Anda di halaman 1dari 23

O

L
E
H

JEFRIYANTO UTIYA
111014001
TERMOREGULASI
Pendahuluan
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan
suhu di hipotalamus.
Definisi
Termo : Panas
Regulasi : Pengaturan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis
tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan

Panas adalah energi kinetik pada gerakan molekul.
Asal Panas Pada Tubuh Manusia
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas
secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. mahluk
berdarah panas

Suhu tubuh dihasilkan dari :
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot
(termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan
sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth
hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine,
dan rangsangan simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di
dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh
Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C.
Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh
yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan
suhu, yang disebut titik tetap (set point).
Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang
memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan
mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan.


Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal
suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang
terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini
biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar
37C).
Selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya
dapat berfluktuasi sebesar 30C sampai 40C.

Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Lokasi pengukuran temperatur tubuh : ketiak (aksila), sub
lingual (dibawah lidah) atau rektal (dubur)
Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 0,5
o
C daripada
temperatur aksila
Suhu rektal agak konstan bila dibandingkan dengan suhu-
suhu di daerah lain

Temperatur rata-rata kulit : 0,07 T
kepala
+ 0,14 T
lengan
+ 0,05
T
tangan
+ + 0,07 T
kaki
+ 0,13 T
betis
+ 0,09 T
paha
+ 0,35
T
batangtubuh
Temperatur tubuh rata-rata : Mean Body Temperatur
= (0,69 x temp rektal) + (0,33 x temp kulit rata-rata)
TERMOGULASI DALAM BIOLOGI



Dalam Termogulasi sistem biologi terdapat proses metabolisme
sel yang terdiri dari proses Anabolisme dan katabolisme,
Anabolisme adalah reaksi kimia yang memerlukan energi untuk
membentuk senyawa kompleks dari senyawa sederhana
contohnya proses Fotosintesis. Sedangkan Katabolisme adalah
reaksi kimia yang menghasilkan energi dengan memecah
senyawa kompleks menjadi senyawa sedehana, contohnya
proses Respirasi sel yang meliputi Glikolisis, Siklus Kreb, dan
Transfor Elektrontapi selain metabolisme masih banyak lagi,
seperti enzim, terbentuknya energi untuk melakukan gerak, dll.
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
2. Rangsangan saraf simpatis
3. Hormon pertumbuhan
4. Hormon tiroid
5. Hormon kelamin
6. Demam ( peradangan )
7. Status gizi
8. Aktivitas
9. Gangguan organ
10. Lingkungan


Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat :
a. Vasodilatasi disebabkan oleh hambatan dari pusat
simpatis pada hipotalamus posterior (penyebab
vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat
pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan
panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
banyak.
b.Berkeringat pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.
c. Penurunan pembentukan panas Beberapa mekanisme
pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh karena
rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus
posterior.
b. Piloereksi Rangsangan simpatis menyebabkan
otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut
berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas sistem
metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan
simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.


Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh manusia
dengan cara konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi,

1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam
bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang
inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.
Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling
besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme
kehilangan panas.



Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
2. Konduksi
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara
atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
(atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang
lebih tinggi.
Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas.
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung
kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
3. Konveksi
Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang
panas maka enegi dalam ceret akan meningkat yang
disebabkan oleh konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang
telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara
konveksi
Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis
udara panas sangat ringan dibandingkan massa jenis udara
dingin

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
4. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang
mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi
berlangsung sekitar 450 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan
kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16
kalori per jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui
kulit dan sistem pernafasan.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
Enegi panas mula-mula akan penetrasi kedalam
jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya (dalam
bentuk radiasi atau konduksi) kemudian akan
menghilang didalam jaringan yang lebih dalam berupa
panas, panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan
lain dengan cara konveksi yaitu diangkut ke jaringan
seluruh tubuh melalui cairan tubuh, dan energi panas
akan dikeluarkan melalui evaporasi (keringat)

