Anda di halaman 1dari 32

ANALGESIA

REGIONAL
Widya Rahayu Arini Putri ( 030.09.267 )
Bathin Bonia ( 030.09.044 )
ILUSTRASI KASUS
No Identitas
1. No. Rekam Medis 489287
2. Nama Ny. V
3. Umur 16 tahun
4. Pekerjaan Ibu rumah tangga
5. Alamat Jln. Pasir Jengkol, Karawang
6. Status Pernikahan Menikah
7. Agama Islam
8. Suku Sunda
9. Tgl Masuk
Ruangan
5 Maret 2014, Ruang Kota Baru 2 VK
PEMERIKSAAN PRE-OP
Anamnesis
Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan pingsan.
Keluhan
Tambahan
Pasien juga mengeluh nyeri perut.
RPS
- Pasien datang dengan keluhan pingsan 2 jam
yang lalu SMRS.
- Pasien mengaku sudah hamil 9 bulan,
G
2
P
1
A
0
.
- Nyeri perut yang tidak tertahankan.
- Pasien juga mengeluh pusing dan lemas.
- Riwayat BAK dan BAB lancar.

RPD Riw. Operasi (+). Riwayat hipertensi (+) pada
kehamilan sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan asma disangkal pasien. Riwayat alergi obat
dan makanan (-).

RPK Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, alergi
makanan dan obat-obatan dalam keluarga disangkal
oleh pasien.
Riwayat
Kebiasaan
Pasien tidak merokok, mengkonsumsi alkohol maupun
obat-obatan terlarang. Tidak ada makanan yang
menjadi pantangan bagi pasien, pola tidur juga baik.
Riwayat
Menstruasi
Pola menstruasi pasien teratur dan lamanya 7 hari.
PEMERIKAAN FISIK
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis
Status Gizi Baik
Tanda Vital
- Tekanan Darah 140/60 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- Suhu 36,5 oC
- Pernafasan 15 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala Tampak normocephali, simetris, deformitas -
Mata Conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Leher KGB tidak teraba membesar
Thorax Jantung : BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Paru : SN vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-
Abdomen Membuncit sesuai usia kehamilan.
Ekstremitas Akral hangat +/+ , oedema -/-
+/+ -/-
STATUS OBSTETRI
TFU 30 CM
Inspeksi Vulva tenang, vagina tidak ada perdarahan aktif,
portio : livid.
Inspekulo Portio teraba licin, OUE terbuka, tampak tali pusat
di OUE.
VT Portio kenyal, aksial diameter 1cm.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hemoglobin : 9,8 g/dl
Leukosit : 10,16 x10
3
/ mikroL
Trombosit : 311 x10
3
/ mikroL
Hematokrit : 30,2 %
Masa perdarahan : 2 menit
Masa pembekuan : 12 menit
Golongan darah : 0
Rhesus : (+) positif


