patologis pada mukosa. Contoh
kelompok stoicisme, yaitu kelompok yang tidak mempedulikan keadaan yang enak atau rasa
sakit.
Kelompok kedua terdiri atas pasien yang telah mempunyai beberapa pasang gigi
tiruan dalam waktu singkat.
Bila pasien beberapa kali menerima perawatan yang salah dan dikatakan kesalahan
terletak pada diri pasien, kepercayaan terhadap perawatan prostodontik akan hilang dengan
cepat dan akan terbentuk hambatan mental terhadap gigi tiruan.

PERTIMBANGAN FISIOLOGIS DASAR GTP
Penuaan
- Proses penuaan mempengaruhi pembuatan GTP, terutama pada pasien yang sudah
tua.
- Kemampuan untuk mengontrol kontraksi otot seperti m. Masseter dan m. Pterygoid
medial berkurang sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengontrol
gigi tiruan (penurunan di area crossectional dan pengurangan ketebalan dari otot
terutama pada orang yang edontulous)
- Semakin usia bertambah maka kekuatan jaringan pendukung gigi berkurang:
epitelium menjadi tipis, jaringan ikat menjadi lebih kenyal dan kemampuan
penyembuhan mukosa juga berkurang.
- Kerentanan terhadap berbagai penyakit meningkat seiring pertambahan usia:
Congestive heart diseases, chronic bronchitis, dan emphysema. Orang yang
sudah tua bisa sesak napas jika diposisikan telentang pada dental chair
Cerebrovascular-accident: pada orang yang stroke bisa menyebabkan paralisis
pada otot-otot wajah sehingga sulit mengontrol denure, terutama pada regio
rahang bawah. Pasien mungkin juga kesulitan membersihkan sisa-sisa makanan
pada sulkus bukal serta menurunnya fungsi bicara.
Sistem imun
- Limfosit pada sistem sirkulasi mengalami penurunan siring dengan bertambahnya
usia.
- Sedangkan autoimun antibodi meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.
Metabolisme kalsium dan fosfor
Berhubungan dengan tulang alveolar: tulang alveolar yang ada mempengaruhi
keberhasilan penggunaan GTP
Nutrisi
Kekurangan nutrisi dpat menyebabkan menurunnya kondisi mental dan fisik . Faktor-
faktor yang mempengaruhi nutrisi seseorang:
Kualitas dan kuantitas makanan
Proses makan yang tergantung mastikasi dan penelanan makanan
Mastikasi
Mastikasi dan penelanan dipengaruhi oleh
Denture yang tidak menimbulkan rasa sakit
Jumlah saliva, sensasi rasa dan penciuman
Koordinasi neuromuskular yang adekuat
Saliva dan dry mouth
Fungsi saliva antara lain:
- Membantu retensi denture, melindungi dan mencegah pergerakan denture
- Membersihkan debris
- Antibakteri, antifungi, antiviral
- Membantu perasa
- Lubrication
- Meindungi iritasi digesti
Kalkulus
Jika pada pasien ditemukan banyak kalkulusnya maka perlu instruksi khusus untuk
rajin membersihkan denturenya
Perasa
- Taste bud: Pada papilla fungiformis dan sirkumvalata dan papilla folat pada aspek
postero-lateral dan palatum lunak uvula, epiglotis, bibir serta pipi tidak ditutup oleh denture
- Semakin usia bertambah, sensasi perasa juga mengalami penurunan
- Pada pemakaian denture:
Mempengaruhi apresiasi terhadap tekstur makanan yang dapat
mempengaruhi rasa
Memrlukan adaptasi untuk memindahkan makan ke bagian yang sensitif
terhadap rasa

