Putaran Putusan ini bisa menjawab kebuntuan yang timbul dalam konstitusi. Dua hakim mengajukan dissenting opinion. Akhirnya, majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan permohonan uji materi Pasal 159 ayat (1) UU No !" #ahun "$$% tentang Pemilihan Presi&en &an 'akil Presi&en (UU Pilpres) terkait syarat sebaran pemenangan pilpres yang &iajukan (orum Penga)ara Konstitusi Mahkamah menyatakan Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres inkonstitusional bersyarat sepanjang pilpres hanya &iikuti &ua pasangan )alon (paslon) presi&en &an *akil presi&en
+engan begitu, pelaksanaan Pilpres "$1! yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon &ipastikan bakal berlangsung satu putaran &engan mekanisme suara terbanyak ,yarat sebaran "$ persen telah &inyatakan ti&ak berlaku
-Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres bertentangan &engan UU+ 19!5 &an ti&ak mempunyai kekuatan hukum mengiat sepanjang ti&ak &imaknai ti&ak berlaku untuk pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en yang hanya ter&iri &ari &ua pasangan )alon,. tutur Ketua Majelis MK, /am&an 0oel1a saat memba)akan putusan bernomor 5$2PUU34552"$1! &i ruang si&ang MK, Kamis ($627)
Uji materi UU Pilpres itu &iajukan tigapemohon yakni (orum Penga)ara Konstitusi, Perkumpulan untuk Pemilu &an +emokrasi (Perlu&em), &an &ua orang a&1okat atas nama ,unggul /amonangan ,irait &an /aposan ,itumorang Ketiga pemohon meminta ta8sir atas syarat sebaran perolehan suara "$9 &alam Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &ihubungkan &engan Pasal :A ayat (6) &an (!) UU+ 19!5 &emi kepastian hukum Namun, putusan permohonan Perlu&em &an &ua a&1okat itu &inyatakan nebis in idem
Pasal 159 ayat (1) tak merin)i jumlah paslon karena pengertian paslon terpilih melekat syarat limitati8 Pasangan )alon harus memperoleh suara lebih 5$ persen &an se&ikitnya "$ persen suara &i setiap pro1insi yang tersebar &i setengah jumlah pro1insi &i 5n&onesia Persoalannya, jika syarat limitati8 itu tak terpenuhi sangat mungkin pilpres terja&i &ua putaran sekalipun pilpres hanya &iikuti &ua paslon seperti Pilpres tahun ini
+engan terja&inya &ua putaran &engan pasangan )alon presi&en yang sama mengakibatkan pemborosan keuangan negara &an menimbulkan keti&akstabilan politik Karena itu, Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &inyatakan bertentangan &engan UU+ 19!5 &an ti&ak memiliki hukum mengikat sepanjang ti&ak &imaknai bah*a pasangan )alon &imaksu& lebih &ari &ua pasangan )alon
+alam pertimbangannnya, Mahkamah mengakui risalah pembahasan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 ti&ak membi)arakan se)ara ekspresis verbis apabila pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en ter&iri &ari &ua paslon /anya saja, saat perubahan ketiga, mun)ul persoalan yang belum terselesaikan bagaimana solusinya jika pasangan )alon presi&en ti&ak a&a yang memenuhi syarat Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 ;agaimana kalau terja&i pasangan )alon hanya ter&iri &ari &ua pasangan )alon<
A&a &ua pilihan Pertama, &ua pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama, ataukedua &ipilih kembali oleh rakyat atau &ipilih oleh MP= -Pa&a perubahan keempat UU+ 19!5 &iputuskan untuk &ipilih langsung oleh rakyat tanpa memperhatikan persyaratan yang &itentukan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5,. kata /akim Konstitusi Muhamma& Alim Meski ti&ak a&a penegasan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 &ikaitkan konteks lahirnya Pasal :A UU+ 19!5, &apat &itarik kesimpulan pembahasan saat itu terkait &engan asumsi pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en lebih &ari &ua pasangan )alon ,elain itu, atas &asar pena8siran gramatikal &an sistematis makna keseluruhan pasal :A UU+ 19!5 menyiratkan pasangan )alon lebih &ari &ua pasangan )alon Menurut Mahkamah jika sejak semula hanya a&a &ua pasangan )alon, ti&ak perlu a&a penegasan kalimat -&ua pasangan )alon yang memperoleh suara terbanyak pertama &an ke&ua. &alam Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 ,ebab, &engan &ua pasangan tentulah salah satu &iantara ke&uanya memperoleh suara terbanyak pertama atau ke&ua -Prinsip paling penting a&alah ke&aulatan rakyat, sehingga presi&en terpilih memperoleh legitimasi kuat &ari rakyat. #erkait Pilpres "$1! yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon, Mahkamah berpen&apat tahap pen)alonan pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en telah memenuhi prinsip representasi keter*akilan 5n&onesia karena )alon presi&en su&ah &i&ukung oleh gabungan partai politik nasional yang merepresentasikan keter*akilan seluruh *ilayah 5n&onesia -+engan &emikian tujuan kebijakan pemilihan presi&en yang mepresentasikan seluruh rakyat &an &aerah &i 5n&onesia su&ah terpenuhi,. kata Alim Karena itu, Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres harus &imaknai apabila ter&apat lebih &ari &ua pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en Artinya, jika hanya a&a &ua pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en, pasangan )alon yang memperoleh suara terbanyak seperti &imaksu& Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 ti&ak perlu &ilakukan pemilihan langsung oleh rakyat pa&a pemilihan ke&ua
