Anda di halaman 1dari 31

0 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2 2 4 2 6

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
0
P o r o s i t y , %
E
f
f
e
c
t
i
v
e

R
o
c
k

C
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i

i
t
y
,

!

1
0
6
Gambar 2.19.
Kurva Kompressibilitas Effektif Batuan
2)
2.2. Karakteristik Fluida Reservoir
Fluida reservoir yang terdapat dalam ruang pori-pori batuan reservoir pada
tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang sangat
kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya. Sifat-sifat dari fluida
hidrokarbon perlu dipelajari untuk memperkirakan cadangan akumulasi
hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dari reservoir menuju dasar
sumur, mengontrol gerakan fluida dalam reservoir dan lain-lain.
2.2.1. Komposisi Kimia Fluida Reservoir
Fluida reservoir terdiri dari hidrokarbon dan air formasi. Hidrokarbon
terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cair ataupun zat padat. Sedangkan air
formasi merupakan air yang dijumpai bersama-sama dengan endapan minyak.
Sedangkan hidrokarbon sendiri, selain mengandung hidrogen (H dan karbon (!
juga mengandung unsur-unsur senya"a lain, terutama belerang, nitrogen dan
oksigen. #alam sub bab ini akan dibicarakan mengenai komposisi kimia dari
ketiga kategori tersebut diatas.
2.2.1.1. Komposisi Kimia Hidrokarbon
$entuk dari senya"a hidrokarbon merupakan senya"a alamiah, dapat
berupa gas, cair atau padatan tergantung dari komposisinya yang khusus serta
tekanan dan temperatur yang mempengaruhinya. %ndapan hidrokarbon yang
berbentuk cair dikenal sebagai minyak bumi, sedangkan yang berbentuk gas
dikenal sebagai gas bumi.
Hidrokarbon adalah senya"a yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen.
Senya"a karbon dan hidrogen mempunyai banyak variasi, yang berdasarkan jenis
rantai ikatannya dibagi menjadi dua golongan, yaitu &
1. Golongan siklik
Hidrokarbon jenis ini mempunyai rantai ikatan antar atom yang terbuka,
terdiri dari hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh
2. Golongan !iklik
Sedangkan hidrokarbon golongan siklik mempunyai rantai tertutup (susunan
cincin. 'olongan ini terdiri dari naftena dan aromatik.
(eluarga hidrokarbon dikenal sebagai seri homolog, anggota dari seri
homolog ini mempunyai struktur kimia dan sifat-sifat fisiknya dapat diketahui
dari hubungan dengan anggota deret lain yang sifat fisiknya sudah diketahui.
Sedangkan pembagian tingkat dari seri homolog tersebut didasarkan pada jumlah
atom karbon pada struktur kimianya.
2.2.1.1.1. Golongan siklik
'olongan asiklis atau alifat disebut juga alkan atau parafin. 'olongan
asilklis dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan hidrokarbon jenuh dan
tak jenuh.
2.2.1.1.1.1. Golongan Hidrokarbon "enu#
Seri homolog dari hidrokarbon ini mempunyai rumus umum !
n
H
)n*)
dan
mempunyai ciri dimana atom-atom karbon diatur menurut rantai terbuka dan
masing-masing atom dihubungkan oleh ikatan tunggal, dimana tiap-tiap valensi
dari satu atom ! berhubungan dengan atom ! disebelahnya. Seri homolog
hidrokarbon ini biasanya dikenal dengan nama alkana (+nggris & alkene dimana
penamaan anggota seri homolog ini disesuaikan dengan jumlah atom karbon
dalam sebutan ,unani dan diakhiri dengan akhiran -ana. (+nggris & -ane..
!ontoh dari senya"a hidrokarbon golongan alkana adalah &
$ a m a Rumus %olekul Rumus Bangun
%tana !
)
H
/
H H
H C C H
H H
0ropana !
1
H
2
H H H
H C C C H
H H H
$utana !
3
H
45
H H H H
H C C C C H
H H H H
dan seterusnya.
#alam senya"a hidrokarbon sering dijumpai molekul yang berlainan
susunannya, tetapi rumus kimianya sama, atau dengan kata lain senya"a
hidrokarbon dapat mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus bangun berbeda.
(eadaan semacam ini disebut sebagai isomeri, sedangkan masing-masing
senya"a hidrokarbon yang mempunyai sifat tersebut dikenal dengan isomer.
Seri n-alkana yang diberikan pada &abel '''(9 memperlihatkan gradasi
sifat-sifat fisik yang tidak begitu tajam.