PERUBAHAN PADA PASIEN LANJUT USIA
a. Perubahan fisiologis
Proses penuaan dijabarkan sebagai gabungan dari fenomena fisiologis normal dan
degenatif patologis. Perubahan fisiologis yang dapat diprediksi :
1) Regresi fungsi tubuh dimulai pada usia 25-30 th sampai seterusnya
2) Penurunan metabolism selular sehingga kemampuan sel untuk bertumbuh dan
reparasi akan menurun
3) Laju mitosis sel menurun sehingga pada usia 65 tha terjadi deplesi selular mendekati
30%
4) Kemunduran pertumbuhan tulang
5) Resorpsi merata pada maksila dan mandibula
6) Perubahan Mental
Perubahan mental bisa terjadi karena :
1) Perubahan dalam kemampuan fisik, penampilan dan peranan dalam keluarga
serta masyarakat bisa menimbulkan stress pada pasien lanjut usia
2) Perubahan pada indera tertentu dalam sistem syaraf sehingga terjadi penurunan
kemampuan untuk menyimpan informasi.
b. Perubahan sistemik dan degradasi
1) Sistem saraf
Kecepatan transmisi rangsang sepanjang serabut saraf menurun
20% neuron tubuh hilang pada usia 70 th
Penurunan sensor taktik, sensitivitas persepsi dan peningkatan ambang rasa
sakit
Lansia tetap sigap dan terus mempunyai penilaian yang kuat, tetapi terjadi
sedikit penurunan dalam kecerdasan mentalnya.
Dengan bertambahnya usia, secara progresif terjadi kehilangan neuron dan
sinapsis dalam korteks serebri. Akibatnya, terjadilah kelambanan dalam
fasilitas pemrosesan pusat dengan akibat perpanjangan waktu reaksi serta
respons terhadap stimulus sensoris.
Didalam sistem sensoris, umur menyebabkan kemunduran dalam indera
perasa, dan khususnya penciuman.
Berkenaan dengan sistem motorik, ada kecenderungan akan terganggunya
keseimbangan serta sedikit tremor postural, keduanya menunjukkan
gangguan pada fungsi serebelum dan fungsi sistem ekstrapiramida
2) Sistem otot
Pergantian serat-serat kontraktil otot-otot oleh jaringan ikat kolagen
sehingga terjadi kemunduran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot
Perubahan pada saraf menyebabkan kekenyalan otot, kaku dan tak
terkendali
3) Sistem peredaran darah
Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah dan degenerasi lemak
serat-serat otot jantung menyebabkan penurunan suplai darah yang
mengandung oksigen
4) Sistem pernafasan
Kapasitas menghirup maksimum berkurang karena melemahnya otot dinding
dada dan diafragma
Kemampuan pertukaran O2 dan CO2 berkurang
5) Sistem tubuh lain
Kapasitas ekskresi ginjal berkurang 50%
Penurunan sekresi asam dan enzim
Dinding usus menjadi kurang permeable terhadap nutrisi sehingga
berkurangnya pencernaam makanan dan absorbs molekuler
c. Pengaruh Nutrisi
1) Manula memiliki kecenderungan konsumsi karbohidrat daripada protein
2) Penurunan sensasi pengecap dan pembau dikaitkan dengan kehilangan selera
3) Perubahan pada usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbs
makanan
4) Kekurangan protein, karena protein perlu untuk mempertahankan dan memperbaiki
jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino pada protein diperlukan
untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan hemoglobin.
5) Efek kekurangan protein pada rongga mulut :
Degenerasi jaringan ikat gingival
Degenerasi membrane periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan
Percepatan kemunduran tulang alveolar dan ridge
d. Perubahan anatomi rongga mulut
1. Mukosa oral
Mukosa yang halus, kering dan tipis disertai kehilangan elastisitas dan stipling
Tidak ada lapisan keratin sehingga lebih mudah cedera bila terkena iritasi
Jaringan ikat lebih sukar menutup bila terjadi luka
2. Gigi
Diskolorisasi gigi dan kehilangan enamel karena atrisi, abrasi dan erosi
Dentin yang terekspos karena tekanan mastikasi, karies dan trauma
Usia bertambah terjadi penurunan sensitivitas terhadap perubahan suhu,
tekanan osmotic dan nyeri
Penurunan ketebalan sementum dan dimensi pulpa
Oh menurun sehingga penumpukan plak meningkatkan risiko karies
3. Periodontium
Resesi ginggiva dan kehilangan ligament periodontal serta tulang alveolar
Osteoporosis yang parah menurunkan mineral pada tulang rahang sehingga
terjadi kehilangan gigi
DM juga menyebabkan penyakit periodontal
4. Kelenjar saliva
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa sekresi saliva berkurang dengan
bertambahnya umur.
Tetapi seperti akan tampak nanti, terapi obat berpengaruh buruk pada saliva
normal
Bila produksi saliva menurun menyebabkan karies, infeksi mukosa oral,
gangguan sensori, penurunan intake nutrisi,, kesulitan mengunyah,
menelan, dan retensi protesa.