Dissenting Putusan ini &i*arnai perbe&aan pen&apat (dissenting opinion) &ari &ua hakim konstitusi yakni Patrialis Akbar &an 'ahi&u&&in A&ams Patrialis Akbar sepakat jika pilpres &ilakukan satu putaran &engan tetap memberlakukan Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres Ketika hanya a&a &ua pasangan )apres &an )a*apres, pasal itu &iberlakukan se)ara konstitusional bersyarat &engan melakukan tahapan perhitungan perolehan suara
Misalnya, perhitungan tahap pertama untuk menentukan )apres &an )a*apres terpilih ber&asarkan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 &engan se&ikitnya "$ persen suara &i setiap pro1insi yang tersebar lebih &ari setengah jumlah pro1insi &i 5n&onesia Apabila, perhitungan tahap pertama ti&ak terpenuhi baru &ilakukan tahap ke&ua &engan hanya menggunakan suara terbanyak tanpa mempertimbangkan sebaran pemilih
-Apabila ketentuan Pasal 159 ayat (1) &imaknai bertentangan &engan UU+ 19!5 jika )apres3)a*apres hanya &iikuti &ua pasangan )alon maka telah terja&i pengabaian terha&ap Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5,. tan&as Patrialis
'ahi&u&&in A&ams menyatakan persebaran suara yang &iperoleh )apres )a*apres se)ara nasional ti&ak bisa &iabaikan ,ebab, langkah ini untuk menghin&ari terja&inya 8enomena )apres3)a*apres yang hanya 8okus berkampanye &i &aerah3&aerah yang pa&at pemilihnya
+ia kha*atir jika kon&isi hanya ter&apat &ua pasangan )apres3)a*apres, Pasal 159 ayat (1) ti&ak &iberlakukan, ti&ak menutup kemungkinan akan lahir presi&en yang hanya me*akili &aerah strategis saja -=epresentasi suara &i &aerah yang kurang strategis akan hilang begitu saja,. katanya
,elain itu, Pilpres "$1! yang &ilaksanakan )ukup satu putaran pun akan menimbulkan permasalahan hukum karena pelaksanaannya ti&ak sesuai &engan Pasal :A UU+ 19!5
Usai persi&angan, ,ekjen (orum Penga)ara Konstitusi, /eru 'i&o&o menegaskan putusan MK menunjukkan bah*a UU+ 19!5 memang ti&ak memberi ja*aban atau jalan keluar jika pasangan )apres &an )a*apres hanya &ua pasangan )alon -Perubahan UU+ 19!5 ti&ak pernah terpikir hanya &ua pasangan )alon jika &ihubungkan &engan kon&isi saat ini,. kata /eru
Menurut &ia, MK telah memberikan ta8sir yang jelas terha&ap kon&isi pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon +engan &emikian, pihaknya berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera menyesuaikan peraturannya sesuai &engan putusan MK ini -Peraturan KPU itu ti&ak berlaku &an harus menyesuaikan &engan putusan MK ini,. harapnya KAMIS, 26 JUNI 2014 Pilpres Satu Putaran emat !riliunan "upiah !etap menunggu putusan Mahkamah Konstitusi. Menteri +alam Negeri (Men&agri) >ama*an (au?i berharap pemilihan presi&en (Pilpres) berlangsung satu putaran Menurutnya, Pilpres satu putaran &apat menghemat anggaran biaya negara sebesar =p6," triliun
>ama*an berpa&angan Pilpres yang akan &igelar pa&a 9 @uli men&atang i&ealnya )ukup satu putaran Pasalnya, Aapres &an Aa*apres hanya berjumlah &ua pasangan ,elain lebih e8isien, ia berpen&apat anggaran bisa &ihemat sebesar =p6," triliunan
-Angka tersebut amatlah besar Apalagi AP;N yang &i&apat pemerintah ti&ak sesuai &engan target yang &iharapkan,katanya
>ama*an berasumsi &ua pasangan Aapres yakni Prabo*o ,ubianto3/atta =ajasa &an @oko 'i&o&o3@usu8 Kalla, berpeluang ke)il terja&i &ua putaran Menurutnya, ke&ua pasangan Aapres &imungkinkan &apat meraih "$ persen suara &i minimal setengah pro1insi yang a&a Bagi pula, persaingan antara pasangan Aapres Prabo*o3/atta &an @oko*i3@usu8 Kalla )ukup ketat
/al ini merujuk &ari berbagai hasil sur1ei yang menunjukan betapa ketat &an tingginya partisipasi masyarakat &alam Pilpres "$1! men&atang Atas &asar itu, ia berpan&angan kemungkinan Pilpres berlangsung &ua putaran ke)il -Kita melihat hasil sur1ei yang sangat ketat &an kemungkinan &ua putaran ke)il,. ujarnya
Merujuk pa&a Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 menyatakan, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendataptkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
,e&angkan &alam Pasal 159 ayat (1) UU No!" #ahun "$$% tentang Pilpres menyebutkan,Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
Ayat (") menyebutkan, Dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat !" dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden#.
'akil ketua Komisi 55 Ab&ul /akam Naja mengamini pan&angan >ama*an (au?i Menurutnya, meski masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres, namun ia berharap Pilpres &apat berlangsung )ukup satu putaran
5a berpen&apat satu putaran Pilpres &apat menghin&ari hal3hal yang ti&ak &iinginkan ,oalnya, eskalasi Pilpres &i tengah masyarakat )ukup memanas Ken&ati &emikian, apapun putusan MK nantinya harus &ihormati #erlebih, putusan MK menja&i rujukan &alam penyelenggaraan Pilpres nantinya
-Kalau pan&angan priba&i saya satu ron&e saja ,aya berharap (putusan, re&) MK satu ron&e saja,. ujarnya
Politisi Partai Amanat Nasional itu mengatakan, telah melakukan kunjungan ke berbagai tempat Mulai Bampung ,umatera ,elatan, &an @a*a #engah 5a mengatakan kunjungan tersebut &alam rangka koor&inasi terkait &engan persiapan Pilpres &i &aerah ,ejauh pemetaan /akam, kemungkinan &istribusi logistik penyelenggaraan Pilpres lebih rumit
-=a*annya terha&ap politik uang,. katanya
5a berharap ;a*aslu, Kepolisian &an aparat penegak hukum lainnya &apat bekerja maksimal terha&ap penegakan hukum &alam Pilpres 9 @uli men&atang 5a juga meminta pemetaan sejumlah &aerah yang terin&ikasi ra*an terja&inya pelanggaran masi8 &alam Pilpres men&atang
-5tu &ipetakan, &iantisipasi, ja&i &ari *aktu ke *aktu a&a penyempurnaan, titik lemah mana yang &ii&enti8ikasi &an &ilakukan pen)egahan,. ujarnya ,ebagaimana &iketahui se&ang &iajukan uji materi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres ke Mahkamah Konstitusi Pihak yang mengajukan a&alah (orum Penga)ara Konstitusi, Perkumpulan untuk Pemilu &an +emokrasi (Perlu&em) &an &ua a&1okat atas nama ,unggul /amonangan &an /aposan ,itumorang
Mereka meminta ta8sir atas syarat sebaran perolehan suara &ua puluh persen &ari setengah jumlah pro1insi &i 5n&onesia &alam Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &emi kepastian hukum Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &inyatakan bertentangan &engan UU+ 19!5 &an ti&ak memiliki hukum mengikat sepanjang ti&ak &imaknai bah*a pasangan )alon &imaksu& lebih &ari &ua pasangan )alon SENIN, 23 JUNI 2014 Pemerintah Dukung Pilpres 2014 Satu Putaran Penerapan Pasal #$ ayat %&'( %4' ))D 1*4+ belum pernah disimulasikan sebelumnya. ,i&ang pengujian konstitusionlaitas Pasal 159 ayat (1) UU No !" #ahun "$$% tentang Pemilihan Presi&en &an 'akil Presi&en (UU Pilpres) terkait syarat sebaran pemenangan pilpres kembali &igelar &i MK Agen&a si&ang kali ini men&engarkan keterangan2tanggapan pemerintah &an sejumlah ahli yang &iha&irkan pemohon yaitu mantan hakim MK, /arjono &an Pro8 /A, Natabaya serta +osen (/ Unan& Pro8 ,al&i 5sra Uji materi UU Pilpres itu &iajukan tiga pemohon yakni (orum Penga)ara Konstitusi, Perkumpulan untuk Pemilu &an +emokrasi (Perlu&em), &an &ua orang a&1okat atas nama ,unggul /amonangan ,irait &an /aposan ,itumorang Ketiga pemohon meminta ta8sir atas syarat sebaran perolehan suara "$9 &alam Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &ihubungkan &engan Pasal :A ayat (6) &an (!) UU+ 19!5 &emi kepastian hukum Pemerintah se)ara tersirat men&ukung permintaan pemohon uji materi UU Pilpres yang meminta pelaksanaan Pilpres "$1! hanya satu putaran &alam hal hanya a&a &ua pasangan )alon -5ni sejalan &engan UU Pilpres yang harus &ilaksanakan se)ara e8ekti8 &an e8isien,. kata ,ta8 Ahli Men&agri ;i&ang /ukum, Politik, &an /ubungan Antarlembaga =ey&onny?ar Moenek saat memba)akan tanggapan pemerintah &i >e&ung MK, ,enin("62:) +ia mengatakan melihat kon&isi saat ini yang hanya a&a&ua pasangan )alon harus &ilepaskan &ari ketentuan &alam UU+ 19!5 maupun UU Pilpres yang mengasumsikan lebih &ari &ua pasangan -,ehingga ini seolah merupakan kon&isi pintas ketentuan Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 &an Pasal 159 ayat (") UU Pilpres yang &i&alamnya hanya mensyaratkan perolehan suara terbanyak tanpa batasan prosentase perolehan suara &i setiap pro1insi,.kata +onny Moenek Menurutnya, apabila tetap &iberlakukan persyaratan prosentase perolehan suara setiap pro1insi pa&a Pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon &apat &ipre&iksikan pilpres putaran ke&ua angka besaran prosentase perolehan suara ti&ak akan berubah se)ara signi8ikan -/al ini akan memperpanjang proses Pilpres &an berpotensi mengakibatkan kekosongan kekuasaan vacuum o$ po%er" karena pa&a "$ Cktober "$1! harus su&ah a&a presi&en baru,.kata +onny Moenek &i ha&apan majelis pleno MK yang &ipimpin /am&an 0oel1a Timbulkan masalah ,ementara /arjono menilai Pasal :A ayat (6), (!) UU+ 19!5 semangatnya agar a&a keseimbangan &ukungan pemilih &i pulau @a*a &an &i luar pulau @a*a terha&ap presi&en terpilih Namun, ternyata setelah &irumuskan kembali penerapan Pasal :A ayat (6), (!) UU+ 19!5 menimbulkan persoalan hukum #erlebih, pasal itu belum pernah &isimulasikan sebelumnya -@a&i makna Pasal :A UU+ 19!5 memang harus &ipe)ahkan,. kata /arjono +ia mengatakan jika lebih &ari &ua pasangan )alon presi&en &an salah satu pasangan memperoleh suara lebih &ari 5$ persen &an syarat sebaran "$ persen &i lebih &ari separuh jumlah pro1insi terpenuhi (1% pro1insi), ti&ak menimbulkan masalah #etapi, ketika pasangan A memperoleh 5" persen suara, tetapi ti&ak memenuhi syarat sebaran ,ementara pasangan ; mengatongi !5 persen suara, sehingga &ilakukan putaran ke&ua Persoalannya, kata /arjono, bisa saja pasangan A &alam putaran ke&ua kalah atau perolehan suara menurun &engan perbe&aan perolehan suara yang sangat tipis Pasangan A memperoleh suara 5$ persen 3 1, sementara pasangan ; hanya memperoleh 5$ persen D 1 Pasangan ; tetap menang &an &ilantik menja&i pasangan presi&en &an *akil presi&en terpilih ber&asarkan ta8sir Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 -;erarti kemenangan pasangan ; itu a&a persoalan legitimasi,. katanya -Kemungkinan timbul persoalan &alam kasus ti&ak hanya terja&i lebih &ari &ua pasangan )alon, tetapi juga terja&i pa&a pilpres yang &iikuti &ua pasangan )alon Misalnya, putaran pertama pasangan A memperoleh 5" persen, tetapi syarat sebaran ti&ak terpenuhi, &an pasangan ; memperoleh !% persen, sehingga harus &ilakukan putaran ke&ua,. lanjutnya Menurut &ia, original intent Pasal :A ayat (!) UU+ 195! saat pembahasan PA/ 5 ;P MP= tak pernah membayangkan jika terja&i &alam kon&isi kasus seperti itu MK pun ti&ak akan menemukan original intent pasal itu jika kon&isi kasus seperti itu terja&i &alam risalah pembahasan Pasal :A UU 19!5 ,eharusnya, pengubah UU+ telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan kasus terkait penerapan Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 -Karena itu, pilpres sebaiknya )ukup satu putaran saja karena jika putaran ke&ua &iterapkan terha&ap &ua pasangan yang bertarung akan menimbulkan persoalan, seperti ilustrasi kasus &i atas,. kata /arjono,. harap pria yang pernah menja&i Panitia A& /o) 5 ;P MP= saat aman&emen UU+ 19!5 ini Syarat sebaran tak relevan /al sena&a &isampaikan ,al&i 5sra yang memberi keterangan melalui video con$erence &ari Uni1ersitas An&alas Pa&ang +ia berpen&apat kontruksi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres hampir sama &engan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 ;e&anya, Pasal :A ayat (6) menyatakan yang memenuhi syarat itu &ilantik menja&i presi&en &an *akil presi&en ,al&i menilai &alam penalaran yang *ajar Pasal :A ayat (6)jo Pasal 159 ayat(1) UU Pilpres ti&ak se)ara ekplisit (tegas) menja*ab hal ikh*al jika pilpres hanya &iikuti &ua pasangan)alonKarena itu, tak mungkin &ihin&ari &an tak a&a pilihan lain yang mengharuskan MK memberi ta8sir atas Pasal :A ayat (6), (!) UU+ 19!5 &alam hal hanya a&a &ua pasangan -,aya tetap men&ukung uji materi ini untuk mengakhiri per&ebatan kekha*atiran ti&ak terpenuhi syarat sebaran &an setuju putusan ini &iba)akan sebelum pelaksanaan Pilpres "$1! pa&a 9 @uli men&atang,. kata ,al&i +alam penalaran *ajar kemungkinan pilpres &ua putaran ti&ak rele1an lagi jika hanya &iikuti &ua pasangan )alon yang bertarung Bogikanya se&erhana, salah satu pasangan bisa memperoleh 5$ persen lebih suara Namun, Pasal :A ayat (6) jo Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres kemenangan pilpres tak hanya mensyaratakan 5$ persen suara lebih, tetapi harus &iikuti syarat sebaran "$ persen minimal &i 1% pro1insi Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 juga menyebut a&anya 8rasa -)alon yang meraih suara terbanyak pertama &an ke&ua. Artinya, perumus konstitusi mengasumsikan a&anya peraih suara terbanyak ketiga, keempat, &an seterusnya karena &imungkinkan banyak pasangan )alon Karena itu, jika &ita8sirkan se)ara sistematis syarat sebaran "$ persen &alam Pasal :A ayat (6) jo Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres harus &iletakkan pa&a asumsi pilpres &iikuti banyak pasangan )alon -Cleh karena Pilpres "$1! hanya &iikuti &ua pasangan )alon, syarat sebaran "$ persen ti&ak rele1an lagi (untuk &iterapkan),. katanya Menurut &ia jika pilpres hanya &ua pasangan )alon, penentuan pemenang ti&ak tun&uk pa&a Pasal :A ayat (!) UU+ 19!5 Artinya, syarat 5$ persen &an sebaran "$ persen harus &imaknai sebagai -jembatan. menuju pilpres putaran ke&ua yang &iikuti banyak pasangan )alon Karena itu, pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon )ukup &igelar satu putaran -E8isiensi (biaya) ja&i persoalan pilpres &ua putaran kalau hanya &ua pasang )alon #erlebih, bagaimana jika putaran &ua ini tak menghasilkan pemenang,maka apakah perlu a&aputaran ketiga, keempat &an seterusnya JUMAT, 04 JULI 2014 Putusan MK Dinilai !ak Sesuai ,iloso-i Konstitusi Demokrasi mengutamakan e-ekti.itas( bukan e-isiensi. Mahkamah Konstitusi (MK) su&ah memutuskan penyelenggaraan Pemilu Presi&en (Pilpres) "$1! hanya satu putaran +engan &emikian syarat sebaran "$ persen perolehan suara &i seluruh pro1insi yang &iatur &alamUn&ang3Un&ang No !" #ahun "$$% (UU Pilpres) ti&ak berlaku Putusan ini &ianggap sebagai jalan keluar yang lebih e8isien jika Pilpres hanya &iikuti &ua pasang )alon
Putusan MK itu &ikritik =e8ly /arun Menurut pengamat hukum tata negara ini MK terlalu menye&erhanakan persoalan &an ti&ak paham 8iloso8i konstitusi Konstitusi mengamanatkan Pilpres &ua putaran agar Presi&en terpilih ti&ak hanya &ilegitimasi le*at perolehan suara, tapi juga sebarannya ,ehingga Presi&en terpilih ti&ak hanya &i&ukung oleh pen&u&uk &i *ilayah tertentu, namun semua &earah =e8ly juga menilai putusan MK itu seolah -lompat. karena konstitusi menyatakan kalau ti&ak memenuhi perolehan suara 5$ persen plus satu &an sebaran suara langsung &igelar Pemilu putaran ke&ua Namun, le*at putusan itu MK seakan menia&akan putaran ke&ua karena langsung mengamanatkan menggelar Pemilu satu putaran -(iloso8i itu harus tetap &ipegang, prinsip &ua putaran harus &ipegang 5tu kesepakatan &alam konstitusi,. katanya kepa&a *arta*an le*at telepon, Kamis ($627) =e8ly menjelaskan berbagai negara menggunakan beraneka sistem Pemilu A&a yang menggunakan mekanisme simple majority &an absolute majority ,e&angkan &i 5n&onesia menggunakan absolute majority &an sebaran suara #api putusan MK menia&akannya &engan alasan jika hanya a&a &ua pasangan )alon maka satu putaran +engan putusan MK itu =e8ly mempre&iksi jika pa&a Pilpres ke &epan akan &iikuti oleh &ua pasangan )alon yang berasal &ari *ilayah berbe&a ,atu pasangan berasal &ari @a*a &an pasangan )alon lainnya luar @a*a Maka ke&ua pasangan kan&i&at itu akan berebut suara pemilih &i &aerah yang pa&at pen&u&uk saja untuk mengejar 5$ persen plus satu =e8ly berpen&apat pihak yang mengkha*atirkan jika Pilpres &igelar &ua putaran sangat berlebihan ,ebab *alaupun Pilpres &ilaksanakan &ua putaran ia yakin ke&ua pasangan )alon akan berebut suara &i kantong suara yang sama ;ahkan, pasangan )alon yang nanti kalah sekalipun perolehan suaranya bakal tersebar &i