Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

HUBUNGAN MASALAH SOSIAL TERHADAP KESEHATAN DAN


HUBUNGAN MASALAH GENDER TERHADAP KESEHATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Koordinator : Muhammad Rofii, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh
1. Galuh Ayu Pravitasari (22020111110104)
2. Nafisah Amalia Mukhtar (22020111120011)
3. Pramudya Yopalika Pangesti (22020111120013)
4. Intan Septiana (22020111120015)
5. Erisca Febriana Diyantica (22020111120017)
6. Fitri Chandra Dewi (22020111120018)
7. Bunga Anggraini (22020111130027)
8. Fida Husain (22020111130030)
9. Niken Purbo Laras (22020111130047)
10. Thatit Sinubawardani (22020111130052)
11. Kristianto Dwi Nugroho (22020111130078)
A11.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
A. Hubungan Masalah Sosial Terhadap Kesehatan
Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan sebuah akibat dari interaksi sosial antar
individu, antara individu dengan kelompok, atau antara suatu kelompok
dengan kelompok lain. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah
suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan atau berdampak dalam kehidupan kelompok sosial. Apabila
antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan
sosial akan terganggu. Akibatnya, akan timbul kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan yang mencolok antara
nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.
Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang
apa yang seharusnya terjadi dengan yang telah terjadi dalam kenyataannya.
Tingkatan perbedaan tersebut berbeda untuk setiap masyarakat, tergantung
pada nilai-nilai yang mereka anut bersama.
Selain dari proses-proses sosial, sumber masalah sosial juga bisa berasal
dari bencana alam, seperti gempa bumi, kemarau panjang, dan banjir. Contoh,
banjir bukanlah masalah sosial, namun akibat lanjutan yang ditimbulkannya
seperti kehilangan tempat tinggal merupakan sebuah masalah sosial.
Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat yaitu
sebagai berikut:
1. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan
pengangguran.
2. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular.
3. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit saraf dan bunuh
diri.
4. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan
kenakalan remaja.
Secara umum, masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat tentu
berdampak pada status kesehatan, terutama di negara-negara berkembang
seperti Indonesia karena belum adanya jaminan kesehatan bagi penduduknya
yang miskin dan mempunyai masalah sosial. Masalah sosial yang umum
terjadi di masyarakat adalah kemiskinan, kenakalan remaja dan masalah
sosial akibat bencana alam, misalnya kehilangan tempat tinggal akibat gempa
bumi.
1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan ketika seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan
dilihat sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki harta yang
cukup untuk memenuhi standar kehidupan yang ada di lingkungannya,
sekalipun untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatannya. Secara
sosiologis, sebab-sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah
satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, khususnya
lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.
Kelompok sosial yang berada pada tingkat ekonomi rendah akan
cenderung tidak begitu memperhatikan kebutuhan akan kesehatannya.
Misalnya untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan makanan sehat
dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak terlalu memperhatikan
kecukupan pemenuhannya, yang akhirnya berakibat pada gizi buruk.
Selain itu, rata-rata dari mereka juga memiliki pengetahuan yang minim
tentang kesehatan bagi tubuhnya. Keterbatasan pengetahuan tersebut
sering membuat mereka tidak menyadari tingkat keparahan penyakitnya,
sehingga mereka baru mengetahui penyakitnya setelah penyakitnya parah.
Dalam kondisi sakit, seseorang dengan tingkat ekonomi rendah lebih
cenderung memilih melakukan pengobatan secara mandiri dibandingkan
berobat ke rumah sakit karena keterbatasan biaya yang mereka miliki,
meskipun seharusnya penyakit yang mereka derita membutuhkan
pengobatan medis.
Kemiskinan yang dialami seseorang seringkali menyebabkan
mereka tinggal di suatu tempat yang sebenarnya tidak layak huni, seperti
tinggal di bantaran sungai, di pemukiman kumuh, dan sebagainya.
