Anda di halaman 1dari 14

ILUSTRASI KASUS

1.1 Identitas Pasien


Nama : Ny.TM
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 54 tahun 10 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jln.Kampung Duku, RT 05 RW 05, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Suku : Betawi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : Tamat SD
Status Pernikahan : Kawin
No. RM : 00447095
Tanggal pemeriksaan : 10 September 2014

1.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggangkiri bawah hingga ke tungkai kiri sejak 1 bulan
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan nyeri pinggang kiri hingga ke tungkai kiri dirasakan seperti ditusuk tusuk
jarum. Pasien juga mengeluh kesemutan pada tungkai bawah kiri.
Nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri bertmbah berat saat perubahan posisi, mengangkat
beban yang berat, saat batuk, bersin, dan mengejan. Nyeri dirasakan berkurang bila duduk
atau berbaring. Akibat nyeri yang dirasakan pasien, pasien tidak dapat berjalan lebih dari 300
meter. Pasien juga mengeluh keluhan yang sama pada tungkai kanan, namun intensitasnya
lebih ringan, dan jarang timbul dibandingkan pada bagian kiri.
Gejala yang timbul tidak didahului atau disertai oleh gejala demam, batuk kronis,
penurunan berat badan yang masif, dan keringat malam. Tidak ada kelemahan pada
anggota gerak, gangguan BAK dan BAB.

Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis disangkal. Riwayat trauma
sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis di keluarga disangkal.

Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok. Pasien mengaku sangat jarang berolahraga,
aktivitas fisik pasien hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pasien tidak memiliki
kebiasaan mengangkat beban berat.

1.3 Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4, M6, V5 = 15)
Sikap : Berbaring
Sikap terhadap permeriksa : Kooperatif
Keadaan gizi : BB = 70 kg, TB = 160 cm Overweight
(Kriteria Asia Pasifik)
Tekanan darah : 120/80 mmHg Normal (JNC VII)
Frekuensi nadi : 88 x /min
Suhu : 36,5
0
C
Frekuensi pernapasan : 20 x /min
Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V pada linea midclavicula sinistra
c. Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra
d. Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikularis sinistra
e. Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
f. Auskultasi : BJ I dan II reguler; gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan Paru
a. Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
b. Palpasi : ekspansi dada normal, vokal fremitus kanan kiri sama
c. Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
d. Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/- wheezing -/-
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : buncit
b. Palpasi : supel, hati dan limpa tidak teraba; nyeri tekan (-)
c. Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
d. Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Akral hangat +/+, edema -/-, sianosis -/-, clubbing fingers -/-

b. Status Neurologis
GCS : E4M6V5 = 15
Tanda Rangsang Meningeal
a. Kaku kuduk : Negatif
b. Laseque : >70
0
/ <70
0

c. Kernig : >135
0
/ <135
0

d. Brudzinsky I : Negatif
e. Brudzinsky II : Negatif / Negatif
Pemeriksaan Tambahan
a. Patrick : - / +
b. Kontra Patrick : - / +
c. Naffziger : Tidak dilakukan pemeriksaan
Saraf Kranialis
a. N.I (olfaktorius) : Normosmia/Normosmia
b. N.II (optikus)
- Acies visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus campus : Baik / Baik
- Lihat warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. N.III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducen)
- Kedudukan bola mata : Ortoposisi +/+
- Pergerakan bola mata : Baik ke segala arah +/+ (nasal, temporal
superior, inferior, nasal atas dan bawah, temporal atas dan bawah)
- Exopthalmus : Negatif / negatif
- Nystagmus : Negatif / negatif
- Pupil
Bentuk : Bulat, isokor, 3mm/3mm
Reflek cahaya langsung : +/+
Reflek cahaya tak langsung : +/+

d. N.V (Trigeminus)
- Cabang Motorik : Baik / baik
- Cabang sensorik
Opthalmikus : Baik / baik
Maksilaris : Baik / baik
Mandibularis : Baik / baik

e. N.VII (Fasialis)
- Motorik orbitofrontalis : Baik / baik
- Motorik orbikularis orbita : Baik / baik
- Motorik orbikulari oris : Baik / baik
- Pengecapan lidah : Tidak dilakukan pemeriksaan
f. N.VIII (Vestibulocochlearis)
- Vestibular
Vertigo : -
Nistagmus : - /-
- Cochlear
Rinne : +/+
Weber : Tidak ada lateralisasi
Swabach : Sama dengan pemeriksa