seluruh *ilayah Cleh karena itu =e8ly menekankan agar ti&ak perlu kha*atir akan anggaran negara akan membengkak atau ti&ak jika Pilpres &ilaksanakan &ua putaran Fang penting 8iloso8i &ua putaran &alam konstitusi harus &ijaga 'alau begitu =e8ly menganjurkan agar putusan MK itu &ilaksanakan ,ekalipun putusan MK itu &irasa keliru &alam memahami 8iloso8i konstitusi karena terlalu memikirkan hal teknis Melihat kon&isi sekarang, =e8ly menyebut ti&ak rele1an bi)ara tentang penghematan anggaran &alam pelaksanaan Pilpres ,ebab, &emokrasi itu menekankan pa&a e8ekti1itas, bukan e8isiensi -Kalau bi)ara e8isiensi untuk apa Presi&en &ipilih langsung< +ipilih saja le*at +P= seperti &ulu,. urainya #erkait potensi kon8lik yang mun)ul jika Pilpres "$1! &igelar satu putaran, peneliti 5mparsial, Al Ara8, berharap agar proses perubahan politik yang &amai le*at Pilpres ti&ak &i)e&erai oleh kon8lik Apapun putusan MK menurutnya harus &ilaksanakan -5tu memang tugas MK untuk mengin&ari multita8sir (Pelaksanaan Pilpres satu atau &ua putaran,3re&),. paparnya ;agi Al, kon8lik bakal mun)ul jika potensi kon8lik ti&ak &iantisipasi &an &itin&ak aparat penegak hukum ,eperti kampanye hitam Penyelenggara Pemilu juga harus bertin&ak pro8esional guna meminimalisir ke)urangan -,eperti kasus Cbor =akyat itu harus &itin&ak )epat,. ujarnya Kemu&ian, bentuk ke)urangan seperti politik uang, operasi intelijen &an in&epen&ensi penyelenggara Pemilu juga menja&i soal yang &apat menimbulkan kon8lik Paling penting, Presi&en sebagai kepala Negara harus ha&ir untuk men)egah potensi ke)urangan itu ,ayangnya, Presi&en ,;F melakukan pembiaran Cleh karenanya jika terja&i kon8lik Presi&en ,;F a&alah pihak yang paling bertanggungja*ab ,ementara +irektur Eksekuti8 Perlu&em, #iti Anggraini, berpen&apat putusan MK itu memberi kepastian hukum bagi pelaksanaan Pilpres "$1! #erutama soal ta8sir pasal 159 ayat (1) UU Pilpres terkait pemenang apakah )ukup ber&asarkan suara terbanyak atau juga harus penuhi syarat sebaran Be*at putusan itu MK menyatakan untuk peserta Pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon maka yang terpilih &itentukan ber&asarkan suara terbanyak
-Positi8nya a&alah putusan ini mengakhiri polemik atas perbe&aan ta8sir terha&ap pasal 159 ayat (1) UU !" #ahun "$$% tentang Pilpres &alam hal Pilpres hanya &iikuti oleh &ua pasangan )alon,. tan&as #iti #iti mengatakan KPU harus membuat penyesuaian &alam peraturan mereka tentang penetapan )alon terpilih ,ebab &alam Peraturan KPU No "1 #ahun "$1! masih menetapkan syarat sebaran &alam menentukan )alon terpilih SELASA, 24 JUNI 2014 KP) !unggu Putusan MK A+F +iba)aG 294 #anggapanG 0
Komisioner KPU, (erry Kurnia =i?kiyansyah, mengatakan KPU berharap
Mahkamah Konstitusi (MK) segera menerbitkan putusan terkait putaran Pemilu Presi&en (Pilpres) "$1! sebagaimana &iatur &alam UU No !" #ahun "$$% tentang Pemilu Presi&en &an 'akil Presi&en /asil rapat pleno yang &ilakukan KPU menyimpulkan KPU ti&ak bisa menunggu terlalu lama putusan MK terkait UU Pilpres +alam peraturan KPU, (erry mengatakan penyelenggaraan Pilpres "$1! tetap menga)u pa&a UU+ =5 19!5 &an UU Pilpres @ika putusan MK nanti berbe&a &engan regulasi yang a&a maka KPU akan menyesuaikannya -Kami pasti akan mematuhi keputusan MK,. katanya kepa&a *arta*an &i ge&ung KPU &i @akarta, ,elasa ("!2:) (erry menjelaskan, KPU berupaya memberikan penegasan atas ketentuan yang a&a &alam peraturan KPU ,ebab, sebagian pihak masih menilai a&a peraturan KPU yang belum tegas sehingga mulitita8sir ,alah satu upaya penegasan itu &ilakukan &engan merujuk pa&a putusan MK tentang UU Pilpres Namun, ia menekankan penegasan itu ti&ak mungkin menunggu setelah hari pemungutan suara -Kami membutuhkan segera in8ormasi &ari MK, bukan soal putusannya karena kami ti&ak mau menginter1ensi &an mempengaruhi putusan pera&ilan #api kami ingin mengetahui kapan &iputuskan,. pungkasnya KAMIS, 03 JULI 2014 KP) Siapkan $turan Pilpres Satu Putaran AN# +iba)aG 279 #anggapanG 0
Komisi Pemilihan Umum menyiapkan perubahan peraturan terkait pemilu
presi&en, setelah putusan Mahkamah Konstitusi mena8sirkan pelaksanaan pilpres &engan hanya &ua peserta berlangsung satu putaran Komisioner KPU Arie8 ;u&iman &i @akarta, Kamis, mengatakan mekanisme pengubahan Peraturan KPU (PKPU) ti&ak rumit karena tinggal menyesuaikan pasal yang &iuji MK H,etelah putusan Mahkamah Konstitusi itu kami terima, kami kemu&ian menggelar rapat pleno yang memutuskan pasal mana yang akan &iubah, &isesuaikan &an &iperjelas ,etelah itu kami sampaikan &ra8 perubahannya lalu &ikirimkam ke Kementerian /ukum &an /ak Asasi Manusia untuk &iun&angkan,H katanya @ika &iperlukan perubahan atas PKPU No "1 #ahun "$1!, menurut Arie8 KPU akan mengesahkannya &alam *aktu sangat &ekat, mengingat pelaksanaan pemungutan suara tinggal enam hari lagi HKalau memang &alam peraturan kami &ianggap belum )ukup menjelaskan bah*a pilpres satu putaran, perubahan itu akan kami lakukan sebelum 9 @uli,H ujar &ia UMAT, 04 JULI 2014 /usril Kritik Putusan MK Soal Pilpres 2014 Satu Putaran MK dianggap melampaui kewenangan dengan membuat norma baru. Fusril 5h?a Mahen&ra mengkritik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai Pemilihan Umum Presi&en (Pilpres) satu putaran >uru ;esar /ukum #ata Negara Uni1ersitas 5n&onesia ini menganggap ta8siran MK terha&ap Pasal 159 ayat (1) UU No!" #ahun "$$% tentang Pilprs telah membuat norma baru &alam UU Pilpres, bahkan UU+ 19!5
Menurut Fusril, putusan MK yang mengabulkan permohonan uji materi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &an menyatakan Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres inkonstitusional bersyarat sepanjang Pilpres hanya &iikuti &ua pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en, sebenarnya menunjukan bah*a MK telah merumuskan norma baru
Pasalnya, Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres yang &iuji materi (orum Penga)ara Konstitusi sama bunyinya &engan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5 -Karena bunyi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres sama bunyinya &engan Pasal :A ayat (6) UU+ 19!5, bagaimana bisa &ibilang bertentangan, ke)uali &iberi makna tertentu seperti &irumuskan MK,. kata Fusril, @umIat (!27)
Pa&ahal, lanjut Fusril, ke*enangan merumuskan norma UU a&alah ke*enangan Presi&en &an +P= ,ementara, merumuskan norma UU+ a&alah ke*enangan MP= Cleh karena itu, Fusril menilai MK sering kali bertin&ak melampaui batas ke*enangannya Fusril menganggap MK membuat ka)au sistem ketatanegaraan &i 5n&onesia
Fusril berpen&apat, semestinya ke1akuman hukum tentang Pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon ini &ibiarkan saja Apabila KPU menyatakan salah satu pasangan telah memperoleh suara terbanyak, *alau &ukungan sebaran pro1insi belum terpenuhi &an ti&ak perlu &ilakukan putaran ke&ua, pihak yang kalah tentu akan menggugat KPU ke MK
,ebaliknya, jika KPU memutuskan bah*a *alaupun satu pasangan su&ah &apat suara terbanyak, tapi belum memenuhi &ukungan sebaran po1insi &inyatakan belum menang &an harus &ilakukan putaran ke&ua, pihak ini pun &apat menggugat putusan KPU ke MK +i sini lah, MK akan memutuskan mana yang harus &ilakukan KPU
-+isinilah MK melakukan penemuan hukum ketika memutus perkara perhitungan suara Pilpres 5tu yang benar ;ukan membuat ta8sir sen&iri atau merumuskan norma hukum baru melalui perkara pengujian UU ,aya berpen&apat )ara MK atasi ke1akuman hukum Pilpres &ua pasangan ini keliru prose&ur,. ujar Fusril
+i lain pihak, Ketua (orum Penga)ara Konstitusi An&i M Asrun menegaskan pihaknya meminta ta8sir Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &ihubungkan &engan Pasal :A UU+ 19!5 karena Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres belum mengatur &alam hal hanya a&a &ua pasangan )alon presi&en &an *akil presi&en yang bertarung seperti &alam Pilpres "$1!
