Patofis Osteosarcoma
Patofis Osteosarcoma
PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN
OSTEOSARCOMA
oleh :
NURUL ARIFAH
010710361 B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2008-2009
KATA PENGANTAR
1
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayahNya saya selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah
Patofisiologi Keperawatan dengan tema Osteosarcoma sebagai tugas
individu dalam semester gasal ini.
Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua
pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini. Khususnya kepada
Bapak Joni Haryanto, S.Kp., MS selaku dosen yang membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber reverensi yang relevan,
baik buku-buku diktat kedokteran dan keperawatan, jurnal diatas tahun
2000, artikel-artikel nasional dan internasional dari internet dan lain
sebagainya. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari
kesalahan. Dan penulis menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari
sempurna. Karena itu penulis merasa perlu untuk meminta maaf jika
ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun
kritikan demi perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar
kesalahan - kesalahan dapat diperbaiki di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
2
Halaman
Judul
01
Kata
Pengantar
..02
Daftar
Isi
03
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
.04
1.2 Permasalahan
05
1.3 Tujuan
..06
1.4 Manfaat
06
Bab II Tinjauan Kasus
2.1
Definisi
Kasus..0
7
2.2
Etiologi
.08
2.3
Epidemiologi
.09
2.4
Patologi
09
2.5
Manifestasi
Klinis10
2.6
Penatalaksanaan
11
Bab III Konsep Keperawatan
3.1
Definisi
Keperawatan..2
0
3.2
Konsep
dan
Teori
Keperawatan.20
3.3
Paradigma
Keperawatan22
3.4
Proses
Keperawatan.
24
Bab
IV
Web
of
Causion.29
Bab
V
Diagnosa
Keperawatan30
Bab VI Penutup
6.1
Simpulan
.40
6.2
Saran
...40
Daftar
Pustaka
...41
Lampiran...................................................................................................
....43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osteosarkoma adalah penyakit kuno yang masih belum lengkap
(sulit) dipahami. Istilah "sarcoma" diperkenalkan oleh ahli bedah Inggris
John Abernathy pada 1804 dan ini berasal dari akar Yunani yang berarti
"gemuk/pembesaran."
Alexis Boyer
dari
entitas
lainnya
lesions
tulang,
seperti
osteochondromas
(exostoses).
Bukti lebih lanjut mengenai pemikiran dan investigasi mengenai
penyakit ini ditemukan oleh pertengahan 1800an. Peltier mencatat
pada
tahun
1847,
Baron
yang
menunjukkan
kepada
Guillaume
dengan
paru-paru.
Kebanyakan
osteosarkoma
muncul
1.2 Permasalahan
1. Apakah yang dimaksud dengan Osteosarcoma ?
2. Bagaimanakah etiologi, epidemologi, patologi, manifestasi klinis,
dan penatalaksanaan dari Osteosarcoma itu ?
3. Bagaimanakah bagan Web of Causion (WOC) dari Osteosarcoma ?
4. Bagaimanakah
relevansi
antara
konsep
keperawatan
bila
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi mengenai kasus Osteosarcoma
6
hubungan
konsep
keperawatan
dan
kasus
Osteosarcoma
5. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang dilakukan pada kasus
Osteosarcoma
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai kasus
Osteosarcoma
2. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan konsep
keperawatan pada kasus Osteosarcoma
3. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan
diagnosa keperawatan pada kasus Osteosarcoma
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Definisi Kasus
tumor
ganas
(kanker)
yang
punya
potensi
menyebar.
ini
sebagian
besar
menyerang
remaja
pria
yg
sering
Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di
mana kanker berasal.
Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal ke
bagian tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke
paru-paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu
Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred)
setelah itu telah dirawat.
2.2 Etiologi
Penyebab tumor ini hampir semua keganasan yang lain, masih
merupakan teka-teki yang belum terpecahkan. Radiasi dan virus
onkogenik, yang telah terlihat dalam terjadinya keganasan yang lain,
telah dianggap sebagai agen penyebab.
Beberapa faktor etiologik telah diindentifikasi pada osteosarkoma
orang dewasa yang lebih jarang terjadi, tetapi hanya sedikit kasus saja.
