Anda di halaman 1dari 6

TECHNICAL NOTE

No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a


Filosofi Rancang Bangun Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta (3)
(Technology state of the art / Benchmarking)

Pengaturan Data
Dalam rangka memudahkan pengelolaan dan pemanfatan data-data tersebut, maka disusunlah
data dalam sistem data base yang mudah untuk mengakses serta melacak keberadaan data
tersebut. Skematik pengaturan data-data tersebut dapat dilhat pada Gambar 1 sampai dengan
Gambar 5.


Gambar 1. Skematik Data AWLR Sungai Ciliwung


Gambar 2. Skematik Data AWLR Sungai Cisadane
1

TECHNICAL NOTE
No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a







Gambar 3. Skematik Data AWLR Sungai Pesanggrahan


Gambar 4. Skematik Data AWLR Sungai Sunter





TECHNICAL NOTE
No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a








Gambar 5. Skematik Data AWLR Sungai Bekasi

Sistem Operasi Data Telemetri

Sistem operasi data telemetri merupakan cara mengakses, menyimpan, mengedit dan mengcopy
data-data yang berasal dari pengumpulan data telemetri secara on-line. Data-data tersebut secara
terus-menerus harus disimpan dari sistem RTMC kedalam data base yang telah disediakan.
Sedangkan untuk memudahkan operasi membuka file-file yang telah disimpan, maka dibuat suatu
tampilan komputer (web) untuk memudahkan pengoperasiannya.

Data Stasiun AWLR Dan ARR
Pemilihan data-data dari stasiun AWLR dan ARR disediakan untuk mengaskes data-data dari
stasiun yang diinginkan. Setelah kita mengklik nama sungai yang kita pilih, maka akan keluar
pilihan stasiun-stasiun AWLR atau ARR.

Data Interval Waktu Tertentu
Pemilihan data-data dari stasiun ARR atau AWLR dari RTMC pada sistem telemetri tersedia
dalaminterval waktu pencatatan setiap 15 menit, data-data tersebut kemudian dikembangkan
menjadi data per 1 jam (jam-jaman) dan data per hari (harian). Data-data dengan interval waktu
pencatatan per 15 menit, per 1 jam dan per 1 hari tersebut dapat diakses melalui tampilan menu
pada Gambar 6.

Data Tahun Tertentu
Data-data dengan interval waktu pencatatan per 15 menit, per 1 jam dan per 1 hari seperti yang

TECHNICAL NOTE
No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a


dijelaskan diatas tersedia sejak tahun 2003 pada sistem telemetri dilaksanakan di BBWS Ciliwung
Cisadane, sehingga data-data tersebut tersedia mulai dari tahun 2003 sampai dengan saat ini.
Selain itu juga disediakan data-data yang berasal dari tahun sebelumnya yang tersedia dari data
di BBWS Ciliwung Cisadane.






Gambar 6. Tampilan Menu Aplikasi Sistem Informasi Pemantau Banjir
Kesimpulan
Berdasarkan survey inventarisasi, pemeriksanaan dan perbaikan peralatan telemetri yang telah
dilaksanakan oleh Kementrian PU tahun 2006 menunjukkan kondisi peralatan telemetri serta
informasi tentang kendala, hambatan dan gangguan yang bersifat teknis dan non teknis telah
terjadi pada peralatan telemetri terutama yang berada di lapangan. Pada beberapa lokasi stasiun
AWLR terdapat kondisi yang memerlukan peninjauan ulang terhadap lokasi dan elevasi peralatan
yang telah dipasang. Hal ini disebabkan pada lokasi tersebut peralatan telemetri mengalami rusak
ringan sampai dengan rusak berat akibat genangan atau berada dibawah elevasi banjir yang
terjadi, stasiunstasiun tersebut antara lain stasiun AWLR MT. Haryono (rusak berat) pada sungai
Ciliwung, stasiun AWLR Cileungsi (rusak berat) dan Bekasi /PML (tidak berfungsi) pada sungai
Bekasi, stasiun AWLR Tanah Kusir ((tidak berfungsi) pada sungai Pesanggrahan, serta stasiun
AWLR Babakan (tidak berfungsi) pada sungai Cisadane. Sedangkan gangguan teknis teknis yang

TECHNICAL NOTE
No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a


paling sering muncul adalah matinya RTU pada stasiun-stasiun di lapangan sebagai akibat antara
lain teputusnya listrik, kerusakan pada sistem baterai, gangguan transmisi radio dan gangguan
lainnya yang bersifat teknis.

