Anda di halaman 1dari 15

Tekanan darah si st ol i k yang l ebi h dar i 180 mmHg at au t ekanan

dar ahdiastolik yang lebih dari 120 mmHg telah dikategorikan sebagai krisis
hipertensiyang dibagi menjadi dua:
1.Hypertensive emergencies, yaitu krisis hipertensi yang disertai komplikasi
pada organ target. Meliputi jantung, otak, mata (retina), dan
ginjal.Penurunan tekanan darah harus dilakukan sesegera mungkin, meskipun
tidak perlu langsung mencapai tekanan darah normal.
2.Hypertensive urgencies, yaitu krisis hipertensi tanpa komplikasi pada organ
target. Tekanan darah harus diturunkan dalam 24-48 jam.

Patofisiologi
Arteri normal pada individu normotensi akan mengalami dilatasi ataukontriksi
dalam merespon terhadap perubahan tekanan darah untuk mempertahankan
aliran (mekanisme autoregulasi) yang tetap terhadap vascular beeds
sehingga kerusakan arteriol tidak terjadi. Pada krisis hipertensi
terjadi perubahan mekanisme autoregulasi pada vascular beeds (terutama
jantung, SSP,dan ginjal) yang mengakibatkan terjadinya perfusi. Akibat
perubahan ini akanterjad efek local dengan berpengaruhnya prostaglandin,
radikal bebas dan lain-lainyang mengakibatkan nekrosis fibrinoid arteriol,
disfungsi endotel, deposit platelet, proliferasi miointimal, dan efek siskemik akan
mempengaruhi renin-angiotensin,kat ekol ami n, vesopresin, antinatriuretik
kerusakan vaskular sehingga terjadiiskemia organ target. Jantung, SSP, ginjal dan
mata mempunyai mekanismeautoregulasi yang dapat melindungi organ tersebut
dari iskemia yang akut, bilatekanan darah mendadak turun atau naik. Misalkan
individu normotensi,mempunyai autoregulasi untuk mempertahankan perfusi
ke SSP pada tekananarteri rata-rata.Mean Arterial Pressure (MAP) = Diastole +
1/3 (Sistole - Diastole)10

Pada individu hipertensi kronis autoregulasi bergeser kekanan padatekanan
arteri rata-rata (110-180mmHg).Mekanisme adaptasi ini tidak terjadi pada
tekanan darah yang mendadak naik (krisis hipertensi), akibatnya pada SSP akan
terjadi endema dan ensefalopati,demikian juga halnya dengan jantung, ginjal dan
mata.

4.DIAGNOSIS
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin, karena hasilterapi
tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Tidak perlu menungguhasil
pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimalkita
sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi.

Anamnesa :
Sewaktu penderita masuk, dilakukan anamnesa singkat.Hal yang penting
ditanyakan :
Riwayat hipertensi : lama dan beratnya.
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya.
Usia : sering pada usia 40 60 tahun.
Gejala sistem syaraf (kejang, penurunan kesadaran, perubahan
mental, ansietas).
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urine berkurang ).
Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah jantung, kongestif dan
oedem paru, nyeri dada ).
Riwayat penyakit : glomerulonefrosis, pyelonefritis.
Riwayat kehamilan : tanda eklampsi.
Pemeriksaan fisik :


Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD ( baring dan berdiri )
mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, gagal jantung
kongestif). Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung, kongestif dan oedema paru. Perlu
dicari penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :
a. darah : rutin, BUN, creatinine, elektrolit.
b. urine: Urinalisa dan kultur urine.
c. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi.
d. Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana).
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama) :
a.Sangkaan kelainan renal : IVP, Renal angiography ( kasustertentu ), biopsi renal
(kasus tertentu).
b. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinaltab, CAT Scan.
c. Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk Katekholamine,
metamefrin, venumandelic Acid ( VMA ).

PenangananDasar-Dasar Penanggulangan Krisis Hipertensi:
Seperti keadaan klinik gawat yang lain, penderita dengan krisis
hipertensisebaiknya dirawat di ruang perawatan intensif. Pengobatan krisis
hipertensi dapat dibagi:1.Penurunan tekanan darah12

Pada dasarnya penurunan tekanan darah harus dilakukan secepatmungkin tapi
seaman mungkin. Tingkat tekanan darah yang akandicapai tidak boleh terlalu
rendah, karena akan menyebabkanhipoperfusi target organ. Untuk menentukan
tingkat tekanan darahyang diinginkan, perlu ditinjau kasus demi kasus. Dalam
pengobatankrisis hipertensi, pengurangan
Mean Arterial Pressure
(MAP)sebanyak 2025% dalam beberapa menit/jam, tergantung dari
apakahemergensi atau urgensi penurunan TD pada penderita aorta diseksiakut
ataupun oedema paru akibat payah jantung kiri dilakukan dalamtempo 1530
menit dan bisa lebih rendah lagi dibandingkan hipertensiemergensi lainnya.
Penderita hipertensi ensefalopati, penurunan TD25% dalam 23 jam. Untuk
pasien dengan infark cerebri akut ataupun pendarahan intrakranial,
pengurangan TD dilakukan lebih lambat (6 12 jam) dan harus dijaga agar TD
tidak lebih rendah dari 170 180/100 mmHg.2.Pengobatan target
organMeskipun penurunan tekanan darah yang tepat sudah memperbaikifungsi
target organ, pada umumnya masih diperlukan pengobatan dan pengelolaan
khusus untuk mengatasi kelainan target organ yangterganggu. Misalnya pada
krisis hipertensi dengan gagal jantung kiriakut diperlukan pengelolaan khusus
termasuk pemberian diuretic, pemakaian obat-obat yang menurunkan preload
dan afterload. Padakrisis hipertensi yang disertai gagal ginjal akut, diperlukan
pengelolaankhusus untuk ginjalnya, yang kadang-kadang
memerlukanhemodialisis.
3. Pengelolaan khususBeberapa bentuk krisis hipertensi memerlukan
pengelolaan khusus,terutama yang berhubungan dengan etiloginya, misalnya
eklampsiagravidarum.
Penanggulangan Hipertensi Emergensi :
13

Bila diagnosa hipertensi emergensi telah ditegakkan maka TD perlu
segeraditurunkan. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah :
Rawat di ICU, pasang femoral intraarterial line dan pulmonari arterial catether
(bila ada indikasi ). Untuk menentukan fungsi kordiopulmonair dan status
volume intravaskuler.
Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik.- tentukan penyebab krisis hipertensi-
singkirkan penyakit lain yang menyerupai krisis HT- tentukan adanya kerusakan
organ sasaran
Tentukan TD yang diinginkan didasari dari lamanya tingginya TDsebelumnya,
cepatnya kenaikan dan keparahan hipertensi, masalah klinisyang menyertai dan
usia pasien.- Penurunan TD diastolik tidak kurang dari 100 mmHg, TD
sistolik tidak kurang dari 160 mmHg, ataupun MAP tidak kurang dari 120mmHg
selama 48 jam pertama, kecuali pada krisis hipertensi tertentu( misal : disecting
aortic aneurysm ). Penurunan TD tidak lebih dari25% dari MAP ataupun TD
yang didapat.- Penurunan TD secara akut ke TD normal / subnormal pada
awal pengobatan dapat menyebabkan berkurangnya perfusike ke otak, jantung
dan ginjal dan hal ini harus dihindari pada beberapa hari permulaan, kecuali
pada keadaan tertentu, misal : dissectinganneurysma aorta.-TD secara bertahap
diusahakan mencapai normal dalam satu atau dua minggu.
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisishipertensi
tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atauurgensi. Jika
hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran14

maka penderita dirawat diruangan intensive care unit, ( ICU ) dan diberi salah
satu dari obat anti hipertensi intravena ( IV ). Tetapi pada tinjauan pustaka
ini, pengobatan hipertensi emergensi tidak dibahas lebih lanjut.
Penanggulangan hipertensi urgensi :
Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan rawat inap dirumah
sakit. Sebaiknya penderita ditempatkan diruangan yang tenang, tidak terang dan
TD diukur kembali dalam 30 menit. Bila TD tetap masih sangat meningkat, maka
dapat dimulai pengobatan. Umumnya digunakan obat-obat oralant i hipertensi
dalam menggulangi hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup memuaskan.
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan :

Nifedipine: pemberian bisa secara sublingual (onset 5-10 menit). Buccal (onset
5 10 menit), oral (onset 15-20 menit), duration 5 15 menit secara
sublingual/ buccal).Efek samping : sakit kepala, takhikardi, hipotensi, flushing,
hoyong.

Clondine
: Pemberian secara oral dengan onset 30 60 menit Duration of Action8-12 jam.
Dosis : 0,1-0,2 mg,dijutkan 0,05mg-0,1 mg setiap jam s/d 0,7mg.
Efek samping
: sedasi,mulut kering.Hindari pemakaian pada 2nddegree atau 3rddegree,
heart block, brakardi,sick sinus syndrome.Over dosis dapat diobati
dengantolazoline.

Captopril
: pemberian secara oral/sublingual.Dosis 25mg dan dapat diulang setiap 30
menit sesuai kebutuhan.
Efek samping
: angio neurotik oedema, rash, gagal ginjal akut pada penderita bilateral
renal arteri sinosis.

Prazosin
: Pemberian secara oral dengan dosis 1-2mg dan diulang perjam
bila perlu.15
Efek samping
: first dosyncope, hiponsi orthostatik, palpitasi, takhikaro
sakitkepala.Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral
dicapai penurunanMAP sebanyak 20 % ataupun TD<120 mmHg. Demikian
juga Captopril, Prazosinterutama digunakan pada penderita hipertensi
urgensi akibat dari peningkatankatekholamine. Perlu diingat bahwa
pemberian obat anti hipertensi oral/sublingualdapat menyebabkan
penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi).Dikenal adanya first dose
efek dari Prozosin. Dilaporkan bahwa reaksihipotensi akibat
pemberian oral Nifedifine dapat menyebabkan timbulnya
infark miokard dan stroke.Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun
Clonidin biasanya TDdapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari
MAP.Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung
lebihsensi t i ve t er hadap penambahan t er api . Unt uk penderi t a i ni
dan pada pender i t a dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner,
juga pada pasien umur tuadan pasien dengan volume depletion maka
dosis obat Nifedipine dan Clonidineharus dikurangi.Seluruh penderita
diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelahT D t u r u n u n t u k
me n g e t a h u i e f e k t e r a p i d a n j u g a k e mu n g k i n a n
t i mb u l n y a o r t h o t a t i s . B i l a T D p e n d e r i t a y a n g o b a t i t i d a k
b e r k u r a n g ma k a s e b a i k n y a penderita dirawat dirumah sakit.
II. 6 PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival
penderitahanyal ah 20% dal am 1 t ahun. Kemat i an sebabkan ol eh
ur emi a ( 19%) , gagal jantung kongestif (13%), cerebro vascular accident
(20%), gagal jantung kongestif disertai uremia (48%), infrak Miokard (1%),
diseksi aorta (1%).P r o g n o s i s me n j a d i l e b i h b a i k b e r k a t
d i t e mu k a n n y a o b a t y a n g e f e k t i f d a n penanggulangan penderita
gagal ginjal dengan analisis dan transplantasi ginjal.16
Tekanan darah si st ol i k yang l ebi h dar i 180 mmHg at au t ekanan
dar ah diastolik yang lebih dari 120 mmHg telah dikategorikan sebagai krisis
hipertensi yang dibagi menjadi dua:
1 . H y p e r t e n s i v e e m e r g e n c i e s , y a i t u krisis
h i p e r t e n s i y a n g d i s e r t a i komplikasi pada organ target.
Meliputi jantung, otak, mata (retina), dan ginjal. Penurunan t ekanan
dar ah harus di l akukan s eseger a mungki n, mes ki pun t i dak perlu
langsung mencapai tekanan darah normal.
2 . H y p e r t e n s i v e u r g e n c i e s , y a i t u k r i s i s
h i p e r t e n s i t a n p a k o m p l i k a s i pada organ target. Tekanan
darah harus diturunkan dalam 24-48 jam.

II.3 Patofisiologi
Ar t eri normal pada i ndi vi du nor mot ensi akan mengal ami
di l at as i at auk o n t r i k s i d a l a m m e r e s p o n t e r h a d a p
p e r u b a h a n t e k a n a n d a r a h u n t u k mempertahankan
aliran (mekanisme autoregulasi) yang tetap terhadap vascular beeds
sehingga kerusakan arteriol tidak terjadi. Pada krisis hipertensi
terjadi perubahan mekanisme autoregulasi pada vascular beeds (terutama
jantung, SSP,dan ginjal) yang mengakibatkan terjadinya perfusi. Akibat
perubahan ini akanterjad efek local dengan berpengaruhnya prostaglandin,
radikal bebas dan lain-lainyang mengakibatkan nekrosis fibrinoid arteriol,
disfungsi endotel, deposit platelet, proliferasi miointimal, dan efek siskemik akan
mempengaruhi renin-angiotensin,kat ekol ami n, vesopresi n,
ant i nat ri uret i k ker usakan vas kul ar s ehi ngga t erj adi i skemi a
or gan t ar get . J ant ung, SSP, gi nj al dan mat a mempunyai
mekani s meautoregulasi yang dapat melindungi organ tersebut dari
iskemia yang akut, bilat e k a n a n d a r a h me n d a d a k t u r u n a t a u
n a i k . Mi s a l k a n i n d i v i d u n o r mo t e n s i , mempunyai autoregulasi
untuk mempertahankan perfusi ke SSP pada tekananarteri rata-rata.Mean
Arterial Pressure (MAP) = Diastole + 1/3 (Sistole - Diastole)10
Pada i ndi vi du hi pert ensi kr oni s aut or egul asi ber geser
kekanan padatekanan arteri rata-rata (110-180mmHg).Mekanisme
adaptasi ini tidak terjadi pada tekanan darah yang mendadak
naik ( kr i s i s hi pert ens i ) , aki bat nya pada SSP akan t erj adi
endema dan ensef al opat i , demikian juga halnya dengan jantung, ginjal dan
mata.

4 D I A G N O S I S
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin, karena
hasilterapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Tidak
perlu menungguhasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan
data-data yang minimalkita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi.
Anamnesa : Sewaktu penderita masuk, dilakukan anamnesa singkat.Hal yang
penting ditanyakan :
Riwayat hipertensi : lama dan beratnya.
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya.
Usia : sering pada usia 40 60 tahun.
Gejala sistem syaraf (kejang, penurunan kesadaran, perubahan
mental, ansietas).
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urine berkurang ).
Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah jantung, kongestif dan
oedem paru, nyeri dada ).
Riwayat penyakit : glomerulonefrosis, pyelonefritis.
Riwayat kehamilan : tanda eklampsi.


Pemeriksaan fisik :

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD (baring dan berdiri )
mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, gagal
jantungkonges t i f ) . Per l u di bedakan kompl i kas i kr i s i s hi per t ens i
dengan kegawat anneur ol ogi at aupun pa yah j ant ung, konges t i f dan
oedema par u. Per l u di car i penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung
koroner.

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. darah : rutin, BUN, creatinine, elektrolit.
b. urine: Urinalisa dan kultur urine.
c . E K G : 1 2 L e a d , m e l i h a t
t a n d a i s k e m i .
d. Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana ).2 . P e m e r i k s a a n l a n j u t a n ( t e r g a n t u n g d a r i
k e a d a a n k l i n i s d a n h a s i l pemeriksaan yang pertama)
:a . S a n g k a a n k e l a i n a n r e n a l : I V P , R e n a l
a n g i o g r a p h y ( k a s u s tertentu ), biopsi renal ( kasus tertentu ). b.
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinaltab, CAT Scan.c .
B i l a d i s a n g s i k a n F e o k h r o m o s i t o m a : u r i n e 2 4
j a m u n t u k Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid ( VMA ).
II.5 PenangananDasar-Dasar Penanggulangan Krisis Hipertensi:
Seperti keadaan klinik gawat yang lain, penderita dengan krisis hipertensisebaiknya
dirawat di ruang perawatan intensif. Pengobatan krisis hipertensi
dapatdibagi:1 . P e n u r u n a n t e k a n a n d a r a h 12

Pada dasarnya penurunan tekanan darah harus dilakukan secepat mungki n
t api s eaman mungki n. Ti ngkat t ekanan dar ah yang akan d i c a p a i
t i d a k b o l e h t e r l a l u r e n d a h , k a r e n a a k a n
m e n y e b a b k a n hi poper f us i t ar get or gan. Unt uk menent ukan
t i ngkat t ekanan dar ah yang diinginkan, perlu ditinjau kasus demi kasus.
Dalam pengobatankr i s i s hi per t ens i , pengur angan
Mean Arterial Pressure
(MAP)sebanyak 2025% dalam beberapa menit/jam, tergantung dari
apakahemer gens i at au ur gens i penur unan TD pada pender i t a aor t a
di s eks i akut ataupun oedema paru akibat payah jantung kiri dilakukan
dalamtempo 1530 menit dan bisa lebih rendah lagi dibandingkan
hipertensiemergensi lainnya. Penderita hipertensi ensefalopati, penurunan
TD25% dalam 23 jam. Untuk pasien dengan infark cerebri akut ataupun pendarahan
intrakranial, pengurangan TD dilakukan lebih lambat (6 1 2 j a m) d a n h a r u s
d i j a g a a g a r T D t i d a k l e b i h r e n d a h d a r i 1 7 0 180/100
mmHg.2 . P e n g o b a t a n t a r g e t o r g a n Meskipun penurunan tekanan darah
yang tepat sudah memperbaikifungsi target organ, pada umumnya masih diperlukan
pengobatan dan pengelolaan khusus untuk mengatasi kelainan target organ
yangterganggu. Misalnya pada krisis hipertensi dengan gagal jantung
kiriakut di per l ukan pengel ol aan khus us t er mas uk pember i an
di ur et i c, pemakaian obat-obat yang menurunkan preload dan afterload. Padakrisis
hipertensi yang disertai gagal ginjal akut, diperlukan pengelolaank h u s u s
u n t u k g i n j a l n y a , y a n g k a d a n g - k a d a n g
m e m e r l u k a n hemodialisis.3 . P e n g e l o l a a n k h u s u s Beberapa bentuk
krisis hipertensi memerlukan pengelolaan khusus,terutama yang berhubungan
dengan etiloginya, misalnya eklampsiagravidarum

Penanggulangan Hipertensi Emergensi :
13

Bila diagnosa hipertensi emergensi telah ditegakkan maka TD perlu
segeraditurunkan. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah :

Rawat di I CU, pas ang f emor al i nt r aar t er i al l i ne dan pul monar i
ar t er i al catether (bila ada indikasi ). Untuk menentukan fungsi
kordiopulmonair dan status volume intravaskuler.

Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik.- tentukan penyebab krisis hipertensi-
singkirkan penyakit lain yang menyerupai krisis HT- tentukan adanya kerusakan
organ sasaran

T e n t u k a n T D y a n g d i i n g i n k a n d i d a s a r i d a r i l a ma n y a
t i n g g i n y a T Dsebelumnya, cepatnya kenaikan dan keparahan hipertensi,
masalah klinisyang menyertai dan usia pasien.- Penur unan TD di as t ol i k
t i dak kur ang dar i 100 mmHg, TD s i s t ol i k t i dak kur ang dar i 160
mmHg, at aupun MAP t i dak kur ang dar i 120 mmHg selama 48 jam
pertama, kecuali pada krisis hipertensi tertentu( misal : disecting aortic
aneurysm ). Penurunan TD tidak lebih dari 25% dari MAP ataupun TD yang
didapat.- P e n u r u n a n T D s e c a r a a k u t k e T D n o r ma l /
s u b n o r ma l p a d a a wa l pengobatan dapat menyebabkan berkurangnya
perfusike ke otak, jantung dan ginjal dan hal ini harus dihindari pada beberapa
hari permulaan, kecuali pada keadaan tertentu, misal : dissectinganneurysma aorta.-
TD s ecar a ber t ahap di us ahakan mencapai nor mal dal am s at u at au
duaminggu.
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat ant i hi per t ens i or al at au par ent er al yang di gunakan pada
kr i s i s hi per t ens i t er gant ung dar i apakah pas i en dengan hi per t ens i
emer gens i at auurgensi. Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan
kerusakan organ sasaran14

maka penderita dirawat diruangan intensive care unit, ( ICU ) dan diberi salah
satudar i obat ant i hi per t ens i i nt r avena ( I V ) . Tet api pada t i nj auan
pus t aka i ni , pengobatan hipertensi emergensi tidak dibahas lebih lanjut.
Penanggulangan hipertensi urgensi :
Pender i t a dengan hi per t ens i ur gens i t i dak memer l ukan r awat i nap
di r umah s aki t . Sebai knya pender i t a di t empat kan di r uangan yang
t enang, t i dak t er ang dan TD di ukur kembal i dal am 30 meni t . Bi l a
TD t et ap mas i h s angat meningkat, maka dapat dimulai pengobatan. Umumnya
digunakan obat-obat oralant i hi per t ens i dal am menggul angi hi per t ens i
ur gens i i ni dan has i l nya cukup memuaskan.
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan :
Nifedipine
: pemberian bisa secara sublingual (onset 5-10 menit). Buccal (onset 5 10 menit),
oral (onset 15-20 menit), duration 5 15 menit secara sublingual/ buccal).Efek
samping : sakit kepala, takhikardi, hipotensi, flushing, hoyong.
Clondine
: Pemberian secara oral dengan onset 30 60 menit Duration of Action8-12 jam.
Dosis : 0,1-0,2 mg,dijutkan 0,05mg-0,1 mg setiap jam s/d 0,7mg.
Efek samping
: sedasi,mulut kering.Hindari pemakaian pada 2nddegree atau 3rddegree, heart
block, brakardi,sick sinus syndrome.Over dosis dapat diobati dengantolazoline.
Captopril
: pemberian secara oral/sublingual.Dosis 25mg dan dapat diulang setiap 30 menit
sesuai kebutuhan.
Efek samping
: angio neurotik oedema, rash, gagal ginjal akut pada penderita bilateral
renal arteri sinosis.
Prazosin
: Pemberian secara oral dengan dosis 1-2mg dan diulang perjam
bila perlu.15

Efek samping
: first dosyncope, hiponsi orthostatik, palpitasi, takhikaro
sakitkepala.Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai
penurunanMAP sebanyak 20 % ataupun TD<120 mmHg. Demikian juga Captopril,
Prazosinterutama digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari
peningkatankatekholamine. Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi
oral/sublingualdapat menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan
bahkan sampaikebatas hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi).Dikenal
adanya first dose efek dari Prozosin. Dilaporkan bahwa reaksihipotensi
akibat pemberian oral Nifedifine dapat menyebabkan timbulnya
infark miokard dan stroke.Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun
Clonidin biasanya TDdapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari
MAP.Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung
lebihs ens i t i ve t er hadap penambahan t er api . Unt uk pender i t a i ni dan
pada pender i t a dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner, juga pada
pasien umur tuadan pasien dengan volume depletion maka dosis obat
Nifedipine dan Clonidineharus dikurangi.Seluruh penderita diobservasi paling
sedikit selama 6 jam setelahT D t u r u n u n t u k me n g e t a h u i e f e k t e r a p i
d a n j u g a k e mu n g k i n a n t i mb u l n y a o r t h o t a t i s . Bi l a TD
p e n d e r i t a y a n g o b a t i t i d a k b e r k u r a n g ma k a
s e b a i k n y a penderita dirawat dirumah sakit.
II. 6 PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderitahanyal ah
20% dal am 1 t ahun. Kemat i an s ebabkan ol eh ur emi a ( 19%) ,
gagal jantung kongestif (13%), cerebro vascular accident (20%), gagal jantung
kongestif disertai uremia (48%), infrak Miokard (1%), diseksi aorta
(1%).P r o g n o s i s me n j a d i l e b i h b a i k b e r k a t d i t e mu k a n n y a o b a t
y a n g e f e k t i f d a n penanggulangan penderita gagal ginjal dengan analisis dan
transplantasi ginjal

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD ( baring dan berdiri
)mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, gagal
jantungkongest i f ) . Per l u di bedakan kompl i kasi kri si s hi pert ensi
dengan kegawat anneur ol ogi at aupun payah j ant ung, kongest i f
dan oedema par u. Per l u di car i penyakit penyerta lain seperti penyakit
jantung koroner.
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :1. Pemeriksaan yang segera
seperti :a. darah : rutin, BUN, creatinine, elektrolit. b. urine: Urinalisa dan kultur
urine.c . E K G : 1 2 L e a d , m e l i h a t
t a n d a i s k e m i . d. Foto dada : apakah ada oedema
paru ( dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana ).2 .
P e me r i k s a a n l a n j u t a n ( t e r g a n t u n g d a r i k e a d a a n
k l i n i s d a n h a s i l pemeriksaan yang pertama) :a . S a n g k a a n
k e l a i n a n r e n a l : I V P , R e n a l a n g i o g r a p h y (
k a s u s tertentu ), biopsi renal ( kasus tertentu ). b. Menyingkirkan
kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinaltab, CAT Scan.c . B i l a
d i s a n g s i k a n F e o k h r o m o s i t o m a : u r i n e 2 4 j a m
u n t u k Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid ( VMA ).
II.5 PenangananDasar-Dasar Penanggulangan Krisis Hipertensi:
Seperti keadaan klinik gawat yang lain, penderita dengan krisis
hipertensisebaiknya dirawat di ruang perawatan intensif. Pengobatan krisis
hipertensi dapatdibagi:1 . P e n u r u n a n t e k a n a n d a r a h 12

Pada dasarnya penurunan tekanan darah harus dilakukan
secepatmungki n t api s eaman mungki n. Ti ngkat t ekanan darah
yang akand i c a p a i t i d a k b o l e h t e r l a l u r e n d a h , k a r e n a
a k a n me n y e b a b k a n hi poper f usi t ar get or gan. Unt uk
menent ukan t i ngkat t ekanan darahyang diinginkan, perlu ditinjau
kasus demi kasus. Dalam pengobatankr i s i s hi pert ens i ,
pengur angan
Mean Arterial Pressure
(MAP)sebanyak 2025% dalam beberapa menit/jam, tergantung dari
apakahemer gensi at au ur gensi penur unan TD pada penderi t a
aort a di seks i akut ataupun oedema paru akibat payah jantung kiri
dilakukan dalamtempo 1530 menit dan bisa lebih rendah lagi dibandingkan
hipertensiemergensi lainnya. Penderita hipertensi ensefalopati,
penurunan TD25% dalam 23 jam. Untuk pasien dengan infark cerebri akut
ataupun pendarahan intrakranial, pengurangan TD dilakukan lebih lambat (6
1 2 j a m) d a n h a r u s d i j a g a a g a r TD t i d a k l e b i h r e n d a h
d a r i 1 7 0 180/100 mmHg.2 . P e n g o b a t a n t a r g e t o r g a n Meskipun
penurunan tekanan darah yang tepat sudah memperbaikifungsi target organ,
pada umumnya masih diperlukan pengobatan dan pengelolaan khusus untuk
mengatasi kelainan target organ yangterganggu. Misalnya pada krisis
hipertensi dengan gagal jantung kiri akut di perl ukan pengel ol aan
khus us t er masuk pember i an di uret i c, pemakaian obat-obat yang
menurunkan preload dan afterload. Padakrisis hipertensi yang disertai gagal
ginjal akut, diperlukan pengelolaank h u s u s u n t u k g i n j a l n y a ,
y a n g k a d a n g - k a d a n g
m e m e r l u k a n hemodialisis.3 . P e n g e l o l a a n k h u s u s Beberapa
bentuk krisis hipertensi memerlukan pengelolaan khusus,terutama yang
berhubungan dengan etiloginya, misalnya eklampsiagravidarum.
Penanggulangan Hipertensi Emergensi :
13

Bila diagnosa hipertensi emergensi telah ditegakkan maka TD perlu
segeraditurunkan. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah :

Rawat di I CU, pas ang f emoral i nt r aart er i al l i ne dan pul monari
ar t eri al catether (bila ada indikasi ). Untuk menentukan fungsi
kordiopulmonair dan status volume intravaskuler.

Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik.- tentukan penyebab krisis hipertensi-
singkirkan penyakit lain yang menyerupai krisis HT- tentukan adanya kerusakan
organ sasaran

T e n t u k a n T D y a n g d i i n g i n k a n d i d a s a r i d a r i l a ma n y a
t i n g g i n y a T D sebelumnya, cepatnya kenaikan dan keparahan
hipertensi, masalah klinisyang menyertai dan usia pasien.- Penur unan
TD di ast ol i k t i da k kur ang dari 100 mmHg, TD si st ol i k t i dak
kur ang dari 160 mmHg, at aupun MAP t i dak kur ang dari
120mmHg selama 48 jam pertama, kecuali pada krisis hipertensi
tertentu( misal : disecting aortic aneurysm ). Penurunan TD tidak
lebih dari25% dari MAP ataupun TD yang didapat.- P e n u r u n a n T D
s e c a r a a k u t k e TD n o r ma l / s u b n o r ma l p a d a
a wa l pengobatan dapat menyebabkan berkurangnya perfusike ke otak, jantung
dan ginjal dan hal ini harus dihindari pada beberapa hari permulaan, kecuali
pada keadaan tertentu, misal : dissectinganneurysma aorta.- TD s ecar a
ber t ahap di us ahakan mencapai nor mal dal am sat u at au
duaminggu.
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat ant i hi per t ens i oral at au parent eral yang di gunakan pada
kr i si s hi pert ensi t er gant ung dar i apakah pas i en dengan
hi per t ensi emer gensi at auurgensi. Jika hipertensi emergensi dan
disertai dengan kerusakan organ sasaran14

