Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang aliran partikel
bermuatan dalam gas, ruang hampa, atau dalam semikonduktor. Harap dicatat
bahwa gerakan partikel di dalam logam saja tidak termasuk elektronika. (Ganti
Depari, 1988)
Sebelum ada teknik elektronika telah berkembang teknik listrik. Teknik
listrik adalah bidang yang mencakup peralatan-peralatan yang terutama
tergantung pada gerakan electron dalam logam; misalnya generator, motor, lampu
listrik, atau telepon
Baik teknik elektronika maupun teknik listrik memperoleh eksistensinya
berkat karya-karya ilmiah raksasa para pioner dalam kelistrikan dan kemagnitan
seperti Coulomb, Ampere, Ohm, Gauss, Faraday, Henry, dan Maxwell. Maxwell,
sekitar tahun 1868, menggabungkan penemuan-penemuan ilmuwan-ilmuwan lain
ke dalam suatu teori berbobot tentang elektromagnetisme, yang sekarang
dinamakan Persamaan Maxwell. Walaupun teori Maxwell meramalkan bahwa
gelombang elektromagnetis dapat merambat dalam ruang dan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetis, namun tidak sampai 23 tahun kemudian
(dalam tahun 1888) Hertz menghasilkan radiasi semacam itu dengan
menggunakan oscillator celah bunga api.
Saat ini perkembangan ilmu elektronika telah mencapai tahap digital.
Pengaruh perkembangan bidang elektronik pada tahap ini dipengaruhi oleh
perkembangan komputer. Proses elektronika analog ke digital dilakukan oleh flip-
flop. Digital membutuhkan angka 1 dan 0, bilangan 0 didapat dari 0 - 0,3 Vdc
sedangkan bilangan 1 didapat dari 0,3 5 Vdc. Fungsi flip-flop disini sebagai
penyimpan data 1 atau 0 sesuai dengan yang diinginkan hingga membentuk suatu
sistem data.
Untuk lebih praktisnya maka komponen-komponen elektronika di evolusi
oleh para insinyur dan teknisi ahli dengan maksud mempermudah pola hidup
keseharian dengan bantuan peralatan elektronika.
1.2. Ruang Lingkup Pembahasan
Makalah ini membahas tentang perkembangan komponen
mikroelektronika, yaitu Tabung Vakum, Transistor, dan Rangkaian Terintegrasi
(SSI, MSI, LSI, dan VLSI).
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui komponen aktif elektronika
dan perkembangannya dari masa terdahulu hingga masa sekarang,
1.4. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat
1. Memberikan pengetahuan tambahan tentang perkembangan komponen
elektronika khususnya komponen aktif tabung vakum, transistor, dan
rangkaian terintegrasi.
2. Menjadi referensi tambahan dalam pembelajaran di bidang elektronika.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Tabung Vakum
2.1.1. Pengertian
Pada tahun 1904 Flemming menemukan dioda yang dinamakan katup.
Katup tersebut terdiri dari kawat yang dipanaskan, yang memancarkan elektron-
elektron yang terpisah pada suatu jarak dari suatu lempengan dalam hampa udara.
Tabung vakum memiliki 2 buah elektroda, yaitu:
a. Anoda, yang disambungkan nantinya dengan tegangan positif
sumber tegangan.
b. Katoda, yang disambungkan nantinya dengan tegangan negatif
sumber tegangan. Katoda ini berfungsi sebagai sumber electron pada
sebuah tabung vakum.


Gambar 2.1. Konstruksi Tabung Vakum
http://www.gamerindo.net



2.1.2. Cara Kerja Tabung Vakum
Jika pada kedua ujung filament suatu tabung vakum diberikan tegangan
listrik, maka filament tersebut menjadi panas sehingga katoda juga panas dan
terjadi emisi elektron sehingga elektron-elektron bebas terdapat disekitar katoda
tabung.
Apabila antara anoda dan katoda diberikan suatu sumber tegangan dimana
anoda diberi tegangan positif dan katoda diberi tegangan negatif, maka antara
anoda dan katoda terjadi medan listrik yang arahnya dari A ke B seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Dengan adanya medan listrik tersebut, maka electron
disekitar katoda ditarik ke anoda sehingga terjadi aliran elektron. Aliran elektron
ini akan melalui rangkaian anoda, sehingga pada rangkaian anoda ini akan timbul
arus listrik.

2.2. Transistor
2.2.1. Pengertian
Transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni transfer yang artinya
pemindahan dan resistor yang berarti penghambat. Dengan demikian transistor
dapat diartikan sebagai suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah
penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu.
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis),
pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal)
tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.

2.2.2. Jenis-jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu;
Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET Field Effect
Transistor).
2.2.2.1. Transistor Bipolar

Gambar 2.2. Simbol Transistor Bipolar
http://www.wonderfulengineering.com

Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan
pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan
material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P
(Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga
menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua
jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Masing-masing dari ketiga kaki
jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K (Kolektor), dan E (Emitor).

Gambar 2.3. Contoh Transistor Bipolar
http://www.qrbiz.com

Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator
arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari
Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).

2.2.2.2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Gambar 2.4. Simbol Transistor Efek Medan
http://blog.oscarliang.net

Transistor Efek Medan (FET Field Effect Transistor) merupakan jenis
transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama
Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah
mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan
yang diberikan pada terminal Gate.
Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika
transistor bipolar mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor
ke Emiter atau sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan pada kaki
Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir pada Drain
ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar tegangan yang diberikan
pada kaki Gate.

Gambar 2.5. Bentuk fisik Transistor Efek Medan
http://reibot.org

Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar.
Caranya adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor
hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai
kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat
kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka.



2.2.3. Fungsi Transistor
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog ini meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa diantara transistor dapat juga dirangkai
sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, memori,
dan komponen-komponen lainnya.

2.3. Rangkaian Terintegrasi
2.3.1. Perpaduan Skala Kecil (SSI = Small Scale Integration)
Merupakan sirkuit digital yang berisi kurang dari 100 komponen tiap
serpih. Contoh : IC gerbang digital dan IC gerbang kombinasional (flip-flop)

IC gerbang digital 7408

Gambar 2.6. Bentuk fisik IC 7408
http://www.electroschematic.com


Gambar 2.7. Konfigurasi PIN IC 7408
http://www.futurlec.com

2.3.2. Perpaduan Skala Sedang (MSI = Medium Scale Integration)
Perangkat yang berisi lebih dari 100 tetapi kurang dari 1.000 komponen
tiap serpih. Contoh : IC sistem berurutan (flip-flop, register, counter)

IC sistem berurutan 74LS194

Gambar 2.8. Bentuk fisik IC 74LS194
http://www.aliexpress.com


Gambar 2.9. Konfigurasi PIN IC 74LS194
http://www.seekic.com

2.3.3. Perpaduan Skala Besar (LSI = Large Scale Integration)
Perangkat yang berisi lebih dari 1.000 tetapi kurang dari 10.000 komponen
tiap serpih. Contoh : IC Program (keluarga ATmega)

IC program ATmega 32


Gambar 2.10. Bentuk Fisik IC ATmega 32
http://www.entesla.com

Gambar 2.11. Konfigurasi PIN ATmega 32
http://www.vcc2gnd.com

2.3.4. Perpaduan Skala Sangat Besar (VLSI = Very Large Scale Integration)
Perangkat yang berisi lebih dari 10.000 komponen tiap serpih. Contoh :
Mikroprosesor komputer (Intel, AMD, Nvidia)


Gambar 2.12. Mikroprosesor Komputer
http://www.mactrast.com
http://www.trustedreviews.com
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perkembangan mikroelektronika dapat disimpulkan lebih jelasnya dengan
melihat tabel dibawah ini
Tabel 3.1. Perkembangan Mikroelektronika
Perkiraan Tanggal Teknologi
1904-1946 Tabung Vakum
1947-1964 Transistor
1965-1971 Small and Medium Scale Integration
1972-1977 Large Scale Integration
1978- . . . Very Large Scale Integration


DAFTAR PUSTAKA
Depari, Ganti., Pokok-pokok Elektronika, Bandung: M2S Bandung. 1988
Satallings, William., Organisasi dan Arsitektur Komputer Jilid 1, Jakarta: PT
Prenhallindo. 1998
Widjanarka, Wijaya, Teknik Digital, Jakarta: Erlangga. 2006

Anda mungkin juga menyukai