Anda di halaman 1dari 16

Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,

menangani tujuh kasus pencemaran lingkungan sepanjang tahun 2013.



Satu kasus di antaranya kini telah masuk proses pidana, yaitu sebuah perusahaan,
kata Kabid Pengawasan dan Pengendalian BPLH Kabupaten Bekasi, Agus Dahlan,
di Cikarang, Kamis.

Pabrik yang berdomisili di Kampung Bangkongreong, Kelurahan Sertajaya,
Kecamatan Cikarang Timur itu terbukti melakukan pencemaran berat berdasarkan
hasil uji laboratorium lingkungan.

"Ternyata penampungan limbahnya itu tidak kedap air. Sehingga penampungan
limbah terkontaminasi ke lahan yang lain. Jika air itu menyerap ke tanah, lalu air
yang dimanfaatkan warga terkontaminasi limbah tersebut, secara bertahap bakal
berdampak pada kesehatan warga," katanya.

Meski telah diberikan surat peringatan, namun pihak perusahaan tidak
menanggapinya hingga berujung pada laporan kepada kepolisian.

Perusahaan lainnya, kata dia, adalah pabrik di Desa Pasirsari, Cikarang Selatan,
yang pengelolaan cerobong asapnya dikeluhkan warga sekitar.

Namun, pihak perusahaan telah mematuhi teguran yang disampaikan Pemkab
Bekasi terkait persoalan itu dengan membenahi kualitas cerobong asapnya.

Menurut dia, BPLH sudah mewanti-wanti pada seluruh perusahaan untuk
menghindari pencemaran lingkungan dalam bentuk apapun.

"Kita tidak main-main dalam persoalan pencemaran lingkungan. Kalau pun ada
perusahaan yang sampai proses pidana, itu supaya perusahaan lain mematuhi UU
lingkungan," katanya.

Sejumlah perusahaan, kata dia, kini tengah dalam proses teguran untuk
pembenahan. Jika perusahaan yang ditegur tidak melakukan pembenahan, dengan
terpaksa pihaknya akan kembali mempidanakan perusahaan tersebut.

"Dampak lingkungan mencakup masyarakat luas. Jika pencemaran dibiarkan, bakal
bisa berdampak buruk terhadap manusia dan lingkungan lainnya," katanya.
Polusi Udara di Jakarta




Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia, sampai-sampai
sebagian warga Jakarta memberikan julukan "kota polusi" kepadanya. Munculnya julukan
tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa memberikan
gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3
di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kedua, masih dalam skala global, kadar partikel
debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9
(yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada
tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mikrogram per meter kubik
sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan
kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta
dinyatakan sehat selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya
selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus Lingkungan
Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di
bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari. Dengan kondisi
seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki "kota polusi" karena begitu keluar dari rumah,
penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang
menyumbang andil sebesar 70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara
jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta.
5 Persen Tanah di Cina Tercemar Zat Kimia

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak negatif industrialisasi di Cina mulai membawa
korban. Studi terbaru yang dibuat Kementerian Lingkungan Hidup Cina menemukan
bahwa hampir lima persen tanah di Cina tercemar. "Paling banyak disebabkan oleh
kadmium, nikel, dan arsenik," demikian isi studi itu.

Sebelumnya, sejumlah kota besar di Cina diselimuti kabut asap sisa bahan bakar
kendaraan bermotor dan pembakaran pabrik. Banyak warga kota yang terpaksa
menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.

Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup mengambil contoh tanah
dari area seluas 6,3 juta kilometer persegi atau sekitar dua pertiga luas daratan
Cina. Kesimpulan riset memaparkan pesimisme melihat kondisi tanah saat ini.

"Karena jangka waktu dan luasnya pembangunan industri, membuat makin
memburuknya kualitas tanah di beberapa daerah," demikian pernyataan
Kementerian Lingkungan dalam lamannya seperti dikutip BBC, Sabtu, 19 April 2014.
Mereka berencana membuat langkah pencegahan dan perundang-undangan yang
lebih baik.

Pencemaran tanah di Cina paling banyak disebabkan oleh bahan anorganik. Tingkat
pencemarannya lebih tinggi ketimbang survei sebelumnya yang dilakukan pada
1986 dan 1990.

Pencemaran paling parah terdapat dalam tiga zona industri utama, yaitu di delta
Sungai Yangtze di Cina timur serta delta Sungai Pearl di Cina selatan dan timur laut
Cina yang digunakan sebagai penghubung industri berat.




















