Anda di halaman 1dari 2

Justifikasi wilayah studi:

Pemilihan wilayah studi yaitu BKM yang baik dan kurang baik dalam menjalankan program
PLP-BK dapat dilihat dari beberapa faktor, antara lain pemanfaatan dana BLM serta kemitraan
(channeling program) dengan pihak lain. Untuk BKM yang dijadikan sampel bagi penelitian ini
dilakukan beberapa pertimbangan, yaitu kedekatan dengan Kota Semarang, waktu penelitian
yang terbatas, BKM yang telah mampu memanfaatkan dana BLM secara optimal, serta kemitraan
dengan pihak lain dalam mengelola potensi lokal yang ada. BKM yang dijadikan sampel yakni dua
BKM yang dikategorikan sebagai BKM yang baik dalam menjalankan program serta satu BKM
yang dikategorikan kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat kapasitas kelembagaan lokal dari tiap-
tiap BKM dalam pelaksanaan program PLP-BK ini.

BKM Sejahtera Mandiri, Kelurahan Kebondalem, Kabupaten Kendal
BKM Sejahtera Mandiri yang berlokasi di Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kota Kendal ini
menjadi proyek percontohan PLP-BK pada tahun 2008. Dilihat dari pemanfaatan dana BLM, BKM
ini telah mampu memanfaatkan dana BLM hingga 100% dengan rincian BLM 1 sebesar 200 juta ,
BLM 2 (pemasaran 100 juta, pelaksanaan 400 juta), dan BLM 3 sebesar 300 juta (Satker PBL
Provinsi Jawa Tengah, 2012). Selain itu, BKM ini telah bermitra dengan Dikpora, Perbankan,
Polres dll dalam pelaksanaan program PLP-BK, diantaranya kegiatan pengelolaan zakat,
pembuatan sanitasi, penyediaan air bersih, pembuatan RTBL pengembangan koridor jalan yang
dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat, pengembangan kawasan menjadi wisata eco-tourism
dll (PNPM MP Kabupaten Kendal, 2010).

BKM Podosugih, Kelurahan Podosugih, Kota Pekalongan
BKM Podosugih dalam pemanfaatan dana BLM hampir seluruh dana stimulan sebesar 992
juta atau sebesar 93% dari total dana BLM mampu dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini dilihat
dari pemanfaatan dana BLM 1 sebesar 177 juta atau 89% , BLM 2 (pemasaran 69 juta atau 70%,
pelaksanaan 428 juta atau 107,01%), dan BLM 3 sebesar 317 juta 106%. Total 992 juta, telah dapat
memanfaatkan dana 93% (Satker PBL Provinsi Jawa Tengah, 2012). BKM ini juga telah mampu
merencanakan secara mandiri penataan kawasan lingkungan Sungai Binatur dengan konsep
Binatur River Walk (BRW). Penataan itu sendiri dilakukan dengan merubah kawasan kumuh
untuk memiliki akses transportasi yang memadai dan MCK komunal. Selain itu, konsep
pengembangan yang diberikan oleh masyarakat lokal itu sendiri berupa wisata air serta
pengembangan klaster industri perbengkelan, wisata kuliner, dan industri batik
(www.pekalongankota.go.id).
BKM Lestari, Kelurahan Kecepak, Kabupaten Batang
BKM Lestari yang berlokasi di Kelurahan Kecepak merupakan salah satu BKM yang
menjalankan program PLP-BK di Kabupaten Batang. Dalam realisasi pemanfaatan dana BLM,
kelembagaan lokal ini telah memanfaatkan dana hingga BLM tahap 2. Akan tetapi, pemanfaatan
stimulan dana ini belum dioptimalkan dengan baik sebab dana BLM yang dimanfaatkan sebesar
169 juta atau hanya 25% dari total 1 Milyar. Pada BLM tahap 1 pemanfaatan dana sebesar 123 juta
atau 61,71% dan BLM 2 (pemasaran 4,6 juta atau 5%, pelaksanaan 41 juta atau 10%). Selain itu, BLM
tahap 3 hingga desember 2012 belum cair ke kas BKM Lestari (Satker PBL Provinsi Jawa Tengah,
2012). Hal ini menjadi salah satu pertimbangan untuk dilakukannya penelitian pada BKM Lestari
di Kelurahan Kecepak. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas kelembagaan
lokal tersebut dalam pemanfaatan dana, perencanaan, pemasaran, serta pelaksanaan program
PLP-BK.

Anda mungkin juga menyukai