Osteosarkoma epidemik dilaporkan pada pelukis lempeng jam radium
disebabkan oleh penumpukan radioaktif jam radium didalam tulang
(lihat Bab 18), Thorotrast-dulu menggunakan bahan kontras radiografik
itu,
juga
terdapat
faktor
kecenderungan
genetik.
dysplasia
fibrosa,
enchondromatosis,
dan
turun
temurun
2.3 Epidemologi
Osteosarkoma merupakan 20% dari seluruh kanker tulang ganas
yang dapat terjadi di mana-mana dari tulang, biasanya di luar batas
yang paling dekat metaphyseal pertumbuhan tulang piring. Yang paling
sering terjadi adalah pada tulang paha (42%, 75% dari yang terpencil di
tulang paha), tulang kering (19%, 80% dari yang di proximal tulang
kering), dan humerus (10%, 90% dari yang di yang proximal humerus).
Lokasi lain yang signifikan adalah tengkorak dan rahang (8%) dan
panggul (8%). Dan lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut.
2.4 Patologi
Osteosarkoma paling sering terjadi pada rongga medular daerah
metafisis tulang panjang. Ujung bawah femar, bagian atas tibia, dan
bagian atas humerus adalah tempat yang paling sering terkena.
10
daerah
nekrosis
dan
pendarahan.
Dapat
ditemukan
tumor
Pembentukan
tulang
ganas
kartilago
menegakkan
juga
sering
diagnosis
terjadi
dan
osteosarkoma.
dapat
luas
daripada
rata-rata
memiliki
risiko
tambahan
untuk
ini
termasuk
retinoblastoma
(tumor
jahat
yang
yang
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Jenis Perawatan
Berbagai
jenis
perawatan
tersedia
untuk
pasien
dengan
12
Kemoterapi
(menggunakan
obat
untuk
membunuh
kanker sel).
di
laboratorium
yang
digunakan
untuk
meningkatkan,
Jenis
kanker
ini
perawatannya
disebut
biotherapy
atau
immunotherapy.
A. BEDAH
oleh
osteosarkoma
disingkirkan,
meninggalkan
13
pasien
tumor,
dengan
jika
osteosarkoma
memungkinkan.
harus
Dokter
operasi
untuk
mungkin
hanya
peneliti
menemukan
tidak
adanya
perbedaan
dalam
14
intravena (melalui
tubuh
dengan
jarum
lewat
pembuluh
darah
atau
otot.
15
Neoadjuvant kemoterapi
Kebanyakan
perawatan
osteosarkoma
menggunakan
dengan
penyakit
metastatik).
Patolog
yang
menilai
16
menjawab
pertanyaan
penting
dan
membantu
penelitian
berkembang.
Beberapa
uji
klinis
hanya
mencakup
pasien
yang
belum
menerima perlakuan. Lain, tes uji coba untuk perawatan pasien kanker
yang belum pulih dengan lebih baik. Ada juga tes uji klinis cara baru
untuk berhenti dari kanker berulang (datang kembali) atau mengurangi
efek samping dari pengobatan kanker.
Uji klinis ada di banyak negara bagian. Dalam daftar berikut
perawatan untuk berbagai tahapan, link ke hasil pencarian untuk saat
ini adalah termasuk uji klinis untuk masing-masing bagian. Untuk
beberapa jenis kanker atau tahap, mungkin tidak ada apapun yang
tercantum didalamnya.
3. Perawatan Baru
Perawatan
tengah
dikembangkan
dengan
penelitian
obat
tertentu
mungkin
berperan
di
pengembangan
menguji
perawatan
yang
baru
menggunakan
kombinasi
Definitif resection
Reseksi
dari
dasar
luka
dan
apapun
berkenaan
dengan
melakukan reseksi
dengan
penyusutan tumor
serta
yang
dilakukan
oleh
ahli
bedah
berpengalaman
dalam
18
yang
melebihi
tumor
asli.
Tes
Ini
akan diulang
setelah
menerus
merekatkan
dan
memperkuat
lutut
yang
dapat
komplikasi
memperlambat
setelah
penyembuhan
operasi
dari
luka
termasuk
bedah,
infeksi
dan
dapat
logam
yg
19
anak
memerlukan pembedahan.
Banyak dari obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi juga
membawa risiko baik masalah jangka pendek dan jangka panjang. Efek
jangka pendek termasuk anemia, pendarahan yang tidak normal, dan
peningkatan risiko infeksi karena kerusakan pada tulang sumsum, serta
kerusakan ginjal dan penyimpangan haid. Beberapa obat membawa
risiko radang kandung kemih dan pendarahan ke dalam air kencing,
gangguan
pendengaran,
menyebabkan
masalah
dan
kerusakan
jantung
dan
hati
kulit.
Lainnya
Tahun-tahun
dapat
setelah
dari
60%
menjadi
80%
adalah
memungkinkan
untuk
20
21
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Definisi Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biologi-psikologi-sosial-spiritual
yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat, baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Lokakarya Nasional, 1983).
Bila menilik kasus osteosarkoma, maka definisi yang diungkapkan
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960) berikut ini menjadi
lebih sesuai:
Fungsi yang unik dari perawat adalah membantu individu
sehat
ataupun
sakit
untuk
menggunakan
kekuatan,
secara
keseluruhan,
keperawatan
juga
merupakan
set
hubungan
konsep-konsep,
proporsi
yang
kita
dalam
meningkatkan
mutu
dan
kualitas
di
bidang
yaitu
human
keperawatan.
Konsep
keperawatan
meliputi
empat
faktor
Dimana,
disempurnakan
dengan
karakteristik
teori
memacu
kemampuan
mengasuh
diri
sendiri.
Ia
24
datang
kemungkinan
terjadi
penurunan
kemampuan
dan
peningkatan kebutuhan.
ahli
yang
mendefinisikan
paradigma,
diantaranya
keperawatan
adalah
suatu
cara
pandang
yang
profesi
keperawatan
seperti
aspek
pendidikan
dan
1. Manusia
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka yang senantiasa berinteraksi
dengan lingkungan, sistem adaptif dengan kondisi di sekitarnya,
personal
dan
interpersonal
(pribadi
dan
juga
bagian
dari
pendidikan
yang
memfasilitasi
kedisiplinan
yang
26
4. Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan
pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual.
Selain
keempat
komponen
diatas,
paradigma
keperawatan
hubungan
profesional
dan
timbal
balik
yang
akan
27
proses
yang
terdiri
dari
perencanaan
dan
evaluasi.
Kajian
penggunaan
dan
perbaikan
telah
tiga
tahap,
selama
yaitu
pengkajian,
bertahun
mengarahkan
perawat
tahun,
pada
keperawatan
adalah
proses
sistematis
dari
dan
analisis
data
sebagai
dasar
untuk
diagnosa
keperawatan.
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data (baik
subjektif yakni dari klien atau objectif berdasarkan observasi) tentang
kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik
kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi
28
yang
terkandung
dasar
data
adalah
dasar
untuk
keperawatan
adalah
suatu
pernyataan
yang
keperawatan adalah
keperawatan
untuk
mencapai
tujuan
asuhan
(etiologies),
kemampuan
klien
untuk
mencegah
atau
menyelesaikan masalah.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan ada 4 langkah yang
harus kita tempuh, yaitu:
a.Klasifikasi dan Analisa Data
b.Interpretasi Data
c.Validasi Data
d.Perumusan diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
29
mengurangi
atau
mengoreksi
masalah-masalah
yang
diagnosa
keperawatan
dan
menyimpulkan
rencana
30
b.Tujuan Klinik
Dalam
melakukan
perencanaan
tahap-tahap
yang
harus
tindakan
untuk
dilakukan,yaitu:
1. Menentukan prioritas
2. Menentukan kriteria hasil
3. Menentukan rencana tindakan
4. Dokumentasi
4. Implementasi
Implementasi
adalah
inisiatif
dari
rencana
itu
rencana
tindakan
yang
spesifik
dilaksanakan
untuk
31
Persiapan
2.
Perencanaan
3.
Dokumentasi
Tujuan
dari
implementasi
adalah
membantu
klien
dalam
pencegahan
penyakit,
pemulihan
kesehatan
dan
selama
tahap
pengkajian,
analisa,
perencanaan
dan
implementasi.
