Anggota Kelompok 9 : Rini Candra Adelia 1206205063 Cindy Ardiana Putri 1206205064 Paraditya Udayana 1206205155 Winda Parascintya 1206205166 Kelas A2 Gedung IA, Bukit Jimbaran
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2014
Rumusan Permasalahan Bagaimana Pengaruh Perdagangan Luar Negeri Terhadap Kesejahteraan Bagaimana Kebijakan-kebijakan yang Diterapkan Pada Perdagangan Luar Negeri? Bagaimana Kecenderungan Perdaganga Luar Negeri Pada Era Globalisasi Bagaimana Hutang Luar Negeri dan Hubungannya dengan Perdagangan Luar Negeri dan Neraca Pembayaran Indonesia. Neraca Pembayaran Indonesia Berdasarkan Komponen dan Tujuan Kebijakan Neraca Pembayaran Indonesia
Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan Perdagangan bebas (free trade) internasional sering kali dikatakan sebagai mesin pertumbuhan (engine of growth) yang telah mampu membangun ekonmi dan memberikan kesejahteraan kepada negara-negara yang sekarang maju seperti Eropa Barat, Inggris dan Amerika.
Beberapa para ahli berkeyakinan bahwa perdagangan internasional mengandung sejumlah keuntungan berikut : Perdagangan bebas meningkatkan persaingan, memperbaiki alokasi segenap sumber daya serta menciptakan skala ekonomis. Perdagangan bebas menimbulkan tekanan-tekanan yang mengarah pada peningkatan efisiensi, perbaikan kualitas produk, serta penyempurnaan mutu teknologi produksi. Perdagangan bebas akan menarik masuk modal, keahlian, dan teknologi dari luar negeri. Perdagangan bebas meningkatkan pemerataaan untuk mendapatkan akses ke setiap sumber daya yang langka. Kebijaksanaan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri Kebijaksaan dan masalah perdagangan luar negeri Indonesia dibedakan menjadi kebijaksaan yang berorientasi keluar untuk hasil-hasil pertanian, dan untuk produk industri manufaktur, dan kebijaksaanaan yang berorientasi ke dalam untuk berswasembada yang berorientasi ke dalam untuk berswasembada dalam komoditas tertentu (hasil pertanian dan manufaktur).
Hambatan Perdagangan Luar Negeri Indonesia 1. Hambatan Promosi Ekspor Hasil Pertanian. Setidaknya ada beberapa faktor yang menghambat kecepatan pengembangan produk hasil pertanian di Indonesia untuk di ekspor ke pasar Eropa.
Elastisitas permintaan terhadap tingkt pendapatan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah di negara- negara pengimpor. Penemuan dan pengembangan barang-barang substitusi sintesis. Kekakuan struktural dibanyak sistem produksi di pedesaan Indonesia. Kebijakan luar Negeri dari negara-negara maju yang secara langsung maupun tidak langsung ikut memukul ekspor komoditi primer.
2. Hambatan Promosi Ekspor Hasil Industri. Kebijaksanaan promosi ekspor untuk produk manufaktur menghadapi masalah hambatan perdagangan yang sengaja dibuat oleh pemerintah negara-negara maju untuk membatasi masuknya barang-barang tersebut kedalam pasar domestik mereka.
3. Hambatan Kebijakan Substitusi Impor. Industrialisasi substitusi impor adalah serangkaian usaha untuk mencoba mengganti komoditi-komoditi yang semula selalu di impor dengan pemberlakuan hambatan tarif atau kuota terhadap impor produk-produk tertentu selanjutnya hal tersebut disusul dengan membangun industri-industri domestik untuk mebuat atau memproduksi barang-barang tersebut.
Kinerja Perdagangan Luar Negeri Indonesia Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia sampai 1971 impor selalu lebih besar dari pada ekspor, sejak tahun 1973 sampai 1977 ekspor migas Indonesia melonjak dengan angka yang dramatis, sehigga ekspor lebih besar dari pada impor dengan peran sektor nonmigas melampaui sektor migas.
Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi) Seperti untaian kata pidato Presiden Soeharto suka atau tidak suka, siap tidak siap, kita semuanya harus menerima globalisasi, perdagangan bebas dunia. Akankah terjadi perdagangan bebas? Kenyataan perdagangan dunia seperti tidak bersedianya negara maju untuk membuka pasar dalam negerinya untuk produk hasil pertanian dari negara berkembang rupanya memberi petunjuk bahwa perdagangan bebas dunia, yang benar-benar bebas masih sulit untuk dilaksanakan.
Hutang Luar Negeri Krisis Hutang pada Dekade 1980an Hutang luar negeri yang dilakukan selama 1950- 1988 telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penghutang terbesar dan sebagai salah satu negara yang sangat tergantung pada hutang luar negeri. Pada akhir tahun 1988 hutang sejumlah US 52,8 milyar merupakan lebih dari setengah Produk Nasional Bruto dan hampir dua kali lipat nilai ekspor barang dan jasa. Tujuh puluh persen dari jumlah itu adalah hutang pemerintah yang berjangka menengah dan panjang. Neraca Pembayaran Indonesia Komponen Neraca Indonesia. Sebuah neraca pembayaran dirancang untuk merangkum transaksi finansial penduduk dari satu Negara dengan penduduk atau prilaku ekonomi dari Negara Negara lain. Pada dasarnya neraca pembayaran dibagi menjadi tiga komponen dasar :
Komponen pertama dari neraca pembayaran adalah neraca transaksi berjalan (current account), Komponen neraca pembayaran yang kedua adalah neraca modal (capital account), Komponen ketiga dari neraca pembayaran adalah neraca tunai (cash account) atau lebih sering disebut sebagai neraca cadangan internasional (internasional reserve account).
Tujuan Kebijaksanaan Neraca Pembayaran.
Likuiditas .dalam jangka pendek Pemerintah Indonesia menunjukan kepekaan yang tinggi terhadap satu indicator mengenai posisi keseimbangan neraca pembayaran internasionalnya, yaitu laju perubahan cadangan devisa. Solvabilitas. Dalam jangka panjang, para perumus kebijaksanaan harus mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dalam neraca pembayaran sebagai usaha meningkatkan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja yang produktif.
Neraca Pembayaran Indonesia. Aktiva luar negeri Indonesia yang sejak tahun 2000 dinyatakan pada mutasi cadangan devisa atas dasar konsep Internasional Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) dan tidak lagi pada konsep Gross Foreign Asset (GFA) menunjukan sekitar lima sampai enam bulan kebutuhan impor nonmigas dan kewajiban membayar hutang beserta bunganya keluar negeri.
KESIMPULAN dengan adanya perdagangan internasioal suatu Negara dapat memenuhi kebutuhan akan produk- produk yang tidak diproduksi dalam negri dan dapat mengefisiensi biaya produksi dalam negri. Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memperluas pasar atau menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang modern.