Oleh dr.Nancy H RSUD dr. A. Dadi Tjokrodio !l. Ba"#ki Rah$a% no &' Bandar La$#n( 1 Dia(no"%ik dan )anaje$en De"kri"i * An.B, 9 tahun, digigit ular at regio digiti III sinistra. T#j#an * Mengetahui gambaran klinis, klasifikasi dan penatalaksanaan gigitan ular Bahan Baha"an * Kasus +ara )e$,aha" * Presentasi dan diskusi DATA PASIEN * No. Register : !9"#$% Nama : An. B &mur : 9 tahun Alamat : 'B& 'anggal masuk : " (uni )*% Nama R+ : R+. A. ,adi '(okrodipo Da%a U%a$a Un%#k Bahan Di"k#"i * . -ambaran klinis : terdapat bekas gigitan ular dua titik, kemerahan ./0, hipersali1asi .$0, ke(ang .$0, sianosis .$0, takikardi .$0, 2dema .$0, N3eri tekan pada luka gigitan .$0, 2kimosis .$0, 4ipotensi .$0, Kelemahan otot .$0, Berkeringat .$0, Menggigil .$0, Mual .$0, Muntah .$0, N3eri kepala .$0, Pandangan kabur .$0 ). Ri5a3at Pengobatan : pasien tidak pernah minum obat apapun sebelumn3a dan belum dilakukan tindakan apapun %. Ri5a3at Pen3akit : pasien tidak memiliki ri5a3at digigit ular maupun serangga sebelemn3a, kelainan pembekuan darah .$0. ". Ri5a3at Keluarga : keluarga pasien tidak ada 3ang mengalami keluhan serupa. 6. Ri5a3at Imunisasi : lengkap 7aboratoium : 7eukosit : *.#** gr8dl 4b : ) ,iff 9ount : *8*8*8:)898! 4t : %6,) ; 2ritrosit : ".6:*.*** gr8dl Bt : )< 'rombosit : %6*.*** gr8dl 9t : %< Ha"il Pe$,elajaran * . =enis bisa ular ). Penatalaksanaan berdasarakan klasifikasi grade gigitan ular %. Pertolongan pertama saat tergigit ular 2 0 >+ub(ektif< : ?+ datang dengan keluhan tergigit ular )6 menit +MR+, saat sedang bermain di laut, ?s mengatakan ular ber5arna kuning bergaris hitam, berukuran ke@il menggigit (ari tengah tangan kiri, kepala ular pasien tidak begitu melihatn3a. +aat digigit ?+ langsung menghentakann3a dan ular terlepas seketika sehingga ?+ sehingga ?+ tidak memperhatikan bentuk kepala ular.. 'erdapat kemerahan ./0 dua titik tempat gigitan ular, bengkak .$0, hipersali1asi .$0, ke(ang .$0, sianosis .$0, takikardi .$0, edema .$0, N3eri tekan pada luka gigitan .$0, 2kimosis .$0, 4ipotensi .$0, Kelemahan otot .$0, Berkeringat .$0, Menggigil .$0, Mual .$0, Muntah .$0, N3eri kepala .$0, Pandangan kabur .$0.
)0 >?b(ektif< : Pemeriksaan Aisik S%a%#" (enerali" Keadaan umum : Baik Kes : 9M ', : *8 !* mm4g + : %:,) ? 9 N : !)B8 menit RR : )" B8 menit BB : ) kg 'B : * @m +tatus -iCi : IM' : Kepala Mata : anemis $8$, ikterus $8$ 7eher : K-B ttb, =DP tidak meningkat 'horaB : 9or : + +) tunggal, Reguler, Mur .$0, -al .$0 Paru : Des /8/, Rh $8$, EheC $8$ Abdomen : datar, lembut, 487 tidk teraba, N'8 N7 $8$, bising usus ./0 2kstremitas : akral hangat, @ap refill F ) detik, oedem $ $ $ $ S%a%#" Lokali" * ,ari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik . >Assesment< .penalaran klinis0 : Bi"a adalah suatu Cat atau substansi 3ang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus (uga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah 3ang termodifikasi, 3ang dihasilkan oleh kelen(ar khusus. Bisa ular tidak han3a terdiri atas satu 3 substansi tunggal, tetapi merupakan @ampuran kompleks, terutama protein, 3ang memiliki akti1itas enCimatik. 2fek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsan3a tergantung pada spesies, ukuran ular, (enis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan .apakah han3a satu atau kedua taring menusuk kulit0, serta ban3akn3a serangan 3ang ter(adi. Berdasarkan sifatn3a pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan men(adi ,i"a he$o%ok"ik, 3aitu bisa 3ang mempengaruhi (antung dan sistem pembuluh darahG ,i"a ne#ro%ok"ik, 3aitu bisa 3ang mempengaruhi sistem saraf dan otakG dan ,i"a "i%o%ok"ik, 3aitu bisa 3ang han3a beker(a pada lokasi gigitan. 'idak semua ular berbisa pada 5aktu menggigit mengin(eksikan bisa pada korbann3a. ?rang 3ang digigit ular, meskipun tidak ada bisa 3ang diin(eksikan ke tubuhn3a dapat men(adi panik, nafas men(adi @epat, tangan dan kaki men(adi kaku, dan kepala men(adi pening. -e(ala dan tanda$tanda gigitan ular akan ber1ariasi sesuai spesies ular 3ang menggigit dan ban3akn3a bisa 3ang diin(eksikan pada korban. -e(ala dan tanda$tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring .fang marks0, n3eri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelen(ar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis (aringan .terutama akibat gigitan ular dari famili Diperidae0. -e(ala khusus gigitan ular berbisa 4ematotoksik : perdarahan ditempat gigitan, paru, (antung, gin(al, peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit . petekie, ekimosis0, hemaptoe, hematuria, koagulasi intra1as@ular diseminata . KI, 0 Neurotoksik : hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernafasan, ptosis, oftalmologi, paralisis otot laring, refleB abnormal, ke(ang dan koma Kardiotoksik : hipotensi, henti (antung, koma +indrom kompartemen : edema tungkai dengan tanda$tanda 6P . pain, pallor, parasthesia, paral3sis, pulselesness 0 +alah satu (enis ular berbisa 3aitu, Hydropiinae, merupakan satu famil3 Elapidae 3ang sering ditemui di Indonesia, atau sering ditemui di laut dengan @iri fisik memiliki taring pendek dan tegak permanen, dengan bentuk ekor seakan da3ung dan ber5arna hitam dan kuning. -ambar 6. &lar -olongan 43dropiidae 4 -ambar :. -igitan &lar 43dropiidae -e(ala 3ang segera mun@ul berupa sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat dan muntah +etelah %* menit sampai beberapa (am biasan3a timbul kaku dan n3eri men3eluruh, spasme pada otot rahang, paralisis otot, kelemahan otot ekstraokuler, dilatasi pupil dan ptosis, mioglobulinuria 3ang ditandai dengan urin 5arna @oklat gelap, gin(al rusak, henti (antung. Pasien diduga digigit (enis ular berbisa kuat Hydropidae dengan famil3 Elapidae, sesuai dengan anamnesa, dimana ular ber5arna kuning bergaris hitam, berukuran ke@il dan ?+ sedang bermain di laut. Pada pemeriksaan fisik, terdapat dua titik kemerahan pada (ari tengah kiri pasien tanpa disertai gigi ke@il lainn3a dari ular, hal ini sesuai dengan pengklasifikasian berdasarkan bentuk kepala ular dan luka bekas gigitan sebagai berikut : a. 9iri$@iri &lar berbisa Bentuk kepala segi empat pan(ang -igi taring ke@il Bekas gigitan : luka halus beebentuk lekungan b. 9iri$ @iri &lar 'idak Berbisa Kepala segi tiga ,ua gigi taring besar di rahang atas ,ua luka gigitan utama akibat gigi taring -ambar ). Beberapa @iri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring ke@il, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring 'etapi, pasien didiagnosa gigitan ular dera(at * a.r dugiti III sinistra, karena pada anamnesa pasien mengatakan edema .$0, N3eri tekan .$0 di tempat gigitan, hipersali1asi .$0, ke(ang .$0, sianosis .$0, takikardi .$0, ekimosis .$0, hipotensi .$0, tanda$tanda hipotensi seperti: Menggigil .$0, Mual .$0, Muntah .$0, N3eri kepala .$0, Pandangan kabur .$0. Kelemahan otot .$0,Berkeringat .$0, 5 4al, ini didukung dengan pemeriksaan fisik 3ang didapat, dimana tanda$tanda hipotensi bisa disingkirkan dari pemeriksaan ''D, 'ekanan darah 3aitu : *8 !* 'abel . 'ekanan darah Normal berdasarkan usia : &mur . tahun0 +istolik ,iastolik Neonate !6$*6 "6$!6 )$: #*$* 6*$#* ! 96$)* 6*$#* # 9*$)* 66$#6 9 96$%* 66$#6 * 96$%6 :*$#6 96$%6 :*$#6 S%a%#" Lokali" * Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik 3ang dilakukan, 5alaupun pasien diduga digigit oleh (enis ular berbisa kuat famil3 Elapidae ,akan tetapi gigitan tersebut tidak terlalu dalam dan ular tersebut belum mengeluarkan bisa, sehingga Pasien dikatakan mengalami 1ulnus pun@tum ular dera(at nol . * 0 berdasarkan pengklasifikasian menurut +@h5artC, karena pada pasien ini han3a ditemukan luka, n3eri .$0, edeme F % @m, sistemik *. 6 Berikut adalah klasifikasi ge(ala klinis berdasarkan +@h5artC : 'abel . Klasifikasi -igitan &lar Menurut +@h5artC ,era(at Denerasi 7uka N3eri 2dema8 2ritema +istemik * * / /8$ F % @m8 ) (am * /8$ / $ %$) (am8) (am * II / / /// H)$)6 @m8) (am / NeurotoBi@ Mual, pusing, s3ok III / / /// H )6 @m8) (am // Ptekhie, s3ok, ekhimosis ID /// / /// H ekstrimitas // -agal gin(al akut Koma Perdarahan ). >Plan< : I. Pena%alak"anaan 'u(uan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah: Menghalangi8 memperlambat absorbsi bisa ular Menetralkan bisa ular 3ang sudah masuk kedalam sirkulasi darah Mengatasi efek lokal dan sistemik 'indakan penatalaksaan gigitan ular, dibagi men(adi : A. +ebelum penderita diba5a ke pusat pengobatan, beberapa hal 3ang perlu diperhatikan adalah : Menenangkan korban 3ang @emas Penderita diistirahatkan dalam posisi horiContal terhadap luka gigitan =angan memanipulasi daerah gigitan Penderita dilarang ber(alan dan dilarang minum minuman 3ang mengandung al@ohol Imobilisasi .membuat tidak bergerak0 bagian tubuh 3ang tergigit dengan @ara mengikat atau men3angga dengan ka3u agar tidak ter(adi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan pen3erapan bisa ke dalam aliran darah dan getah beningG pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Apabila ge(ala timbul se@ara @epat sementara belum tersedia antibisa,, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. 'indakan mengikat ini kurang berguna (ika dilakukan lebih dari %* menit pas@a gigitan. 'u(uan ikatan adalah untuk menahan aliran limfe, bukan menahan aliran 1ena atau arteri. B. +etelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suportif sebagai berikut : Penatalaksanaan (alan nafas. Penatalaksanaan fungsi pernafasan Penatalaksanaan sirkulasi : beri infus @airan kristaloid Beri pertolongan pertama pada luka gigitan : 1erban ketat dan luas di atas luka, imobilisasi . dengan bidai 0 7 -ambar #. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban. Ambil 6$* ml darah untuk pemeriksaan: 5aktu protombin, AP''. ,$,imer, fibrinogen dan 4b, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit . terutama K 0, 9K. Periksa 5aktu pembekuan, (ika H* menit, menun(ukkan kemungkinanan adan3a koagulopati. Apus tempat gigitan dengan 1enom dete@tion Beri +AB& . +erum Anti Bisa &lar 0, poli1alen ml berisi : o *$6* 7,6* bisa Ank3strodon o )6$6* 7,6* bisa bungarus o )6$6* 7, bisa Na3a +putariB o Aenol *.)6; 181 'ekhnik pembeian : ) 1ial I 6ml intra 1ena dalam 6** ml Na9l *,9; atau ,eBtrose 6; dengan ke@epatan "*$#* tetes8menit. Maksimal** ml . )* 1ial 0. Infiltrasi lokal pada luka tidak dian(urkan.MIndikasi +AB& adalah adan3a 1enerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka. A. Pedoman terapi +AB& menga@u pada +@5artC dan Ea3 . ,epkes,)** 0 ,era(at * dan : tidak diperlukan +AB&G dilakukan e1aluasi dalam ) (am, (ika dera(at meningkat maka diberikan +AB& ,era(at II : % J " 1ial +AB& ,era(at III : 6$6 1ial +AB& ,era(at ID : berikan penambahan :$# 1ial +AB& B. Pedoman terapi +AB& menurut 7u@k Monitor keseimbangan @airan dan elektrolit &langi pemeriksaan darah pada % (am setelah pemberian anti1enom $ =ika koagulopati tidak membaik . fibrinogen tidak meningkat, 5aktu pembekuan darah tetap meman(ang 0, ulangi pemberian +AB&. &langi pemeriksaan darah pada dan % (am berikutn3a dst. $ =ika koagulopati membaik . fibrinogen meningkat, 5aktu pembekuan menurun 0 maka monitor ketat diteruskan dan ulangi pemeriksaan darah untuk memonitor perbaikann3a. Monitor dilan(utkan )B)" (am untuk mendeteksi kemungkinan koagulopati berulang. Perhatian untuk penderita dengan gigitan Diperidae untuk tidak men(alani operasi minimal ) minggu setelah gigitan. 'erapi suportif lainn3a pada keadaan : $ -angguan koagulasi berat: beri plasma fresh$ froCen . dan anti1enin0 8 $ Perdarahan : beri transfuse darah segar atau komponen darah, fibrinogen, 1itamin K, transfuse trombosit $ 4ipotensi : beri infus @airan kristaloid $ Rabdomiolisis : beri @airan dan natriun bikarbonat $ Monitor pembengkakakkan lokal setiap (am dengan ukuran lilitan lengan atau anggota badan $ +indrom kompartemen : lakukan fasiotomi $ -angguan nuerotoksik : beri Neostigmin . asetilkolinesterase0, dia5ali dengan sulfas atropine $ Beri tetanus profilaksis dibutuhkan $ &ntuk mengurangi rasa n3eri berikan aspirin atau kodein, hindari penggunaan obat$obatan narkotik depresan. 'erapi profilaksis $ Pemberian antibiotika spe@trum luas. Kuman terban3ak 3ang di(umpai adalah P.aeroginosa, Proteus sp., 9lostridium sp., B.fragilis $ Beri toksosid tetanus $ Pemberian serum anti tetanus: sesuai indikasi Dia(no"i" : dilihat dari anamnesis, ge(ala klinis dan pemeriksaan laboratorium 3ang sudah dilakukan maka diagnosis 3ang diberikan pada pasien ini sudah tepat sebagai snake bite dera(at * a.r digiti III sinistra Pen(o,a%an : 'erapi : Konsul dr. Bedah +p. B Pembersihan pada luka gigitan ular IDA, R7 KK gtt8 tpm 9eftriaBone )6* mg8 ) (am A'+ ampul 6** unit ?bser1asi ''D, keadaan luka maupun perburukan pas@a gigitan ular selama K ) Pendidikan * ,ian(urkan kepada keluarga pasien untuk segera ke R+ terdekat (ika terdapat tanda J tanda kega5atdaruratan, seperti ke(ang, hipersali1asi, takikardi, edeme, sianosis Kon"#l%a"i * Konsultasi 3ang dilakukan kepada +pesialis Bedah sudah tepat, dan bila perlu maka dapat dikonsultasikan kepada bagian spesialis anak untuk ge(ala pen3erta 3ang ter(adi. TIN!AUAN PUSTAKA I. De-ini"i 9 Bi"a adalah suatu Cat atau substansi 3ang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus (uga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah 3ang termodifikasi, 3ang dihasilkan oleh kelen(ar khusus. Kelen(ar 3ang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelen(ar ludah parotid 3ang terletak di setiap bagian ba5ah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak han3a terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan @ampuran kompleks, terutama protein, 3ang memiliki akti1itas enCimatik. 2fek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsan3a tergantung pada spesies, ukuran ular, (enis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan .apakah han3a satu atau kedua taring menusuk kulit0, serta ban3akn3a serangan 3ang ter(adi. &lar berbisa keban3akan termasuk dalam famili +ol#,ridae, tetapi pada umumn3a bisa 3ang dihasilkann3a bersifat lemah. 9ontoh ular 3ang termasuk famili ini adalah ular sapi .Zaocys carinatus0, ular tali .Dendrelaphis pictus0, ular tikus atau ular (ali .Ptyas korros0, dan ular serasah .Sibynophis geminatus0. &lar berbisa kuat 3ang terdapat di Indonesia biasan3a masuk dalam famili Elaidae, Hydroiidae, atau .ieridae. 2lapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen. Beberapa @ontoh anggota famili ini adalah ular @abai .Maticora intestinalis0, ular 5eling .Bungarus candidus0, ular sendok .a!a sumatrana0, dan ular king kobra ."phiophagus hannah0. Diperidae memiliki taring pan(ang 3ang se@ara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang men3erang mangsan3a. Ada dua subfamili pada Diperidae, 3aitu .ierinae dan +ro%alinae. 9rotalinae memiliki organ untuk mendeteksi mangsa berdarah panas .pit organ0, 3ang terletak di antara lubang hidung dan mata. Beberapa @ontoh Diperidae adalah ular bandotan .#ipera russelli0, ular tanah. .$alloselasma rhodostoma0, dan ular bangkai laut .%rimeresurus albolabris0. -ambar . ?rgan pendeteksi panas .pit organ0 pada 9rotalinae terletak di antara lubang hidung -ambar ). Beberapa @iri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring ke@il, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring. II. !eni" / !eni" Ular Ber,i"a II. Berdasarkan mofologi gigi taringn3a, ular dapat diklasifikasikan ke dalam " famili utama, 3aitu : 10 a. Aamili Alapidae, misaln3a ular 5eling, ular 5elang, ular sendok, ular anang ,an ular @abai b. Aamili 9rotolidae8 Diperidae , misaln3a ular tanah, ular hi(au dan ular bandotan puspo @. Aamili 43drophidae misaln3a ular laut d. Aamili 9olubridae misaln3a ular pohon III. Berdasarkan bentuk kepala ular dan luka bekas gigitan sebagai berikut : @. 9iri$@iri &lar berbisa Bentuk kepala segi empat pan(ang -igi taring ke@il Bekas gigitan : luka halus beebentuk lekungan d. 9iri$ @iri &lar 'idak Berbisa Kepala segi tiga ,ua gigi taring besar di rahang atas ,ua luka gigitan utama akibat gigi taring ID. Berdasarkan dampak 3ang ditimbulkann3a : 4ematotoksik 'rimeresurus albolaris . ular hi(au 0, Ankistrodon rhodostoma . ular tanah 0, Diperidae Neurotoksik Bungarusfas@iatus . ular 5elang0, Na3a sputariB . ular sendok 0, ular kobra, ular laut III.GA)BARAN KLINIS -ambaran Klinis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan atau luka 3ang ter(adi dan memberikan ge(ala lo@al dan sistemik sebagai berikut : . -e(ala lokal 2dema N3eri tekan pada luka gigitan 2kimosis . dalam %* menit $)" (am 0 ). -e(ala sistemik 4ipotensi Kelemahan otot Berkeringat Menggigil Mual 4ipersali1asi Muntah N3eri kepala Pandangan kabur %. -e(ala khusus gigitan ular berbisa 11 4ematotoksik : perdarahan ditempat gigitan, paru, (antung, gin(al, peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit . petekie, ekimosis0, hemaptoe, hematuria, koagulasi intra1as@ular diseminata . KI, 0 Neurotoksik : hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernafasan, ptosis, oftalmologi, paralisis otot laring, refleB abnormal, ke(ang dan koma Kardiotoksik : hipotensi, henti (antung, koma +indrom kompartemen : edema tungkai dengan tanda$tanda 6P . pain, pallor, parasthesia, paral3sis, pulselesness 0 D. Klasifikasi ,erra(at -igitan &lar Menurut +@hartC . ,epkes, )** 0, gigitan ular dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 'abel . Klasifikasi -igitan &lar Menurut +@h5artC ,era(at Denerasi 7uka N3eri 2dema8 2ritema * * / /8$ F % @m8 ) (am /8$ / $ %$) (am8) (am II / / /// H)$)6 @m8) (am III / / /// H )6 @m8) (am ID /// / /// H ekstrimitas 'abel ). Klasifikasi -igitan &lar Menurut 7&9K ,era(at Beratn3a 21enomasi 'aring atau -igi &kuran Cona edemasi8 eritemato kulit .@m0 -e(ala +istemik =umlah 1ial 1enom * 'idak ada / F ) $ * I Minimal / )$6 $ 6 II +edang / 6$%* / * III Berat / H%* // 6 ID Berat / F ) /// 6 Kepada setiap kasus gigitan ular perlu dilakukan : 12 Anamnesis lengkap : identitas, 5aktu dan tempat ke(adian, (enis dan ukuran ular, ri5a3at pen3akit sebelumn3a. Pemeriksaan fisik : status umum dan lokal serta perkembangann3a setiap ) (am -ambaran klinis gigitan beberapa (enis ular : a. -igitan 2lapidae -ambar.% &lar 2lapidae 2fek lokal . kraits, mambas, @oral snakes dan beberapa kobra0 timbul berupa sakit ringan, sedikit atau tanpa pembengkakakan, atau kerusakan kulit dekat gigitan. -igitan ular dari Afrika dan beberapa kobra Asia memberikan gambaran sakit 3ang berat, melepuh dan kulit 3ang rusak dekat gigitan melebar. +emburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit 3ang berden3ut, kaku pada kelopak mata, bengkak disekitar mulut dan kerusakan pada lapisan luar mata -e(ala sistemik mun@ul 6 menit setelah digigit ular atau mun@ul setelah * (am kemudian dalam bentuk paralisis dari urat$urat di 5a(ah, bibir, lidah dan tenggorokan sehingga men3ebabkan sukar bi@ara, kelopak mata menurun, susah menelan, otot lemas, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur dan matirasa disekitar mulut. +elan(utn3a dapat ter(adi paralisi otot leher dan anggota badan, paralisis otot pernapasan sehingga lambat dan sukar bernafas, tekanan darah menurun, den3ut nadi lambat dan tidak sadarkan diri. N3eri abdomen seringkali ter(adi dan berlangsung hebat. Pada kera@unan berat dalam 5aktu satu (am dapat timbul ge(ala$ge(ala neurotoksik. Kematian dapat ter(adi dalam )" (am. b. -igitan Diperidae 13 -ambar ". &lar Diperidae 2fek lokal timbul dalam 6 menit atau setelah beberapa (am berupa bengkak dekak gigitan untuk selan(utn3a @epat men3ebar ke seluruh anggota badan, rasa sakit dekat gigitan. 2fek sistemik mun@ul dalam 6 menit atau setelah beberapa (am berupa muntah, berkeringat, kolik, diare, perdarahan pada bekas gigitan . lubang dan luka 3ang dibuat taring ular 0, hidung berdarah, darah dalam muntuh, urin dan tin(a. Perdarahan ter(adi akibat kegagalan faal pembekuan darah. Beberapa hari berikutn3a akan timbul memar, melepuh dan kerusakan (aringan, kerusakan gin(al, edema paru, kadang$ kadang disertai tekanan darah rendah dan den3ut nadi @epat. Kera@unan berat ditandai dengan pembengkakakkan di atas siku dan lutut dalam 5aktu ) (am atau ditandai dengan perdarahan hebat. @. -igitan 43dropiidae -e(ala 3ang segera mun@ul berupa sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat dan muntah +etelah %* menit sampai beberapa (am biasan3a timbul kaku dan n3eri men3eluruh, spasme pada otot rahang, paralisis otot, kelemahan otot ekstraokuler, dilatasi pupil dan ptosis, mioglobulinuria 3ang ditandai dengan urin 5arna @oklat gelap, gin(al rusak, henti (antung. d. -igitan Rattlesnake dan 9rotalidae -ambar 6. Rattlesnake dan @rotalide 2fek lokal berupa tanda gigitan taring, pembengkakakkan, ekimosis dan n3eri pada daerah gigitan merupakan indikasi minimal 3ang perlu dipertimbangkan untuk pemberian poli1alen @rotalidae anti1enin Anemia, hipotensi dan tromobositopeni 14 e. -igitan 9oral +nake -ambar :. &lar @oral snake -ambar !. -igitan &lar @oral snake =ika terdapat toksisitas neurologis dan koagulasi, diberikan anti1enin .I. Pe$erik"aan Pen#nj#n( Pemeriksaan darah : 4b, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit, 5aktu perdarahan, 5aktu pembekuan, a5aktu protombin, fibrinogen, AP'', ,$dimer, u(i faal hepar, golongan darah dan u(i @o@ok silang Pemeriksaan urinG hematuria, glikosuria, proteinuria 2K- Aoto dada .II. Pena%alak"anaan 'u(uan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah: Menghalangi8 memperlambat absobsi bisa ular Menetralkan bisa ular 3ang sudah masuk kedalam sirkulasi darah Mengatasi efek lokal dan sistemik 'indakan Penatalaksanaan +ebelum penderita diba5a ke pusat pengobatan, beberapa hal 3ang perlu diperhatikan adalah : Menenangkan korban 3ang @emas Penderita diistirahatkan dalam posisi horiContal terhadap luka gigitan =angan memanipulasi daerah gigitan Penderita dilarang ber(alan dan dilarang minum minuman 3ang mengandung al@ohol Imobilisasi .membuat tidak bergerak0 bagian tubuh 3ang tergigit dengan @ara 15 mengikat atau men3angga dengan ka3u agar tidak ter(adi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan pen3erapan bisa ke dalam aliran darah dan getah beningG pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Apabila ge(ala timbul se@ara @epat sementara belum tersedia antibisa,, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. 'indakan mengikat ini kurang berguna (ika dilakukan lebih dari %* menit pas@a gigitan. 'u(uan ikatan adalah untuk menahan aliran limfe, bukan menahan aliran 1ena atau arteri.
-ambar #. Imobilisasi pada prehospital
9. +etelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suportif sebagai berikut : Penatalaksanaan (alan nafas. Penatalaksanaan fungsi pernafasan Penatalaksanaan sirkulasi : beri infus @airan kristaloid Beri pertolongan pertama pada luka gigitan : 1erban ketat dan luas di atas luka, imobilisasi . dengan bidai 0 -ambar 9. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban. 16 Ambil 6$* ml darah untuk pemeriksaan: 5aktu protombin, AP''. ,$,imer, fibrinogen dan 4b, leukosit, trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit . terutama K0, 9K. Periksa 5aktu pembekuan, (ika H* menit, menun(ukkan kemungkinanan adn3a koagulopati Apus tempat gigitan dengan 1enom dete@tion Beri +AB& . +erum Anti Bisa &lar 0, poli1alen ml berisi : o *$6* 7,6* bisa Ank3strodon o )6$6* 7,6* bisa bungarus o )6$6* 7, bisa Na3a +putariB o Aenol *.)6; 181 'ekhnik pembeian : ) 1ial I 6ml intra 1ena dalam 6** ml Na9l *,9; atau ,eBtrose 6; dengan ke@epatan "*$#* tetes8menit. Maksimal** ml . )*1ial0. Infiltrasi lokal pada luka tidak dian(urkan.MIndikasi +AB& adalah adan3a 1enerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka. 9. Pedoman terapi +AB& menga@u pada +@5artC dan Ea3 . ,epkes,)** 0 ,era(at * dan : tidak diperlukan +AB&G dilakukan e1aluasi dalam ) (am, (ika dera(at meningkat maka diberikan +AB& ,era(at II : % J " 1ial +AB& ,era(at III : 6$6 1ial +AB& ,era(at ID : berikan penambahan :$# 1ial +AB& ,. Pedoman terapi +AB& menurut 7u@k Monitor keseimbangan @airan dan elektrolit &langi pemeriksaan darah pada % (am setelah pemberian anti1enom $ =ika koagulopati tidak membaik . fibrinogen tidak meningkat, 5aktu pembekuan darah tetap meman(ang 0, ulangi pemberian +AB&. &langi pemeriksaan darah pada dan % (am berikutn3a dst. $ =ika koagulopati membaik . fibrinogen meningkat, 5aktu pembekuan menurun 0 maka monitor ketat diteruskan dan ulangi pemeriksaan darah untuk memonitor perbaikann3a. Monitor dilan(utkan )B)" (am untuk mendeteksi kemungkinan koagulopati berulang. Perhatian untuk penderita dengan gigitan Diperidae untuk tidak men(alani operasi minimal ) minggu setelah gigitan. 'erapi suportif lainn3a pada keadaan : $ -angguan koagulasi berat: beri plasma fresh$ froCen . dan anti1enin0 $ Perdarahan : beri transfuse darah segar atau komponen darah, fibrinogen, 1itamin K, transfuse trombosit $ 4ipotensi : beri infus @airan kristaloid $ Rabdomiolisis : beri @airan dan natriun bikarbonat $ Monitor pembengkakakkan lokal setiap (am dengan ukuran lilitan lengan atau anggota badan $ +indrom kompartemen : lakukan fasiotomi $ -angguan nuerotoksik : beri Neostigmin . asetilkolinesterase0, dia5ali dengan sulfas atropine $ Beri tetanus profilaksis dibutuhkan $ &ntuk mengurangi rasa n3eri berikan aspirin atau kodein, hindari penggunaan obat$obatan narkotik depresan. 'erapi profilaksis $ Pemberian antibiotika spe@trum luas. Kuman terban3ak 3ang di(umpai adalah P.aeroginosa, Proteus sp., 9lostridium sp., B.fragilis 17 $ Beri toksosid tetanus $ Pemberian serum anti tetanus: sesuai indikasi Indikasi Pemberian Anti 'etanus . A'+ 0 : a. 7uka @ukup besar . dalam lebih dari @m 0 b. 7uka berbentuk bintang . terbuka 0 @. 7uka berasal dari benda kotor dan berkarat d. 7uka gigitan he5an dan manusia e. 7uka tembak dan luka bakar f. 7uka terkontaminasi, 3aitu : luka 3ang lebih dari : (am tidak ditangani, atau luka kurang dari : (am namun terpapar ban3ak kontaminasi, atau luka kurang dari : (am namun timbul karena kekuatan 3ang @ukup besar g. Penderita tidak memiliki ri5a3at imunisasi tetanus 3ang (elas atau tidak mendapat booster selama 6 tahun atau lebih Petun(uk Praktis Pen@egahan 'erhadap -igitan &lar Penduduk di daerah di mana ditemukan ban3ak ular berbisa dian(urkan untuk memakai sepatu dan @elana berkulit sampai sebatas paha sebab lebih dari 6*; kasus gigitan ular ter(adi pada daerah paha bagian ba5ah sampai dengan kaki Ketersediaan serum bisa ular . +AB& 0 untuk daerah dimana sering ter(adi kasus gigitan ular 4indari ber(alan pada malam hari terutama di daerah berumput dan semak$semak Apabila mendaki tebing berbatu harus mengamati sekitar dengan teliti =angan membunuh ular bila tidak terpaksa sebab ban3ak penderita 3ang tergigit akibat ke(adian sema@am itu 18 ,AA'AR P&+'AKA Alirol 2milie, +harma Kumar +an(ib, Ba5askar 4immatrao, Ku@h &lri@h dan 9happuis A )**. +nake Bite in +outh Asia: Re1ie5. Negleted 'ropi@al ,isease Dol " IssueG e:*% 9a1aCos, -arCa )*). +nake Bites in Pediatri@ Patiens, a 9urrent Die5.Inter@hopen (ournal ,ale3.B.=., )**:. +nakebite. ,epartment of +urger3, ,i1ision of 'rauma and 9riti@al 9are, &ni1ersit3 of 'ennessee +@hool of Medi@ine. 555.eMedi@ine.@om. ,e =ong E., 99#. Buku A(ar Ilmu Bedah. 2-9: =akarta ,epkes. )**. Penatalaksanaan gigitan ular berbisa. ,alam +IKer, ,ir(en P?M ,epkes RI. Pedoman pelaksanaan kera@unan untuk rumah sakit. Indian National +nakebite Proto@ols )**! =u@ket -regor3 dan 4an@oB =hon )**). Denoumous +nalkebites in the &nited +tates: Management Re1ie5 and &pdate. Ameri@an Aamil3 Ph3si@ian +udo3o, A.E., )**:. Buku A(ar Ilmu Pen3akit ,alam. Pusat Penerbitan ,epartemen Ilmu Pen3akit ,alam. Aakultas Kedokteran &ni1ersitas Indonesia.. &nified 'reatment algorithm for management of @otaline snakebite in the &nited +tate: result of an e1iden@e$informed @onsensus 5orkshop. )*. BM9 2mergen@3 Medi@ine 19 Earrell,,.A., )**. 'reatment of bites b3 adders and eBoti@ 1enomous snakes. BM= )**G %%:)""$)"! .): No1ember0, doi:*.%:8bm(.%%.!6)!.)"". 555.bm(.@om. E4? -uidelines for Produ@tion 9ontrol and Regulation of +nake Anti1enom Immunoglobulins 20