Asrun mengungkapkan, pasal konstitusi itu tetap berlaku, *alau MK mena8sirkan Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres inkonstitusional bersyarat sepanjang sepanjang pilpres hanya &iikuti &ua pasangan )alon -Namun, yang terpenting putusan uji materi pasal itu su&ah menja*ab kekosongan hukum &alam hal hanya a&a &ua pasangan )alon,. tutur Asrun
5a mengatakan, jika MK ti&ak memberi ta8sir akan menimbulkan persoalan jika salah satu pasangan memperoleh lebih &ari 5$ persen suara, tapi ti&ak ti&ak memenuhi syarat sebaran "$ persen &i lebih &ari setengah jumlah pro1insi Ken&ati &emikian, Asrun meyakini &ua pasangan )alon yang a&a berpotensi memenangkan Pilpres &alam satu putaran
-5tu yang harus &ihin&ari jika syarat sebaran ti&ak terpenuhi Kita mengapresiasi putusan MK itu karena su&ah menja*ab keragu3raguan kita selama ini &emi kepentingan bangsa Kami tegaskan yang pasti ti&ak a&a kepentingan politik &alam permohonan ini, ti&ak a&a a8iliasi &engan parpol &an pasangan tertentu,. tan&asnya
Pa&a Kamis lalu, MK mengabulkan permohonan uji materi Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres terkait syarat sebaran pemenangan pilpres yang &iajukan (orum Penga)ara Konstitusi MK menyatakan Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres bertentangan &engan UU+ 19!5 sepanjang ti&ak &imaknai ti&ak berlaku untuk Pilpres yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon
+engan begitu, pelaksanaan Pilpres "$1! yang hanya &iikuti &ua pasangan )alon &ipastikan bakal berlangsung satu putaran &engan mekanisme suara terbanyak ,yarat sebaran "$ persen &inyatakan ti&ak berlaku Uji materi ini juga &iajukan &ua pemohon lain, Perlu&em &an &an &ua orang a&1okat ,unggul /amonangan ,irait &an /aposan ,itumorang
Ketiga pemohon meminta ta8sir atas syarat sebaran perolehan suara "$ persen &alam Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres &ihubungkan &engan Pasal :A ayat (6) &an (!) UU+ 19!5 &emi kepastian hukum Namun, putusan permohonan Perlu&em &an &ua a&1okat itu &inyatakannebis in idem karena MK su&ah mengabulkan permohon (orum Penga)ara Konstitusi Pilpres Satu Putaran, Hatta: Bagus Friday, 04 July 2014, 08:22 WIB REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Calon wakil presiden nomor urut satu, Hatta Rajasa, angkat bicara terkait putusan Mahkamah Konstitusi yang dirilis, Kamis (3/7). MK memutuskan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 akan berlangsung satu putaran setelah permohonan uji materi terhadap Pasal 159 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden/Wakil Presiden dikabulkan. "Saya kira bagus. Sehingga bisa menghemat sekaligus (karena satu putaran) selesai," ujar Hatta kepada wartawan saat ditemui seusai berkampanye di Gedung Serbaguna Nadwatul Ummah, Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis, Jawa Barat, Kamis (3/7) malam. Menurut Hatta, syarat memperoleh 20 persen suara minimal di 17 provinsi di Tanah Air sebenarnya dimungkinkan dengan adanya dua pasang capres dan cawapres. "Itu biasanya akan dapat," kata Hatta. "Tapi, keputusan MK itu menjaga agar supaya apabila ada yang terjadi di luar itu harus ada putaran lagi. Di samping waktunya yang pendek, 20 Oktober kan sudah harus ada presiden baru, di samping itu cost-nya juga tinggi." Lebih lanjut, cawapres Koalisi Merah Putih ini menyebut tidak ada perubahan strategi dari tim seiring putusan MK tersebut. "Nggak ada, karena kita sudah mempersiapkan satu putaran," kata mantan menteri perekonomian ini. Kemarin, selain mengunjungi ponpes Darussalam di Ciamis, Hatta juga menyambangi sejumlah ponpes di Tasikmalaya antara lain ponpes Cipasung dan Miftahul Huda. Kedatangan Hatta dimaksudkan untuk bersilaturahim dengan pimpinan maupun santri ponpes-ponpes tersebut. Ditanya pengaruh kunjungannya ke suara Prabowo-Hatta, Hatta mengatakan, "Tentu saja berpengaruh karena para kiai adalah panutan dan pemimpin informal yang didengar." CT: Pilpres Satu Putaran Dampaknya Positif Bagi Ekonomi RI Rista Rama Dhany - detikfinance Jumat, 04/07/2014 13:33 WIB Jakarta -Mahkamah Konstitusi MK! memutuskan "emi#ihan "$esiden "i#%$es! 2014 han&a akan ada satu %uta$an' (a# ini akan )e$dam%ak %ositif )a*i ekonomi Indonesia' Mente$i Koo$dinato$ Bidan* "e$ekonomian +hai$u# ,an-un* men*atakan, den*an )e$#an*sun*n&a "i#%$es han&a satu %uta$an, se#ain men*hemat an**a$an ne*a$a untuk "emi#u, -u*a )e$dam%ak )esa$ )a*i %e$ekonomian Indonesia' ./am%akn&a tentu san*at )esa$ )a*i Indonesia, tentu dam%akn&a %ositif,. uca% +, ditemui usai 0a%at Koo$dinasi anta$a "eme$intah dan Bank Indonesia, di Kanto$ BI, Jumat 4/7/2014!' +, men*un*ka%kan, den*an %i#%$es satu %uta$an akan mem)uat ke%astian )a*i dunia usaha te$masuk in1esto$ asin*' .,entun&a ada ke%astian, )aik )a*i s2asta mau%un in1esto$ asin*, ekonomi akan tum)uh, in1estasi akan #e)ih )an&ak masuk ke Indonesia,. katan&a' Ia menam)ahkan, %eme$intah tahun ini mena$*etkan %e$tum)uhan ekonomi da%at di-a*a se)esa$ 3,24-3,34, sehin**a untuk menca%ai ta$*et te$se)ut %eme$intah ha$us men-a*a eks%o$ a*a$ te$us naik dan menin*katkan konsumsi domestik' .Ka#au mau ekonomin&a te$us menin*kat, kita ha$us do$on* eks%o$ te$us menin*kat, konsumsi %asa$ domestik -u*a ha$us naik, dan mem)e$ikan ke%astian ik#im )e$in1estasi ke%ada in1esto$,. tutu%n&a' (rrd/hen)