Kawasan tempat tinggal yang seperti itu merupakan tempat tinggal yang
tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat, misalnya keadaan rumah yang
bersih, terdapat ventilasi, higiene sanitasi yang baik, dan pencahayaan
matahari, sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi
penghuninya.
2. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang dari aturan atau
melanggar hukum sehingga mengganggu ketertiban dan ketenangan hidup
di masyarakat. Apapun yang dilakukan remaja, yang dianggap
mengganggu ketentraman dan ketertiban umum, serta yang termasuk
dalam tindakan kriminal bisa dikategorikan ke dalam kenakalan remaja.
Bentuk kenakalan remaja antara lain pemerasan, perampokan, pencurian,
bahkan pembunuhan dan yang dapat berdampak pada kesehatan
pelakunya, misalnya minum minuman beralkohol, merokok,
penyalahgunaan narkoba, serta seks bebas.
Kebanyakan remaja menjadi pemakai obat terlarang pada titik
tertentu dalam perkembangannya, baik yang terbatas hanya mengonsumsi
alkohol, kafein dan rokok, maupun yang penggunaannya lebih meluas,
termasuk marijuana, kokain, dan obat-obatan keras lainnya. Perhatian
khusus diberikan karena remaja menggunakan obat-obatan sebagai cara
untuk menghadapi stres dan dalam mengambil keputusan yang
bertanggung jawab. Para peneliti menemukan bahwa penggunaan obat
terlarang pada masa kanak-kanak atau masa remaja awal memiliki efek
jangka panjang yang lebih merusak terhadap perkembangan tingkah laku
yang bertanggung jawab dan kompeten, dibandingkan penggunaan obat-
obatan pada masa remaja akhir (Newcomb & Bentler, 1989). Pemakai
narkoba juga dapat mengalami kerusakan organ tubuh dan sakit sebagai
akibat langsung adanya narkoba dalam darah, misalnya kerusakan paru-
paru, jantung, ginjal, hati, otak, usus dan sebagianya. Kerusakan jaringan
pada organ tubuh akan merusak fungsi organ tubuh tersebut sehingga
berbagai penyakit timbul.
Seks bebas juga merupakan masalah yang merebak dalam
kehidupan remaja akhir-akhir ini. Seks bebas membawa dampak negatif
bagi pelakunya, antara lain penyakit menular seksual (PMS): gonoroe,
sifilis dan herpes; HIV/AIDS; masalah kesehatan akibat dari tindakan
aborsi jika terjadi kehamilan, dan lain-lain. Hal-hal tersebut merupakan
masalah kesehatan akibat seks bebas yang harus dihindari. Masalah-
masalah sosial akibat kenakalan remaja yang demikian itu sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan individu.
3. Masalah sosial akibat bencana alam
Bencana alam merupakan fenomena yang sering terjadi di
Indonesia, salah satunya banjir. Banjir tidak termasuk dalam masalah
sosial, namun banjir menimbulkan akibat lanjutan yang termasuk dalam
masalah sosial, misalnya kehilangan tempat tinggal. Masyarakat yang
kehilangan tempat tinggal berarti kehilangan tempat yang layak huni, dan
para korban bencana akan tinggal di pengungsian. Pengungsian merupakan
pengganti sementara tempat tinggal mereka, namun seringkali tempat
pengungsian tidak menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mereka.
Tempat pengungsian seringkali menampung korban bencana melebihi
kapasitas, kurang terjaga kebersihannya dan fasilitas yang ada kurang
memadai.
Selain itu, para korban bencana juga sering tidak mendapat
makanan yang bergizi yang diperlukan tubuh karena keterbatasan yang
ada, mengalami gangguan pola tidur karena kondisi tempat pengungsian
yang tidak nyaman dan berdesakan, serta kondisi jiwa yang dialami, baik
akibat trauma bencana maupun karena rasa kehilangan harta dan keluarga.