5. Rasa dan bau
Beberapa pasien mengeluhkan rasa dan bau makanan yang berkurang
Medikasi kemoterapi, trauma, radioterapi, dan bedah neurologi bisa
menyebabkan perubahan sensasi rasa yang sementara maupun permanen
6. Mastikasi dan menelan
Perubahan kemampuan mastikasi bisa mempengaruhi keadaan pasien
manula dengan edentulous penuh atau sebagian, mobilitas gigi karena
penyakit periodontal, nyeri, dan penurunan sekresi saliva
Penyakit serebrovaskuler dan syaraf (Parkinson dan Alzheimer), kanker
kepala dan leher, dan terapi pada kelainan sistemik (arthritis dan DM) bisa
menyebabkan penurunan sekresi saliva dan menyulitkan proses menelan.


7. Orofacial pain
Sensasi nyeri pada pasien tua berhubungan dengan penurunan kemampuan
fungsional komponen neurofisiologis. Paling sering terjadi pada gigi dan jaringan
periodontal.

GAMBARAN RADIOLOGI RAHANG EDENTULOUS
1. Edentulous Maksila
Periksa hubungan antara tepi tulang dan jaringan
Ketebalam mukosa diatas tulang penting untuk stabilisai denture
Masalah terjadi bila mukosa terlalu tipis
Mukosa yang tebal atau attached gingival bisa memberikan basis denture
yang stabil
2. Edentulous Mandibula
Resorpsi mandibula yang minimal diketahui dengan cara melihat ketinggian
alveolar
Periksa posisi foramen mentale

















DAFTAR PUSTAKA

AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea &
Febiger Pub, London.

Basker, R.M, et al. 1996. PERAWATAN PROSTODONTIK BAGI PASIEN TAK BERGIGI Edisi III.
Jakarta: EGC.

Geering, A. H., et al. 1993. COMPLETE DENTURE and OVERDENTURE PROSTHETICS. New
York: Thieme Medical Publishers

Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and
Management. 1994. Wolfe.

Harty, F.J, R.Ogston.1993.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC.

Nallaswamy, Deepak.2003. Textbook of Prosthodontic. New Delhi : Jaypee Brother Medical
Publisher Ltd.

Neville BW, Damn DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & Maxillofacial Pathology. 3
nd
ed. 2009.
Philadelphia: WB Saunders

Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques Using
Interim Dentures. 1989. Quintessence.

M.Watt, David dan Mc Gregor, A.Roi. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap. Jakarta :
Hiprokrates

Tarigan, Slamat. 2005. Pasien Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam
Perawatan. Universitas Sumatera Utara: FKG.


e. Mental attidue
House mengklasifikasikan pasien : philosophical (well motivated), exacting (distributed),
indifferent (frustrated), hysterical (anxious)
5. Philosophical
The best mental attitude, these patient are rational, sensible, calm n composed in
difficult situation, motivasinya generalized, as they desire denture for the maintenance the
health n appearance n feel that having teeth replace is normal, acceptable prosedur.
Overcome conflict n organize their time n habbit in orderly manner, they eliminate
frustrations n learn to adjust rapidly
6. Exacting patient
Have all of the good attributes of the philosophical patient,, meskipun pasien ini
membutuhkan extreme care, effort n patience dari dokter gigi.
Methodical precise n accurate n make severe demands. They like each step in the procedure
explained detail,, jika pasiennya pinter dan dapat mengerti maka akan dapat menjadi pasien
yang paling baik.. jika tidak maka akan membutuhkan extra hour spent, prior to treatment,
sampai dia mengerti.
7. Indifferent patient
Present questionable or unfavorable prognosis.. evidence little if any concern,,
apathetic n uninterested n lack motivation,
Pay no attention to instruction, will not cooperate, n are prone to blame the dentist fot poor
dental health (many young patient at this type)
Education program dental treatment is recommended treatment before denture construction.
Jika interest ga bisa distimulasi maka ditolak saja pasien ini.. sapa tau drg lain bisa
8. Hysterical patient
Emosional, ga stabil, excitable, excessively apprehensive n hypertensive..
prognosisnya seringnya unfavotable dan membutuhkan additional professional (psychiatric)
sebelum perawatan.
f. Sistemik status
No prosthodontic procedure should be planned until the systemic status of the patient is
evaluated
12. Debilitating diseases
Ex: diabetes, tuberculosis, blood dyscrasias must be under medical control.
Require extra instruction in oral hygiene, eating habits, and tissue rest. Diabetes
biasa terjadi pada lansia. Penyakit ini cenderung menyebabkan infeksi di dalam mulut oleh
Candida albicans, merupakan penyebab mulut serasa terbakar dan dapat berakhir dengan
kekeringan yang mengganggu. Consult the physician n determine the health status before
denture construction. Krn supporting bone may be affected by the disease frequent recall
appointments should be arranged to keep the denture bases adapted n the occlusion
corrected
13. Diseases of the joint
Ex: osteoarthritis present a different problem.
Sering pada terminal joints of the finger difficult for the patient to insert n clean
denture. Jarang pada TMJ problem in complete denture construction, for mandibular
movement are painf
ul, surgery may be indicated.
Pasien lansia mungkin menderita osteoarthritis atau arthritis rematoid. Masing-
masing keadaan tersebut dapat mencapai tingkatan lanjut sehingga pasien merasa sangat
sulit atau bahkan sama sekali tidak bisa pergi ke dokter gigi. Bila salah satu dari keadaan ini
mengenai tangan, menjadi lebih sulit bagi pasien untuk membersihkan gigi tiruannya dengan
baik
14. Cardiovascular diseases
Konsultasi dengan patient cardiologist diindikasikan. Denture procedure of any
nature may be contraindicated. Short appointment with premedication may be required.
15. Diseases of the skin
Dermatologic diseases, ex: pemphigus sering menimbulkan manifestasi oral. Dan itu
sangat sakit. Harus diberikan perawatan medical. Penggunaan denture adalah kontraindikasi.
16. Neurologic disorder
Bells palsy n Parkinson disease, harus dirawat terlebih dahulu. Denture retention,
maxilomandibular relation records n supporting the musculature are some of the added
denture problem. Parkinson, seperti halnya tremor yang lain, yang cenderung terjadi pada
orang lansia, memberikan pengaruh buruk pada pengendalian yang tepat dari mandibula,
sehingga lebih sulit untuk mendapatkan pencatatan hubungan antar rahang secara akurat.
Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, sehingga
mengakibatkan penetesan saliva(ngiler), yang sangat mengganggu bagi pasien.