32
tujuan
yang
telah
ditetapkan),
memodifikasi
rencana
BAB IV
WEB OF CAUSION
VIRUS
ONKOGENIK
GENETIKA
KELAINAN GENETIK
PADA LENGAN PANJANG
KROMOSOM 13
TERPAPAR
RADIASI
TUMOR
OSTEOLITIK
MENGEROSI KORTEKS
PERTUMBUHAN
TULANG ABNORMAL
OSTEOBLASTIK
OSTEOSARKOMA
TULANG RUSAK
TULANG HUMERUS
TIMBUL LESI
DESTRUKTIF
IREGULAR
PARU
NYERI TULANG RAWAN
METASTASIS PARU
MK:GANGGUAN
RASA NYAMAN
TIMBUL BENJOLAN
MK:
INFEKSI
33
MK:KERUSAKAN
INTEGRITAS KULIT
TERAPI
MK:KOMPLIKASI
PENYAKIT
RADIASI X-RAY
BEDAH
KEMOTERAPI
MK:KELETIHAN
MK:
KERUSAKAN
INTEGRITAS
KULIT
BIOPSI
MK:
GANGGUAN
RASA
NYAMAN
ALOPESIA
AMPUTASI
BERAT
BADAN
TURUN
MK:GANGGUAN
CITRA TUBUH
MUAL/
MUNTAH
MK:
PERUBAHAN
NUTRISI
BAB V
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pasien didorong untuk mendiskusikan awal dan perjalanan gejala.
Selama wawancara, perawat mencatat pemahaman pasien mengenai
proses
penyakit,
bagaimana
pasien
dan
keluarganya
mengatasi
34
Nyeri
yang
berhubungan
dengan
proses
patologik
dan
pembedahan
-
Risiko
terhadap
cedera
misalnya
fraktur
patologik
yang
keperawatan
esensial
yang
berhubungan
dengan
diagnosa sarkoma
2. Diagnosa
keperawatan
esensial
yang
berhubungan
dengan
kemoterapi
35
karena
destruksi
pembelahan
sel-sel
Nutrisi
yaitu
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
citra
penurunan
berat
tubuh
badan,
berhubungan
dan/atau
dengan
alopesia,
perubahan
sekunder
terhadap kemoterapi
Risiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
ekstravasasi kemoterapio vesikan seperti adriamisin dan/atau
vinkristin
Perubahan
eliminasi
urinarius
berhubungan
dengan efek
tinggi
yang
mengakibatkan
hematuria
dan/atau
toksisitas ginjal
Perubahan persepsi/sensotik, kinestetik berhubungan dengan
toksisitas SSP kerena Ifosfamide (IFEX)
3. Diagnosa
keperawatan
esensial
yang
berhubungan
dengan
pembedahan
Defisit
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
pembedahan
Intervensi:
o Jelaskan prosedur bedah
-Biopsi insisi
-Eksisi local
-Eksisi dengan batas luas
-Penggunaan implant dan pencangkokan khusus
-Reseksi en bloc
-Amputasi
-Reseksi metastasis
36
-Pembedahan sitoreduksi
o Jelaskan
istilah-istilah
dan
prosedur
umum
yang
bahan-bahan
pengajaran/video
pengetahuan
tentang pembedahan
o Jelaskan
kebiasaan
rutin
yang
dilakukan
setelah
pembedahan
-Mekanisme pembersihan paru, pengelolaan gerak pasien,
dan rasa nyeri
-Kemungkinan penggunaan alat-alat seperti drain, penutup
luka, slang toraks, slang nasogastrik, kateter urine, dll.
dan
gejala
komplikasi
pascabedah
yang
mobilitas
(konstipasi,
pemecahan
kulit,
untuk
melakukan
latihan
rentang
gerak
untuk
merawat
puntung
amputasi
dan
prostesis
o Koordinasikan terapi rehabilitasi dengan tim multidisiplin
(terapis fisik, terapis pekerjaan, ahli prostesis, dll)
o Rancang
pertemuan
dengan
pasien
rehabilitasi
jika
memungkinkan
o Ajarkan pasien:
-Bahas pentingnya terapi fisik (latihan rentang gerak,
kemampuan berjalan)
-Ajarkan pentingnya nutrisi yang baik dan hidrasi
-Bahas dengan pasien/keluarga kemungkinan komplikasi
yang
berhubungan
dengan
amputasi
(iritasi
kulit,
informasi
untuk
mendapatkan
dukungan
38
Risiko
terhadap
perubahan
sensori/persepsi
yakni
taktil
beberapa
hal
sama
dengan
pasien
lain
yang
menjalani
vena
profunda,
emboli
paru,
infeksi,
kontraktur,
dan
39
4. Intervensi Keperawataan
Memahami Proses Penyakit dan Terapi. Pendidikan pasien
dan keluarganya mengenai proses dan diagnosis penyakit serta
program
penanganan
sangat
penting.