Masalah sosial yang biasanya turut menyertai adalah menurunnya tingkat
kesehatan para pengungsi. Mereka akan lebih rentan terhadap penyakit,
sehingga jumlah orang yang sakit menjadi meningkat. Penyakit yang
umum mereka alami adalah diare, gatal-gatal, batuk, dan demam. Dalam
kondisi yang seperti itu memang membuat status kesehatan setiap individu
menurun. Banyak hal yang menyebabkan bahwa akibat bencana alam turut
berperan dalam timbulnya masalah sosial di masyarakat terutama terhadap
kesehatan mayarakat.

B. Hubungan Masalah Gender Terhadap Kesehatan
Perbedaan gender dalam mortalitas dan morbiditas di Inggris
kontemporer mencerminkan interaksi perbedaan biologis antara perempuan
dan laki-laki dan pola perubahan sosial. Misalnya, gender penyempitan
kesenjangan angka kematian yang terkait dengan perubahan keadaan (seperti
jenis pekerjaan) dan perilaku (seperti merokok) yang dimulai beberapa
dekade lalu dan sekarang mempengaruhi pria dan wanita pada usia
pertengahan dan lebih tua. Lebih banyak perubahan baru dalam gaya hidup
dan kesehatan yang berhubungan dengan perilaku laki-laki dan perempuan,
khususnya di antara kelompok usia muda, yang mempengaruhi pola-pola
kontemporer penyakit. Perubahan hasil dari perubahan mendasar dalam
masyarakat Inggris, terutama di bidang sosial-ekonomi, pekerjaan
pendidikan, situasi domestik dan rekreasi perempuan dan laki-laki.
Pada pria di Inggris secara tradisional memiliki akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan dibayar bahwa perempuan dan akibatnya memiliki
kemandirian ekonomi yang lebih besar. Ini khususnya ditandai selama 1950-
an dan 1960-an ketika biasanya bagi pria untuk pergi keluar untuk bekerja
dan bagi wanita untuk tinggal di rumah dan merawat anak-anak. Selama
periode ini bahwa sosiolog pertama mulai mengacu pada 'peran gender',
dipandang sebagai sosial 'script' untuk bagaimana seorang pria dan seorang
wanita harus berperilaku dan sikap bahwa mereka harus terus (Annandale
1998, Charles 2002). Namun, dalam harapan Inggris kontemporer artinya
menjadi seorang pria atau wanita tidak lagi sejelas seperti dulu. Mungkin
faktor tunggal yang paling penting yang mengarah ke peran-peran gender
yang berubah dan perilaku adalah perubahan dalam pekerjaan. Di Inggris
daerah tradisional kerja laki-laki seperti industri berat dan manufaktur telah
menurun sejak paruh kedua abad kedua puluh. Ini telah disertai dengan
kenaikan di sektor jasa didominasi perempuan (retail misalnya, perbankan,
jasa keuangan dan industri hiburan). Sebagai perempuan kegiatan ekonomi
tingkat keseimbangan gender dalam angkatan kerja (pasal 10). Perubahan ini
memiliki efek langsung terhadap kematian melalui penurunan kematian laki-
laki dari kecelakaan kerja. Namun, setidaknya sama pentingnya adalah efek
langsung pada kesehatan dan morbiditas melalui gender terkait perubahan
gaya hidup seperti yang ditunjukkan di atas.
Ada fungsi untuk menjadi hubungan yang sangat kuat antara jenis
pekerjaan yang orang lakukan dan gaya hidup yang mereka memimpin.
Ekonomi layanan baru berubah dengan aktif menghambat antara konsumsi
dan gaya hidup dari apa yang dulunya kelompok sosial yang jelas terikat erat.