Lokasi-lokasi stasiun ARR dan AWLR dilapangan juga menentukan tingkat keamanan dari
stasiun-stasiun tersebut dari bahaya pengrusakan (vandalism) sampai dengan pencurian
(criminalism). Sebagai contoh adalah stasiun ARR Ranca Bungur dan AWLR Genteng sering kali
mengalami pencurian kabel pentanahan (grounding) untuk penangkal petir, sehingga peralatan
telemetri pada lokasi tersebut yang sering mengalami kerusakan akibat tersambar petir akibat
hilangnya pentanahan (grounding). Permasalahan lainnnya berupa gangguan keamanan lebih
sering karena ulah-ulah tidak bertanggungjawab yang menyebabkan kerusakan-kerusakan kecil
dilapangan, seperti pelemparan dan pengrusakan bangunan telemetri. Sedangkan pada stasiun
induk permasalahan yang sering timbul adalah gangguan energi listrik, baterai, serta adanya
gangguan virus pada perangkat lunak (software) sistem RTMC.

Data telemetri yang ada saat ini berupa data-data tinggi muka air dan curah hujan yang terkini
(real time), menerus (continous) dan runut (series) yang berasal dari stasiun ARR atau AWLR
yang ada dilapangan. Data-data tersebut secara otomatis disimpan pada tampungan data (data
storage) yang ada di stasiun induk Cawang. Pengolah data telemetri yang telah dilaksanakan
akan mempermudah pengelompokan data berdasarkan wilayah sungai, lokasi stasiun AWLR atau
ARR, interval waktu pencatatan serta tahun kejadian pencatatan . Selain itu telah dilakukan
pengembangan terhadap data telemetri yang semula hanya tersedia dalam interval pencatatan 15
menit, kemudian dikembangkan (inseminasi) menjadi data-data perjam dan data-data harian.

Saran
Pada akhirnya keterbatasan kegiatan operasi dan pemeliharaan menjadi kendala utama dari
kelangsungan kinerja dan fungsi stasiun-stasiun ARR dan AWLR yang telah terpasang.
Keterbatasan operasi dan pemeliharaan tersebut meliputi keterbatasan anggaran dan dana,
sarana dan prasarana untuk operasi, serta keterbatasan tenaga kerja pemeliharan di lapangan.
Selain itu minimnya sarana dan prasarana keamanan yang terpasang pada stasiun-stasiun ARR
dan AWLR menyebabkan seringnya kejadian pencurian, perusakan dan perbuatan yang tidak
bertangggung jawab pada stasiun-stasiun di lapangan. Disarankan dilakukan perhitungan
kebutuhan anggaran dan biaya yang ideal untuk pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan (OP) setiap
unit ARR maupun AWLR yang telah terpasang di lapangan, sehingga biaya investasi yang sudah
dilakukan tidak sia-sia dan untuk menjaga fungsi dan umur teknis sistem tersebut.

Data-data telemetri yang ada saat ini sebaiknya disosialisasikan kepada masyarakat serta pihak-
pihak terkait, hal ini ditujukan untuk mendapatkan masukan yang berupa ide-ide baru untuk
memperkaya dan mengoptimalkan manfaat sistem telemetri yang telah terpasang.

Referensi
http://www.steelhenge.co.uk/our-services/crisis-management/crisis-centre-design/. Crisis Centre
Design and Operation. Diakses pada tanggal 11 Januari 2012.
Departemen Pekerjaan Umum. Pekerjaan Pengolah data Telemetri. Materi Presentasi. 2006

Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

TECHNICAL NOTE
No. 5W1
Program
(Teknologi Pengurangan Resiko Bencana)
Reff : II.B.4.a
Tgl : 23 Mei 2012
WBS 1
(Teknologi PRB Banjir Jakarta)
Hal. 2 / 6
WP 1.3
(Pusat Kendali PRB Banjir Jakarta)

No. Butir Kegiatan : II.B.4.a




Staff Engineer Leader Group Leader

Nama :Firman Prawiradisastra Nama : Dr. Udrekh Nama : Agus Kristijono
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai