A E
x
= 25 . 1
k. Flux cahaya lampu
Dari tipe lampu yang dipilih mempunyai daya watt maka
flux cahaya yang diberikan adalah
= watt x 125( lumen)
l. Jumlah armature yang dibutuhkan
n = (E x A) / ( x )
22
Halaman ini sengaja dikosongkan
23
BAB III
METODOLOGI
Metodologi tugas akhir merupakan urutan sistematis tahapan
pengerjaan tugas akhir. Penelitian ini akan dilakukan secara
berurutan sesuai dengan metodologi yang disusun mulai awal
hingga akhir. Metodologi tugas akhir ini dapat digambarkan pada
flowcart berikut :
mulai
Pengumpulan data :
1. General Arrangement MT. Avila
2. Load balance dan wiring diagram
3. Daftar harga peralatan
Analisa teknis
danekonomis
evaluasi
sesuai
Membandingkan
dengankonvensional
tidak
Mendesain system kelistrikan
MT. Aviladengansystembusbar
24
Gambar 3.1. Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir.
3.1 Pengumpulan data
Untuk keakuratan data penunjang yang dibutuhkan dalam
penyelesaian tugas akhir ini maka pengambilan data dilakukan
dengan cara studi lapangan yang meliputi :
a. gambar dari general arrangement kapal MT. Avila.
b. Data load balance dan wiring diagram
c. Data harga peralatan
Merupakan daftar harga-harga dari peralatan yang
terpasang pada sistem busbar trunking
3.2 Mendesain system kelistrikan MT. Avila dengan system
busbar
Mendesain system kelistrikan penerangan MT. Avila dengan
menggunakan sistem busbar trunking, sehingga tampak
perubahan-perubahan yang terjadi dari desain secara
konvensional dengan desain yang menggunakan busbar trunking.
Analisa dan
pembahasan
Kesimpulan dan
saran
selesai
25
3.3 Analisa teknis dan ekonomis
Menganalisa dari segi teknis dan ekonomis dari sistem
kelistrikan yang telah didesain dengan sistem busbar trunking.
Kajian teknis tentang perubahan yang dilakukan dalam
sistemnya untuk perancangan instalasi listrik penerangan
menggunakan sistem busbar trunking. Dalam kajian ekonomis
yang dibahas adalah perbandingan investasi yang dibutuhkan,
perbandingan harga-harga yang dikeluarkan.
3.4 Membandingkan dengan sistem konvensional
Dari hasil analisa teknis dan ekonomis yang menggunakan
sitem busbar trunking kemudian dibandingkan dengan sistem
yang konvensional. Di sini akan timbul perbedaan sehingga dapat
dilakukan analisa pada tahap selanjutnya.
3.5 Analisa dan pembahasan
J ika hasil perbandingan sesuai maka selanjutnya dilakukan
analisa dan pembahasan. Dari sini akan didapatkan hasil berupa
kelebihan dan kekurangan antara sistem konvensional dengan
sistem busbar trunking.
3.6 Kesimpulan dan saran
Setelah dilakukan proses analisa dan pembahasan, selanjutnya
adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan
berdasarkan dari hasil analisa data dan pembahasan yang telah
dilakukan. Selanjutnya adalah memberikan saran-saran yang
diberikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan pihak yang
berkaitan untuk melakukan analisa lebih lanjut.