Sebanyak 30 Persen Terumbu Karang Indonesia Rusak


TEMPO.CO , Jakarta: Studi yang dilakukan para peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia menunjukkan terumbu karang Indonesia masih
banyak yang rusak. Pengamatan pada 1.135 stasiun menunjukkan ada
30,4 persen lokasi terumbu karang berada dalam kondisi rusak. Hanya 27
persen lokasi terumbu karang yang diamati dinyatakan dalam kondisi baik.
Sementara kondisi terumbu karang yang sangat baik tak sampai enam
persen. Luas area terumbu karang Indonesia mencapai 2,5 juta hektar atau
sekitar 14 persen luas terumbu karang global. Para peneliti LIPI memulai
studi mereka terhadap terumbu karang sejak 1993. Pada 1998, program
rehabilitasi dan manajemen terumbu karang (COREMAP) dimulai. "Lokasi
COREMAP ada di 15 kota dan kabupaten, itu mencakup 30 persen dari
total tutupan terumbu karang Indonesia," kata Dr. Giyanto, peneliti dari
Pusat Penelitian Oseanografi dalam diskusi di gedung LIPI, Jakarta,
Kamis, 17 April 2014.

Di Indonesia bagian barat, studi dilakukan di delapan kota/kabupaten, yaitu
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,

Polusi Tinggi, Paris Larang Pemakaian Mobil

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Paris melarang kendaraan bermotor berlalu
lalang pada Senin, 17 Maret 2014 mulai pukul 05.30. Mereka akan menggratiskan
semua angkutan umum untuk mengangkut warga yang bekerja atau bepergian di kota
Mode Dunia tersebut. Pengumuman aturan baru itu disampaikan sejak Sabtu lalu.

Langkah itu dilakukan karena tingkat partikel pencemaran udara di Paris sudah
mencapai angka 180 mikrogram dengan kategori PM10. Tingkat polusi itu jauh di atas
batas aman yakni 80 mikrogram. Adapun PM10 adalah kategori pencemaran yang
disebabkan emisi kendaraan, sistem pemanas ruangan, dan pabrik industri berat.

Dampak dari tingginya polusi itu adalah berubahnya kondisi cuaca harian di Prancis
yang cukup mengkhawatirkan. Hal tersebut terlihat dari suhu yang makin panas pada
siang hari, namun menjadi sangat dingin pada malam hari.

Namun larangan pemakaian kendaraan bermotor itu tidak berlaku secara keseluruhan.
Pemerintah masih mengizinkan kendaraan dengan pelat nomor tertentu untuk berlalu
lintas di dalam kota.

Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah sudah sejak Jumat lalu
menggratiskan layanan transportasi. Rencananya, pemerintah melakukan kajian pekan
depan untuk menentukan apakah larangan itu akan diperpanjang.
Pencemaran 4 Sungai Yogya Lewati Ambang Batas



TEMPO.CO, Yogyakarta - Tingkat pencemaran air di empat wilayah
sungai Kota Yogyakarta meningkat melebihi ambang batas baku mutu
yang ditetapkan. Empat sungai itu yakni Kali Code, Winongo, Gajah Wong,
dan Manunggal. Pencemaran meningkat akibat pengaruh limbah sampah
domestik yang kian tak terkontrol, kata Kepala Bidang Pengembangan
Kapasitas Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta
Ika Rostika, Rabu, 12 Maret 2014.

Pencemaran di empat wilayah sungai itu merupakan temuan terbaru hasil
pemantauan BLH hingga awal tahun ini. Dari ambang batas normal
sebesar 50 miugram per liter, rata-rata tingkat pencemaran sungai sudah
mencapai 150-300 miugram per liter. Pencemaran di Code masih paling
tinggi, khususnya di wilayah jembatan Rumah Sakit Sardjito, perbatasan
dengan Kabupaten Sleman, kata Ika.

Penelusuran BLH Kota Yogyakarta, peningkatan pencemaran sungai
berbanding lurus dengan meningkatnya pembuangan sampah domestik
yang memanfaatkan saluran air hujan milik warga. Saluran air hujan
permukiman ini langsung tersalurkan ke sungai dan tidak terbendung
jumlahnya. Lokasi pencemaran sungai hanya terkonsentrasi pada titik-titik
tertentu. Yang jelas paling tercemar adalah lokasi sekitar jembatan,
katanya. Selain di jembatan RS Sardjito, pencemaran Code juga terpusat
di Jembatan Sayidan.

Sedangkan di Kali Winongo, pencemaran banyak terjadi di area jembatan
Jalan Kyai Mojo. Adapun di Kali Gajah Wong, tingkat pencemaran
terpantau di area Jembatan Logatu. Untuk Sungai Manunggal sendiri,
pencemaran terpusat di jembatan kawasan Jalan Gayam.
