g. N.IX, X (Glossopharyngeus, Vagus)
- Motorik : Uvula lurus ditengah, arcus faring simetris
- Sensorik : Refleks muntah (+)

h. N.XI (Accesorius)
- Mengangkat bahu : Baik / baik
- Menoleh : Baik / baik

i. N.XII (Hypoglossus)
- Pergerakan lidah :
Statis : Saat berada di dasar mulut, lidah berada di tengah
Dinamis : Lidah berada di tengah
- Atrofi : Negatif
- Fasikulasi : Negatif
- Tremor : Negatif

Sistem Motorik :
a. Ekstremitas atas proksimal distal : 5555 / 5555
b. Ekstremitas bawah proksimal distal : 5555 / 5555
Gerakan Involunter
a. Tremor : Negatif / negatif
b. Chorea : Negatif/ negatif
c. Athetose : Negatif/ negatif
d. Miokloni : Negatif/ negatif
e. Tics : Negatif/ negatif
Trofik : Eutrofi +/+
Tonus : Normotonus +/+
Sistem Sensorik :
a. Propioseptif : Baik/baik
b. Eksteroseptif : Baik/baik
Fungsi serebelar
a. Ataxia :Baik
b. Tes Romberg :Baik
c. Disdiadokokinesia :Baik
d. Jari-jari :Baik
e. Jari-hidung :Baik
f. Tumit-lutut :Baik
Fungsi Luhur
a. Astereognosia : negatif
b. Apraxia : negatif
c. Afasia : negatif
Fungsi Otonom
a. Miksi : Baik
b. Defekasi : Baik
c. Sekret Keringat : Baik
Refleks refleks Fisiologis
a. Kornea : + / +
b. Mandibula : +2
c. Bicep : +2/+2
d. Tricep : +2/+2
e. Radius : +2/+2
f. Lutut : +2/+2
g. Tumit : +2/+2
h. Dinding perut : + / +
Refleks refleks Patologis
a. Hoffman Tromer : negatif/ negatif
b. Babinsky : negatif/ negatif
c. Chaddok : negatif/ negatif
d. Oppeinheim : negatif/ negatif
e. Gordon : negatif/ negatif
f. Schaefer : negatif/ negatif
g. Klonus lutut : negatif/ negatif
h. Klonus tumit : negatif/ negatif

1.4 Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen lumbasakral AP, lateral, dan oblique

1.5 Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis : Low Back Pain
Diagnosis etiologis : Suspek Hernia Nukleus Pulposus
Diagnosis topis : L4 - S1

1.6 Tatalaksana
Umum :
Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti
biasanya. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus
dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
Tirah baring
Khusus :
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Neurodex 3 x 1 tablet

1.7 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam












TINJAUAN PUSTAKA
Low Back Pain
Dari beberapa gejala pada penyakit tulang belakang (nyeri, kekakuan, keterbatasan
gerakan, dan deformitas), nyeri adalah keluhan yang paling utama. Low back pain (LBP) atau
nyeri punggung bawah (NPB) adalah perasaannyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliakal.
LPB ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. Mobilitas punggung bawah sangat
tinggi disamping itu bagian ini juga berperan menyangga tubuh dan letaknya berdekatan
dengan traktus digestivus dan traktus urinarius. Sehingga apabila kedua organ ini
mengalami perubahan patologik tertentu dapat menimbulkan nyeri yang dirasakan di
daerah punggung bawah.
1

Terdapat empat macam jenis nyeri yang dapar dirasakan dirasakan di sekitar
punggung yaitu nyeri lokal, nyeri menjalar, nyeri radikuler, dan nyeri sekunder yang timbul
pada spasme otot. Tipe nyeri tersebut dapat dibedakan dari deskripsi pasien meliputi; karakter
rasa sakit, lokasi, dan kondisi yang menyertainya.
1

Nyeri lokal disebabkan oleh proses patologis yang merusak struktur pada suatu
bagian yang mengandung ujung saraf sensoris. Keterlibatan periosteum dari badan vertebra,
kapsul sendi apophysial, otot, anulus fibrosus, dan ligamen sering kali menimbulkan rasa
sakit. Nyeri lokal yang paling sering digambarkan sebagai nyeri intermiten dan tajam,
meskipun tidak baik dibatasi, selalu merasa nyeri di atau dekat bagian yang terkena tulang
belakang.
1

Nyeri menjalar, terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah nyeri yang diproyeksikan
dari tulang belakang ke daerah viseral tubuh dan struktur lainnya yang terletak pada
dermatom antara lumbar dan sacral. Kedua adalah nyeri diproyeksikan dari visera panggul
dan perut menuju tulang belakang. Nyeri akibat penyakit pada bagian atas tulang belakang
lumbal sering menjalar ke daerah panggul, pinggul bagian lateral, pangkal paha, dan paha.
Hal ini berkaitan dengan iritasi saraf pada tiga teratas nervus spinalis yang mempersarafi
panggul. Nyeri dari bagian bawah tulang belakang lumbal biasanya menjalar ke pantat bawah
dan paha bagian belakang. Nyeri jenis ini biasanya agak menyebar dan terasa lebih dalam.
1

Nyeri radikuler memiliki beberapa karakteristik yaitu intensitas nyeri yang lebih
besar dan nyeri dijalarkan ke distal. Nyeri dicetukan oleh beberapa mekanisme seperti
peregangan, iritasi, atau kompresi akar tulang belakang di dalam atau pusat foramen
intervertebralis. Rasa sakit tajam, intensitas sering, dan hampir selalu terpancar dari posisi
parasentral dekat tulang belakang sampai ke ekstremitas bawah. Batuk, bersin, dan mengejan
khas membangkitkan nyeri yang menjalar tajam. Selain itu, getaran atau gerakan tulang
belakang dapat meningkatkan nyeri lokal. Manuver apapun yang melibatkan peregangan
saraf dapat membangkitkan nyeri radikuler Pola nyeri khas pada nyeri radikuler adalah linu
pada bagian panggul, nyeri berasal dari panggul dan diproyeksikan sepanjang posterior atau
posterolateral paha. Nyeri ini disebabkan iritasi pada L5 atau S1 akar saraf. Parestesia
biasanya menyertai nyeri radikuler. Jika akar anterior terlibat, mungkin ada kehilangan
refleks, kelemahan, dan atrofi.
1

Pada pasien dengan penyempitan sirkumfernsial kauda equina karena spondilosis
(stenosis lumbal), gangguan sensorimotor dan kadang-kadang nyeri timbul akibat berdiri dan
berjalan. Gejala neurologis dengan gejala demikian, yang diinduksi oleh aktivitas, melibatkan
bagian betis dan paha dapat pula disebabkan oleh insufisiensi pembuluh darah dikenal dengan
klaudikasio spinal.
1

Adapun nyeri pseudoradikular adalah nyeri yang timbul dari struktur punggung
bawah yang menjalar ke bawah lutut namun tidak disertai dengan perubahan neurologis
seperti gangguan sensorik.
1

Nyeri akibat spasme otot biasanya terjadi berkaitan rasa sakit lokal. Spasme dapat
dianggap sebagai refleks nosifensif untuk melindungi bagian-bagian yang sakit terhadap
gerakan merugikan. Spasme otot berkaitan dengan beberapa kelainan pada punggung bawah
dan dapat mendistrosi postur tubuh normal. Nyeri pada spasme otot ditandai dengan perabaan
yang kencang pada suatu bagian otot disertai nyeri pada penekanan.
1

Berdasarkan letaknya, Menurut International Association for the Study of Pain
(IASP), yang termasuk dalam low back pain terdiri dari :
2

Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir,
inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas
lateral spina lumbalis.
Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
Berdasarkan onset terjadinya,IASP mengklasifikasikan LBP sebagai berikut :
2

LBP Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
LBP Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.
LBP Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12
minggu.
Etiologi Low Back Pain

Manifestasi Low Back Pain
1. LBP akibat posisi yang salah
3

Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun lokasi tidak jelas.
Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerahlumbal,
namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna,walaupun hiperfleksi
dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan
2. Herniasi Diskus Lumbal
3

Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak,
sering intermiten, kadang onsetnya mendadak dan berat.
Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan,
batuk atau bersin.
Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai
yang sakit difleksikan.
Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkannyeri
sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. LBP pada Spondilitis Tuberkulosa
3

Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
istirahat.
Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada
20%kasus (akibat abses dingin)
Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra
dankifosis)
Diawali dengan nyeri radikular di bagian dada dan perut
d i i k u t i paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,
hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri
ketok tulang vertebra.
Penekanan mulai dari bagian anteri or sehingga gejala klinis yang
muncul terutama gangguan motorik.
4. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika
3

Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbaldan seluruh
tulang belakang lumbal.
Laju endap darah meninggi.
Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.



