100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
929 tayangan86 halaman
tentang pengaruh pemahaman para pelaku umkm terhadap kapatuhan pelaksanaan peraturan pemerintah
Judul Asli
216449807 Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku Umkm Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 Survey Pada Umkm Di Pasar 16 Ilir P
PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey pada UMKM di pasar 16 Ilir Palembang)
SKRIPSI Sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10.152.095
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG 2014
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
Skripsi Dengan Judul: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)
Yang Disusun Oleh: Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10 152 095 Fakultas : Ekonomi Program Studi : Akuntansi Konsentrasi : Akuntansi Keuangan Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif
Palembang, Februari 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma
Skripsi Dengan Judul: ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)
Yang disusun oleh: Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10 152 095 Fakultas : Ekonomi Program Studi : Akuntansi Konsentrasi : Akuntansi Keuangan Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Palembang, Maret 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma
Pembimbing I Dekan,
Fitriasuri, S.E., Ak., M.M. Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si.
Pembimbing II
Yeni Widyanti, S.E., M.Ak.
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang)
Yang disusun oleh: Nama : Ridho Tri Andala NIM : 10 152 095 Fakultas : Ekonomi Program Studi : Akuntansi Konsentrasi : Akuntansi Keuangan Telah dipertahankan di depan komisi penguji pada tanggal 25 Februari 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
1. Karya tulis saya (tesis, skripsi, tugas akhir) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik (magister, sarjana, dan ahli madya) di Universitas Bina Darma; 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri dengan arahan tim pembimbing; 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dikutip dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukkan ke dalam daftar pustaka; 4. Karena yakin dengan keaslian karya tulis ini, Saya menyatakan bersedia tesis/skripsi/tugas akhir, yang saya hasilkan di unggah ke internet; 5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi ini;
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, Maret 2014 Yang Membuat Pernyataan,
RIDHO TRI ANDALA NIM : 10152095
ABSTRAK Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM Di Pasar 16 Ilir Palembang)
Oleh : Ridho Tri Andala
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh antara pemahaman akan pajak para pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 survey pada UMKM di pasar 16 ilir Palembang. Yang menjadi responden dalam penelitian adalah pelaku UMKM di pasar 16 ilir lantai dasar Palembang yang memiliki pendapatan kurang dari 4,8 Miliar pertahun sebagaimana syarat PP No.46 Tahun 2013. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada para pelaku UMKM yang bersedia untuk menjadi responden. Analisis data kuesioner menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan melalui uji regresi, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pemahaman para pelaku UMKM memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013. Dalam artian, bahwa pemahaman para pelaku UMKM memiliki peran yang penting terhadap kepatuhan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013. Setiap peningkatan nilai pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh terhadap peningkatan nilai kepatuhan pelaksanaan peraturan pemerintah No.46 Tahun 2013. Kata Kunci : UMKM, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
ABSTRACT
Analysis of The Influence of Understanding by SMEs to Obedience of Implementation Government Regulation PP No. 46 Tahun 2013 (Survey of SMEs in the traditional market 16 ilir Palembang)
By : Ridho Tri Andala
This research is aimed examine wheather there is the influence between understanding of tax by SMEs on obedience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013 survey of SMEs in the market 16 ilir Palembang. Who were respondents in this study are SMEs in the market 16 ilir basement Palembang which have income less than 4,8 billion in a year such as requirement of PP 46 Tahun 2013. Data was acquired from the primer data by giving the questionnaires to the SMEs who are willing to be responders. The questionnaires data analysis was done by using simple linear regression. Based on the result of data analysis by regression testing, and hypothesis the result of research is show that the understanding of the SMEs have a Significant and Positive influence on the obedience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013. It means, that the understanding of SMEs have an important role to adherence obedience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013. At any increase of the understanding the SMEs value affect the increased of the obdience of implementation goverment regulation PP No.46 Tahun 2013 value. Key Words: SMEs, PP No.46 Tahun 2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Mulailah dari yang kecil untuk cita-citamu yang besar
Isy Kariman Au Mut Syahidan
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah ; 5)
Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Al-Insyirah ; 7)
Ku Persembahkan: My Lord Allah SWT Orangtuaku tercinta Kedua Saudaraku Teman-teman seperjuangan Almamaterku
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ridho Tri Andala Jenis Kelamin : Laki-Laki Tempat/ Tanggal lahir : Palembang, 21 Maret 1992 Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat Rumah : Jl. May Zen Lr. Cendana No.21 RT.16 RW.05 Kel. Sei Selayur Kec. Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan. Nomor Telepon/Hp : 08981043666/081277776880 Alamat Email : ridhoandala@yahoo.com
Pendidikan Formal : Sekolah Dasar (1998-2004) : SD Negeri 68 Palembang. SMP (2004-2007) : SMP Yayasan Sosial Pendidikan Pusri (YSPP) Palembang. SMA (2007-2010) : SMA Negeri 5 Palembang. Perguruan Tinggi (2010-2014) : S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.
Pendidikan Non Formal : - Budiwijaya English Course Palembang (2007-2010). - ESQ Basic Training di Universitas Bina Darma angkatan 2010. - Seminar Redominasi Rupiah di Universitas Bina Darma (2010). - Workshop Microsoft Excel di BDCTC Universitas Bina Darma (2011). - Pelatihan Dasar Akuntansi Tingkat Dasar, LP3I Course Palembang (2011). - Pelatihan Dasar Akuntansi Tingkat Madya, LP3I Course Palembang (2012). - Seminar SAK ETAP dan IFRS di UBD Palembang (2011). - Seminar sosialisasi dan edukasi pasar modal dan industri asuransi di Indonesia, BAPEPAM-LK (2011). - Seminar Investasi Reksa Dana, APRDI di Hotel Horison Palembang (2011). - Seminar pengelolaan keuangan negara, Balai diklat Keuangan Palembang (2011). - Seminar Keuangan Islam Dinar&Dirham, PAKIES IAIN Raden Fatah (2012). - Kunjungan industri PT.Indofood Sukses Makmur Tbk (2012). - Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B Terpadu di BDCTC (2013). - Pelatihan wirausaha muda mandiri jarak jauh dari Kementrian Koperasi dan UKM (2013).
- Seminar sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 dan identifikasi faktor penyebab wajib pajak belum gemar membayar dan melaporkan pajak, di STIE MUSI (2013). - Pendidikan konsultan pajak brevet A & B terpadu, Bina Darma Career and Training Center (BDCTC) angkatan II (2013) Penghargaan: - Semifinalis Kategori 9 Besar Lomba Cepat Tepat Akuntansi (LCTA) IAI di Politeknik Srwijaya (2012). - Peserta Musi Accounting External Competition (MAXION) di STIE MUSI Palembang (2013). - Peserta Lomba Cepat Tepat Akuntansi (LCTA) IAI di STIE MUSI Palembang (2013).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN PARA PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang), dapat diselesaikan sebagai prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M.Sc. selaku Rektor Universitas Bina Darma Palembang. 2. Ibu Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang. 3. Bapak Ade Kemala Jaya, SE., Ak., M.Acc. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang. 4. Ibu Fitriasuri, S.E., Ak., M.M., selaku Dosen Pembimbing 1 skripsi di Universitas Bina Darma Palembang.
5. Ibu Yeni Widyanti, S.E., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi di Universitas Bina Darma Palembang. 6. Bapak H. Achmad Bastari, S.E., M.M selaku Dir.Adm & Keuangan PD.Pasar Palembang Jaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengambil data penelitian. 7. Keluargaku, kedua orang tuaku, dan kedua kakak ku tercinta yang terus mendukung, membimbing, dan mendoakan. 8. Sahabat-sahabatku yang masih berdiri saat ini disampingku. 8. Teman-Teman Seperjuangan Universitas Bina Darma. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis. Sebagai penutup, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia serta Hidayah-Nya kepada orang-orang yang yang telah membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini, semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya, Amien.