17. Oral malignancies
Eradication of the lesion by surgery or by radiation therapy is the primary important
factor. The radiation therapist should be consulted n no denture should be constructed
unless approved by him,
- Prognosis unfavorable denture may be constructed to bolster the patient morale
- Prognosis favorable but the tissue still have a bronze color n lack tonus denture
should delayed
- When denture is constructed tissue should be watched carefully
18. Menopause
The glandular functional changes that occur have varying effects on different
individuals. bone change, generalized osteoporosis.
Hot flashes, burning palate. Burning tongue, n tendency to gag, inability to adjust, vague
area of pain adalah simptomp2 pada pasien menopause. Dibantu dengan medikasi
(transquilizers) dan psychiatric.
19. Angina
Angina dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan di sekitar rahang bawah sebelah
kiri atau bahkan sisi kiri palatum. Biasanya ini terjadi dalam kaitannya dengan nyeri dada dan
awalnya umumnya berkaitan dengan kegiatan fisik.
20. Gagal Jantung Kongestif, Bronkitis Kronis, dan Emfisema
Pasien lansia dengan keadaan-keadaan ini cenderung sesak nafas bila kursi gigi
dimiringkan ke posisi berbaring.
21. Kerusakan Serebrovaskular
Terjadinya stroke dapat menyebabkan kelumpuhan unilateral dari otot-otot wajah,
sehingga lebih menyulitkan bagi pasien untuk mengendalikan gigi tiruannya, khususnya gigi
tiruan bawah. Pasien dapat pula mengalami kesulitan dalam mengangkat makanan yang
terselip di sulkus bukalis. Bicara dapat terpengaruh, hingga menyulitkan pasien dalam
berkomunikasi dengan dokter gigi.
22. Gangguan Ntrisi
Kekurangan vitamin B kompleks, asam folat, dan zat besi lazim pada lansia.
Gangguan ini dapat menyebabkan patologi mukosa serta penyebaran rasa panas yang tidak
enak.
g. Faktor Lokal (Kondisi Ideal Anatomi)
17. Ridge harus lebar atau luas, tanpa adanya undercut dan keabnormalan tulang
18. Terdapat cuspid eminence dan alveolar tubercle; palatum luas dengan kedalaman
yang sama pada lengkung rahang atas
19. Buccal shelf luas dan retromolar pad kuat pada lengkung rahang bawah
20. Terdapat vestibular fornix, tanpa adanya perlekatan otot
21. Perlekatan frenum pada maksila tinggi, sedangkan pada mandibula rendah
22. Terdapat sulkus lingual yang berkembang dengan baik
23. Bentuk lateral tenggorokan sesuai dengan perluasan sampai ruang retromylohyoid
24. Terdapat mukosa yang kuat yang menutupi seluruh daerah yang berbatasan dengan
gigi tiruan
25. Membran mukosa pada vestibular fornix dan dasar mulut dapat bergerak bebas
sehingga dapat meningkatkan denture seal
26. A gradually sloping palate with a passive reflection at the junction of the hard and
soft palate
27. Ukuran, posisi dan fungsi lidah dalam batas normal
28. Relasi antara maksila dan mandibula dalam keadaan normal
29. Koordinasi dan tonus otot dalam keadaan baik pada pergerakan mandibula
30. Terdapat ruang inter-ridge yang adekuat untuk penempatan gigi yang baik
31. Viskositas dan kuantitas saliva sesuai / cocok
32. Pada jaringan keras dan jaringan lunak tidak terdapat tanda-tanda kelainan patologis
h. Riwayat Pemakaian Gigi Tiruan
Pentingnya pengalaman pemakain gigi tiruan yang lama dapat dilihat dari 2 keadaan
yang biasa tetapi sangat berlawanan.
Ada pasien yang menginginkan gigi tiruan baru untuk menggantikan gigi tiruan yang
telah lama dipakai bertahun-tahun. Sering kali terlihat gigi tiruannya longgar, dan oklusi tidak
seimbang, tetapi pasien masih dapat menerima, kekurangan dari gigi tiruan yang telah lama
meningkat. Tingkat adaptasi pada gigi tiruan ini membahayakan karena mempercepat
resorpsi tulang di bawahnya dan menimbulkan perubahan patologis pada mukosa. Contoh
kelompok stoicisme, yaitu kelompok yang tidak mempedulikan keadaan yang enak atau rasa
sakit.
Kelompok kedua terdiri atas pasien yang telah mempunyai beberapa pasang gigi
tiruan dalam waktu singkat.
Bila pasien beberapa kali menerima perawatan yang salah dan dikatakan kesalahan
terletak pada diri pasien, kepercayaan terhadap perawatan prostodontik akan hilang dengan
cepat dan akan terbentuk hambatan mental terhadap gigi tiruan.