Penjelasan
mengenai
uji
itu
analgetika
non-opioid
oral
sudah
memadai
untuk
mengurangi nyeri.
Mencegah Fraktur Patologik. Tumor tulang akan melemahkan
tulang sampai ke titik di mana aktivitas normal atau perubahan posisi
dapat mengakibatkan fraktur. Selama asuhan keperawatan tulang yang
sakit harus disangga dan ditangani dengan lembut. Penyangga luar
(misal, bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan.
Pembatasan beban berat badan yang dianjurkan harus diikuti.
Pasien diajar bagaimana mempergunakan alat Bantu dengan aman dan
bagaimana memperkuat ekstremitas yang sehat.
40
Koping
Efektif.
Pasien
dan
keluarganya
didorong
untuk
aktivitas
yang
berhubungan
dengan
peran
harus
Luka.
Penyembuhan
luka
dapat
terlambat
penyembuhan
luka
setelah
pembedahan
plastik
41
telah
terjadi
penyembuhan
atau
untuk
mendeteksi
42
43
BAB VI
44
PENUTUP
6.1 Simpulan
Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neoplasma
tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis
tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian
ujung tulang panjang, terutama lutut. Kasus sarkoma osteogenik paling
banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru menginjak
masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderita penyakit Paget
yang berusia lebih dari 50 tahun.
Penyebab utama masih misteri, tetapi faktor genetik, virus
onkologi, dan terpapar radiasi disinyalir sebagai asal muasal timbul
sarkoma osteogenik ini. Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan
erosi adalah gejala umum dari penyakit ini.
Beberapa jenis tumor primer seperti sarkoma osteogenik dapat
dirawat
paling
baik
dengan
jalan
amputasi
atau
melakukan
agaknya
juga
mempunyai
kemampuan
untuk
6.2 Saran
Setelah penulis menjabarkan mengenai kasus osteosarkoma,
diharapkan
memberi
suatu
pencerahan
dan
tambahan
ilmu
45
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
edisi 8. Jakarta : EGC
Kusnanto, S.Kp., M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Robbin dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II edisi 4. Jakarta :
EGC
Chandrasoma, Parakrama; Taylor, Clive R. 2005. Ringkasan
Patologi Anatomi. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A., dkk. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, edisi 4. Jakarta : EGC
Otto, Shirley E. 2003. Pocket Guide to Oncology Nursing 2nd
edition. Kansas : Mosby-Year Book, Inc
Gale, RN, MS, Danielle; Charatte, RN, BSN, OCN, Jane. 1995.
Oncology Nursing Care Plans. Texas : Skidmore-Roth Publishing
Meyer WH; Malawer MM. 1991. Osteosarcoma : Clinical
features
and
Evolving
Surgical
and
Chemotheraputic
2008.
Proses
dan
Dokumentasi
Keperawatan
46
http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_2_3x.asp?dt=52
http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_2_1x.asp?rnav=criov&dt=52
Akses internet tanggal 31 Oktober 2008 pukul 21 WIB :
http://emedicine.medscape.com/article/1256857-overview
http://content.nejm.org/cgi/content/full/356/26/2721
http://content.nejm.org/cgi/content/full/341/16/1217
http://content.nejm.org/cgi/content/full/350/16/1655
http://kidshealth.org/parent/medical/cancer/cancer osteocacoma.html
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://kidshealth.org/parent/medical/cancer/cancer_ost
eosarcoma.html&sa=X&oi=translate&resnum=3&ct=result&prev=/sear
ch%3Fq%3Dosteosarcoma%26hl%3Did
www.google.co.id/gwt/n?
eosr=on&q=osteosarkoma&hl=in&ei=uWdASciXGoSE6AO7saeaAg&
source=m&sa=X&oi=blended&ct=res&cd=2&rd=1&u=http%3A%2F
%2Fwww.indonesiaindonesia.com%2Ff%2F9862-kanker-tulang-primer
%2F
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/osteosarcoma
47
LAMPIRAN
48
metastatic
disease.
Note
the
presence
of
osteosarcoma
Note
the
radiodense
matrix
of
the
49
50
51