0ada tekanan dan temperatur normal (/5
o
F, 43,6 psia empat alkana yang
pertama (!
4
sampai !
3
berbentuk gas. Sebagai hasil meningkatnya titik didih
(boiling point karena penambahan jumlah atom karbon maka mulai pentana
(!
7
H
4)
sampai hepta dekana (!
46
H
1/
merupakan cairan. Sedangkan alkana yang
mengandung 42 atom karbon atau lebih merupakan padatan (solid. 8lkana
dengan rantai bercabang memperlihatkan gradasi sifat-sifat fisik yang berlainan
dengan n-alkana, dimana untuk rantai bercabang memperlihatkan sifat-sifat fisik
yang kurang beraturan. 0erubahan dalam struktur menyebabkan perubahan
didalam gaya antar molekul (inter molekuler force yang menghasilkan perbedaan
pada titik lebur dan titik didih diantara isomer-isomer alkana.
&abel ''(9
!ifat ) sifat Fisik n(lkana
45
n Name
Boiling Point
o
F
Melting Point
o
F
Specific Gravity
60
o
/60
o
F
1 Methane -258.7 -296.6 --
2 Ethane -127.5 -297.9 --
3 Propane -43.7 -305.8 0.508
4 Butane 31.1 -217.0 0.584
5 Pentane 96.9 -201.5 0.631
6 Hexane 155.7 -139.6 0.664
7 Heptane 209.2 -131.1 0.688
8 Otane 258.2 -70.2 0.707
9 !onane 303.4 -64.3 0.722
10 "eane 345.5 -21.4 0.734
11 #n$eane 384.6 -15 0.740
12 "o$eane 421.3 14 0.749
15 Penta$eane 519.1 50 0.769
20 E%o&ane 648.9 99 --
30 'r%aontane 835.5 151 --
2.2.1.1.1.2. Golongan Hidrokarbon &ak "enu#
Hidrokarbon ada yang mempunyai ikatan rangkap dua ataupun rangkap
tiga (triple, yang digunakan untuk mengikat dua atom ! yang berdekatan. 9leh
karena itu, valensi yang semula tersedia untuk mengikat atom hidrokarbon telah
digunakan untuk mengikat atom ! yang berdekatan, dengan cara ikatan rangkap
dua yang mengikat dua atom !, maka hidrokarbon seperti ini disebut hidrokarbon
tak jenuh atau disebut juga sebagai keluarga alkena (+nggris & alkene .
Secara garis besar, sifat-sifat fisik alkena sama seperti sifat-sifat fisik
alkana, sebagai bahan perbandingan sifat-sifat fisik alkena, dapat dilihat pada
&abel ''(1*. Sebagaimana pada alkana, maka untuk alkena terjadi juga
peningkatan titik didih dengan bertambahnya kandungan atom karbon, dimana
peningkatannya mendekati )5 - 15
o
! untuk setiap penambahan atom karbon.
Secara kimia"i, karena alkena merupakan ikatan rangkap, maka alkena lebih
reaktif bila dibandingkan dengan alkana.
&abel ''(1*
!ifat(sifat Fisik lkena
45
Name Rumus Bangun
Boiling
Point,
o
F
Melting
Point,
o
F
SG, 60
o
/60
o
F
Eth()ene CH2 *CH2 -154.6 -272.5 --
Prop()ene CH2*CHCH3 -53.9 -301.4 --
1-+utene CH2*CH CH2CH3 20.7 -301.6 0.601
1-pentene CH2*CH,CH2-2CH3 86 -265.4 0.646
1-hexene CH2*CH,CH2-3CH3 146 -216 0.675
1-heptene CH2*CH,CH2-4CH3 199 -182 0.698
1-otene CH2*CH,CH2-5CH3 252 -155 0.716
1-nonene CH2*CH,CH2-6CH3 295 -- 0.731
1-$eene CH2*CH,CH2-7CH3 340 -- 0.743
Senya"a hidrokarbon tak jenuh yang dijelaskan di atas adalah yang hanya
mempunyai satu ikatan rangkap dua yang lebih dikenal dengan deretan olefin. 8da
juga hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai dua ikatan rangkap dua yang disebut
deretan diolefin.
:umus umum seri diolefin adalah !
n
H
)n-)
, sedangkan penamaannya
menggunakan akhiran -adiena., sebagai contoh adalah sebagai berikut &
CH2 * C * CH - CH3 CH2 * CH - CH * CH2
1.2 - Buta$%ena 1.3 - Buta$%ena
#erajat ketidakjenuhan dari seri diolefin lebih tinggi daripada seri olefin.
Secara kimia"i senya"a diolefin reaktif seperti olefin dan secara fisik mempunyai
sifat yang hampir sama dengan alkana.
Senya"a hidrokarbon tak jenuh juga ada yang mempunyai ikatan rangkap
tiga, yang sering disebut sebagai seri asetilen. :umus umumnya adalah !
n
H
)n-)
,
dimana terdapat ikatan rangkap tiga yang mengikat dua atom karbon yang
berdekatan. 0emberian nama sama dengan deret alkena dengan memberikan
akhiran -una.. Sifat deret asetilen hampir sama dengan alkena, sedangkan sifat
kimianya hampir sama dengan alkena dimana keduanya lebih reaktif dari alkana.
2.2.1.1.2. Golongan !iklik
'olongan siklis dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan naftena dan
golongan aromatik.

2.2.1.1.2.1. Golongan $aftena
'olongan naftena sering disebut golongan sikloparafin, atau golongan
sikloalkana, yang mempunyai nrumus umum !
n
H
)n..
'olongan ini dicirikan oleh
adanya atom ! yang diatur menurut rantai tertutup (berbentuk cincin dan masing-
masing atom dihubungkan dengan ikatan tunggal.
!ontoh dari senya"a hodrokarbon golongan naftena adalah &
CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2
!iklo(#eksana !iklo(pentana
Sikloparafin mempunyai sifat-sifatnya mirip dengan parafin sebagaimana
terlihat pada &abel ''(11.
&abel ''(11
!ifat(sifat Fisik Hidrokarbon $aftena
45
Name
Boiling
Point,
o
F
Melting
Point,
o
F
SG, 60
o
/60
o
F
C()opropane -27 -197 --
C()o+utane 55 -112 --
C()opentane 121 -137 0.750
C()ootane 300 57 0.830
Met()()opentane 161 -224 0.754
C%&-1. 2-$%/eth()()opentane 210 -80 0.772
'ran&-1. 2-$%/eth()()opentane 198 -184 0.750
Meth()()ohexane 214 -196 0.774
C()opentene 115 -135 0.774
1. 3-()openta$%ene 108 -121 0.798
C()ohexene 181 -155 0.810
1.3-()ohexa$%ene 177 -144 0.840
1.4-()ohexa$%ene 189 -56 0.847
2.2.1.1.2.1. Golongan romatik
0ada deret ini hanya terdiri dari benzena dan senya"a-senya"a
hidrokarbon lainnya yang mengandung benzena. :umus umum dari golongan ini
adalah !
n
H
)n-/
, dimana cincin benzena merupakan bentuk segi enam dengan tiga
ikatan tunggal dan tiga ikatan rangkap dua secara berselang-seling, sebagi berikut
CH
CH CH
CH CH
CH
n ( Ben+ena
8danya tiga ikatan rangkap pada cincin benzena seolah-olah memberi
petunjuk bah"a golongan ini sangat reaktip. ;etapi pada kenyataannya tidaklah
demikian, golongan ini tidak sestabil golongan parafin. <adi deretan benzena
tidak menunjukkan sifat reaktip yang tinggi seperti olefin. Secara sederhana dapat
dikatakan bah"a sifat benzena ini pertengahan antara golongan parafin dan olefin.
+katan-ikatan dari deret hidrokarbon aromatik terdapat dalam minyak mentah yang
merupakan sumber utamanya.
0ada suatu suhu dan tekanan standar, hidrokarbon aromatik ini dapat
berada dalam bentuk cairan atau padatan. $enzena merupakan zat cair yang tidak
ber"arna dan mendidih pada temperatur 46/
o
F. =ama hidrokarbon aromatik
diberikan karena anggota deret ini banyak yang memberikan bau harum
2.2.1.2. Komposisi Kimia $on(Hidrokarbon
Selain mengandung unsur hidrogen dan karbon (H!, pada minyak bumi juga
terdapat komposisi unsur belerang, nitrogen, oksigen serta unsur lain dengan
prosentase yang sedikit.
2.2.1.2.1. !en,a-a Belerang
(adar belerang dalam minyak bumi bervariasi antara 3 > sampai />
beratnya. (andungan minyak bumi yang terdapat di +ndonesia merupakan minyak
bumi yang mempunyai kadar belerang relatif rendah, yaitu rata-rata 4 >.
#istribusi belerang dalam fraksi-fraksi minyak bumi akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya berat fraksi.
(andungan senya"a belerang dalam minyak bumi dapat menyebabkan
pencemaran udara dan korosi. 0encemaran udara tersebut disebabkan oleh bau
yang tidak enak dari jenis-jenis belerang yang mempunyai titik didih yang rendah,
seperti hidrogen sulfit, belerang dioksit dan merkaptan. #isamping menimbulkan
bau, jenis belerang tersebut juga beracun. Sedangkan pembentukan korosi oleh
belerang dapat terjadi pada temperatur diatas 155
o
F. <enis-jenis belerang dengan
titik didih rendah, pada kondisi udara lembab akan merubah besi menjadi besi
sulfit yang rapuh.
2.2.1.2.1. !en,a-a .ksigen
(adar oksigen dalam minyak bumi bervariasi antara 4 > sampai ) >
beratnya. 0eningkatan kadar oksigen dalam minyak bumi dapat terjadi karena
kontak minyak bumi dan udara. Hal ini disebabkan adanya proses oksidasi
minyak bumi dengan oksigen dari udara.
#alam minyak bumi, oksigen terdapat sebagai asam organik yang
terdistribusi dalam semua fraksi, dengan konsentrasi tertinggi pada fraksi gas.
8sam organik tersebut biasanya berupa asam naftenat dan sebagian kecil lainnya
berupa asam alifatik. 8sam naftenat mempunyai bau yang tidak enak dan bersifat
korosif.
2.2.1.2.1. !en,a-a $itrogen
(adar nitrogen dalam minyak bumi pada umumnya rendah dan bervariasi
pada kisaran 5,4 > sampai ) > beratnya. Senya"a nitrogen terdapat dalam semua
fraksi minyak bumi, dengan konsentrasi yang semakin tinggi pada fraksi-fraksi
yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi.
Senya"a nitrogen yang sering terdapat dalam minyak bumi antara lain
adalah piridin, ?inoloin, indol dan karbosol.
2.2.1./. Komposisi Kimia ir Formasi
8ir formasi atau disebut -connate "ater. mempunyai komposisi kimia
yang berbeda-beda antara reservoir yang satu dengan yang lainnya. 9leh karena
itu analisa kimia pada air formasi perlu sekali dilakukan untuk menentukan jenis
dan sifat-sifatnya. #ibandingkan dengan air laut, maka air formasi ini rata-rata
memiliki kadar garam yang lebih tinggi, sehingga studi mengenai ion-ion air
formasi dan sifat-sifat fisiknya ini menjadi penting artinya karena kedua hal
tersebut sangat berhubungan dengan terjadinya penyumbatan pada formasi dan
korosi pada peralatan di ba"ah dan di atas permukaan.
8ir formasi tersebut terdiri dari bahan-bahan mineral, misalnya kombinasi
metal-metal alkali dan alkali tanah, belerang, oksida besi, dan aluminium serta
bahan-bahan organis seperti asam nafta dan asam gemuk.
Sedangkan komposisi ion-ion penyusun air formasi terdiri dari kation-
kation !a, @g, Fe, $a, dan anion-anion chlorida, !9
1
, H!9
1
, dan S9
3
. &abel ''(
12 memperlihatkan contoh hasil analisa air formasi suatu reservoir.
&abel ''(12
0onto# Hasil nalisa Kandungan ir Formasi
1*)
Konstituen asil !nalisa "ppm#
!a
Ca
M0
1e
C)
HCO
3
2O
4
CO
3
6.715
549
51
0
11.172
295
181
0
$ o t a l %&,&%'
(ation-kation yang terkandung dalam air formasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut &
4. 8lkali & (
*
, =a
*
dan Ai
*
yang membentuk basa kuat.
). @etal alkali tanah & $r
**
, @g
**
, !a
**
, Sr
**
, $a
**
membentuk basa lemah.
1. +on Hidrogen & 9H
*
3. @etal berat & Fe
**
, @n
**

Sedangkan anion-anion yang terkandung dalam air formasi adalah sebagai
berikut &
a. 8sam kuat & !l
-
, S9
3
B
, =9
1
-
b. 8sam lemah & !9
1
B
, H!9
1
-
, S
-
+on-ion tersebut di atas (kation dan anion akan bergabung berdasarkan
empat sifat, yaitu &
4. Salinitas primer, yaitu bila alkali bereaksi dengan asam kuat, misalnya =a!l
dan =a
)
S9
3
.
). Salinitas sekunder, yaitu bila alkali tanah bereaksi dengan asam kuat, misalnya
!a!l
)
, @g!l
)
, !aS9
3
, @gS9
3.
1. 8lkalinitas primer, yaitu apabila alkali bereaksi dengan asam lemah, seperti
=a
)
!9
1
dan =a(H!9
1

)
3. 8lkalinitas sekunder, yaitu bila alkali tanah bereaksi dengan asam lemah
seperti !a!9
1
, @g!9
1
, !a(H!9
1

)
dan @g(H!9
1

)
0erkembangan analisa kimia de"asa ini telah memungkinkan untuk
menganalisa secara kuantitatif kation dan anion yang terkandung dalam air
formasi. 0embahasan lebih lanjut mengenai analisa kimia air formasi akan dibahas
dalam Bab '1.
$esarnya konsentrasi padatan yang terdapat dalam air formasi dinyatakan
dalam satuan parts per million (ppm, miligram per liter, milliequivalent per liter
dan fraksi padatan. Satuan ppm dan miligram per liter digunakan dengan asumsi
densitas air formasinya sama dengan satu.
Satuan fraksi padatan diperoleh dari pembagian ppm dengan 45555.
Sedangkan satuan millie?uivalent per liter didapatkan dari konversi ppm, yaitu
dengan dibagi berat ekuivalennya. 0ada reaksi ionisasi, berat ekuivalen diperoleh
dari pembagian berat atom ion dengan valensinya. &abel ''(1/ menunjukkan hasil
analisa pada &abel ''(12 yang dikonversikan dalam satuan millie?uivalent per
liter (me?Cliter.
&abel ''(1/
Hasil nalisa Kandungan ir Formasi
dalam me2 3 liter
1*)
Konstituen asil !nalisa "me(/liter#
!a
Ca
M0
1e
C)
HCO
3
2O
4
CO
3
292
27
4
0
315
5
4
0
$ o t a l 6)*
2.2.2. !ifat Fisik Fluida Reservoir
Fluida reservoir terdiri dari fluida hidrokarbon dan air formasi.
Hidrokarbon sendiri terdiri dari fasa cair (minyak bumi maupun fasa gas, yang
tergantung pada kondisi (tekanan dan temperatur reservoir yang ditempati.
0erubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan perubahan fasa serta sifat fisik
fluida reservoir.
2.2.2.1. !ifat Fisik %in,ak
Fluida minyak bumi dijumpai dalam bentuk cair, sehingga sesuai dengan
sifat cairan pada umumnya, pada fasa cair jarak antara molekul-molekulnya relatif
lebih kecil daripada gas. Sifat-sifat minyak bumi yang akan dibahas adalah
densitas, viskositas, faktor volume formasi dan kompressibilitas.
2.2.2.1.1. 4ensitas %in,ak
#ensitas didefinisikan sebagai perbandingan berat masa suatu substansi
dengan volume dari unit tersebut, sehingga densitas minyak (
o
merupakan
perbandingan antara berat minyak (lb terhadap volume minyak (cuft.
0erbandingan tersebut hanya berlaku untuk pengukuran densitas di permukaan
(laboratorium, dimana kondisinya sudah berbeda dengan kondisi reservoir
sehingga akurasi pengukuran yang dihasilkan tidak tepat. @etode lain dalam
pengukuran densitas adalah dengan memperkirakan densitas berdasarkan pada
komposisi minyaknya. 0ersamaan yang digunakan adalah &
( )

=
oS!i i i
i i
oS!
@ D
@ D
............................................................. ()-3)
dimana &

oS!
B densitas minyak (43,6 psiaE /5
o
F

oS!i
B densitas komponen minyak ke-i (43,6 psiaE /5
o
F
D
i
B fraksi mol komponen minyak ke-i
@
i
B berat mol komponen minyak ke-i
#ensitas minyak biasanya dinyatakan dalam specific gravity minyak (
o
,
yang didefinisikan sebagai perbandingan densitas minyak terhadap densitas air,
yang secara matematis, dituliskan &
"
o
o

=
............................................................................................ ()-31
dimana &

o
B specific gravity minyak

o
B densitas minyak, lbCcuft

"
B densitas air, lbCcuft
+ndustri perminyakan seringkali menyatakan specific gravity minyak
dalam satuan
o
80+, yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut &
o
80+ B
7 , 414
7 , 434
o

............................................................... ()-33
2.2.2.1.2. 1iskositas %in,ak
Fiskositas minyak (
o
didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak
terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran
tentang besarnya keengganan minyak untuk mengalir, dengan satuan centi poise
(cp atau grC455 detikC4 cm.
Fiskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas
yang terlarut dalam minyak tersebut. (enaikan temperatur akan menurunkan
viskositas minyak, dan dengan bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak
maka viskositas minyak juga akan turun. Hubungan antara viskositas minyak
dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 2.2*.
"
#
C
$
# % P
# % P
# % P
# % P
0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0
1
2
3
4
5
6
7
P r e s s & r e , p s i '
(
i
s
c
o
s
i
t
y
,

c
p
Gambar 2.2*.
Hubungan 1iskositas ter#adap &ekanan
2)
Gambar 2.2* menunjukkan bah"a tekanan mula-mula berada di atas
tekanan gelembung (0
b
, dengan penurunan tekanan sampai (0
b
, mengakibatkan
viskositas minyak berkurang, hal ini akibat adanya pengembangan volume
minyak. (emudian bila tekanan turun dari 0
b
sampai pada harga tekanan tertentu,
maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi tersebut terjadi
pembebasan gas dari larutan minyak.
Secara matematis, besarnya viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan &
v
y
G
8
F

=
............................................................................... ()-37
dimana &
B viskositas, grC(cm.sec
F B shear stress
8 B luas bidang paralel terhadap aliran, cm
)
v C y
B gradient kecepatan, cmC(sec.cm.
2.2.2.1./. Faktor 1olume Formasi %in,ak
Faktor volume formasi minyak ($
o
didefinisikan sebagai volume minyak
dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut. 8tau dengan kata lain sebagai perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan
volume minyak pada kondisi standard (43,6 psi, /5 F. Satuan yang digunakan
adalah bblCstb.
0erhitungan $o secara empiris (Standing dinyatakan dengan persamaan &
$o B 5.H6) * (5.555436 . F
4.467
..................................................... ()-3/
; )7 . 4 . : F
o
g
s
+

= .................................................................. ()-36
dimana &
:
s
B kelarutan gas dalam minyak, scfCstb

o
B specific gravity minyak, lbCcuft

g
B specific gravity gas, lbCcuft
; B temperatur,
o
F.
0erubahan $
o
terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan
oleh Gambar 2.21. ;ekanan reservoir a"al adalah 0
i
dan harga a"al faktor
volume formasi adalah $
oi
. #engan turunnya tekanan reservoir diba"ah tekanan
buble point, maka gas akan keluar dan $
o
akan turun.
R e s e r v o i r p r e s s & r e , p s i )
o b
#
0
P
b
*
o
r
m
)
t
i
o
+

,

(
o

&
m
e

*
)
c
t
o
r
,

#
o
1
Gambar 2.21.
0iri lur Faktor 1olume Formasi
&er#adap &ekanan untuk %in,ak
2)
;erdapat dua hal penting dari Gambar 2.21. diatas, yaitu &
4. <ika kondisi tekanan reservoir berada diatas 0
b
, maka $
o
akan naik dengan
berkurangnya tekanan sampai mencapai 0
b
, sehingga volume sistem cairan
bertambah sebagai akibat terjadinya pengembangan minyak.
). Setelah 0
b
dicapai, maka harga $
o
akan turun dengan berkurangnya
tekanan, disebabkan karena semakin banyak gas yang dibebaskan.
0roses pembebasan gas ada dua, yaitu &
a. Differential Liberation.
@erupakan proses pembebasan gas secara kontinyu. #alam proses ini,
penurunan tekanan disertai dengan mengalirnya sebagian fluida meninggalkan
sistem. @inyak hanya berada dalam kesetimbangan dengan gas yang
dibebaskan pada tekanan tertentu dan tidak dengan gas yang meninggalkan
sistem. <adi selama proses ini berlangsung, maka komposisi total sistem akan
berubah.
b. Flash Liberation
@erupakan proses pembabasan gas dimana tekanan dikurangi dalam jumlah
tertentu dan setelah kesetimbangan dicapai gas baru dibebaskan.
Harga $
o
dari kedua proses tersebut berbeda sesuai dengan keadaan
reservoir selama proses produksi berlangsung. 0ada Gambar 2.22. terlihat bah"a
harga $
o
pada proses flash liberation lebih kecil daripada proses differential
liberation.
$
- * * E R E . / - " 0 1 " 2 0 - # E R " / - 3 .
*
0
"
2
4

1
"
2

0
- #
E
R
"
/
- 3
.
$
-
*
*
E
R
E
.
/
-
"
0

1
"
2

0
-
#
E
R
"
/
-
3
.
3
R
-
1
-
.
"
0

R
E
2
E
R
(
3
-
R

P
R
E
2
2
5
R
E
R e s e r v o i r P r e s s & r e , p s i )
2
p
e
c
i
f
i
c

1
r
)
v
i
t
y

o
f

0
i
b
e
r
)
t
e
6

1
)
s

7
)
i
r

8

1
,
0
9
1
)
s

i
+

2
o

&
t
i
o
+
,


c
&
%
f
t
:
#
#
0
7

2
/
%





8

6
0



*

9
o
i

o
0 4 0 0 8 0 0 1 2 0 0 1 6 0 0 2 0 0 0 2 4 0 0 2 8 0 0 3 2 0 0 3 6 0 0
0
2 0 0
4 0 0
6 0 0
8 0 0
1 0 0 0
0 , 8
1 , 0
1 , 2
1 , 4
1 , 6
1 , 8
Gambar 2.22.
5erbedaan antara Flas# 6iberation
4engan 4ifferential 6iberation
2)
2.2.2.1.7. Kelarutan Gas dalam %in,ak
(elarutan gas (:
s
adalah banyaknya S!F gas yang terlarut dalam satu
S;$ minyak pada kondisi standar 43,6 psi dan /5 F, ketika minyak dan gas
masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.
(elarutan gas dalam minyak (:s dipengaruhi oleh tekanan, temperatur
dan komposisi minyak dan gas. 0ada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas
tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan. 0ada tekanan yang
tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan temperatur.
2.2.2.1.8. Kompressibilitas %in,ak
(ompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak
akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut&

=
0
F
F
4
!
o
......................................................................... ()-32
0ersamaan 1-)H dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih mudah
dipahami, sesuai dengan aplikasi di lapangan, yaitu &
( )
b i oi
oi ob
o
0 0 $
$ $
!

=
............................................................................ ()-3H
dimana &
$
ob
B faktor volume formasi pada tekanan bubble point
$
oi
B faktor volume formasi pada tekanan reservoir
0
i
B tekanan reservoir
0
b
B tekanan bubble point.
2.2.2.2. !ifat Fisik Gas
Sifat fisik gas yang akan dibahas antara lain adalah densitas, saturasi,
faktor volume formasi serta kompresibilitas gas.
2.2.2.2.1. 4ensitas Gas
#ensitas atau berat jenis gas didefinisikan sebagai perbandingan antara
rapatan gas tersebut dengan rapatan suatu gas standar. (edua rapatan diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama. $iasanya yang digunakan sebagai gas standar
adalah udara kering. Secara matematis berat jenis gas dirumuskan sebagai
berikut &
u
o
gas
$<

=
.................................................................................... ()-75
#efinisi matematis dari rapatan gas (
g
adalah @0 C :;, dimana @ adalah
berat molekul gas, 0 adalah tekanan, : adalah konstanta dan ; adalah temperatur,
sehingga bila gas dan udara dianggap sebagai gas ideal, maka $< gas dapat
dituliskan dengan persamaan sebagai berikut &
$<
gas
B
; . : 0 . @
; . : 0 . @
u
g
B
H6 , )2
@
g
.......................................................................... ()-74
8pabila gas merupakan gas campuran, maka berat jenis dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut ini &
( )
H6 , )2
$@
$<
gas
tampak
gas
=
.................................................................. ()-7)
2.2.2.2.2. 1is9ositas Gas
Fiscositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran. Fiscositas gas
hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viscositas gas non hidrokarbon.
$ila komposisi campuran gas alam diketahui, maka viscositasnya dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan &


=
7 , 5
i i
7 , 5
i i gi
g
@ ,
@ ,
................................................................... ()-71
dimana &

g
B viscositas gas campuran pada tekanan atmosfer

gi
B viscositas gas murni
,
i
B fraksi mpl gas murni
@
i
B berat molekul gas murni
2.2.2.2./. Faktor 1olume Formasi Gas
Faktor volume formasi gas ($
g
didefinisikan sebagai besarnya
perbandingan volume gas pada kondisi tekanan dan temperatur reservoir dengan
volume gas pada kondisi standar (/5 F, 43,6 psia. 0ada faktor volume formasi
ini berlaku hukum Boyle - Gay Lussac.
$ila satu standar cubic feet ditempatkan dalam reservoir dengan tekanan 0
r
dan temperatur ;
r
, maka rumus - rumus gas dapat digunakan untuk mendapatkan
hubungan antara kedua keadaan dari gas tersebut, yaitu &
r r
r r
r r
4 4
; I
F 0
; I
F 0
=
........................................................................... ()-73
Jntuk harga 0
4
dan ;
4
dalam keadaan standar, maka diperoleh &
cuft
0
; I
5)21 . 5 F
r
r r
r
=
............................................................. ()-77
Jntuk keadaan standar, maka F
r
(cuft harus dibagi dengan 4 scf untuk
mendapatkan volume standar. <adi faktor volume formasi gas ($
g
adalah &
scf C cuft
0
; I
5)21 . 5 $
r
r r
g
=
...................................................... ()-7/
#alam satuan bbl C scf, besarnya $
g
adalah &
scf C bbl
0
; I
55753 . 5 $
r
r r
g
=
...................................................... ()-76
2.2.2.2.7. Kompresibilitas Gas
(ompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
(ompresibilitas gas didapat dengan persamaan &
pc
pr
g
0
!
! =
.................................................................................... ()-72
dimana &
!
g
B kompresibilitas gas, psi
-4
!
pr
B pseudo reduced kompresibilitas
!
pc
B pseudo critical pressure, psi
2.2.2./. !ifat Fisik ir Formasi
Sifat fisik minyak yang akan dibahas adalah densitas, viskositas, kelarutan
gas dalam air formasi, kompressibilitas air formasi dan faktor volume air formasi.
2.2.2./.1. 4ensitas ir Formasi
#ensitas air formasi dinyatakan dalam massa per volume, specific volume
yang dinyatakan dalam volume per satuan massa dan specific gravity, yaitu
densitas air formasi pada suatu kondisi tertentu yaitu pada tekanan 43,6 psi dan
temperatur /5 F.
$eberapa satuan yang umum digunakan untuk menyatakan sifat-sifat air
murni pada kondisi standard adalah sebagai berikut & 5,HHH545 grCcc E 2,113
lbCgalE /),13 lbCcuftE 175 lbCbbl (JSE 5,54/53 cuftClb. #ari besaran-besaran
satuan tersebut dapat dibuat suatu hubungan sebagai berikut &

"
B
13 , /)
"

B
"
v 13 , /)
4
B
"
54/53 , 5
B
"
v
54/53 , 5
.............. ()-7H
dimana &
;

B specific gravity air formasi

"
B density, lbCcuft
v
"
B specific volume, cuftClb
Jntuk melakukan pengamatan terhadap densitas air formasi dapat
dihubungkan dengan densitas air murni pada kondisi sebagai berikut &

"
"
"b
"b
"
$
v
v

=
.............................................................................. ()-/5
dimana &
v
"b
B specific volume air pada kondisi dasar, lbCcuft

"b
B density dari air pada kondisi dasar, lbCcuft
$
"
B faktor volume formasi air
#engan demikian jika densitas air formasi pada kondisi dasar (standard
dan faktor volume formasi ada harganya (dari pengukuran langsung, maka
densitas air formasi dapat ditentukan. Faktor yang sangat mempengaruhi densitas
air formasi adalah kadar garam dan temperatur reservoir. Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 2.2/ di ba"ah ini
5 0
o
*, 0 p s i )
7 0
o
*, 0 p s i )
8 0
o
*, 0 p s i )
9 0
o
*, 0 p s i )
1 0 0
o
*, 0 p s i )
3
2
o
*, 8
7
0
0
p
s i )
6
8
o
*, 8
7
0
0
p
s i )
6
8
o
*, 5
8
0
0
p
s i )
6
8
o
*, 2
9
0
0
p
s i )
6
8
o
*, 0
p
s
i )
5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0 3 5 4 0
6 3
6 4
6 5
6 6
6 2
2 ) i + i t y , p p m ! 1 0
, 3
$
e
+
s
i
t
y
,

b
:
c
&
%
f
t
Gambar 2.2/.
5engaru# Konsentrasi Garam dan &emperatur
pada 4ensitas ir Formasi
2)
2.2.2./.2. 1iskositas ir Formasi
$esarnya viskositas air formasi (
"
tergantung pada tekanan,temperatur
dan salinitas yang dikandung air formasi tersebut. Gambar 2.27. menunjukkan
viskositas air formasi sebagai fungsi temperatur. Fiskositas air murni pada
tekanan atmosfir dan pada tekanan 6455 psia serta viskositas air pada kadar garam
/> pada tekanan atmosfir.
/e m p e r ) t & r, *
o
"
b
s
o

&
t

(
i
s
c
o
s
i
t
y
,


c
p
00 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0 3 0 0 3 5 0
0
0 , 2
0 , 4
0 , 6
0 , 8
1 , 0
1 , 2
1 , 4
1 , 6
1 , 8
< ) t e r s ) i + i t y = 6 0 0 0 0 p p m
) t 1 4 , 7 p s i ) p r e s s & r e
) t 1 4 , 2 p s i ) p r e s s & r e
) t 7 1 0 0 p s i ) p r e s s & r e
) t v ) p o & r p r e s s & r e
Gambar 2.27.
1iskositas ir pada &ekanan dan &emperatur Reservoir
2)
0ada Gambar 2.27. diatas, terlihat bah"a pengaruh salinitas di atas /555
ppm dan tekanan di atas 6555 psi mempunyai pengaruh yang kecil pada viskositas
air formasi, yaitu hanya mencapai 5,7 cp meskipun temperatur dinaikkan. 0ada
temperatur dan tekanan yang tetap, dengan naiknya salinitas maka akan
menaikkan viskositas air.
2.2.2././. Kelarutan Gas dalam ir Formasi
Standing dan Dodson
)
telah menentukan kelarutan gas dalam air formasi
sebagai fungsi dari tekanan dan temperatur. @ereka menggunakan gas dengan
berat jenis 5,/77 dan mengukur kelarutan gas ini dalam air murni serta dua contoh
air asin. (omposisi gas dan air asin diperlihatkan pada Gambar 2.28., sedangkan
Gambar 2.2:. menunjukkan kelarutan gas dalam air murni sesuai dengan
temperatur.
C
1 0 0
4 C 3
1 0
3
2 3
1 0
4
C 3
1 0
3
. )
1 0 0
C )
1 0
> '
1 0 0
* e
1 0 0
C
1 0 0
4 C 3
1 0
3
2 3
1 0
4
C 3
1 0
3
. )
1 0 0
C )
1 0
> '
1 0 0
* e
1 0 0
C
1 0 0
4 C 3
1 0
3
2 3
1 0
4
C 3
1 0
3
. )
1 0 0
C )
1 0
> '
1 0 0
* e
1 0 0
2 c ) e = m e ? : i t e r
Gambar 2.28.
Grafik Komposisi Gas lam dan ir Garam
,ang 4igunakan pada Eksperimen 5engukuran Kelarutan Gas
2)
#ari hasil penelitian, seperti terlihat pada Gambar 2.2:, disimpulkan
beberapa pernyataan yang bersifat umum tentang kelarutan gas dalam air dan air
asin adalah sebagai berikut &
4. (elarutan gas dalam air formasi lebih kecil jika dibandingkan dengan
kelarutan gas dalam minyak pada kondisi tekanan dan temperatur yang sama.
). 0ada temperatur yang tetap, kelarutan gas dalam air formasi akan naik
dengan naiknya tekanan.
1. (elarutan gas alam dalam air asin akan berkurang dengan
bertambahnya kadar garam.
3. (elarutan gas alam dalam air formasi akan berkurang dengan naiknya
berat jenis gas.
6 0 1 0 0 1 4 0 1 8 0 2 2 0 2 6 0
0
1 2
4
8
1 6
2 0
2 4
/e m p e r ) t & r e , *
o
2
o

&
b
i

i
t
y

o
f

.
)
t
&
r
)


1
)
s

i
+

<
)
t
e
r
,

c
&
%
f
t
:
b
b

3
0
0
0
p
s
i )
5
0
0
0
p
s
i )
4
0
0
0
p
s
i )
2
0 0
0
p
s
i )
1 0 0 0 p s i )
5 0 0 p s i )
Gambar 2.2:.
Grafik Kelarutan Gas dalam ir
2)
2.2.2./.7. Faktor 1olume Formasi ir Formasi
Faktor volume air formasi ($
"
menunjukkan perubahan volume air
formasi dari kondisi reservoir ke kondisi permukaan. Faktor volume formasi air
formasi ini dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur, yang berkaitan dengan
pembebasan gas dan air dengan turunnya tekanan, pengembangan air dengan
turunnya tekanan dan penyusutan air dengan turunnya temperatur.
Harga faktor volume formasi air-formasi dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut &
$
"
B (4 * F
"p
(4 * F
"t
............................................................... ()-/4
dimana &
$
"
B faktor volume air formasi, bblCbbl
F
"t
B penurunan volume sebagai akibat penurunan suhu,
o
F
F
"p
B penurunan volume selama penurunan tekanan, psi
Hubungan faktor volume air formasi dengan tekanan dan temperatur
ditunjukkan dengan &abel ''(17 dan &abel ''(18 serta Gambar 2.2;.
P r e s s & r e , p s i )
<
)
t
e
r

*
o
r
m
)
t
i
o
+

(
o

&
m
e

*
)
c
t
o
r
,

b
b

:
b
b

0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0
0 , 9 8
0 , 9 9
1 , 0 0
1 , 0 1
1 , 0 2
1 , 0 3
1 , 0 4
1 , 0 5
1 , 0 6
1 , 0 7
2 5 0 *
o
2 0 0 *
o
1 5 0 *
o
1 0 0 *
o
p & r e ; ) t e r
p & r e ; ) t e r ) + 6 + ) t & r ) ' ) s
Gambar 2.2;.
Faktor 1olume ir Formasi
sebagai fungsi dari &ekanan dan &emperatur
2)
&abel ''(17.
Faktor 1olume ir Formasi dengan Kandungan Gas
2)
$e+anan
Saturasi,
psia
Fa+tor ,olume !ir Formasi, --l/--l "pa.a temperatur,
o
F#
%00 %/0 000 0/0
1000
2000
3000
4000
5000
1.0045
1.0031
1.0017
1.0003
0.9989
1.0183
1.0168
1.0154
1.0140
1.0126
1.0361
1.0345
1.0330
1.0316
1.0301
1.0584
1.0568
1.0552
1.0537
1.0522
&abel ''(18.
Faktor 1olume ir Formasi tanpa Kandungan Gas
2)
$e+anan Fa+tor ,olume !ir Formasi, --l/--l "pa.a temperatur,
o
F#
Saturasi, psia
%00 %/0 000 0/0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
1.0025
0.9995
0.9966
0.9938
0.9910
0.9884
1.0153
1.0125
1.0095
1.0067
1.0039
1.0031
1.0335
1.0304
1.0271
1.0240
1.0210
1.0178
1.0560
1.0523
1.0487
1.0452
1.0418
1.0402
2.2.2./.8. Kompressibilitas ir Formasi
(ompresibilitas air formasi didefinisikan sebagai perubahan volume yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya. $esarnya
kompressibilitas air murni (!
p"
tergantung pada tekanan, temperatur dan kadar
gas terlarut dalam air murni, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2<.
;
" p
0
F
F
4
!

=
;
" p
0
F
F
4
!

=
1 0
0 0 p
s i )
2 0 0
0
3 0 0 0
4 0 0 0
5 0 0 0
6 0 0 0
6 0 1 0 0 1 4 0 1 8 0 2 2 0 2 6 0
2 , 8
2 , 4
3 , 2
3 , 6
/e m p e r ) t & r e , *
o
<
)
t
e
r

C
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i

i
t
y
,
C



!

1
0

,


b
b

:
b
b

%
p
s
i
;
6
Gambar 2.2<.
Harga Kompressibilitas ir %urni
Berdasarkan &emperatur dan &ekanan
2)
Secara matematik, besarnya kompressibilitas air murni dapat ditulis
sebagai berikut &
;
"p
0
F
F
4
!

=
........................................................................ ()-/)
dimana &
!
"p
B kompressibilitas air murni, psi
K4
F B volume air murni, bbl
FE 0 B perubahan volume (bbl dan tekanan (psi air murni
Sedangkan pada air formasi yang mengandung gas, hasil perhitungan
harga kompressibilitas air formasi, harus dikoreksi dengan adanya pengaruh gas
yang terlarut dalam air murni. (oreksi terhadap harga kompressibilitas air dapat
dilakukan dengan menggunakan Gambar 2.29.
1 ) s , < ) t e r R ) t i o , c & % f t : b b
2
o

&
t
i
o
+

C
o
m
p
r
e
s
s
i
b

i
t
y
<
)
t
e
r

C
o
m
p
r
e
s
s
i
b
i

i
t
y
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
1 , 0
1 , 1
1 , 2
1 , 3
Gambar 2.29.
Koreksi Harga Kompressibilitas ir Formasi
&er#adap kandungan Gas &erlarut
2)
Secara matematik, koreksi terhadap harga kompressibilitas air (!
"
dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut &
: 5522 , 5 4 ( ! !
s" "p "
+ =
......................................................... ()-/1
dimana &
!
"p
B kompressibilitas air murni, psi
-4
:
s"
B kelarutan gas dalam air, cu ftCbbl
2./. Kondisi Reservoir
;ekanan dan temperatur merupakan besaran-besaran yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya
(air, minyak, dan gas. ;ekanan dan temperatur lapisan kulit bumi dipengaruhi
oleh adanya gradient kedalaman, letak dari lapisan, serta kandungan fluidanya.
2./.1. &ekanan Reservoir
;ekanan yang terjadi dalam pori-pori batuan reservoir dan fluida yang
terkandung didalamnya disebut tekanan reservoir. #engan adanya tekanan
reservoir yang disebabkan oleh adanya gradien kedalaman, maka akan
menyebabkan fluida reservoir akan mengalir dari formasi ke lubang sumur yang
relatif bertekanan rendah, sehingga tekanan reservoir akan menurun dengan
adanya kegiatan produksi. ;ekanan reservoir dibagi menjadi dua, yaitu tekanan
hidrostatik, tekanan kapiler dan tekanan overburden
1. &ekanan Hidrostatik
;ekanan hidrostatik merupakan tekanan yang timbul akibat adanya fluida yang
mengisi pori-pori batuan, desakan oleh eGpansi gas (gas cap gas, dan desakan
gas yang membebaskan diri dari larutan akibat penurunan tekanan selama
proses produksi berlangsung. Jkuran dan bentuk kolom fluida tidak
berpengaruh terhadap besarnya tekanan ini. Secara matematis tekanan
hidrostatik dituliskan &
0
h
B 5,57) # .............................................................................. ()-/3
dimana &
0
h
B tekanan hidrostatik, psi
B densitas fluida rata-rata, lbCgallon
# B tinggi kolom fluida, ft
2. &ekanan Kapiler
;ekanan kapiler merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh adanya kontak dua
macam fluida yang tak saling campur. $esarnya tekanan kapiler dapat
ditentukan dengan persamaan &
( )
o "

433
h
0c =
....................................................................... ()-/7
dimana &
0c B tekanan kapiler, psi
h B selisih tinggi permukaan antara dua fluida, ft

"
B densitas air, lbCcuft

o
B densitas minyak, lbCcuft
/. &ekanan .verburden
;ekanan overburden merupakan tekanan yang diakibatkan oleh adanya berat
batuan dan kandungan fluida yang terdapat dalam pori-pori batuan yang
terletak di atas lapisan produktif, yang secara matematis dituliskan &
( )
fl ma
fl mb
* 4 #
8
' '
0o =

= ............................................ ()-//
dimana &
0
o
B tekanan overburden, psi
'
mb
B berat matrik batuan formasi, lb
'
fl
B berat fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, lb
8 B luas lapisan, in
)
# B kedalaman vertikal formasi, ft
B porositas, fraksi

ma
B densitas matrik batuan, lbCcuft

fl
B densitas fluida, lbCcuft
$esarnya tekanan overburden akan naik dengan meningkatnya kedalaman,
yang biasanya dianggap secara merata. 0ertambahan tekanan tiap feet
kedalaman disebut gradien kedalaman.
#ata-data tekanan reservoir, umumnya digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut &
4. @enentukan karakteristik reservoir, terutama yang menyangkut hubungan
antara jumlah produksi dengan penurunan tekanan reservoir.
). $ila digabungkan dengan data produksi, sifat-sifat fisik batuan dan fluida
reservoir, akan bermanfaat dalam penaksiran gasCoil in place dan recovery
untuk berbagai jenis mekanisme pendorongnya.
1. @emperkirakan hubungan antar sumur-sumur yang letaknya berdekatan dan
bagaimana sistemnya.
2./.2. &emperatur Reservoir
;emperatur akan mengalami kenaikan dengan bertambahnya kedalaman,
ini dinamakan gradien geothermal yang dipengaruhi oleh jauh dekatnya dari pusat
magma. $esaran gradien geothermal ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,
dimana harga rata-ratanya adalah )
o
FC455 ft. 'radien geothermal yang tertinggi
adalah 3
o
FC455 ft, sedangkan yang terendah adalah 5.7
o
FC455 ft. Fariasi yang
kecil dari gradien geothermal ini disebabkan oleh sifat konduktivitas thermis
beberapa jenis batuan.
$esarnya gradien geothermal dari suatu daerah dapat dicari dengan
menggunakan persamaan &
Formasi n (edalalama
; ;
geothermal 'radien
dard tan s formasi

=
............................. ()-/6
Harga gradien geothermal berkisar antara 4,44
o
F sampai )
o
FC455 f.
Seperti diketahui temperatur sangat berpengaruh terhadap sifat K sifat fisik fluida
reservoir. Hubungan temperatur terhadap kedalaman dapat dinyatakan sebagai
berikut &
;
d
B ;
a
* ('
;H
G # .......................................................................... ()-/2
dimana &
;
d
B temperatur reservoir pada kedalaman # ft,
o
F
;
a
B temperatur pada permukaan,
o
F
'
;H
B gradient temperatur,
o
F
# B kedalaman, ratusan ft.
Suatu contoh kurva gradien temperatur terhadap kedalaman suatu lapangan
minyak dapat dilihat pada Gambar 2./*.
1 5 0 1 6 0 1 7 0 1 8 0 1 9 0 2 0 0 2 1 0
7 0 0 0
6 5 0 0
6 0 0 0
5 5 0 0
5 0 0 0
4 5 0 0
4 0 0 0
/ e m p e r ) t & r, *
o
@
e
6
)

)
m
)
+
,

f
t
Gambar 2./*.
Kurva Gradien &emperatur ter#adap Kedalaman
2)

Anda mungkin juga menyukai