Anda di halaman 1dari 13

1 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t .

c o m



Hakikat Hidup di Dunia

Allah Subhanahu wa Taala sebelum menciptakan manusia, sudah menciptakan
surga dan neraka. Surga disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa kepada-
Nya, sebaliknya neraka disiapkan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada-
Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
2 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedangkan mereka
kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.----Dan barang siapa
yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-
Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An NIsaa: 13-14)
Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena
indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat
oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga. Jika seseorang masuk surga,
maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat
selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya. Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
Akan ada penyeru (kepada penghuni surga): Sesungguhnya kalian akan sehat
dan tidak akan sakit selama-lamanya, kalian akan hidup dan tidak akan mati
selama-lamanya, kalian akan muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian
akan senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya. (HR. Muslim)
Inilah kenikmatan yang sempurna dan kesenangan yang sesungguhnya. Berbeda
dengan dunia, ketika senang disudahi dengan kesedihan, ketika hidup disudahi
dengan kematian, ketika sehat disudahi dengan sakit dan ketika muda disudahi
dengan masa tua. Dan lagi, kesenangan yang ada di dunia, hanya diraih dengan
kerja keras dan usaha, di samping hanya sebentar dan tidak berlangsung lama.
3 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Berbeda dengan surga, apa yang kita inginkan ada, tanpa perlu kerja keras dan
berusaha, bahkan kita hanya menikmati sambil duduk santai di atas dipan-dipan
dengan dilayani oleh anak-anak muda. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata--Seraya
bertelekan di atasnya berhadap-hadapan--Mereka dikelilingi oleh anak-anak
muda yang tetap muda,---Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang
diambil dari air yang mengalir,---Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula
mabuk,---Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,---Dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan.---Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,---
Laksana mutiara yang tersimpan baik.---Sebagai Balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan. (QS. Al Waaqiah: 15-24)
Penghuninya bersaudara, dan tidak bermusuh-musuhan. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman:
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-
dipan.---Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak
akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al Hijr: 47-48)
Serta kenikmatan lainnya yang begitu banyak.
4 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Kenikmatan seperti inilah yang seharusnya dikejar dan didamba-dambakan oleh
setiap insan, bukan kesenangan yang sementara (dunia). Allah Subhanahu wa
Taala berfirman:
Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS. Al
Muthaffifin: 26)
Namun anehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia,
meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Taala befirman:
Bahkan kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia---Dan meninggalkan
(kehidupan) akhirat. (QS. Al Qiyamah: 20-21)
Mereka rela mengorbankan fikiran dan tenaga untuk memperoleh kehidupan
dunia yang fana, bahkan sejak mereka bangun tidur hingga tidur kembali, yang
difikirkan mereka hanyalah dunia, lupa dengan akhirat, mereka rela bekerja
keras untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat, namun untuk kenikmatan
yang sesungguhnya, berat sekali melakukannya, bahkan sampai ada yang tidak
menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat. Fa innaa lillahi wa innaa ilaihi
raajiuun.

Hakikat Hidup di Dunia
Saudaraku, surga yang demikian nikmat tidaklah murah. Untuk memperolehnya,
tidak mungkin dengan berleha-leha dan santai begitu saja. Bahkan untuk
memasukinya kita perlu dites terlebih dahulu, sebagaimana jika kita hendak
memasuki sebuah perguruan tinggi yang sangat bagus dengan sarananya yang
lengkap ditambah biayanya yang ringan atau gratis, kita tidak mudah masuk
begitu saja, bahkan harus dites dahulu, jika berhasil barulah kita bisa
memasukinya. Demikian juga jika kita ingin masuk surga.
Ya, manusia akan dites atau diuji dahulu, namun di manakah mereka dites dan
apa bentuk tesnya???
5 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Tidak lain dan tidak bukan, manusia dites atau diuji terlebih dahulu di dunia.
Jadi, dunia yang kita jalani ini merupakan tempat ujian, bukan tempat tujuan.
Inilah sesungguhnya hakikat hidup di dunia, kalau sekiranya kita mengetahui.
Allah Taala berfirman:
Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu---Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun, (QS. Al Mulk: 1-2)
Yakni bahwa kita akan diuji di dunia ini agar nampak jelas siapakah di antara
kita yang paling baik amalnya, yakni yang paling ikhlas dan paling sesuai
dengan tuntunan Rasul-Nya, dengan begitu kita dapat masuk ke dalam surga
Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.
Jika demikian, sudahkah kita menjalani ujian ini dengan sebaik-baiknya,
sudahkah kita memperbaiki amal kita; apakah amal yang kita lakukan adalah
amal shalih atau sebuah kemaksiatan, apakah amal shalih yang kita kerjakan
ikhlas karena Allah atau tidak dan apakah amal shalih yang kita lakukan sesuai
dengan tuntunan rasul-Nya atau tidak?

Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?---Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
6 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut: 2-3)

Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Ada Dua:
1. Ujian Syahwat (fitnah syahwat)
Yakni manusia dalam hidupnya di dunia, akan diuji dan digoda dengan hal-hal
yang enak dan sejalan dengan selera hawa nafsunya. Godaan tersebut bisa
berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak, perniagaannya dsb. Allah Azza wa
Jalla berfirman:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkannya, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga).
(QS. Ali Imran: 14)
Jika seseorang dapat bersabar, dalam arti tidak tergoda dengan hal-hal di atas,
yakni wanita, anak-anak, harta, perniagaannya dsb. tidak membuatnya lalai dari
mengingat Allah, tidak membuatnya meninggalkan kewajiban dan tidak
membuatnya jatuh mengerjakan larangan, maka dia akan beruntung di dunia dan
di akhirat. Kepada mereka akan dikatakan:
"Salamun 'alaikum bima shabartum" (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu).
Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu (surga). (QS. Ar Rad: 24)
7 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Sebaliknya, barang siapa yang termakan oleh godaan itu, yakni membuatnya
meninggalkan perintah dan jatuh mengerjakan larangan, maka ia akan rugi di
dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian
Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al Munafiqun: 9)
Contoh nyata dalam hal ini adalah ketika azan memanggilnya untuk shalat, jika
ia sampai tidak mau mendatanginya karena sibuk mengurus hartanya atau sibuk
dengan bisnisnya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang rugi.