PERTIMBANGAN FISIOLOGIS DASAR GTP
Penuaan
- Proses penuaan mempengaruhi pembuatan GTP, terutama pada pasien yang sudah
tua.
- Kemampuan untuk mengontrol kontraksi otot seperti m. Masseter dan m. Pterygoid
medial berkurang sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengontrol
gigi tiruan (penurunan di area crossectional dan pengurangan ketebalan dari otot
terutama pada orang yang edontulous)
- Semakin usia bertambah maka kekuatan jaringan pendukung gigi berkurang:
epitelium menjadi tipis, jaringan ikat menjadi lebih kenyal dan kemampuan
penyembuhan mukosa juga berkurang.
- Kerentanan terhadap berbagai penyakit meningkat seiring pertambahan usia:
Congestive heart diseases, chronic bronchitis, dan emphysema. Orang yang
sudah tua bisa sesak napas jika diposisikan telentang pada dental chair
Cerebrovascular-accident: pada orang yang stroke bisa menyebabkan paralisis
pada otot-otot wajah sehingga sulit mengontrol denure, terutama pada regio
rahang bawah. Pasien mungkin juga kesulitan membersihkan sisa-sisa makanan
pada sulkus bukal serta menurunnya fungsi bicara.
Sistem imun
- Limfosit pada sistem sirkulasi mengalami penurunan siring dengan bertambahnya
usia.
- Sedangkan autoimun antibodi meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.
Metabolisme kalsium dan fosfor
Berhubungan dengan tulang alveolar: tulang alveolar yang ada mempengaruhi
keberhasilan penggunaan GTP
Nutrisi
Kekurangan nutrisi dpat menyebabkan menurunnya kondisi mental dan fisik . Faktor-
faktor yang mempengaruhi nutrisi seseorang:
Kualitas dan kuantitas makanan
Proses makan yang tergantung mastikasi dan penelanan makanan
Mastikasi
Mastikasi dan penelanan dipengaruhi oleh
Denture yang tidak menimbulkan rasa sakit
Jumlah saliva, sensasi rasa dan penciuman
Koordinasi neuromuskular yang adekuat
Saliva dan dry mouth
Fungsi saliva antara lain:
- Membantu retensi denture, melindungi dan mencegah pergerakan denture
- Membersihkan debris
- Antibakteri, antifungi, antiviral
- Membantu perasa
- Lubrication
- Meindungi iritasi digesti
Kalkulus
Jika pada pasien ditemukan banyak kalkulusnya maka perlu instruksi khusus untuk
rajin membersihkan denturenya
Perasa
- Taste bud: Pada papilla fungiformis dan sirkumvalata dan papilla folat pada aspek
postero-lateral dan palatum lunak uvula, epiglotis, bibir serta pipi tidak ditutup oleh denture
- Semakin usia bertambah, sensasi perasa juga mengalami penurunan
- Pada pemakaian denture:
Mempengaruhi apresiasi terhadap tekstur makanan yang dapat
mempengaruhi rasa
Memrlukan adaptasi untuk memindahkan makan ke bagian yang sensitif
terhadap rasa