STATUS ANESTESI
Diagnosa pre operasi G2 P1 A0 + PEB
Jenis operasi SC
Rencana teknik anestesi Regional anastesi (spinal)
Status fisik ASA II
KEADAAN SELAMA
PEMBEDAHAN
Lama operasi 45 menit
Lama anestesi 60 menit
Jenis anestesi Regional (spinal)
Posisi supine
Infus RL, fima HES
Medikasi obat Bupivacain 20 mg, Ranitidin 50 mg,
induxin 10 iu, induxin 10 iu (drip) , Asam
traneksamat 500 mg,dan Tramadol 100mg.
Cairan masuk 600 cc
Cairan keluar 300 cc
MONITORING SAAT OPERASI
Jam
(waktu)
Tindakan Tekanan darah
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
09.15 Pasien masuk ke kamar operasi dan
di pindahkan ke meja operasi
Pemasangan monitoring tekanan
darah, nadi, saturasi oksigen.
Infus RL
130/83 89 x/mnt
SPO2: 100 %
09.17 Dilakukan asepsis dan antisepsis
pada daerah yang akan dilakukan
anastesi (spinal) dan menentukan
lokasi penyuntikan
Obat anastesi (Bupivacain 20mg di
suntikan)
Pemberian Oksigen 2 liter/menit.
130/83 89 x/mnt
SPO2 : 100 %
09.20 Dilakukan asepsis dan antisepsis
lapangan operasi
Operasi dimulai
Masih dalam Pemberian Oksigen 2
liter/menit.
128/79 89 x/mnt
SPO2 : 98 %
09.25 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
125/75 85 x/mnt
SPO2 : 98 %
09.30 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
Pemberian Ranitidin 50mg
121/73 83 x/mnt
SPO2 : 98 %
09.35 . Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
120/70 81 x/mnt
SPO2 : 98%
09.45 Pasien masih dalam keadaan
di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
Pemberian iduxin 10 iu
Pemberian pospargin 0,2 mg
125/68 82 x/mnt
SPO2 : 100 %
09.50 Pasien masih dalam keadaan
di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
Penggantian infus RL
dengan Fima HES
Pemberian induxin 10 iu
drip dalam infuse
Pemberian pospargin 0,2 mg
110/68 80 x/mnt
SPO2 : 100 %
09.55 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
Pemberian asam
traneksamat 500 mg
118/68 84 x/mnt
SPO2 : 100 %
10.00 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
Pemberian tramadol 100mg
120/68 86 x/mnt
SPO2 : 100 %
10.05 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Masih dalam Pemberian
Oksigen 2 liter/menit.
118/68 80 x/mnt
SPO2 : 100 %
10.10 Pasien masih dalam
keadaan di oprasi
Penutupan luka jahitan
Pemberian oksigen
dilanjutkan
118/68 80 x/mnt
SPO2 : 100 %
10.15
Operasi selesai
dilakukan
Pemberian oksigen
dihentikan
118/68 80 x/mnt
SPO2 : 100 %
KEADAAN AKHIR PEMBEDAHAN
TD : 1 1 8 / 6 8 MMHG, NADI : 8 0 X/ M, S ATURAS I O
2
:
1 0 0 %
PENI LAI AN PEMULI HAN KES ADARAN
( BERDAS ARKAN S KOR ALDRETE) :


Nilai 2 1 0
Kesadaran Sadar, orientasi baik Dapat dibangunkan Tak dapat
dibangunkan
Warna Merah muda (pink)
tanpa O
2,
SaO
2
> 92
%
Pucat atau kehitaman
perlu O
2
agar SaO
2
>
90%
Sianosis dengan O
2

SaO
2
tetap < 90%
Aktivitas 4 ekstremitas bergerak 2 ekstremitas
bergerak
Tak ada ekstremitas
bergerak
Respirasi Dapat napas dalam
Batuk
Napas dangkal
Sesak napas
Apnu atau obstruksi
Kardiovaskular Tekanan darah
berubah 20 %
Berubah 20-30 % Berubah > 50 %
PREEKLAMPSI
DEFINISI
Preeklampsia adalah suatu keadaan yang dapat ditemukan pada ibu hamil. Hal
ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein yang meningkat
dalam urin. Kondisi ini biasanya muncul pada akhir trimester kedua atau
ketiga kehamilan, namun bisa juga terjadi lebih awal.
ETIOLOGI
Kekurangan aliran darah ke uterus
Kerusakan pada pembuluh darah
Masalah sistem imun
Pola makan yang buruk.
FAKTOR RESIKO
Primigravida
Usia
Riwayat hipertensi sebelum
kehamilan
Riwayat preeklampsia
Memiliki ibu atau saudara
perempuan dengan riwayat
preeklampsia
Obesitas
Gemelli
Riwayat DM, penyakit ginjal, lupus,
RA.
TANDA DAN GEJALA
Hipertensi (140/90 mmHg atau
lebih tinggi)
Proteinuria
Sakit kepala berat
Gangguan penglihatan (buram,
fotofobia)
Nyeri perut
Mual muntah
Pusing
Urine output menurun
Berat badan meningkat.
TATA LAKSANA
TERMINASI KEHAMILAN
SEGERA!!!
KOMPLIKASI
HELLP syndrome
Edema paru
Perdarahan
Solusio plasenta
Ruptur hepar
Stroke
Kematian
SEKSIO SESAREA
DEFINISI
Seksio sesarea merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan jalan membuka dinding perut dan dinding uterus melalui insisi.
INDIKASI
Indikasi ibu : Usia, plasenta previa, solutio plasenta, plasenta akreta,
preeklampsia
Indikasi janin : malpresentasi janin, gawat janin, kelainan tali pusat,
giant baby, gemelli.

KONTRAINDIKASI
Janin mati atau kritis kemungkinan hidup kecil
Terminasi kehamilan menyebabkan resiko pada ibu
Kurang pengalaman dokter.
PILIHAN ANESTESI PADA PEB
Setelah mengkaji dari keadaan umum, fisiologi kehamilan, dan obat-obat
anestesi yang digunakan, untuk terminasi kehamilan pada PEB disarankan
untuk menggunakan ANESTESI REGIONAL.