26
Halaman ini sengaja dikosongkan
27
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Kapal
Adapun principle dimention kapal MT. Avila adalah sebagai
berikut :
Length O.A 93.00 m
Length B.P 87.00 m
Beam Mld 17.50 m
Depth Mld 9.00 m
Draft Designed 6.70 m
Scantling Draft 7.20 m (subject to freeboard assignment)
Complement 8 x 1 = 8 men
6 x 2 = 12 men
Total = 20 men
Genset AC 450 V / 3 / 60 Hz 320 KW 2 buah
Gambar 4.1. General Arrangement MT. Avilla
28
4.2 Perhitungan kebutuhan penerangan
Berikut ini salah satu contoh perhitungan penerangan pada 2
MEN ROOM pada main deck:
1.Dimensi ruangan
Panjang = 3.6 m
Lebar = 2.9 m
Tinggi = 3 m
Tinggi lampu ke bidang kerja (h) = 3 m 0.8 m = 2.2 m
Luas ruangan (A) = 3.6 x 2.9 = 10.44 m
2
2.Indeks Ruang = (p x l)/ h (p+l)
= (3.6 x 2.9) / 2.2 (3.6+2.9)
= 0.73
3. Type lampu yang digunakan:
Indeks 10
FL 2 x 20 W
4. Faktor refleksi ruangan :
Ceiling : 0.75
Wall : 0.5
Floor : 0.1
5. Ilumination rate
Dari hasil interpolasi table tipe lampu didapatkan:
K1 = 0.6
Eff1 = 0.265
K2 = 0.8
Eff2 = 0.322
Eff = eff1 + ((indeks ruang K1) x ( Eff2-Eff1) / (K2-K1))
= 0.265 + ((0.73-0.6)) x (0.322-0.265) / (0.8-0.6)
= 0.30
29
6. Effisiensi armature :
= eff x diversitas
= 0.3 x 0.7
= 0.21
7. flux cahaya ()
= jumlah lampu x daya lampu x 125
= 2 x 20 x 125
= 5000
8. Jumlah armature yang dibutuhkan (n)
n = (E x A) / ( x )
= (100 x 10.44) / (0.21 x 5000)
= 0.99
= 1 buah
Jadi jumlah armature yang dibutuhkan pada ruangan ttersebut
adalah 1 buah.
Selanjutnya untuk perhitungan penerangan digunakan tabel untuk
menghemat tempat serta memudahkan dalam pembacaan data.
30
Tabel Perhitungan Penerangan
Tabel 4.1. Perhitungan Penerangan Pada Main Deck
31
Tabel 4.2. Perhitungan Penerangan Pada Tween Deck
32
Tabel 4.3. Perhitungan Penerangan Pada Poop deck
33
Tabel 4.4. Perhitungan Penerangan Pada Bridge deck
34
Tabel 4.5. Perhitungan Penerangan Pada Wheelhouse Deck
35
4.3 Desain Instalasi Secara Konvensional
Desain instalasi secara konvensional adalah desain instalasi yang
menggunakan kabel sebagai media penghantarnya. Selain itu juga
dibutuhkan kabel tray, sebagai jalur peletakkan kabelnya agar terlihat
rapi.
Gambar 4.2. Instalasi Konvensional Pada Tween Deck
36
Gambar 4.3. Instalasi Konvensional Pada Main Deck
37
Gambar 4.4. Instalasi Konvensional Pada Poop Deck
38
Gambar 4.5. Instalasi Konvensional Pada Bridge Deck
39
Gambar 4.6. Instalasi Konvensional Pada Wheelhouse Deck
40
4.4 Desain Instalasi Dengan Busbar Trunking
Desain instalasi dengan busbar trunking adalah suatu desain
instalasi dengan menggunakan busbar trunking sebagai medianya
dengan kata lain busbar trunking sebagai pengganti kabel. Desain
dengan menggunakan busbar trunking sangat praktis dan efisien
karena bentuk busbar sendiri sudah dalam bentuk balok sehingga
tidak lagi membutuhkan kabel tray dalam pemasangannya. Cara
pemasangan bebannya pun relatif praktis karena menggunakan
tap-off unit sehingga sangat mudah apabila ada penambahan suatu
beban.
Gambar 4.7. Penampang Samping Instalasi Busbar Trunking
41
Gambar 4.8. Instalasi Busbar Trunking Pada Tween Deck
42
Gambar 4.9. Instalasi Busbar Trunking Pada Main Deck
43
Gambar 4.10. Instalasi Busbar Trunking Pada Poop Deck
44
Gambar 4.11. Instalasi Busbar Trunking Pada Bridge Deck
45
Gambar 4.12. Instalasi Busbar Trunking Pada
Wheelhouse Deck
46
4.5 Kajian Teknis Busbar Trunking
1. Praktis dalam desain
Bentuk Busbar trunking yang relative lebih praktis dan simple
sehingga memberikan kesan rapi apabila diinstall pada ruangan.
untuk amper power yang tinggi busbar trunking relative lebih
kecil, lebih ringkas dibanding kabel yang harus dilengkapi dengan
kabel tray pada waktu menginstallnya. Berat busbar per meter
adalah sering kurang jika dibandingkan dengan kombinasi kabel
dan tray. Busbar trunking juga dapat mengurangi ruang hilang
dalam kaitan dengan radius pembengkokan yang biasa dialami
oleh kabel pada waktu penginstalasiannya pada ruangan.
Gambar 4.13. Sudut bengkokan pada busbar trunking
2. Drop tegangan yang relative kecil
Dilihat dari segi fisiknya adanya perbedaan penampang dari
sistem busbar trunking dimana penampang dari busbar trunking
berbentuk persegi, media penghantar arusnya menggunakan
busbar yang terbuat dari aluminiun maupun tembaga.
Gambar 4.14. Busbar Trunking
47
Penampangnya pun relative lebih besar jika dibandingkan
dengan kabel. Sehingga drop tegangan pada busbar trunking ini
relative kecil. Hal ini sesuai dengan rumus :
V = I R
Dimana
R = l / A
Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang
Semakin besar luas penampang maka semakin kecil hambatannya
sehingga drop tegangannya pun semakin kecil.
Misal : Busbar trunking pada panjang 15 m dan arusnya 25 A
Maka R = l / A
= (8,92 . 15000 mm) / 1400 mm
2
= 96 m
= 0.96
Maka drop tegangannya :
V = I R
= 25 . 0,96
= 24 Volt
3. Instalasi lebih cepat dan desain yang simpel
Busbar Trunking ini didesain khusus terdiri dari beberapa
bagian-bagian sehingga memudahkan untuk menginstall. Dan
waktu pemasangannya yang relatif cepat kerena berbentuk plug-
in.
48
Tabel 4.6. Waktu Pemasangan Canalis Busbar Trunking
4. Busbar Trunking sangat fleksibel sehingga mudah dalam
perbaikan maupun penambahan beban
Busbar trunking ini dilengkapi oleh tap-off unit yang berisi
alat yang bersifat melindungi, diposisikan dekat dengan beban,
gunanya untuk pemutusan hubungan untuk pemeliharaan atau
dalam kaitan dengan gangguan. Satu beban disediakan dari
masing-masing tap-off unit. Dapat meelakukan penambahan
beban pada saat beban terpasang (tanpa mematikan sumber
teganngan). Sehingga busbar tetap aman dan berfungsi dengan
tepat pada saat pemeliharaan atau dihadapkan dengan gangguan
pada suatu beban. Di sisi lain apabila ingin penambahan suatu
beban hanya dengan memasang satu tap-off unit lagi untuk
disambungkan ke beban yang akan dipasang.
Gambar 4.15. Tap-off Unit
49
4.6 Membandingkan Busbar Trunking dengan sistem
konvensional
Dengan melakukan perubahan perancangan instalasi listrik
dari metode konvesional ke metode busbar trunking akan
berdampak pada perbedaan sistem instalasinya, perbedaan-
perbedaan tersebut antara lain :
4.6.1 Segi Teknis
1. Pemasangan
Busbar trunking praktis dan cepat dalam instalasinya karena
didukung dengan metode plug-in. Bentuk busbar trunking yang
berupa balok sangat praktis dan efisien. Berbeda dengan kabel,
terlebih dahulu harus memasang kabel traynya sebagai jalur untuk
peletakan kabel yang akan dipasang. Busbar trunking juga dapat
mengurangi ruang hilang dalam kaitan dengan radius
pembengkokan yang biasa dialami oleh kabel pada waktu
penginstalasiannya pada ruangan.
Gambar 4.16. Kabel + kabel tray dan Busbar Trunking
2.Bentuk penampang
Dilihat dari segi fisiknya adanya perbedaan penampang dari
sistem busbar trunking dimana penampang dari busbar trunking
berbentuk persegi, media penghantar arusnya menggunakan
busbar yang terbuat dari aluminiun maupun tembaga. Berbeda
dengan kabel yang penampang dari penghantarnya berbentuk
bulat.
50
Gambar 4.17. Kabel dan Busbar Trunking
3.Drop Tegangan
Penampang Busbar Trunking relative lebih besar jika
dibandingkan dengan kabel. Sehingga drop tegangan pada busbar
trunking ini relative kecil.
Hal ini sesuai dengan rumus :
V = I R
Dimana
R = l / A
Dimana R = hambatan
= masa jenis
l = panjang
A = luas penampang
Semakin besar luas penampang maka semakin kecil hambatannya
sehingga drop tegangannya pun semakin kecil.
R
busbar
= l / A R
kabel
= l / A
= 15000 / 1400 = 15000 / 2,5
= 11 m = 6000 m
= 0.011 < = 6
51
Maka drop tegangannya :
V
busbar
= I R V
kabel
= I R
= 25 . 0,011 = 10 . 6
= 0,28 Volt < = 60 Volt
4. Perbaikan maupun penambahan beban,
Busbar trunking ini dilengkapi oleh tap-off unit yang berisi
alat yang bersifat melindungi, diposisikan dekat dengan beban,
gunanya untuk pemutusan hubungan untuk pemeliharaan atau
dalam kaitan dengan gangguan. Satu beban disediakan dari
masing-masing tap-off unit. Dapat melakukan penambahan beban
pada saat beban terpasang (tanpa mematikan sumber tegangan).
Sehingga busbar tetap aman dan berfungsi dengan tepat pada saat
pemeliharaan atau dihadapkan dengan gangguan pada suatu
beban. Di sisi lain apabila ingin penambahan suatu beban hanya
dengan memasang satu tap-off unit lagi untuk disambungkan ke
beban yang akan dipasang.
Berbeda halnya dengan kabel, pada waktu akan menambah
beban lagi maka harus mengelupas kabel, menyambung kabel lalu
menarik kabel ke beban yang akan di pasang belum lagi
menambahakan kabel traynya. Pekerjaan itu membutuhakan
waktu yang realtif lama dan tenaga yang ekstra apalagi yang
digunakan adalah kabel marine.
5. Amper yang tersedia.
Pada busbar trunking amper yang paling minim adalah 25 A
berbeda dengan kabel yaitu 2A. Sehingga busbar trunking ini
sangat cocok digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan daya
yang besar.
6. Keselamatan
Busbar trunking terbuat dari all-metal konstruksi
sehinggsistem menawarkan combustive energi yang sangat
rendah dibandingkan dengan kabel. Ini memimpin ke arah
peningkatan keselamatan terhadap hal api.
52
7. Wiring Diagram
Berikut ini adalah salah satu wiring digram dari system busbar
trunking dan sisten konvensional
Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck
Gambar 4.18. Wiring Busbar Trunking pada Bridge Deck
53
Wiring Konvensional pada Bridge Deck
Gambar 4.19. Wiring Konvensional pada Bridge Deck
54
Pemilihan pengaman dan penampang kabel :
I nominal = P / ( V x cos )
= 1610 / ( 220 x 0,8)
= 9.15 A
Maka pengaman yang digunakan adalah 10 A dengan penampang
kabel 1,5 mm
2
.
Pemilihan Busbar :
I sc = 4 x I nominal
= 4 x 9,15 A
= 36,6 A
Maka dipilih busbar dengan ukuran 12 x 2
Dari 2 wiring diagram diatas dapat diambil kesimpulan :
Dengan sistem konvensional lebih banyak kabel untuk phase yang
digunakan (R1,S1,T1 dan R2,S2,T2) sedangkan pada sistem
busbar Trunking hanya dengan 1 busbar Trunking saja karena di
dalamnya sudah terdapat R, S, T yang dapat mengcover semua
beban.