PERUBAHAN PADA PASIEN LANJUT USIA
e. Perubahan fisiologis
Proses penuaan dijabarkan sebagai gabungan dari fenomena fisiologis normal dan
degenatif patologis. Perubahan fisiologis yang dapat diprediksi :
7) Regresi fungsi tubuh dimulai pada usia 25-30 th sampai seterusnya
8) Penurunan metabolism selular sehingga kemampuan sel untuk bertumbuh dan
reparasi akan menurun
9) Laju mitosis sel menurun sehingga pada usia 65 tha terjadi deplesi selular mendekati
30%
10) Kemunduran pertumbuhan tulang
11) Resorpsi merata pada maksila dan mandibula
12) Perubahan Mental
Perubahan mental bisa terjadi karena :
3) Perubahan dalam kemampuan fisik, penampilan dan peranan dalam keluarga
serta masyarakat bisa menimbulkan stress pada pasien lanjut usia
4) Perubahan pada indera tertentu dalam sistem syaraf sehingga terjadi penurunan
kemampuan untuk menyimpan informasi.
f. Perubahan sistemik dan degradasi
6) Sistem saraf
Kecepatan transmisi rangsang sepanjang serabut saraf menurun
20% neuron tubuh hilang pada usia 70 th
Penurunan sensor taktik, sensitivitas persepsi dan peningkatan ambang rasa
sakit
Lansia tetap sigap dan terus mempunyai penilaian yang kuat, tetapi terjadi
sedikit penurunan dalam kecerdasan mentalnya.
Dengan bertambahnya usia, secara progresif terjadi kehilangan neuron dan
sinapsis dalam korteks serebri. Akibatnya, terjadilah kelambanan dalam
fasilitas pemrosesan pusat dengan akibat perpanjangan waktu reaksi serta
respons terhadap stimulus sensoris.
Didalam sistem sensoris, umur menyebabkan kemunduran dalam indera
perasa, dan khususnya penciuman.
Berkenaan dengan sistem motorik, ada kecenderungan akan terganggunya
keseimbangan serta sedikit tremor postural, keduanya menunjukkan
gangguan pada fungsi serebelum dan fungsi sistem ekstrapiramida
7) Sistem otot
Pergantian serat-serat kontraktil otot-otot oleh jaringan ikat kolagen
sehingga terjadi kemunduran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot
Perubahan pada saraf menyebabkan kekenyalan otot, kaku dan tak
terkendali
8) Sistem peredaran darah
Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah dan degenerasi lemak
serat-serat otot jantung menyebabkan penurunan suplai darah yang
mengandung oksigen
9) Sistem pernafasan
Kapasitas menghirup maksimum berkurang karena melemahnya otot dinding
dada dan diafragma
Kemampuan pertukaran O2 dan CO2 berkurang
10) Sistem tubuh lain
Kapasitas ekskresi ginjal berkurang 50%
Penurunan sekresi asam dan enzim
Dinding usus menjadi kurang permeable terhadap nutrisi sehingga
berkurangnya pencernaam makanan dan absorbs molekuler
g. Pengaruh Nutrisi
6) Manula memiliki kecenderungan konsumsi karbohidrat daripada protein
7) Penurunan sensasi pengecap dan pembau dikaitkan dengan kehilangan selera
8) Perubahan pada usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbs
makanan
9) Kekurangan protein, karena protein perlu untuk mempertahankan dan memperbaiki
jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino pada protein diperlukan
untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan hemoglobin.
10) Efek kekurangan protein pada rongga mulut :
Degenerasi jaringan ikat gingival
Degenerasi membrane periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan
Percepatan kemunduran tulang alveolar dan ridge
h. Perubahan anatomi rongga mulut
8. Mukosa oral
Mukosa yang halus, kering dan tipis disertai kehilangan elastisitas dan stipling
Tidak ada lapisan keratin sehingga lebih mudah cedera bila terkena iritasi
Jaringan ikat lebih sukar menutup bila terjadi luka
9. Gigi
Diskolorisasi gigi dan kehilangan enamel karena atrisi, abrasi dan erosi
Dentin yang terekspos karena tekanan mastikasi, karies dan trauma
Usia bertambah terjadi penurunan sensitivitas terhadap perubahan suhu,
tekanan osmotic dan nyeri
Penurunan ketebalan sementum dan dimensi pulpa
Oh menurun sehingga penumpukan plak meningkatkan risiko karies
10. Periodontium
Resesi ginggiva dan kehilangan ligament periodontal serta tulang alveolar
Osteoporosis yang parah menurunkan mineral pada tulang rahang sehingga
terjadi kehilangan gigi
DM juga menyebabkan penyakit periodontal
11. Kelenjar saliva
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa sekresi saliva berkurang dengan
bertambahnya umur.
Tetapi seperti akan tampak nanti, terapi obat berpengaruh buruk pada saliva
normal
Bila produksi saliva menurun menyebabkan karies, infeksi mukosa oral,
gangguan sensori, penurunan intake nutrisi,, kesulitan mengunyah,
menelan, dan retensi protesa.