Konsumerisme memungkinkan ekspresi gaya hidup dan identitas yang tidak
lagi terikat langsung ke kelas dan gender (Charles 2002). Batas antara
pekerjaan dan kehidupan rumah terpisah, yang kabur sebagai rumah dan
keluarga bocome pusat konsumsi. Sebaliknya, perempuan yang sebagian
besar terbatas pada peran 'ibu rumah tangga' mengalami pemisahan rumah
dan bekerja melalui kerja dibayar mereka dalam kehidupan kerja luar
keluarga. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pria dan wanita harus menjadi
sama. Untuk contoh masih ada kesenjangan yang cukup besar dalam
pendapatan. Juga tidak terjadi bahwa sikap, prilaku laki-laki dan perempuan
menjadi sama. Sebaliknya, harapan gender sekarang kurang tetap dan baik
pria maupun wanita dapat terlibat dalam perilaku yang sebelumnya terbatas
pada jenis kelamin lainnya. Meningkatnya insiden kanker kulit antara laki-
laki memberikan contoh hasil dari interaksi bentuk-bentuk baru dan lama dari
maskulinitas. Harapan baru tubuh kecokelatan diinginkan / sehat masyarakat
mencari, sebelumnya wanita pra-pendudukan, kerja bersama perasaan lama
kekebalan yang menyebabkan laki-laki muda untuk mengabaikan kebutuhan
untuk melindungi diri dari matahari. Bagi wanita muda manfaat bagi
kesehatan dari kemerdekaan baru mereka sosial dan ekonomi, terkait dengan
kualifikasi pendidikan yang lebih baik dan masuk ke dalam angkatan kerja,
dapat dibatalkan oleh kesempatan untuk terlibat dalam perilaku berbahaya
biasanya berhubungan dengan kematian erlier untuk pria. Peningkatan utama
substansial dalam konsumsi wanita muda alkohol, kontributor langsung ke
kematian akibat desase hati dan kematian accidebtial, dan kontributor utama
untuk penyakit jantung, kanker payudara dan kanker pencernaan bagian atas,
adalah contoh yang baik dari ini. Hal ini telah sangat terkait dengan
ketegangan dan tekanan bahwa perempuan mengalami saat mereka menyulap
'tradisional' tanggung jawab perempuan untuk rumah dan keluarga dan
harapan baru dari keberhasilan dalam 'dunia laki-laki'.
Meningkatnya insiden kanker kulit antara laki-laki memberikan contoh
hasil dari interaksi bentuk-bentuk baru dan lama dari maskulinitas. 'Baru'
harapan tubuh kecokelatan diinginkan / sehat masyarakat mencari,
sebelumnya wanita pra-pendudukan, kerja bersama 'lama' perasaan kekebalan
yang menyebabkan laki-laki muda untuk mengabaikan kebutuhan untuk
melindungi diri dari matahari. Bagi wanita muda manfaat bagi kesehatan dari
'baru' kemandirian sosial dan ekonomi, terkait dengan kualifikasi pendidikan
yang lebih baik dan masuk ke dalam angkatan kerja, dapat dibatalkan oleh
kesempatan untuk terlibat dalam perilaku berbahaya biasanya berhubungan
dengan kematian erlier untuk pria. Peningkatan utama substansial dalam
konsumsi wanita muda alkohol (alcohol Kepedulian 2000), kontributor
langsung ke kematian akibat desase hati dan kematian accidebtial, dan
kontributor utama untuk penyakit jantung, kanker payudara dan kanker
pencernaan bagian atas, adalah contoh yang baik dari ini. Hal ini telah sangat
terkait dengan ketegangan dan tekanan bahwa perempuan mengalami saat
mereka menyulap 'tradisional' tanggung jawab perempuan untuk rumah dan
keluarga dan harapan baru dari keberhasilan dalam 'dunia laki-laki'.
Perbedaan gender dalam kesehatan memiliki implikasi yang luas untuk
praktek keperawatan. Berkaitan dengan gender sikap dan pengalaman
mempengaruhi cara di mana laki-laki dan perempuan melihat kesehatan
mereka, kesehatan mereka yang berhubungan dengan perilaku, dan cara di
mana mereka bertindak atas masalah kesehatan. Adalah penting bahwa
perawat mengambil ini ke account user ketika menilai dengan dan mengobati
pasien, tetapi itu sama pentingnya untuk tidak mengharapkan pasien selalu
bertindak gender stereotip cara. Sosiolog feminis telah lama menunjukkan
bahwa ini dapat menyebabkan misdiagnosis dan pengobatan yang tidak
pantas. Contoh ini adalah misdiagnosing gejala seorang wanita fisik sakit-
kesehatan sebagai psikosomatis karena masalah perempuan terlihat menjadi
semua dalam pikiran, atau salah mengartikan gejala serangan jantung karena
serangan heaaart yang dianggap sebagai penyakit laki-laki. Namun, penting
untuk tidak membesar-besarkan perbedaan-perbedaan ini, khususnya di
kalangan kaum muda, sebagai peran gender dan sikap menjadi lebih cair.
Adalah penting untuk menghargai bahwa mungkin ada kesamaan sebanyak
dalam perilaku kesehatan dan kesehatan antara pria dan wanita karena ada
perbedaan. Sama, ada perbedaan dalam pria dan wanita dalam. Untuk alasan
ini, sementara perawat perlu waspada terhadap relevansi potensi pengaruh
jenis kelamin terhadap penyakit dan perilaku kesehatan mereka juga harus
mengakui bahwa ini mungkin hadir dalam berbagai cara yang kompleks dan
cenderung dipengaruhi oleh usia, status sosial-ekonomi dan etnis.
Bab ini mengatakan bahwa pola gender kematian dan sakit-kesehatan di
Inggris kontemporer yang lebih kompleks dan kurang jelas dibandingkan
yang diperkirakan sebelumnya. Untuk kematian, kesenjangan harapan hidup
antara pria dan wanita per-sist tapi tampaknya sangat lambat menyempit.
Untuk morbiditas, mempertimbangkan langkah-langkah umum mordibity
untuk segala usia bersama-sama, perbedaan gender kecil atau tidak ada, tetapi
beberapa perbedaan yang terlihat untuk kondisi tertentu pada usia tertentu.
Tidak jelas apakah pola dilaporkan mordibity selalu lebih mirip daripada
mereka tampak karena perbedaan dilaporkan di masa lalu mungkin sebuah
contoh dari jenis-jenis pertanyaan yang diajukan dan / atau kegagalan untuk
melaporkan kesamaan. Jika laki-laki dan perempuan pola kematian dan sakit-
kesehatan, karena tampaknya, menjadi lebih mirip kontemporer Inggris ini
mungkin menjadi konsekuensi dari pengalaman yang berbeda dari laki-laki
dan wanita yang lahir dalam kelompok usia yang berbeda. Bagi orang-orang
muda khususnya, identitas gender kemungkinan akan dinegosiasikan dengan
cara yang laki-laki dan wanita terbuka hingga pengalaman yang Borth
melindungi dan merusak kesehatan mereka dengan cara bersaing yang
kompleks dan mungkin. Ini tidak berarti jenis kelamin yang kurang relevabt
untuk kesehatan dan penyakit, tetapi itu tidak mungkin lagi beroperasi dengan
cara yang jelas sekali pun.
DAFTAR PUSTAKA

Taylor, Steve. 2004. Sociology of Health and Health Care. UK: Blackwell
publishing
Chomaria, Nurul. 2008. Aku Sudah Gede: Ngobrolin Pubertas Buat Remaja
Islam. Sukoharjo: Samudera
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X.
Yogyakarta: Erlangga
Noorkasiani, Heryati & Rita Ismail. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC
Partodihardjo, subagyo. 2008. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya.
Jakarta: Esensi

Anda mungkin juga menyukai