55
4.6.2 Segi Ekonomis
4.6.2.1 Kajian Ekonomis Busbar Trunking
Selain dikaji Secara teknis, perubahan perancangan instalasi
listrik menggunakan system konvesional menjadi system busbar
trunking perlu dikaji secara ekonomis,kajian ekonomis ini adalah
untuk menghitung nilai perubahan yang dilakukan selama umur
kapal,kajian ekonomis ini meliputi kajian pada pergantian
perancangan instalasi listrik dengan system konvesional menjadi
system busbar trunking.
Adanya perbedaan system system kelistrikan konvesional
menjadi system busbar trunking akan sangat berpengaruh
terhadap biaya yang dikeluarkan.
Tabel 4.7. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Tween Deck
56
Tabel 4.8. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Main Deck
57
Tabel 4.9. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik menggunakan
sistem busbar trunking pada Poop Deck
58
Tabel 4.10. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik
menggunakan sistem busbar trunking pada Bridge Deck
59
Tabel 4.11. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik
menggunakan sistem busbar trunking pada Wheelhouse Deck
Jadi total biaya yang dikeluarkan untuk instalasi dengan
menggunakna busbar trunking adalah Rp 163.901.380;
Berikut ini tabel biaya yang dikeluarkan untuk sistem instalasi
secara konvensional
60
4.6.2.2 Kajian Ekonomis Sistem Konvensional
Tabel 4.12. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Tween Deck
Tabel 4.13. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Main Deck
61
Tabel 4.14. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Poop Deck
Tabel 4.15. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Bidge Deck
62
Tabel 4.16. Biaya untuk pemasangan instalasi listrik secara
konvensional pada Wheelhouse Deck
63
Dari bab 4.6.2.1 didapat total biaya yang dikeluarkan untuk
instalasi dengan menggunakan busbar trunking adalah
Rp 163.901.380;
Total biaya yang dikeluarkan untuk instalasi secara konvensional
adalah Rp 86.291.000;
Selisih harga sistem busbar trunking dengan sistem konvesional
adalah
Selisih harga = Rp 163.901.380 Rp 86.291.000
= Rp 77.610.380
Selisih harga keseluruhan untuk perbandingan perancangan
instalasi listrik dalam persentase sebesar :
= (163.901.380/ Rp 86.291.000) x 100 %
= 189,94%
Jadi biaya sistem untuk busbar trunking 1,9 kali dari harga system
konvensional.
64
4.7 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar Trunking
Maupun Sistem Konvensional.
4.7.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Busbar Trunking
4.7.1.1 Kelebiahan Sistem Busbar Trunking
- Bentuk lebih praktis dan efisien.
- Cepat dalam pemasangan instalasinya.
- Drop Tegangan yang kecil.
- Cepat dan mudah dalam perbaikan maupun penambahan beban
- Tahan api.
4.7.1.2 Kekurangan Sistem Busbar Trunking
- Amper terendah yang tersedia adalah 25 A. Sehingga tidak
cocok untuk beban dengan daya yang rendah.
- Harganya yang relative lebih mahal.
4.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konvensional
4.7.2.1 Kelebihan Sistem Konvensional
- Harga yang relatif lebih murah.
- Amper terendah yang tersedia mulai dari 2A.
4.7.2.2 Kekurangan Sistem Konvensional
- Kurang praktis dalam pemasangan karena membutuhkan kabel
tray.
- Instalasi lebih lama
- Rumit dalam perbaikan maupun penambahan beban.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan yang dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut
1. Dilihat dari segi teknis, System Busbar Trunking memiliki
banyak kelebihan jika dibandingkan dari Sistem
Konvensional. Kelebihan-kelebiahan tersebut antara lain :
- Bentuk lebih praktis dan efisien.
- Cepat dalam pemasangan instalasinya.
- Drop Tegangan yang kecil.
- Cepat dan mudah dalam perbaikan maupun penambahan
beban
- Tahan api.
Selain itu Busbar Trunking juga memiliki kelemahan yaitu
pada Amper terendah yang tersedia adalah 25 A. Sehingga
tidak cocok untuk beban dengan daya yang rendah.
2. Dilihat dari segi ekonomis
Selisih harga sistem busbar trunking dengan sistem
konvesional adalah
Selisih harga =Rp 163.901.380 Rp 86.291.000
=Rp 77.610.380