Palembang, Maret 2014 Penulis
Ridho Tri Andala
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v ABSTRAK INDONESIA ............................................................................... vi ABSTRAK INGGRIS .................................................................................... vii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... viii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan ..................................................... 4 1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 4 1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................................. 4 1.4.2 Manfaat Penelitian ........................................................... 5 1.4.3 Sistematika Penulisan ...................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori............................................................................. 7 2.1.1 Pengertian Pajak .............................................................. 7 2.1.2 Fungsi Pajak .................................................................... 9
2.1.3 Jenis-jenis Pajak .............................................................. 9 2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 11 2.1.5 Teori-Teori Pemahaman Pajak ........................................ 11 2.1.6 Teori Kepatuhan Pajak .................................................... 13 2.1.7 PP No.46 Tahun 2013...................................................... 14 2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 18 2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................... 19 2.4 Paradigma Penelitian ................................................................... 22 2.5 Hipotesis ...................................................................................... 23 BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ........................................................................... 24 3.2 Metodologi Penelitian .................................................................. 24 3.2.1 Operasional Variabel ....................................................... 24 3.2.2 Jenis dan Sumber Data .................................................... 26 3.2.3 Teknik Pengumpulan data ............................................... 26 3.2.4 Populasi dan Sample........................................................ 27 3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian ................................ 28 3.2.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................... 31 3.2.7 Teknik Analisis Data ....................................................... 32 3.2.8 Uji Hipotesis .................................................................... 33 3.2.8.1 Uji t ................................................................... 33 3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana ............................. 34 3.2.9 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis ........................................................................................ 37 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 37 4.1.2 Rincian Pengembalian Kuesioner .................................... 41 4.1.3 Deskripsi Responden ....................................................... 41 4.2 Analisis Pendahuluan ................................................................... 42 4.3 Teknik Analisis Data.................................................................... 44 4.3.1 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 44
4.3.2 Uji Autokorelasi .............................................................. 45 4.3.3 Uji Normalitas ................................................................. 46 4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 47 4.5 Analisis Regresi Linear Sederhana .............................................. 56 4.5.1 Uji t .................................................................................. 57 4.5.2 Analisis Korelasi Sederhana ............................................ 58 4.6 Pembahasan.................................................................................. 58 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...................................................................................... 63 5.2 Saran ............................................................................................ 64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Daftar Tabel Halaman 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 18 3.1 Operasional Variabel .................................................................................. 25 3.2 Klasifikasi Interval Untuk Penilaian Pemahaman PP 46 Tahun 2013 ....... 30 3.3 Klasifikasi Interval Untuk Penilaian Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 ................................................................................................ 30 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................................. 35 4.1 Rincian Kuesioner ...................................................................................... 41 4.2 Gambaran Umum Responden .................................................................... 41 4.3 Hasil Pengujian Validitas ........................................................................... 43 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ....................................................................... 44 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 45 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 46 4.7 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 47 4.8 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan Mengenai NPWP (Klasifikasi Interval).......... 48 4.9 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak (Klasifikasi Interval) .................................................................................. 49 4.10 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan (Klasifikasi Interval).............................................................. 50 4.11 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 (Klasifikasi Interval) .................................. 51 4.12 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan (Klasifikasi Interval) ................................................................................ 52 4.13 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak (Klasifikasi Interval) ... 53
4.14 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) (Klasifikasi Interval) ........................................... 54 4.15 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak (Klasifikasi Interval) ................................................. 55 4.16 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ................................................. 56 4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana (Uji t) ...................................... 57 4.18 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ........................................................... 58
Daftar Gambar Halaman 2.1 Gambar Paradigma Penelitian .................................................................... 22 4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan PD. Pasar Palembang Jaya Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas Lampiran 3 Output Validitas dan reliabilitas Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Lampiran 5 Deskriptif Variabel X Lampiran 6 Deskriptif Variabel Y Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi Lampiran 8 Formulir Pengajuan Judul Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing I dan II Lampiran 10 Surat Keterangan Lulus Ujian Proposal Lampiran 11 Surat Keterangan Lulus Ujian Skripsi Lampiran 12 Lembar Perbaikan Proposal Lampiran 13 Lembar Perbaikan Komprehensif Lampiran 14 SK Pembimbing Lampiran 15 Daftar Hadir Seminar Proposal Lampiran 16 Formulir Bebas Pustaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, sebuah negara membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana APBN yang didapatkan dihimpun dari semua potensi sumber daya yang dimiliki negara tersebut, baik itu berupa hasil kekayaan bumi maupun berupa iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran yang diberikan masyarakat kepada negara adalah pajak. Sebagai salah satu unsur penerimaan negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan (Supadmi, 2009). Pajak memiliki peran yang penting dalam pembangunan indonesia karena pajak menyumbang kontribusi terbesar bagi pemasukan negara. Untuk tahun 2012 saja, sektor pajak menyumbang sedikitnya sekitar 980,1 T dari jumlah total realisasi APBN-P 2012 sebesar 1331,7 T atau sekitar 73,59 % APBN-P 2012 (www.pajak.go.id). Karena kontribusi yang besar itulah dibutuhkan kesadaran warga negara sebagai wajib pajak untuk membayar pajak kepada negara. Salah satu sumber pajak yang terbesar adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan yang masuk ke kas negara perbulan agustus 2013 saja sejumlah 34.908,89 M dari total penerimaan 72.348,70 M atau sekitar 48,25% (www.pajak.go.id), jelas bahwa pajak penghasilan merupakan sektor penting bagi pemasukan APBN dari pajak. Potensi pajak dari sektor UMKM dinilai sangat besar. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, 60% dari PDB
Indonesia dihasilkan oleh sektor UMKM. Hal tersebut berbanding terbalik dengan sumbangsihnya terhadap penerimaan pajak, yaitu hanya 5% saja (www.dannydarussalam.com). Selama ini, pelaku UMKM digolongkan termasuk dalam PPh orang pribadi, hal ini berdasarkan UU 36 tahun 2008. Namun sejak tanggal 26 juni 2013 Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013 sudah dikeluarkan dan mulai berlaku sejak tertanggal 1 juli 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Peraturan perpajakan yang dikeluarkan pemerintah dalam PP 46 tahun 2013 ini ditujukan bagi pelaku UMKM yang selama ini luput dari pajak serta menfasilitasi UMKM dalam membayar pajak sebagai kewajiban mereka selaku warga negara. PP 46 tahun 2013 ini, mengatur pajak penghasilan bagi usaha dengan peredaran bruto tertentu yang tidak melebihi 4,8 M dalam satu tahun pajak. Menurut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang Ibnu Rohim, banyaknya sektor UMKM yang tumbuh 5-10% perbulan membuat sektor UMKM tersebut sebagai sumber pajak yang potensial. Namun dari sekian pesatnya pertumbuhan UMKM yang ada di kota palembang dari sekitar 30.000 UMKM yang ada, hanya sekitar baru 60 % yang tercatat resmi sebagai wajib pajak, atau memiliki NPWP (www.koran-sindo.com). Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kepatuhan pelaku UMKM dalam membayar pajak. Padahal, untuk mengembangkan usahanya, UMKM membutuhkan pinjaman kredit modal dari bank dan bank mewajibkan setiap nasabah yang ingin meminjam uang untuk memiliki KTP dan NPWP. Dengan
membayar pajak penghasilan ini, secara otomatis para pelaku UMKM ini sudah memiliki NPWP dan mempermudah mereka untuk mendapatkan pinjaman modal. PP 46 tahun 2013 termasuk PPh nonfinal yang diangsur dengan angsuran masa paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Tarif yang dikenakan adalah 1% dari total peredaran bruto usaha. PP 46 tahun 2013 timbul seiring dengan gencarnya program pemerintah untuk menyentuh sektor-sektor yang luput dari perpajakan untuk meningkatkan pendapatan negara. Pasar 16 ilir merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di palembang. Di pasar 16 ilir sedikitnya terdapat 870 kios. Untuk lantai dasar dihuni lebih dari 320-an pedagang. Dilantai satu dan dua berkisar 300 sampai kios pedagang. Sementara dilantai tiga 50-an kios pedagang dari 300-an kios yang ada. Dan dilantai 4-5 dari 600 kios yang ada, baru terisi 200 pedagang. Banyaknya perputaran uang yang terjadi di tempat ini, sehingga menjadikannya sebagai penopang perekonomian palembang. Pasar 16 ilir memegang peranan penting atas kegiatan ekonomi terutama terhadap sektor UMKM yang tengah tumbuh. Dengan banyaknya UMKM yang terdapat di pasar 16 ilir, maka layaklah menurut penulis dikenakan pajak penghasilan PP 46 tahun 2013. Pemahaman dan kepatuhan para pelaku UMKM sangat dibutuhkan untuk menyukseskan peraturan pemerintah ini. Dengan status sebagai pasar terbesar di palembang, maka setidaknya pasar 16 ilir telah merepresentasikan secara umum keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi. Maka penelitian yang dilakukan dapat mendapatkan hasil yang lebih komprehensif dan relevan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang) ? 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan serta tercapainya suatu hasil pembahasan yang lebih rinci dan terarah maka ruang lingkup pembahasan yang penulis lakukan yaitu mengenai Bagaimana Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang) di lantai dasar. 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada Pasar 16 ilir Palembang). 1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dihasilkan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Praktis Sebagai masukan bagi para pelaku UMKM, dan Direktorat Jendral Pajak untuk bahan informasi dalam mengetahui Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang). 2. Teoritis Sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, khususnya akuntansi dan merupakan informasi bagi penelitian selanjutnya. 1.4.3 Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan ini, penulis menyajikan laporan dalam 5 bab yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab ini secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini memuat teori-teori yang digunakan penulis dalam menganalisis tingkat pengaruh pemahaman pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 yaitu pengertian pajak, fungsi pajak, jenis-jenis pajak, sistem pemungutan pajak, teori-teori pemahaman, penjelasan PP 46 tahun 2013, penelitian sebelumnya, kerangka penelitian dan paradigma penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian, operasional variabel, sumber dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang Pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah 46 Tahun 2013 (Survey Pada UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang). BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup, pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Banyak sekali para ahli dibidang perpajakan yang memberikan definisi yang berbeda mengenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga mudah dipahami. Menurut beberapa ahli, pengertian pajak adalah sebagai berikut : 1. Pengertian menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2006:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 2. Menurut Soemitro dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 3. Menurut Andriani dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai
pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 4. Dan menurut Smeets dalam Sukrisno dan Estralita (2012:4), pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak adalah suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian-pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah : 1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang. 2. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 3. Pajak bersifat dapat dipaksakan. 4. Tidak ada kontraprestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak. 5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa definisi pajak adalah suatu iuran dari rakyat kepada negara, yang berdasarkan undang-undang,
yang sifatnya memaksa, dan dipungut oleh negara tanpa adanya kontraprestasi (timbal balik) langsung yang dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam menjalankan negara. 2.1.2 Fungsi Pajak Pengertian pajak merupakan iuran rakyat yang berfungsi untuk membiayai semua pengeluaran-pengeluaran negara untuk kepentingan umum. Seperti yang telah diketahui dari ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi maka pajak memiliki fungsi tertentu. Menurut Suandy (2011:12), fungsi pajak dapat dibedakan menjadi 2 fungsi, yaitu: 1. Fungsi Penerimaan (Budgetair). Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh, dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2. Fungsi Mengatur (Regulerend). Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun\ politik dengan tujuan tertentu. Contohnya yaitu pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka menigkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing. 2.1.3 Jenis Jenis Pajak Masalah perpajakan tidaklah sesederhana hanya sekedar menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan kepada negara. Tetapi, coraknya bermacam-
macam tergantung pada pendekatannya. Menurut Sukrisno dan Estralita (2012:5), jenis-jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Berdasarkan golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, contohnya: Pajak Penghasilan (PPh). b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai untuk Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2. Berdasarkan Sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak Subyektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi WP, contohnya, PPh. b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi WP, contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Berdasarkan lembaga pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua: a. Pajak Pusat (Negara), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintahpusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contohnya adalah PPh, Pajak Pertambahan untuk Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, contohnya adalah Pajak Kendaran Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Tanah, Pajak Reklame, serta Pajak Hotel dan Restoran. 2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak Menurut Erly Suandy (2011:128), sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: a. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung dan ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Jadi, dalam sistem ini Wajib Pajak bersifat pasif sedang fiskus bersifat aktif. b. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yang dimana Wajib Pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang.Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas melakukan penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak. c. Withholding System, adalah sistem pemungutan pajak yang mana besarnya pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud di sini antara lain pemberi kerja dan bendaharawan pemerintah. 2.1.5 Teori-teori pemahaman Pajak Menurut Fikriningrum (2012) pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna tentang peraturan perpajakan.