Diagnosis Low Back Pain
1. Anamnesis
Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan
penj alarannyeri, posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri,
trauma, ligitasi (medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlahyang
dibutuhkan, kemungkinan keganasan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tulang belakang, panggul, dan tungkai bawah di berbagai posisi.
Tulang belakang yang normal menunjukkan kifosis pada torakal dan lordosis pada lumbal
yang dilihat dari potongan sagital. Langkah berikutnya dalam pemeriksaan adalah observasi
tulang belakang, pinggul, dan kaki selama gerakan tertentu. Hal ini untuk menentukan berapa
banyak rasa sakit yang pasien dapat tolerir dari suatu gerakan. Beberapa gerakan yang
digunakan pada pemeriksaan fisik kasus LBP yaitu :
Tes Lasegue dengan mengakat tungkai yang nyeri dalam posisi lurus. Tes positif jika
sudut yang dibentuk kurang dari 70
0
.
Tes Kontra Lasegue dengan mengangkat tungkai yang sehat dalam posisi lurus, dan
tungkai yang sakit akan terprovokasi.
Tes Naffziger dengan menekan pada kedua vena jugulare dan pasien diminta untuk
mengejan, tekanan intrakranial dan intratekal dinaikan. Radiks teriritasi sehingga
nyeri terprovokasi.
Tes Patrick dilakukan dengan menempatkan tumit atau maleolus lateral tungkai yang
terkena pada lutut tungkai yang sehat. Posisi tersebut dapat membangkitkan nyeri di
sendi panggul.
Tes Kontra Patrick dilakukan dengan melipat tungkai yang nyeri dan diendorotasika
serta diaduksikan. Kemudian diadakan penenkanan sejenak pada lutut, dan apabila
nyeri terprovokasi pada bagian sakroiliaka mengartikan adanya tanda patologi.

3. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen polos (posterior, lateral, oblik)
Hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium, fosfat, alkali
fosfatase, asam urat.
Pemeriksaan khusus seperti MRI, CT-Scan dll.
Tatalaksana
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan
modalitas.Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan
untuk jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan
interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek
depr es an. Namun pada pas i en dengan depr es i pr emor bi d at au t i mbul dep
r es i aki bat r as a nye r i , penggunaan ant i depr es an di anj ur kan. Unt uk peng
obat an s i mpt omat i s l ai nnya, kadang memer l ukan campur an ant ar a
obat anal ges i k, antiinflamasi, OAINS, dan penenang. I s t i r ahat s ecar a umum at au
l okal banyak member i kan manf aat .
4

Ti r ah baring pada alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya
tulang punggung. Modalitas dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan
fluorimetan. Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara di atas. Terkadang diperlukan
tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat - tempat s e p e r t i p a d a
f a s e t , r a d i k s s a r a f , e p i d u r a l , i n t r a d u r a l . Ba h k a n beberapa kasus LBP
dibutuhkan pembedahan. Setelah fase akut teratasi dilakukan beberapa pencegahan
kekambuhan diantaranya pelatihan peregangan dan pemakaian korset atau braching.
4











DAFTAR PUSTAKA
1. Allan H Ropper, Robert H Brown. Adams and Victor. Priciple Neurology. Edition
8
th
. MC Graw Hills. 2005.
2. Yuliana. Low Baack Pain. RSUP Hasan Sadiki. CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011
3. Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2003. Nyeri Punggung Bawah Dalam.
Kapita Selekta. Neurologi Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 265 285.
4. Shidarta Priguna. 2004Sakit Punggung dalam Neurologi Klinis dalam Praktik Umum.
Edisi III. PT Dian Rakyat. Jakarta. Hal 203 205.

Anda mungkin juga menyukai