2. Ujian syubhat (fitnah syubhat)
Syubhat secara bahasa artinya mirip atau serupa. Dikatakan perkara yang mirip
dengan kebenaran sebagai syubhat, karena kelihatan dari luarnya seakan-akan
benar. Ujian syubhat ini pertama kali menimpa Iblis karena qias batilnya yang
digunakan untuk menolak perintah Allah sujud kepada Adam sebagai
penghormatan kepadanya,
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam)
di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripadanya:
Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS.
Al Araaf: 12)
Jika kita memperhatikan kata-kata Iblis, seakan-akan isinya benar, tetapi bagi
orang yang berpandangan jauh (ulama) kata-kata ini jelas salah, karena tanah
lebih baik daripada api. Kebiasaan api adalah membakar, merusak, keadaannya
8 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

tidak kokoh (goyang) dan cepat (terburu-buru). Sedangkan keadaan tanah adalah
tenang, mudah diolah dan bermanfaat sehingga dapat menumbuhkan tanaman.
Oleh karena itu, Adam alaihis salam yang diciptakan dari tanah lebih mudah
rujuk (kembali kepada Allah), bertobat, tunduk kepada perintah Allah, mengakui
kesalahan dan meminta ampunan-Nya. Berbeda dengan Iblis yang malah
semakin sombong dan angkuh. Dari sinilah diketahui bahwa jika seseorang
terkena ujian syahwat lebih mudah kembali daripada terkena ujian syubhat.
Syubhat ini bagi orang yang kurang dalam ilmunya terlihat seakan-akan baik,
bagus dan benar, seperti inilah keadaan bidah, di mana kebanyakan manusia
menganggapnya baik. padahal di balik itu ada bahaya yang besar bagi agama ini
(membuatnya rusak), dan bahaya tersebut umumnya hanya diketahui oleh orang-
orang yang dalam ilmu agamanya (ulama).
Khutbah Kedua
Kemudian Bagaimanakah Cara Menghadapi Ujian Syubhat Ini?
Berikut hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah tersebut:
1. Menjaga tauhid dan menjauhi syirk.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
9 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirk), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (terj. Al Anaam: 82)
2. Berpegang teguh dengan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dengan
pemahaman As Salafush Shaalih (generasi pertama Islam).
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda:
*
Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Taala, tunduk dan patuh
kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang
budak, karena barang siapa yang hidup di antara kalian (sepeninggalku), maka
ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang
mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham.
Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua
perkara bidah adalah sesat. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam benar-benar
terjadi, setelah Beliau wafat kaum muslimin berselisih dan berpecah belah.
Namun demikian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak membiarkan
begitu saja umatnya kebingungan saat menyaksikan keadaan yang beraneka
ragam tersebut, bahkan Beliau memberikan jalan keluar kepada kita, yaitu
dengan memegang teguh sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
meskipun menyelisihi kebanyakan orang.
Tidak sebatas itu, Beliau juga menyuruh kita mengikuti para khalifah (pengganti)
Beliau shallallahu alaihi wa sallam, yang tidak lain adalah para sahabat Beliau,
terdepannya adalah khalifah yang empat; Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali
radhiallahu anhum. Hal itu, karena bisa saja di antara golongan-golongan itu
10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

berdalih dengan ayat atau hadis, namun dalam memahaminya tidak seperti yang
dipahami Beliau dan para sahabatnya.
3. Mendekat kepada para ulama rabbani
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). (QS. An Nisaa: 83)
Makna Ulil Amri di sini adalah ulama. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
Kami ketika timbul kekhawatiran, pikiran kami kacau dan bumi (yang luas)
terasa sempit, kami mendatangi beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah), kami
perhatikan dan dengarkan kata-katanya sehingga hilanglah (syubhat) yang
menimpa kami semuanya.
4. Berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan hati.
Hati manusia semuanya berada di antara dua jari di antara jari-jari Allah, Dia
mudah membalikkannya jika Dia menghendaki (sebagaimana dalam hadis
riwayat Ahmad dan Muslim). Oleh karena itu, Rasulullah shallalllahu alaihi wa
sallam sering berdoa dengan doa berikut:
Wahai Allah yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas
agamamu. (HR. Tirmidzi dari Anas, lih. Shahihul Jami 7864)
11 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m


Marwan bin Musa
Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org
Aplikasi Yufid:
Imam an-Nawawi one of the greatest scholars. Amongst his works is his
collection of 42 hadiths of the !rophet "allallaahu alayhi wa sallam which
a comprehensi#e e$planation of Islam. %his work is commonly referred as
&An-Nawawis 'orty (adith&
%his app offering you his work with user friendly and )eautiful interface*
make it easier for us to memori+e.
'eatures:
- Ara)ic te$t with optional ,nglish and Indonesian translation.
- Audio -ecitation.
- .ack - 'orward )utton Na#igation.
- Ad/usta)le font si+e.
i!hone and i!ad -eady
0e#eloped )y:
Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org Developed by:
Aplikasi Yufid:

Anda mungkin juga menyukai