Sebuah kepatuhan pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Rajif (2011) variabel pemahaman, kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak. Menurut Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum (2012) untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: 1. Kepemilikan NPWP. 2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. 3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan. 4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak. 5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti. Menurut Hardiningsih (2011), pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada. Wajib pajak yang tidak paham akan peraturan perpajakan maka cenderung menjadi wajib pajak yang tidak taat. Indikator pemahaman akan peraturan perpajakan antara lain : 1. Pemahaman wajib pajak yang mau membayar pajak harus mempunyai NPWP. 2. Pemahaman akan hak dan kewajiban wajib pajak.
3. Pemahaman akan sanksi perpajakan jika mereka lalai akan kewajibannya. 4. Pemahaman wajib pajak akan PTKP, PKP, dan tarif pajak. 5. Pemahaman akan SSP, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan harus dicantumkan NPWP. 6. Paham akan pemberian kode dalam NPWP yang terdiri dari 15 (lima belas) digit. 7. Pemahaman akan peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan KPP. Menurut Perdhana, dkk (2012) pemahaman akan kewajiban perpajakan dibagi atas 3 indikator pemahaman, yaitu : 1. Pemahaman mengenai pengetahuan umum mengenai pajak penghasilan. 2. Pemahaman prosedur pelaksanaan kewajiban pajak. 3. Pemahaman prosedur pelaksanaan pembayaran pajak penghasilan. 2.1.6 Teori kepatuhan pajak Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan penelitian terdahulu Wijaya (2011). Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012. Kepatuhan wajib pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012 yang disebut wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang memenuhi kategori sebagai berikut : 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3(tiga) kali berturut-turut; dan 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir. Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi usaha para pelaku UMKM itu sendiri yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kategori poin 3 dan 4. 2.1.7 PP No.46 Tahun 2013 a. Maksud dan Tujuan PP 46 Tahun 2013 Maksud dari dikeluarkannya Peraturan Perpajakan melalui PP 46 Tahun 2013 ini adalah : 1. Memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan. 2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib beradministrasi. 3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi. 4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara. Sedangkan tujuan dari PP 46 Tahun 2013 ini adalah :
1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. 2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat. 3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dari maksud dan tujuan tersebut, hasil yang diharapkan dalam pemberlakuan PP 46 Tahun 2013 ini adalah penerimaan pajak meningkat sehinga kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat. b. Dasar Hukum Dasar hukum dari dikeluarkannya PP 46 Tahun 2013 ini adalah ada 2 landasan hukum, yaitu : 1. Pasal 5 ayat (2) huruf e UU PPh : Dengan menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) dapat ditetapkan cara menghitung Pajak Penghasilan yang lebih sederhana dibandingkan dengan menggunakan UU PPH secara umum. Penyederhanaannya yakni WP hanya menghitung dan membayar pajak berdasarkan peredaran bruto (omset). 2. Pasal 17 ayat (7) UU PPh : Pada intinya penerbitan PP 46 Tahun 2013 ditujukan terutama untuk kesederhanaan dan pemerataan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. c. Pokok-Pokok Ketentuan PP 46 Tahun 2013 Yang dikenai sebagai objek pajak berdasarkan PP 46 tahun 2013 ini adalah :
1. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto (omset) yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 tahun pajak. 2. Peredaran bruto (omset) merupakan jumlah peredaran bruto (omset) semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya. 3. Tarif pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah peredaran bruto (omset). 4. Usaha dapat meliputi usaha dagang dan jasa, seperti toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya. Hal-hal yang dikecualikan, atau tidak dikenai pajak penghasilan atau non objek pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013 adalah : 1. Penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, seperti misalnya dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik, pembawa acara, dan sebagaimana dalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) PP 46 Tahun 2013. 2. Penghasilan dari usaha dagang dan jasa yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat (2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi (perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah. Subjek pajak PP 46 Tahun 2013 ini adalah : 1. Orang pribadi 2. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omset) yang tidak melebihi Rp. 4,8 Miliar dalam 1 (satu) tahun pajak. Tahun pajak disini adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender, kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Non subjek pajak, atau yang tidak dikenai pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013 ini adalah : 1. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. Misalnya pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya. 2. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp. 4,8 Miliar. 3. Orang Pribadi atau Badan yang dimaksud diatas meskipun tidak dikenai PP 46 Tahun 2013, wajib melaksanakan ketentuan perpajakan sesuai dengan UU KUP maupun UU PPh secara umum. Masa penyetoran dan pelaporan pajak PP 46 Tahun 2013 adalah : 1. Penyetoran paling lama tanggal 15 bulan berikutnya. 2. SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Jika SSP sudah validasi NTPN tidak perlu lapor SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). 3. Penghasilan yang dibayar berdasarkan PP 46 Tahun 2013 dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final dan/atau bersifat final.
2.2 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Simpulan 1. Sri Rustyaningsih (2011) Universitas Katolik Widya Mandala Madiun Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak antara lain : Pemahaman terhadap self assesment system, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan. 2. Pancawati Hardiningsih, Nila Yulianawati (2011) Universitas STIKUBANK, Semarang. Faktor-faktor yang mempengarui kemauan membayar pajak Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. 3. Mohamad Rajif (2011) Universitas Gunadarma, Depok. Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di Daerah Cirebon Sebagian besar pengusaha UKM di daerah cirebon sudah Memiliki NPWP, para pengusaha di daerah cirebon sudah memiliki cukup pemahaman tentang pajak, variabel pemahaman, ketegasan sanksi perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. 4. Putra Rezki Perdhana, dkk (2012) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. Analisis Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Padang (studi kasus pada KPP Pratama Padang Jl. Bagindo Azis Chan No.26 Padang). Wajib pajak dikota padang cukup paham walaupun hanya sebatas gambaran umum, pemahaman yang cukup baik meminimalkan pelanggaran perpajakan, masih ada sedikit yang kurang mengerti akan pemahaman perpajakan, adanya hubungan yang relevan antara peraturan perpajakan dengan kondisi dikota padang.
2.3 Kerangka Pemikiran Sebagai seorang warga negara, sudah sepantasnya untuk turut ikut berperan serta dalam pembangunan negara. Pajak sebagai sebuah iuran wajib yang dibebankan kepada warga negara sifatnya memaksa, dalam artian pajak merupakan kewajiban bagi setiap waga negara. Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak medapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan pengertian tersebut, jelaslah bahwa fungsi pajak itu sangat penting untuk menjalankan roda pemerintahan, tanpa pajak maka roda pemerintahan akan terganggu atau malah berhenti. Warga negara yang memiliki penghasilan atau usaha diwajibkan untuk membayarkan pajak penghasilan. Salah satu usaha yang dilakukan masyarakat adalah usaha dalam sektor UMKM. Sektor UMKM termasuk salah satu sektor terbesar penyumbang PDB di Indonesia berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan UKM, 60% dari total PDB Indonesia dihasilkan dari sektor UMKM. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan dengan sumbangsihnya terhadap penerimaan pajak yang hanya sekitar 5% saja. Dari data yang tersebut, tercermin bahwa kepatuhan para pelaku UMKM terhadap pajak masih sangat rendah. Pasar 16 Ilir Palembang merupakan salah satu sentra perekonomian terbesar yang ada di Palembang. Dengan jumlah yang mencapai hingga 870 kios, dan khusus dilantai dasar yang menjadi ruang lingkup penelitian memiliki jumlah
kios berkisar 320-an pedagang. Dengan banyaknya jumlah pelaku UMKM tersebut, diharapkan dapat merepresentasikan keadaan UMKM yang sesungguhnya, namun hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti hanya 1 dari 7 pedagang yang memiliki NPWP. Padahal, sebagai pelaku UMKM, penghasilan yang mereka dapatkan harus disetorkan pajak penghasilannya kepada kas negara. Dengan besarnya potensi pajak yang terlihat dari sektor UMKM tersebut, maka semenjak pertanggal 1 juli 2013, pemerintah mulai memberlakukan peraturan pemerintah mengenai pajak penghasilan yaitu PP 46 Tahun 2013, yaitu pajak penghasilan dari usaha yang tidak melebihi dari 4,8M pertahun pajak. Tarif pajak yang diberlakukan adalah sebesar 1% dari total peredaran bruto, atau omset dari usaha. Namun, dilihat dari tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut, sangat dimungkinkan para pelaku UMKM ini belum paham terhadap peraturan yang tegolong baru tersebut. Hal ini didasarkan dari observasi dan data-data yang didapatkan oleh penulis seperti pernyataan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang Ibnu Rohim, dari sekitar 30.000 UMKM yang tercatat, hanya sekitar 60%nya yang memiliki NPWP. Hal ini sangat memprihatinkan, untuk mempunyai NPWP sendiri, para pelaku UMKM ini masih tergolong sedikit, apalagi pengetahuan mereka tentang PP 46 Tahun 2013 dikhawatirkan mereka tidak paham. Kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Termasuk didalamnya adalah faktor pemahaman berdasarkan penelitian terdahulu Rajif (2011). Faktor pemahaman para pelaku UMKM adalah
sebuah faktor yang berdiri sendiri. Pemahaman pelaku UMKM bisa saja berpengaruh positif ataupun negatif , atau malah tidak berpengaruh sama sekali terhadap PP No.46 Tahun 2013. pemahaman diukur melalui indikator berdasarkan penelitian terdahulu. Pemahaman akan pajak sangat dipengaruhi oleh beberapa indikator, Menurut Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitian Fikriningrum (2012) indikator-indikator tersebut adalah : 1. Kepemilikan NPWP. 2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. 3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan. 4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak. 5. Adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 6. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti. Kepatuhan diukur melalui kategori yang telah ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012. Sedangkan kriteria wajib pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012 adalah : 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
2. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 3. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3(tiga) kali berturut-turut; dan 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5(lima) tahun terakhir. Di dalam penelitian ini, maka kategori yang dipakai sebagai wajib pajak yang patuh untuk para pelaku UMKM adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan, dan tidak mempunyai tunggakan semua jenis pajak. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh pemahaman para pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. 2.4 Paradigma Penelitian Berdasarkan uraian kerangka pemikiran penelitian diatas, maka paradigma yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.5 Hipotesis Pemahaman Para pelaku UMKM (X) Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 tahun 2013 (Y)
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan disebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H 0 : Pemahaman para pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. H 1 : Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013.
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Untuk mendapatkan data-data yang penulis butuhkan penulis mengadakan penelitian langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian yaitu pemilik toko di Gedung Pasar 16 ilir Palembang lantai dasar. 3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Operasional Variabel Sanusi (2011:49), menjelaskan bahwa pada tataran empiris, peneliti mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengoperasionalkan variabel-variabel, termasuk menemukan hubungan-hubungan antar variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut : 1. Variabel Bebas (X) Menurut Sanusi (2011:50), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman para pelaku UMKM (X). 2. Variabel Terikat (Y) Menurut Sanusi (2011:50), variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 (Y).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Variable Definisi Indikator Tolak Ukur Variabel Bebas Pemahaman individu Para Pelaku UMKM (X) pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari - Pengetahuan mengenai NPWP. - Pemahaman mengenai hak dan kewajiban pajak. - Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan. - Pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak. - Pemahaman mengenai prosedur perpajakan. - Pemahaman melalui sosialisasi pajak. Skala Likert Variabel Terikat (Y).
Kepatuhan PP 46 tahun 2013 (Y) Kategori wajib pajak yang dimasukkan kedalam kriteria wajib pajak patuh menurut Peraturan Menteri Keuangan. - Tepat waktu dalam penyampaian SPT. - Tidak memiliki tunggakan untuk semua jenis pajak. Skala Likert
3.2.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ; a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk informasi tulisan (kuisioner) yang diperoleh dari pedagang-pedagang UMKM memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. b. Data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dari jawaban kuisioner yang telah dibagikan kepada responden yang penulis anggap berkompeten. Sumber data penelitian ini adalah : 1. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer penelitian ini adalah kuesioner yang dikumpulkan penulis. 2. Data sekunder yang digunakan peneliti adalah dilakukan melalui literatur-literatur, buku-buku serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.mengenai jumlah kios, sejarah pasar 16 ilir, dan penjelasan mengenai PP 46 Tahun 2013. 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pernyataan tertulis. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi satu persatu calon responden, mengecek apakah calon responden bersedia untuk mengisi kuesioner.
Prosedur ini penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya diisi oleh responden yang telah sesuai dengan kriteria penulis. 3.2.4 Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sanusi (2011:87) pengertian populasi adalah seluruh kumpulan elemnen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat suatu kesimpulan. Jadi, kumpulan elemen itu menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu. Populasi dalam penelitian ini para palaku UMKM yang berada di lantai dasar pasar 16 ilir Palembang yang berjumlah sekitar 320 pedagang. b. Sampel Menurut Sanusi (2011:87) seorang peneliti jarang sekali melakukan penelitian terhadap keseluruhan kumpulan elemen (populasi). Peneliti biasanya melakukan seleksi terhadap bagian elemen-elemen populasi dengan harapan hasil seleksi tersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada. Elemen adalah subjek dimana pengukuran itu dilakukan. Bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih disebut sampel. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel secara tidak acak (non-random sampling) yang tidak mempertimbangkan peluang. Hal ini dilakukan agar jumlah sampel yang digunakan peneliti representatif dari populasi yang ada.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel menurut ketentuan Slovin dalam Sanusi (2011:101), yang memasukkan unsur kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi. Batas toleransi ketidaktelitian dalam penelitian ini adalah 10%. Rumus : Dimana : n= ukuran sampel N= Jumlah populasi = Toleransi ketidaktelitian yang digunakan (dalam persen) Jawab : = = 76,1 = 76 Dari perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 orang pelaku UMKM dari 320 orang pelaku UMKM. Pemakaian rumus diatas mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. 3.2.5 Instrumen Penelitian dan Pengujian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis (kuesioner). Pertanyaan yang diajukan kepada responden menggunakan skala likert. Menurut Sanusi (2011:59), skala likert adalah skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur. Penelitian ini menggunakan lima skala untuk jawaban responden yaitu sebagai berikut :
Kategori Simbol Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Menurut Purwanto (2009:27) rumus kelas interval adalah sebagai berikut : Interval kelas= = = 0.80 Penulis membagikan kuesioner dengan jawaban sebanyak 7 pertanyaan dengan perincian mengenai pengetahuan mengenai NPWP, Pemahaman mengenai hak dan kewajiban pajak, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan, pengetahuan mengenai tarif pajak PP46 tahun 2013, pemahaman mengenai prosedur perpajakan, pemahaman mengenai sosialisasi pajak dengan jumlah responden sebanyak 76 orang. Dan dengan menggunakan rumus rata-rata hitung sample dalam buku Purwanto (2003:48) maka didapat indikator-indikator atau kategori dari hasil pemahaman tersebut. Rumus rata-rata hitung sample dihitung dengan cara :
Rata-rata hitung sample = dapat disajikan dalam bentuk simbol sebagai berikut : = X = rata-rata hitung sample X = jumlah keseluruhan nilai X sample N = jumlah total data atau pengamatan dari sample Tabel 3.2 Klasifikasi interval Untuk penilaian pemahaman PP 46 tahun 2013 4,20 5,00 Sangat paham 3,40 4,19 Paham 2,60 3,39 Cukup paham 1,80 2,59 Tidak paham 1,00 1,79 Sangat tidak paham Sumber : Wijaya (2011) Tabel 3.3 Klasifikasi interval Untuk penilaian Kepatuhan Pelaksaan PP 46 Tahun 2013 4,20 5,00 Sangat patuh 3,40 4,19 Patuh 2,60 3,39 Cukup patuh 1,80 2,59 Tidak patuh
1,00 1,79 Sangat tidak patuh Sumber : Wijaya (2011) 3.2.6 Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas 1. Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sanusi (2011:76), suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. validitas merupakan bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas kuesioner penelitian menggunakan teknik korelasi product moment pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Dalam buku Sanusi (2011:77) dengan rumus sebagai berikut : r
= Keterangan : r= koefisien korelasi x= skor butir y= skor total butir N= jumlah sampel (responden) Adapun cara untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur maka dilakukan pembandingan antara koefisien r hitung dengan koefisien r tabel. Jika
rhitung > rtabel, maka dapat dikatakan valid. Namun jika sebaliknya yang terjadi rhitung < rtabel, berarti item tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19, dengan cara mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dan pernyataan dengan skor untuk masing-masing variabel. 2. Reliabilitas Menurut Sanusi (2011:81) perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen yang sering digunakan antara lain dengan cara pengukuran ulang dan belah dua. Pengukuran dalam penelitian ini hanya dilakukan sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Reliabilitas diukur dengan data statistik Cronbach Alpha. Jika nilai alpha > 0,6 maka dikatakan reliabel. 3.2.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik inferensial parametik. Statistik inferensial parametik digunakan unutk melihat keeratan hubungan dan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Skala ukur variabel yang dilibatkan dalam perhitungan adalah minimal interval. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Menurut Sanusi (2011) regresi linier sederhana terdiri dari 2 variabel. Satu variabel berupa variabel terikat/tergantung yang diberi simbol Y, dan variabel kedua yang berupa variabel bebas diberi simbol X. Dalam penelitian ini variabel Y adalah pemahaman para
pelaku UMKM, dan variabel X adalah kepatuhan terhadap PP 46 Tahun 2013. Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Persamaan yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y. Menurut Sanusi (2011) bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dengan persamaan matematika yaitu : = a + bX Dimana : = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X. a = titik potong Y; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0 b = kemiringan atau slope perubahan rata-rata dalam untuk setiap perubahan dari satu unit X, baik berupa peningkatan maupun penurunan. X = nilai variabel X yang dipilih. Nilai b (koefisien regresi) dan a (konstanta) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a = b n = jumlah pengamatan (sample); X = variabel bebas; dan Y = nilai variabel terikat. 3.2.8 Uji Hipotesis 3.2.8.1 Uji t Menurut Sanusi (2011) Uji t, atau Sign Test dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek dari suatu kegiatan yang menggunakan perlakuan tertentu. Efek
dari perlakuan itu adakalanya tidak dapat diukur, tetapi hanya diberikan tanda positif (+) dan tanda negatif (-) terhadap hasil suatu pelakuan tersebut. Langkah-langkah menentukan uji t : a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. p = 0,05 (perlakuan membawa hasil positif/ada perubahan) p = 0,05 (perlakuan tidak membawa hasil/tidak ada perubahan) b. Menyusun pengamatan dalam bentuk tabel lalu memberi tanda (+) apabila perubahan ke arah positif dan memberi tanda (-) apabila perubahan ke arah negatif. Sedangkan apabila tanpa perubahan diberi tanda (0). c. Menghitung tanda positif ( ) dan tanda negatif ( ), sedangkan tanda 0 diabaikan saja. d. Menghitung besaran dengan rumus = 5. Mengambil keputusan diterima atau ditolak dengan menggunakan kriteria berikut. Jika ( : maka diterima (( : maka ditolak. 3.2.8.2 Analisis Korelasi Sederhana Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang menyataka keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Ukuran yang menyatakan keeratan hubungan tersebut adalah koefisien korelasi atau yang sering
disebut korelasi Pearson (Pearson product moment). Koefisien korelasi Pearson bernilai -1 sampai dengan +1. Menurut Sanusi (2011:122) untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus berikut ini : = Dimana Y = variabel terikat; X = variable bebas; dan n = banyaknya pengamatan. Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber : Priyatno (2010) 3.2.9 Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini juga akan dilakukan beberapa uji asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS 16, yang meliputi : 1) Uji Heteroskedastisitas Gejala Heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila masing- masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut residual ( = 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastitas.
2) Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin- Watson (d). Hasil perhitungan Durbin-Watson (d) dibandingkan dengan nilai pada = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas ( ) dan nilai batas bawah ( ) untuk berbagai nilai n dan k. Jika d < : maka terjadi autokorelasi positif d > 4 - : maka terjadi autokorelasi negatif < d < 4 - : maka tidak terjadi autokorelasi d atau 4 - d 4 - : maka pengujian tidak meyakinkan. 3) Uji Normalitas Bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi adanya normalitas ialah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Djohan Hanafiah, seorang budayawan Palembang, memperkirakan bangunan ruko di pasar baru kawasan pasar 16 ilir Palembang dibangun sekitar tahun 1828. Saat itu kawasan pasar 16 ilir telah menjadi pusat perniagaan dimana untuk menuju ruko-ruko pasar baru penduduk menggunakan sampan dari sungai Musi melewati sungai Tengkuruk. Perkembangan pasar tersebut berawal dari peroide 1552-1821 yang merupakan masa kesultanan Palembang. Pada masa tersebut diduga adalah lingkungan permukiman pribumi di tepian sungai antara lain sungai musi dan beberapa anak sungai Musi antara lain sungai Tengkuruk, sungai Rendang, sungai Sekanak dll. Kemudian pada periode tahun 1821-1950 merupakan masa kolonial Belanda pra kemerdekaan. Pada masa tersebut, kawasan pasar 16 ilir berkembang pesat menjadi kawasan perdagangan dan sungai Tengkuruk pun ditimbun dan dijadikan jalan Tengkuruk yang saat itu menjadi sentra perdagangan pakaian, toko pecah belah, grosir mainan, lampu, toko bumbu masak, dan lain sebagainya. Sebagai pusat dari Kesultanan Palembang Darussalam, kota Palembang tempo dulu tentu membutuhkan tempat yang pas sebagai pusat perekonomian masyarakatnya. Apalagi hampir sebagian besar wilayah Palembang merupakan daerah sungai, maka dipilihlah kawasan 16 ilir yang berada di tepian sungai Musi sebagai pasar dan pusat perekonomian masyarakat Palembang terdahulu hingga
saat ini. Bahkan seiring waktu, pasar 16 ilir terus berkembang dan tercatat sebagai pusat grosir di Palembang. Menurut catatan sejarah Palembang, sebelum ada campur tangan dari pemerintah kolonial Belanda terhadap Palembang ini, yaitu sebelum abad ke-20, kawasan Pasar 16 ilir (saat ini) dahulunya merupakan pemukiman masyarakat di tepian sungai Musi. Dikawasan itu, terdapat sungai Tengkuruk, yang merupakan salah satu anak Sungai Musi dan salah satu bagiannya bertemu dengan sungai Kapuran. Sementara, sungai Kapuran, bertemu pula dengan sungai Sekanak. Sebagaimana sifat orang Melayu Palembang, kawasan tepian sungai merupakan lokasi favorit untuk pemukiman. Pilihan ini juga mengingat saat itu jalur transportasi adalah air. Perahu-perahu yang berasal dari pedalaman (hulu) dengan tujuan utama berdagang, menjadikan Sungai Tengkuruk sebagai tempat singgah. Hingga sekitar tahun 1910. Sungai Tengkuruk masih normal. Di atas sungai tersebut, terdapat jembatan dan tangga-tangga yang menghubungkannya dengan daratan. Jika dilihat dari arah pertigaan Jl. Masjid Lama (saat ini), disepanjang tepian sungai sebelah kiri, berjajar pertokoan. Sedangkan di bagian kanan, tampak rumah-rumah panggung milik masyarakat. Di bagian lain sungai itu, tampaklah tangga raja (hingga kini masih dinamakan demikian meskipun sudah tak ada lagi sungai dan tangganya). Tangga ini berfungsi sebagai tempat naik turunnya para pembesar Kesultanan Palembang Darussalam. Seperti lazimnya perkembangan pasar saat ini, perdagangan di pasar 16 ilir berawal dari pasar tumbuh, yang terletak di tepian Sungai Musi (sekarang Gedung
Pasar 16 Ilir Baru hingga Sungai Rendang, Jl kebumen). Pola perdagangan di lokasi itu, setidaknya hingga awal 1900-an, dimulai dari berkumpulnya pedagang cungkukan (hamparan), yang kemudian berkembang dengan pembangunan petak permanen. Untuk kawasan Pasar Baru (hingga kini masih bernama Jl. Pasar Baru), yang saat itu sudah berderet bangunan bertingkat dua, yang bagian bawahnya menjadi tempat berjualan. Los-los mulai dibangun sekitar tahun 1918 dan dipermanenkan sekitar tahun 1939. Sementara itu, muara Sungai Rendang, menjadi salah satu dermaga pilihan perahu kajang (perahu beratap) berlabuh. Pada saat ini, pasar 16 Ilir Palembang telah menjelma menjadi pusat kota dan perekonomian bagi masyarakatnya. Semua barang tersedia disini. Dan semuanya itu tidak terlepas dari kerja keras pemerintah Kota Palembang dan pemerintah Provinsi Sumatera selatan dalam melihat aset dan peluang yang dimiliki pasar ini. Pasar 16 Ilir sering dikenal juga dengan sebutan pasar tengkuruk karena gedung-gedung atau tokonya tampak bersejajar menghadap tepian sungai Tengkuruk. Di pasar 16 ilir Palembang kurang lebih terdapat 870 lapak/kios. Aktivitas perdagangan umumnya berasal dari daerah hulu sungai Musi, daerah Jakabaring, dan sekitarnya, yang membawa hasil bumi, terutama buah, sayuran, dan kebutuhan lainnya dengan menggunakan perahu kayu atau sering disebut perahu jukung, dengan semacam tenda di bagian belakang sebagai tempat beristirahat. Pasar 16 ilir adalah pasar yang cukup modern yang berada di tepian sungai musi dan berada di samping Jembatan Ampera di Palembang. Air Mancur depan Masjid Agung Palembang, kawasan perekonomian tersibuk di Palembang.
Pasar ini tergolong bersih karena merupakan pasar yang menjual tekstil, batik, pakaian, songket, dll. Pasar 16 Ilir terkenal dengan banyaknya toko-toko emas, pusat penjualan baju-baju bekas yang di impor dari luar negeri dan yang terpenting adalah sebagai pusat grosir di kota Palembang, tidak heran jika terdiri dari 4 tingkat bangunan. Ruko-ruko yang berjejer di pasar ini juga tergolong bersih. Setelah mengalami renovasi, ruko disekitar pasar ini kembali terlihat seperti bangunan perdagangan kolonial yang rapi, bersih, cantik, dan megah. Moda transportasi menuju Pasar 16 Ilir anda bisa menggunakan angkot, bus transmusi, bus air, hingga perahu kayu yang bermesin. Pada lorong-lorong pasar 16 Ilir mulai dari lantai dasar, akan dijumpai puluhan pedagang tekstil, pakaian impor, songket, tas wanita dan segala pernak- pernik wanita. Harga yang ditawarkan sangat beragam. Berbagai kalangan mulai dari masyarakat mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga dari kalangan masyarakat atas mencari keperluan mereka masing-masing untuk mendapatkan harga yang murah dan berkualitas. Lapak-lapak pedagang yang terdiri dari ruko-ruko berjejer rapi dan tertata sesuai jenis barang dagangan. Di lantai 1 ini akan dijumpai pedagang busana muslim, dan aneka perlengkapan sholat. Dan ada banyak pilihan lain yang terdapat di lantai ini. Pada lantai 2 masih sama dengan lantai 1, akan banyak dijumpai toko-toko pakaian, dan perlengkapan sholat. Naik ke lantai 3 dan ke 4, masih dijumpai para pedagang tekstil dan pakaian. Untuk dilantai 4, terdapat para pedagang bekas pakaian impor. Dari lantai empat ini kita bisa menikmati pemandangan sungai
Musi yang membelah kota Palembang. Sedangkan dilantai 5 kita bisa menjumpai para pedagang karpet bekas impor. 4.1.2. Rincian Pengembalian Kuesioner Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu dengan menyebarkan kuesioner pada objek penelitian. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahui oleh peneliti. Hasil penyebaran kuesioner untuk masing-masing sampel disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Rincian Kuesioner No Responden Kuesioner disebar Kuesioner diolah 1. Pelaku UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang Lantai Dasar 76 76 Sumber: Data primer, diolah 2014 4.1.3. Deskripsi Responden Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Kategori Jumlah (N=76) Persentase Pelaku UMKM di Pasar 16 Ilir Palembang Lantai Dasar 76 100% Jenis Kelamin: -Pria -Wanita
31 45
40,8% 59,2% Umur: -20-30 Tahun -30-40 Tahun -40-50 Tahun -50 tahun keatas
30 21 18 7
39,5% 27,6% 23,7% 9,2% Pendidikan Terakhir: -SD Sederajat -SMP/Sederajat -SMA/Sederajat -Perguruan Tinggi
3 7 39 27
4% 9,2% 51,3% 35,5% Sumber: Data primer diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden Pelaku UMKM berjumlah 76 responden. Selain itu dapat diketahui yang berjenis kelamin pria berjumlah 40,8% responden dan yang berjenis kelamin wanita 59,2% responden. Untuk yang berumur 20-30 tahun terdapat 39,5%, untuk yang berumur 30-40 tahun terdapat 27,6% responden, untuk yang berumur 40-50 tahun terdapat 23,7% responden, dan untuk yang berumur 50 tahun keatas terdapat 9,2% responden. Responden ini juga terbagi dalam beberapa tingkat pendidikan yakni, Pendidikan tingkat SD terdapat 4% responden, Pendidikan tingkat SMP terdapat 9,2% responden, Pendidikan tingkat SMA terdapat 51,3% responden, dan Pendidikan tingkat Perguruan Tinggi terdapat 35,5% responden. 4.2. Analisis Pendahuluan Uji instrument dilakukan untuk memastikan bahwa alat ukur yang digunakan yang berupa kuesioner tersebut benar-benar mampu mengukur masing- masing konsep yang digunakan. Uji kualitas data terdiri dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas No Variabel Pernyataan Pearson Correlation Signifikansi Keterangan Pemahaman Pelaku UMKM
1 Pernyataan 1 .704** .000 Valid 2 Pernyataan 2 .617** .001 Valid 3 Pernyataan 3 .559** .004 Valid 4 Pernyataan 4 .591** .002 Valid 5 Pernyataan 5 .738** .000 Valid 6 Pernyataan 6 .632** .001 Valid *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) Sumber: Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa hasil pengujian validitas menunjukkan korelasi positif pada level 0,01 dan 0,05 yang berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan pemahaman para pelaku UMKM terhadap kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Dari nilai Pearson Correlation, dapat dilihat angka yang terdapat dalam tabel melebihi dari nilai tabel r (Pearson Product Moment) yaitu diatas 0,398. Tabel tersebut menunjukkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk mengukur semua variabel dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbachs Alpha N of Items Keterangan Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (y) Pemahaman Para Pelaku UMKM (x) .857
.681 18
6
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah 2014 Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbachs Alpha dari setiap varibel nilainya diatas 0,6, karena nilainya lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini reliabel. 4.3. Teknik Analisis Data Analisis berikutnya adalah menguji pernyataan alat uji hipotesis. Uji asumsi klasik ini meliputi uji Heteroskedastisitas, uji Auto Korelasi, dan uji Normalitas. 4.3.1. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandard ized Residual Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N .000 .1000 76 Sumber: Data Primer yang diolah 2014
Dari Output Correlations dapat diketahui korelasi antara Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,1000. Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. Ini membuktikan bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homokedastisitas. Dalam hal ini berarti variabel bebas (X), atau Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai absolut residual. 4.3.2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan d (Durbin-Watson). Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan F tabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai durbin watson < F tabel, maka diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi. Demikian sebaliknya.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Durbin Watson 1 .733 a .538 .531 1.568 a. Predictors: (Constant), Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM b. Dependent Variable : Kepatuhan Akan PP 46 Tahun 2013 Sumber : Data Primer yang diolah 2014
Dari output setelah dilakukannya pengujian didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,568. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 76, serta k = 1, maka diperoleh nilai dl sebesar 1,442 dan du sebesar 1,544. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai DW dari model ini terletak antara du dan (4-du)= 1,544, 1,568, 2,456. Maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak adanya autokorelasi, atau tidak terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu dan variabel Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM (X) dan variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) dapat ditaksir nilainya dan tidak bias. 4.3.3. Uji Normalitas Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata lain, apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dari gambar normal plot terlihat bahwa sebaran titik-titik bersejajar/searah dengan garis sumbu diagonal dari grafik yang ada. Hal ini menunjukkan variabel berdistribusi normal. Ini menunjukkan data yang diperoleh dari sampel pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar didapat dari populasi yang berdistribusi secara normal. Dalam hal ini, sifat dan karakteristik dari populasi para pelaku UMKM secara umum yang ingin diamati terdistribusikan secara normal ke sampel yang diteliti oleh penulis. 4.4. Deskripsi Hasil Penelitian Dari pernyataan pada kuesioner yang telah diajukan kepada responden diperoleh berbagai macam tanggapan terhadap variabel Pemahaman para pelaku UMKM, dan Kepatuhan pelaksanaan PP 46 tahun 2013. Berbagai tanggapan dari responden tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
1. Variabel Pemahaman para pelaku UMKM (X)
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh deskripsi data mengenai Pemahaman para pelaku UMKM secara umum, dimulai dari setiap indikator sebagai berikut: a. Pengetahuan Mengenai NPWP Tabel 4.8 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan Mengenai NPWP (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Menurut saya seseorang yang akan membayar pajak harus memiliki NPWP. 0 0 42 27 7 269 76 3,539474 2 NPWP adalah sebagai identitas bagi wajib pajak. 0 4 39 32 1 258 76 3,394737 3 Sebagai wajib pajak, untuk menyetorkan pajak dari penghasilan UMKM saya harus mempunyai NPWP. 0 0 45 26 5 264 76 3,473684 Total 791 228 3,469298 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator pengetahuan mengenai NPWP didapat nilai sebesar 3,469298. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator pengetahuan mengenai NPWP berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham mengenai apa yang dimaksud dengan NPWP, dan tujuan memiliki NPWP, dan kegunaan memiliki NPWP sebagai salah satu syarat untuk menyetorkan pajak penghasilan UMKM mereka.
b. Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak Tabel 4.9
Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Sebagai wajib pajak, untuk menyetorkan pajak dari penghasilan UMKM saya harus mempunyai NPWP. 0 10 19 36 11 276 76 3,631579 2 Pembangunan fasilitas umum berupa jalan, jembatan, bendungan, dll dibiayai dari pajak. 0 12 30 28 6 256 76 3,368421 3 Setiap penghasilan yang didapat, maka wajib dibayarkan pajak penghasilannya jika sudah memenuhi syarat. 0 4 42 28 2 256 76 3,368421 Total 788 228 3,45614 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak didapat nilai sebesar 3,45614. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pemahaman mengenai Hak dan Kewajiban Pajak berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham bahwa pajak merupakan kewajiban setiap warga negara, kegunaan pajak dalam membiayai pembangunan bangsa, dan kewajiban membayar pajak untuk setiap penghasilan yang didapat jika sudah memenuhi syarat sebagai objek pajak.
c. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan Tabel 4.10
Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Menurut sepengetahuan saya, pajak UMKM ini memiliki sanksi apabila wajib pajak lalai dalam kewajibannya. 0 5 36 30 5 263 76 3,460526 2 Apabila terlambat dalam menyetorkan pajak UMKM, wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi. 0 10 18 37 11 277 76 3,644737 3 Apabila data yang diisi wajib pajak tidak sesuai dengan yang ada, maka wajib pajak dikenakan sanksi. 0 10 32 28 6 258 76 3,394737 Total 798 228 3,5 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan didapat nilai sebesar 3,5. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham mengenai adanya sanksi apabila lalai, terlambat, dan terdapat kesalahan dalam pengisian data dalam membayar pajak.
d. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013. Tabel 4.11
Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 PP 46 tahun 2013 ditujukan bagi pelaku UMKM. 0 23 35 14 4 227 76 2,986842 2 Batas maksimal pendapatan pengusaha untuk menggunakan PP 46 tahun 2013 adalah dibawah 4,8 M pertahun. 0 2 31 32 11 280 76 3,684211 3 Menurut sepengetahuan saya, pajak penghasilan untuk pelaku UMKM yang terbaru adalah sebesar 1% dari omset. 0 17 35 22 2 237 76 3,118421 Total 744 228 3,263158 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 didapat nilai sebesar 3,263158. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Cukup Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah cukup paham mengenai pengetahuan tentang PP 46 tahun 2013, mengenai subjek pajaknya, batas maksimal penghasilan yang ditetapkan, dan tarif pajak yang dikenakan dalam PP 46 tahun 2013.
e. Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan Tabel 4.12 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Untuk menyetorkan pajak UMKM, saya hanya 0 13 33 24 6 251 76 3,302632
memerlukan SSP (surat Setor Pajak) sehingga tidak membutuhkan lagi SPT Masa. 2 Penyetoran pajak UMKM dilakukan paling lambat 15 hari setelah bulan berikutnya berjalan. 0 2 34 29 11 277 76 3,644737 3 SPT Tahunan disampaikan paling lambat 3 bulan setelah masa pajak berakhir. 0 2 46 27 1 255 76 3,355263 Total 783 228 3,434211 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pengetahuan Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan didapat nilai sebesar 3,434211. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pengetahuan Pemahaman Mengenai Prosedur Perpajakan berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham mengenai prosedur perpajakan khusus untuk menyetorkan pajak UMKM berdasarkan PP 46 tahun 2013, mengenai batas waktu penyetoran, dan batas waktu penyampaian SPT Tahunan.
f. Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak Tabel 4.13 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Pemahaman para pelaku UMKM (X) Indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Sosialisasi yang diadakan pihak pajak mudah untuk saya mengerti. 0 16 44 14 2 230 76 3,026316 2 Saya setuju apabila PP 46 0 1 41 30 4 265 76 3,486842
tahun 2013 disosialisasikan langsung kepada pelaku UMKM. 3 Sosialisasi pajak yang saya pernah ikuti memberikan pemahaman tentang PP 46 tahun 2013 baru bagi saya. 0 0 8 36 32 328 76 4,315789 Total 823 228 3,609649 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak didapat nilai sebesar 3,609649. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Paham. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Pemahaman Melalui Sosialisasi Pajak berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah paham dalam sosialisasi yang diselenggarakan oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak tentang PP 46 tahun 2013. Dari jumlah rata-rata setiap indikator, didapatlah nilai sebesar 3,470029 untuk nilai variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM. Hal ini dapat digambarkan bahwa secara umum, variabel X atau Pemahaman Para Pelaku UMKM dapat digolongkan kedalam klasifikasi Paham. Hal ini menunjukkan untuk para pelaku UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong paham terhadap perpajakan yang berlaku, dalam hal ini adalah PP 46 tahun 2013. 2. Variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) Berdasarkan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh deskripsi data mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 secara umum, dimulai dari setiap indikator sebagai berikut: a. Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) Tabel 4.14
Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Selama ini saya selalu menyampaikan SPT dengan tepat waktu. 0 0 33 32 11 282 76 3,710526 2 SPT tahunan yang saya sampaikan selalu sebelum bulan maret tahun sebelumnya. 0 6 34 25 11 269 76 3,539474 3 Saya mengerti betul dalam hal bagaimana mengisi SPT (Surat Pemberitahuan) 0 4 38 32 2 260 76 3,421053 Total 811 228 3,557018 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) didapat nilai sebesar 3,557018. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Patuh. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Tepat Dalam Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah tergolong patuh dalam penyampaian SPT Tahunan dengan tepat waktu, dan mengerti batas akhir penyampaian SPT, serta mengerti mengenai bagaimana tata cara pengisian SPT.
b. Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak Tabel 4.15 Tanggapan Pelaku UMKM Mengenai Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) Indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak (Klasifikasi Interval) No Pernyataan 1 2 3 4 5 Total Responden Rata-rata 1 Saya selalu tepat waktu membayar pajak UMKM perbulannya. 0 6 34 29 7 265 76 3,486842 2 Saya tidak pernah melewatkan PBB, dan Pajak penghasilan UMKM atas jenis usaha saya. 0 12 32 21 11 259 76 3,407895
3 Saya rasa saya tidak pernah menunggak pajak apapun. 0 6 38 25 7 261 76 3,434211 Total 785 228 3,442982 Sumber : Data Primer yang diolah 2014 Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah rata-rata untuk indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak didapat nilai sebesar 3,442982. Di dalam tabel klasifikasi interval yang ada maka responden dikategorikan Patuh. Hal ini menunjukkan bahwa untuk indikator Tidak Mempunyai Tunggakan Untuk Semua Jenis Pajak berdasarkan hasil kuesioner responden para pelaku UMKM di pasar 16 ilir khususnya di lantai dasar adalah tergolong patuh dalam membayar setiap jenis pajak yang tertanggung, baik itu PBB, maupun pajak penghasilan UMKM, serta tidak pernah menunggak jenis pajak apapun. Dari jumlah rata-rata setiap indikator, didapatlah nilai sebesar 3,5 untuk nilai variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Hal ini dapat digambarkan bahwa Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 termasuk kedalam klasifikasi Patuh. Hal ini menunjukkan secara umum untuk para pelaku UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong patuh dalam pelaksanaan PP 46 tahun 2013. 4.5. Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .512 .325
1.572 .120 Pemahaman individu Para Pelaku UMKM .865 .093 .733 9.275 .000 a. Dependent Variable: Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Sumber: Data Primer yang diolah 2014
Dari tabel diatas maka dapat diketahui persamaan regresinya yaitu sebagai berikut: Y= a + bX Y= 0,512 + 0,865X Arti persamaan ini sebagai berikut : -Konstanta sebesar 0,512 ; artinya jika Pemahaman Para Pelaku UMKM (X) nilainya adalah 0, maka Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) nilainya sebesar 0,512. -Koefisien regresi variabel Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM (X) sebesar 0,865; artinya jika tingkat Pemahaman Individu Para Pelaku UMKM mengalami kenaikan tingkat 1 angka, maka tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 akan mengalami peningkatan sebesar 0,865. Adapun nilai a atau konstanta sebesar 0,512 mengindikasikan bahwa seandainya tingkat Pemahaman Para Pelaku UMKM (X) tidak mengalami kenaikan atau 0 maka tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 (Y) adalah sebesar 0,512. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara Pemahaman Para Pelaku UMKM dengan Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Semakin tinggi tingkat Pemahaman Para Pelaku UMKM, maka semakin tinggi juga tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. 4.5.1. Uji t Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana (Uji t) Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .512 .325
1.572 .120 Pemahaman individu Para Pelaku UMKM .865 .093 .733 9.275 .000 a. Dependent Variable: Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Sumber: Data Primer yang diolah 2014 Dari output diatas maka dapat dilihat pengaruh dari variabel independen yang ada pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM Oleh karena nilai t hitung variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM sebesar 9,275 berarti nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (9,275 > 1,992) maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. t hitung positif artinya Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013.
4.5.2. Analisis Korelasi Sederhana Tabel 4.18 Hasil Analisis Korelasi Sederhana
Correlations
Pemahaman individu Para Pelaku UMKM Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Pemahaman individu Para Pelaku UMKM Pearson Correlation 1 .733 **
Sig. (2-tailed)
.000 N 76 76 Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Pearson Correlation .733 ** 1 Sig. (2-tailed) .000
N 76 76
Correlations
Pemahaman individu Para Pelaku UMKM Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Pemahaman individu Para Pelaku UMKM Pearson Correlation 1 .733 **
Sig. (2-tailed)
.000 N 76 76 Pemahaman akan PP 46 tahun 2013 Pearson Correlation .733 ** 1 Sig. (2-tailed) .000
N 76 76 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data Primer yang diolah 2014 Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara Pemahaman Para Pelaku UMKM dengan Kepatuhan Pelaksanaan (r) adalah 0,733. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Pemahaman Para Pelaku UMKM dengan Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 karena berada di rentang 0,60 0,799. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi Pemahaman Para Pelaku UMKM maka semakin meningkatkan Kepatuhan Pelaksanan PP 46 Tahun 2013. 4.6. Pembahasan Dari deskriptif variabel yang dilakukan, untuk variabel X, atau variabel pemahaman para pelaku UMKM didapat hasil sebagai berikut : Dari total nilai deskriptif variabel X, yaitu sebesar 3,470029 maka dapat dideskripsikan bahwa untuk variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM berdasarkan tabel 3.2, termasuk kedalam klasifikasi Paham. Hal ini mendeskripsikan bahwa secara umum, untuk variabel X atau Pemahaman Para Pelaku UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong paham
terhadap perpajakan yang berlaku, baik itu dalam hal dasar, prosedural, sanksi, hak dan kewajiban pajak, dan dalam hal ini lebih khususnya adalah mengenai PP 46 tahun 2013. Ditinjau dari nilai per indikator, ratarata per indikator menunjukkan di klasifikasi paham. Hanya di indikator Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Batas Maksimal dan Tarif PP 46 Tahun 2013 yang menunjukkan di klasifikasi cukup paham. Ini menunjukkan bahwa pemahaman mengenai tarif dan batas maksimal para pelaku UMKM masih perlu ditingkatkan. Karena nilai klasifikasi indikator inilah yang terendah dibandingkan nilai indikator-indikator variabel X lainnya. Dari total nilai deskriptif variabel Y, didapatlah nilai sebesar 3,5 maka untuk variabel Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 dapat digolongkan bahwa berdasarkan tabel 3.3, termasuk kedalam klasifikasi Patuh. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum untuk para pelaku UMKM di pasar 16 ilir, khususnya di lantai dasar tergolong patuh dalam pelaksanaan PP 46 tahun 2013, baik itu dalam hal ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT, dan dalam tidak mempunyai tunggakan dari semua jenis pajak, termasuk pajak penghasilan UMKM PP 46 Tahun 2013. Untuk analisis regresi sederhana didapatlah nilai sebagai berikut : Y= a + bX Y= 0,512 + 0,865X Dari nilai persamaan regresi tersebut apabila terdapat peningkatan nilai Pemahaman Para Pelaku UMKM sebesar 1 dalam tabel klasifikasi pemahaman, maka akan terjadi kenaikan tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013
sebesar 0,865 dalam tabel klasifikasi kepatuhan. Adapun nilai konstanta sebesar 0,512 itu mengindikasikan jika nilai Pemahaman Para Pelaku UMKM tidak ada, atau dalam hal ini adalah 0, maka tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 akan bernilai sebesar 0,512. Ini menunjukkan bahwa tingkat Pemahaman Para Pelaku UMKM memiliki pengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, walaupun nilainya tidak begitu besar. Hal ini terlihat dari tingkat kenaikan Kepatuhan yang hanya sebesar 0,865 terhadap setiap kenaikan 1 tingkat Pemahaman. Berdasarkan dari hasil Uji t nilai t hitung untuk variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM (X) didapat nilai sebesar 9,275 ini berarti nilai t hitung yang didapat lebih besar dari nilai t tabel (9,275 > 1,992). H 0 : Pemahaman para pelaku UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. H 1 : Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Berdasarkan nilai ini, maka Ho seperti yang telah diuraikan diatas ditolak, maka hipotesis H 1 yang diterima. Artinya, koefisien regresi yang diuji itu adalah signifikan. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial, Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, atau dengan kata lain pengaruh Pemahaman Para Pelaku UMKM terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 adalah bukan karena kebetulan semata, melainkan benar-benar nyata. t hitung yang bernilai positif artinya Pemahaman
Para Pelaku UMKM berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Hasil yang didapat peneliti ini, searah dengan landasan teori penelitian terdahulu yang mendukung bahwa faktor pemahaman mempengaruhi dalam tingkat kepatuhan pajak. Berdasarkan hasil penelitian Sri Ernawati dan Mellyana Wijaya (2011), didapat bahwa faktor pemahaman mempengaruhi dalam tingkat kepatuhan pajak, dengan pemahaman yang benar maka wajib pajak dapat menghitung sendiri pajak terutang mereka sendiri. Terutama pajak UMKM atau PP 46 Tahun 2013 ini memang dibuat untuk menyederhanakan penghitungan pajka terutang, agar para wajib pajak dapat dengan mudah menghitung pajak berdasarkan omset mereka sendiri. Sri Rustyaningsih (2011) juga menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, pemahaman akan self assesment system, kualitas pelayanan, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Disini terlihat bahwa hipotesis yang digunakan penulis dalam penelitian searah dan didukung dengan penelitian terdahulu. Namun ada hal yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian dan pembahasan akan pajak yang belum terlalu spesifik. Sedangkan disini peneliti melakukan penelitian secara mendalam terhadap objek, dan mengkhususkan membahas PP 46 Tahun 2013, dan didapat hasil bahwa pemahaman tetap menjadi faktor yang berpengaruh atas kepatuhan membayar pajak.
Selain itu, dalam penelitian Mohamad Rajif meneliti dengan objek yang berbeda kepatuhan pajak UKM di daerah Cirebon, dipengaruhi oleh pemahaman, kualitas pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan objek yang berbeda pun dalam membayar pajak, faktor pemahaman akan pajak itu sendiri masih memegang peranan penting. Dari beberapa kajian yang dipakai oleh penulis, semua mendukung akan hipotesis penelitian, bahwa faktor Pemahaman Para Pelaku UMKM berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, ini juga dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang dilakukan penulis bahwa hipotesis yang diajukan diterima secara statistik yang diperoleh dari kuesioner yang disebar. Ini semakin menguatkan pendapat penulis dalam penelitian ini.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari semua pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Deskripsi variabel X, atau variabel Pemahaman Para Pelaku UMKM menunjukkan pada nilai indikator Paham. Dan deskripsi variabel Y, atau Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013, menunjukkan pada nilai indikator Patuh. 2. Hasil dari uji regresi menunjukkan bahwa Y = 0,512 + 0,865X. Artinya tingkat Pemahaman Para Pelaku UMKM memiliki pengaruh terhadap Kepatuhan Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Jadi kenaikan nilai Kepatuhan terjadi sebesar 0,865 terhadap setiap kenaikan 1 tingkat nilai Pemahaman. 3. Pemahaman Para Pelaku UMKM mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan PP 46 Tahun 2013. Artinya, berdasarkan nilai uji t yang dilakukan, maka H 0
ditolak, maka hipotesis H 1 yang diterima. Atau Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Artinya koefisien regresi yang diuji itu adalah signifikan. 4. Berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang dilakukan, semua searah dan menunnjukkan hipotesis yang diajukan penulis bahwa pemahaman mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
5.2. Saran Saran untuk penelitian yang akan datang yakni : 1. Tingkat pemahaman dan kepatuhan para pelaku UMKM sudah termasuk baik, karena itu penulis menyarankan untuk pihak Direktorat Jenderal Pajak agar lebih mengintensifkan lagi sosialisasi dan edukasi pajak terhadap para pelaku UMKM ini akan pajak secara umum maupun langsung khusus ke PP 46 tahun 2013 agar tingkat kepatuhan semakin meningkat. Untuk pihak pelaku UMKM agar tetap mencari informasi mengenai info-info perpajakan terbaru dan langsung bertanya kepada pihak pajak apabila ada yang tidak dimengerti tentang isu-isu pajak terbaru. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas lagi ruang lingkup penelitian, Sampel yang berbeda dan lebih banyak daripada sampel dalam penelitian ini, sehingga penelitian tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pengaruh pemahaman para pelaku UMKM terhadap kepatuhan pelaksanaan PP 46 tahun 2013. 2. Tingkat kepatuhan yang naik sebesar 0,865 dalam setiap 1 angka pemahaman mengindikasikan bahwa pemahaman bukanlah faktor utama dalam meningkatkan kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013, karena itu perlu juga dicari lagi faktor-faktor lain selain pemahaman yang mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013 ini. 3. Dari hasil uji t, maka Pemahaman para pelaku UMKM berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2013. Hal ini harus
dipertahankan agar masyarakat terkhususnya para pelaku UMKM taat dalam membayar pajak. 4. Meskipun berdasarkan kajian penelitian terdahulu dan dari hasil peneliti menunjukkan bahwa pemahaman mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, namun untuk peneliti selanjutnya ada baiknya mencari faktor-faktor lain selain faktor pemahaman. Seperti faktor pelayanan, sanksi, tingkat penghasilan, dan lain-lain. Selain itu juga perlu untuk diteliti apakah faktor-faktor eksternal seperti surat tagihan dan surat paksa juga berpengaruh terhadap untuk kepatuhan pelaksanaan pajak. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian yang didapat lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2012. Akuntansi Perpajakan Edisi 2 Revisi. Salemba Empat: Jakarta.
Danny Darussalam Tax Center. 11 Juli 2013. DDCT Internal Discussion 17 : Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013, (online), (http://www.dannydarussalam.com/2013/07/peraturan-pemerintah-no-46- tahun-2013/ diakses 22 Oktober 2013).
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Verifikasi.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor.74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Fikriningrum, W.K. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hardiningsih, Pancawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3.
IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
Koran Sindo. 1 Agustus 2013. Juknis Pajak UMKM Belum Jelas, (online), (http://www.koran-sindo.com/node/316485 diakses 22 Oktober 2012).
Mardiasmo. 2005. Perpajakan. Andi: Yogyakarta.
Perdhana, Dkk. 2012. Analisis Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib pajak Orang Pribadi dikota Padang Studi Kasus Pada KPP Pratama Padang JL. Bagindo Aziz Chan No.26 Padang. Universitas Putra Indonesia YPTK. Padang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013. Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Rajif, Mohamad. 2011. Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di
Daerah Cirebon. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat: Jakarta.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA: Bandung.
Supadmi, 2009. Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.2.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.
Undang-Undang Nomor Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.
Wijaya, mellyana. 2011. Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Dibidang Perdagangan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Universitas STIE Indonesia, Banjarmasin.