MENGAPA????
1. Persiapan tidak lama
2. Kebutuhan anestesi yang cepat, mudah, dan adekuat
3. Aman untuk penderita PEB dan janin
4. Komplikasi minimal.
PEMBAHASAN
Pasien datang mengaku sudah hamil 9 bulan, G
1
P
0
A
0
datang dengan
keluhan pingsan 2 jam SMRS. Pasien juga mengaku adanya mules yang
tidak tertahankan dan mengetahui hamil dengan pemeriksaan testpack.
Pasien mengeluhh pusing dan badan terasa lemas, riwayat BAK dan BAB
lancar. Pola menstruasi pasien teratur dan lamanya 7 hari.
Pasien dianjurkan untuk menjalani operasi, ijin operasi didapatkan dari
pasien dan disetujui oleh dokter spesialis anestesi. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, disimpulkan bahwa pasien
termasuk ASA II.


Operasi dilakukan pada tanggal 5 Maret 2014 pukul 09.20 sedangkan
anestesi dimulai pada pukul 09.15 di RSUD Karawang dengan memberikan
obat Bupivacain 20 mg, Ranitidin 50 mg, induxin 10 iu, induxin 10 iu (drip) ,
Asam traneksamat 500 mg,dan Tramadol 100mg. Anesthesia dilakukan
secara spinal anastesi

BUPIVACAIN
termasuk dalam golongan amino amida yang berpotensi kuat dan
durasi panjang .untuk blok spinal digunakan larutan 0.5% -0.75%
20mg

RANITIDIN
Ranitidin merupakan golongan AH2 reseptor digunakan untuk
mempercepat pengosongan lambung, selain itu juga untuk mengatasi
efek mual muntah .dosis intra vena 50 mg 50mg

INDUXIN
tiap 1 ml mengandung 10 iu oxitosin , menyebabkan kontraksi otot
uterus ,oksitoxin sintetik tidak mempunyai efek pada system
kardiovaskular. Oxitosin juga bekerja pada reseptor sel myoepitel
payidara untuk merangsang keluarnya asi. Untuk mengontrol
perdarahan post partum di berikan 10- 40 iu unit dalam 1000ml
larutan infuse per drip 20 iu

ASAM TRANEKSAMAT

Asam traneksamat memiliki dua cara kerja yaitu aktivitas hemostatis
dan anti plasminik dosis 500-1000 mg dengan injeksi lambat
500mg

TRAMADOL
Tramadol adalah analgetik sentral dengan afinitas rendah
dosis 50-100mg dan dapat di ulang setiap 4-6 jam
dosis maksimal 400mg per hari 100mg


KEBUTUHAN CAIRAN

Wanita 16
th
Pasien sudah puasa 8 am, oprasi SC, BB 60kg sudah masuk infuse RL
300 cc


Maintenance : 10 x 4
10 x 2 100 cc
40 x 1

Jenis oprasi (besar) : 8 x 60 = 480 cc

Pengganti puasa : 8 jam x 100 cc = 800 cc Sudah masuk infuse 300 cc
800-300 = 500 cc

I Jam pertama oprasi : 100 + 480 + 250 = 830 cc
I jam kedua oprasi : 100 + 480 + 125 = 705 cc
I jam ketiga oprasi : 100 + 480 + 125 = 705 cc
I jam keempat oprasi : 100 + 480 = 580 cc
Lama operasi pada pasien ini 45 menit : x 830 = 622,5 cc

KESIMPULAN
Terapi satu-satunya pada kasus pre-eklampsia adalah terminasi kehamilan.
Pada kasus terminasi kehamilan seringkali dilakukan dengan jalan seksio sesaria.
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.
Pelaksanaan seksio sesaria tentunya membutuhkan prosedur dan tindakan anestesi
untuk meringankan rasa sakit sehingga ibu merasa nyaman,
memudahkan operator yang akan melakukan operasi,
dan mencegah terjadinya keadaan yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung.
Pilihan jenis anestesi mulai dari teknik dan obat yang digunakan perlu diperhatikan
keuntungan dan kerugiannya serta komplikasi yang mungkin timbul terutama pada pasien
dengan PEB, hal ini bergantung kepada keadaan umum pasien dan janin.

Anda mungkin juga menyukai