Efek Panas
Efek panas terbagi dalam 3 bagian :
1. Fisik, Panas menyebabkan zat cair, padat dan gas
mengalami pemuaian ke segala arah
2. Kimia, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan
peningkatan temperatur reaksi oksidasi Permeabilitas
membran sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan
suhu pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme
peningkatan pertukaran zat kimia tubuh dalam cairan
tubuh
3. Biologis, sumasi dari efek panas terhadap fisik dan kimia
peningkatan sel darah putih, peradangan & dilatasi
pembuluh darah peningkatan sirkulasi darah dan
peningkatan tekanan kapiler & pH darah menurun

Energi panas dalam bidang kedokteran
Romans (600 a.d) : memakai minyak panas untuk
memijat
Faure (1774) : mempergunakan Hotsbrichs dalam
pengobatan nyeri yang disebabkan rheumatik
Roebereiner (1816) : Pemakaian sinar dalam bidang
pengobatan
Reyn (1913) : Menggunakan sinar ungu ultra dalam
irradiasi tubuh
Langevin (1917) : mempergunakan ultrasonik dalam
pengobatan
Penggunaan energi panas dalam pengobatan
1. Metode Konduksi :
Terjadi apabila terdapat perbedaan temperatur antara kedua
benda panas akan ditransfer dari benda yang lebih panas ke
benda yang lebih dingin
a. Kantong air panas/botol berisi air panas pengobatan nyeri
(mis nyeri perut)
b. Handuk panas pada daerah otot yang sakit (mis spasme
otot)
c. Turkish bath/mandi uap untuk penyegar, relaksasi otot
d. Mud packs/lumpur panas mengkonduksi panas kedalam
jaringan, mencegah kehilangan panas tubuh
e. Wax bath/parafin bath mentransfer panas pada tungkai
bawah terutama pada orang tua
f. Electric pads melingkari kawat elemen panas yang
dibungkus asbes atau plastik
Untuk pengobatan penyakit neuritis, sprains, strain, contusio,
sinusitis dan low back pain
Penggunaan energi panas dalam pengobatan
2. Metode Radiasi :
a. Electric fire
b. Infra merah

3. Metode elektromagnetis :
a. Short wave diathermy (Diatermi gelombang pendek)
b. Micro wave diathermy (gelombang radio dengan ossilasi
pada frekuensi yang sangat tinggi (frekuensi 900 MHz)

4. Gelombang ultrasonik gelombang bunyi dengan frekuensi
1 MHz lebih efektif pada tulang dibanding dengan soft
tissue karena tulang lebih banyak menyerap panas

Penggunaan energi dingin dalam pengobatan
Kriogenik : pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan dan
menggunakan suhu yang sangat rendah
Kriobiologi : mempelajari efek suhu rendah pada bidang biologi
atau kedokteran
Penggunaan temperatur rendah dalam bidang kedokteran :
1. Penyimpanan darah (bank darah)
2. Penyimpanan sperma (Bank sperma)
3. Penyimpanan bone marrow (Sumsum tulang)
4. Penyimpanan jaringan tubuh lainnya
5. Penyimpanan obat-obatan
6. Pengobatan edema yang diakibatkan trauma akut dan sakit
kepala ice bag/kantong es
7. Pengobatan nyeri dan bengkak lokal kompres dingin
8. Operasi jaringan kanker
Termografi
Pengukuran temperatur permukaan tubuh menunjukkan bahwa
temperatur permukaan tubuh berbeda disatu titik dengan titik-titik
lain, tergantung pada faktor fisik luar dan metabolik internal serta
proses sirkulasi yang dekat dengan kulit

Penggunaan termografi dalam diagnosis :
A. Carsinoma mamae
B. Vascular disease
C. Follow up penderita post operatif karena DM
D. Cerebral vascular disease
E. Artritis acuta
F. Patello femoral pain
G. Primary erythemalgia


Referensi
Dr. Yandri Naldi
Bagian Fisika Kedokteran
Universitas Swadaya Gunung Jati
CIREBON
1. Gabriel, J.F, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta, 1996.
2. Cameron, J.R, dkk, Fisika Tubuh Manusia, EGC,
Jakarta, 2006.
3. Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi
9, EGC, Jakarta, 1997.

Anda mungkin juga menyukai