12. Rasa dan bau
Beberapa pasien mengeluhkan rasa dan bau makanan yang berkurang
Medikasi kemoterapi, trauma, radioterapi, dan bedah neurologi bisa
menyebabkan perubahan sensasi rasa yang sementara maupun permanen
13. Mastikasi dan menelan
Perubahan kemampuan mastikasi bisa mempengaruhi keadaan pasien
manula dengan edentulous penuh atau sebagian, mobilitas gigi karena
penyakit periodontal, nyeri, dan penurunan sekresi saliva
Penyakit serebrovaskuler dan syaraf (Parkinson dan Alzheimer), kanker
kepala dan leher, dan terapi pada kelainan sistemik (arthritis dan DM) bisa
menyebabkan penurunan sekresi saliva dan menyulitkan proses menelan.


14. Orofacial pain
Sensasi nyeri pada pasien tua berhubungan dengan penurunan kemampuan
fungsional komponen neurofisiologis. Paling sering terjadi pada gigi dan jaringan
periodontal.

GAMBARAN RADIOLOGI RAHANG EDENTULOUS
3. Edentulous Maksila
Periksa hubungan antara tepi tulang dan jaringan
Ketebalam mukosa diatas tulang penting untuk stabilisai denture
Masalah terjadi bila mukosa terlalu tipis
Mukosa yang tebal atau attached gingival bisa memberikan basis denture
yang stabil
4. Edentulous Mandibula
Resorpsi mandibula yang minimal diketahui dengan cara melihat ketinggian
alveolar
Periksa posisi foramen mentale

















DAFTAR PUSTAKA

AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea &
Febiger Pub, London.

Basker, R.M, et al. 1996. PERAWATAN PROSTODONTIK BAGI PASIEN TAK BERGIGI Edisi III.
Jakarta: EGC.

Geering, A. H., et al. 1993. COMPLETE DENTURE and OVERDENTURE PROSTHETICS. New
York: Thieme Medical Publishers

Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and
Management. 1994. Wolfe.

Harty, F.J, R.Ogston.1993.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC.

Nallaswamy, Deepak.2003. Textbook of Prosthodontic. New Delhi : Jaypee Brother Medical
Publisher Ltd.

Neville BW, Damn DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & Maxillofacial Pathology. 3
nd
ed. 2009.
Philadelphia: WB Saunders

Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques Using
Interim Dentures. 1989. Quintessence.

M.Watt, David dan Mc Gregor, A.Roi. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap. Jakarta :
Hiprokrates

Tarigan, Slamat. 2005. Pasien Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam
Perawatan. Universitas Sumatera Utara: FKG.

Anda mungkin juga menyukai