Dua Pabrik Kulit di Malang Mencemari Lingkungan


TEMPO.CO, Malang - Badan Lingkungan Hidup Kota Malang, Jawa Timur,
mengeluarkan surat teguran terhadap dua pabrik kulit yang diduga
mencemari lingkungan. PT Usaha Loka dan PT Kasin terbukti mencemari
Kali Badek di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
"Hasil uji laboratorium menunjukkan (limbah kedua perusahaan itu) positif
mencemari sungai," kata Kepala Badan Lingkungan Kota Malang, Nuzul
Nurcahyo, Senin, 24 Februari 2014.

Nuzul mendesak kedua pabrik pengolah kulit itu untuk mengelola air
limbah secara maksimal. Tujuannya: mencegah pencemaran sungai yang
mengalir di wilayah Kota Malang. Uji laboratorium atas air limbah dilakukan
dua kali. Kedua hasil uji laboratorium menunjukkan air limbah yang
dibuang ke sungai melebihi baku mutu.

Namun Badan Lingkungan Hidup tak menindak tegas kedua pabrik
pengolah kulit tersebut, seperti menghentikan izin operasional ataupun
menutup pabrik. Alasannya: kedua perusahaan akan dibina. Perusahaan
pencemar lingkungan itu akan didampingi tenaga ahli untuk mengolah
limbah.

Direktur PT Kasin, Paul Zakaria, mengaku telah mengolah air limbah
sebelum dibuang ke sungai. Selain itu, instalasi berfungsi dengan baik dan
tak ada kerusakan. Karena itu, ia memastikan air limbah yang dibuang ke
aliran sungai sesuai dengan baku mutu. "Air limbah dibuang seminggu
sekali."

Adapun warga Kelurahan Ciptomulyo mengeluh sumur mereka tercemar
berat. Air sumur mengeluarkan bau menyengat dan tak layak konsumsi.
Masyarakat menuding pabrik penyamak kulit sebagai sumber pencemaran
air sungai dan sumur mereka. "Air berubah keruh, bau, dan sejumlah
warga terkena infeksi saluran pernafasan akut," kata Imam Bachroni,
warga setempat. Sebanyak 500-an penduduk terimbas pencemaran sungai
dan sumur ini. Mereka khawatir limbah tersebut mengancam kesehatan.

Penduduk kesulitan mendapat air minum lantaran sekitar 70 persen di
antara mereka menggunakan air sumur. Mereka sudah berulang kali
melaporkan pencemaran tersebut ke Pemerintah Kota Malang dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang. Namun laporan tersebut tidak
digubris.









Emisi Karbon Global Capai Rekor Terparah

TEMPO.CO, Jenewa - Tingkat gas di atmosfer bumi yang mendorong
pemanasan global meningkat ke rekor tertinggi pada 2012. Menurut
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), tingkat karbon dioksida (CO2) di
atmosfer meningkat sangat pesat tahun lalu dibandingkan kenaikan rata-
rata selama satu dasawarsa terakhir.

Konsentrasi emisi gas metana dan dinitrogen oksida juga memecahkan
rekor sebelumnya.

WMO mengungkapkan, akibat emisi karbon dioksida dan gas-gas lainnya,
efek pemanasan global pada iklim bumi telah meningkat hampir
sepertiganya sejak 1990. Laporan tahunan WMO tentang rumah hijau
mengukur konsentrasi di atmosfer, bukan emisi yang berada di daratan.

Karbon dioksida adalah unsur paling penting dari jenis gas yang mereka
ukur. Namun hanya sekitar setengah dari CO2 yang dipancarkan oleh
aktivitas manusia tetap berada pada atmosfer, sedangkan sisanya diserap
oleh tanaman, pohon, tanah, dan lautan.

Sejak awal era industrial pada 1750, rata-rata tingkat kandungan CO2 di
atmosfer telah meningkat sebesar 141 persen. Berdasarkan data WMO
pada 2012, ada sebanyak 393,1 bagian per juta (ppm) karbon dioksida
yang terdapat di atmosfer. Jumlah tersebut meningkat 2,2 bagian per juta
dibanding 2011. Ini berada di atas angka rata-rata tahunan yang jumlahnya
2,02 bagian per juta selama dekade terakhir.

"Gas-gas yang terperangkap dari aktivitas manusia telah mengganggu
keseimbangan alami atmosfer dan menjadi penyumbang utama penyebab
perubahan iklim," kata Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud, seperti
dikutip dari situs BBC, Rabu 6 November 2013.














Pencemaran Ubah Nyanyian Burung

TEMPO.CO, Ithaca - Nyanyian burung ternyata bisa berubah akibat
pencemaran lingkungan. Hasil penelitian tim pakar burung Laboratorium
Ornitologi Universitas Cornell di Amerika Serikat mengungkap terjadinya
inkonsistensi nyanyian burung yang dipicu kontaminan di sedimen Sungai
Hudson di Negara Bagian New York.

Pemimpin penelitian, Sara DeLeon, bekerja sama dengan Timothy
DeVoogd dan Andr Dhondt mempelajari populasi burung penyanyi
chickadees hitam (Poecile atricapillus) dan pipit lagu (Melospiza melodia)
yang bersarang di sepanjang lembah Sungai Hudson. Daerah ini selama
beberapa dasawarsa tercemar limbah PCB dari industri manufaktur
elektronik di hulu sungai. PCB alias polychlorinated biphenylsadalah
polutan kimia sintetis yang bisa memicu efek beracun dan mengganggu
perkembangan pada manusia dan satwa liar.

DeLeon mengatakan, burung penyanyi memberi makan anak mereka
dengan serangga dari sedimen sungai. Padahal serangga yang digunakan
sebagai sumber makanan utama itu telah terkontaminasi PCB. Beberapa
burung terus memakan serangga tercemar sepanjang hidupnya, sehingga
meningkatkan konsumsi PCB dalam tubuhnya.

Untuk mengetahui dampak kontaminan terhadap perubahan nyanyian
burung, DeLeon dan rekan-rekannya mengamati dan merekam nyanyian
kedua populasi burung. Mereka juga mengukur kadar dan mengidentifikasi
varian PCB di sepanjang sungai. Total ada 209 varian limbah PCB yang
dibedakan berdasarkan posisi dan jumlah atom klorin. DeLeon menguji 41
variasi ini untuk mengisolasi efeknya terhadap perubahan nyanyian
burung.
















Ratusan Ribu Ikan Mati Mengambang di Cina

TEMPO.CO, Wuhan Ratusan ribu ikan dibiarkan mengambang di Sungai
Fuhe, Wuhan, Cina. Ikan, yang diperkirakan mencapai berat 100 ribu
kilogram, itu mati karena pencemaran lingkungan yang marak terjadi di
Cina.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu, 4 September 2013, kejadian
ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Bahkan sampai ada poster
bertulis kritikan: Kita harus melindungi lingkungan kita.
Kejadian bermula saat terjadi sebuah kecelakaan industri belum lama ini.
Kejadian itu rupanya memiliki dampak yang besar. Dari hasil penyelidikan
diketahui telah terjadi peningkatan kadar amonia yang jauh melebihi
standar nasional. Hal inilah yang membuat ikan-ikan itu mati.

Pencemaran yang terjadi di sungai itu tidak hanya membuat ratusan ribu
ikan mati. Ribuan warga yang tinggal di sekitar sungai juga terancam
kesehatannya.

Pencemaran lingkungan marak terjadi belakangan ini.Pertumbuhan
manusia memacu pembangunan infrastruktur yang terkadang tidak seiring
dengan komitmen untuk menjaga lingkungan.
Tambak Tiga Kecamatan Tercemar Limbah Tambang

TEMPO.CO, Kendari - Ratusan tambak udang milik warga di kecamatan Motui, Kapoila,
dan Bondoala, Sulawesi Selatan,tercemar limbah tambang yang diduga milik
perusahaan tambang nikel Bumi Konawe Abadi (BKA). Perusahaan itu beroperasi di
perbatasan ketiga kecamatan tersebut, Rabu, 31 Juli 2013.

Material tambang nikel dari BKA masuk dan mencemari tambak warga. Akibatnya,
ratusan hektare tambak rusak lantaran dipenuhi lumpur dan berwarna kekuning-
kuningan. Disinyalir BKA tidak memiliki kolam penampung limbah yang memadai
sehingga limbah mengalir ke tambak.

"Kolam limbah milik perusahaan BKA hanya berupa galian tanah saja, sehingga air
merembes masuk ke dalam tambak," terang Kadir, salah seorang pemilik tambak.
Akibat pencemaran itu, warga merugi ratusan juta rupiah.

Menurut Kadir, kondisi itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Beberapa kali warga
mendatangi perusahaan guna menuntut ganti rugi lahan. Kala itu, perusahaan berjanji
akan mengganti rugi lahan warga. Namun hingga sekarang janji itu tidak kunjung
dipenuhi. "Sampai saat ini ganti rugi yang dijanjikan hanya isapan jempol," imbuh Kadir.

Pihak perusahaan sendiri sampai berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan
atas tudingan warga ini.

Anda mungkin juga menyukai