maka penderita dirawat diruangan intensive care unit, ( ICU ) dan diberi salah
satudari obat ant i hi per t ensi i nt r avena ( I V ) . Tet api pada
t i nj auan pust aka i ni , pengobatan hipertensi emergensi tidak dibahas lebih
lanjut.
Penanggulangan hipertensi urgensi :
Penderi t a dengan hi per t ensi ur gensi t i dak memerl ukan r awat
i nap di rumah saki t . Sebai knya penderi t a di t empat kan
di r uangan yang t enang, t i da k t er ang dan TD di ukur kembal i
dal am 30 meni t . Bi l a TD t et ap mas i h sangat meningkat, maka dapat
dimulai pengobatan. Umumnya digunakan obat-obat oralant i hi per t ens i
dal am menggul angi hi pert ens i ur gens i i ni dan has i l nya
cukupmemuaskan.
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan :
Nifedipine
: pemberian bisa secara sublingual (onset 5-10 menit). Buccal (onset 5 10
menit), oral (onset 15-20 menit), duration 5 15 menit secara
sublingual/ buccal).Efek samping : sakit kepala, takhikardi, hipotensi, flushing,
hoyong.
Clondine
: Pemberian secara oral dengan onset 30 60 menit Duration of Action8-12 jam.
Dosis : 0,1-0,2 mg,dijutkan 0,05mg-0,1 mg setiap jam s/d 0,7mg.
Efek samping
: sedasi,mulut kering.Hindari pemakaian pada 2nddegree atau 3rddegree,
heart block, brakardi,sick sinus syndrome.Over dosis dapat diobati
dengantolazoline.
Captopril
: pemberian secara oral/sublingual.Dosis 25mg dan dapat diulang setiap 30
menit sesuai kebutuhan.
Efek samping
: angio neurotik oedema, rash, gagal ginjal akut pada penderit a bilateral
renal arteri sinosis.
Prazosin
: Pemberian secara oral dengan dosis 1-2mg dan diulang perjam
bila perlu.15

Efek samping
: first dosyncope, hiponsi orthostatik, palpitasi, takhikaro
sakitkepala.Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral
dicapai penurunanMAP sebanyak 20 % ataupun TD<120 mmHg. Demikian
juga Captopril, Prazosinterutama digunakan pada penderita hipertensi
urgensi akibat dari peningkatankatekholamine. Perlu diingat bahwa
pemberian obat anti hipertensi oral/sublingualdapat menyebabkan
penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi).Dikenal adanya first dose
efek dari Prozosin. Dilaporkan bahwa reaksihipotensi akibat
pemberian oral Nifedifine dapat menyebabkan timbulnya
infark miokard dan stroke.Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun
Clonidin biasanya TDdapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari
MAP.Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung
lebihsensi t i ve t er hadap penambahan t er api . Unt uk penderi t a i ni
dan pada pender i t a dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner,
juga pada pasien umur tuadan pasien dengan volume depletion maka
dosis obat Nifedipine dan Clonidineharus dikurangi.Seluruh penderita
diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelahT D t u r u n u n t u k
me n g e t a h u i e f e k t e r a p i d a n j u g a k e mu n g k i n a n
t i mb u l n y a o r t h o t a t i s . B i l a T D p e n d e r i t a y a n g o b a t i t i d a k
b e r k u r a n g ma k a s e b a i k n y a penderita dirawat dirumah sakit.
II. 6 PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival
penderitahanyal ah 20% dal am 1 t ahun. Kemat i an sebabkan ol eh
ur emi a ( 19%) , gagal jantung kongestif (13%), cerebro vascular accident
(20%), gagal jantung kongestif disertai uremia (48%), infrak Miokard (1%),
diseksi aorta (1%).P r o g n o s i s me n j a d i l e b i h b a i k b e r k a t
d i t e mu k a n n y a o b a t y a n g e f e k t i f d a n penanggulangan penderita
gagal ginjal dengan analisis dan transplantasi ginjal.



KRISIS HIPERTENSI
Definisi
- Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 mmHg,
meskipun tekanandarah tersebut sangat bervariasi dari waktu ke waktu.-
Hipertensi Krisis adalah kenaikan tekanan darah dengan kenaikan tekanan
diastolik yang bermakna.Tidak ada nilai absolut dari hipertensi krisis,
tetapi tekanan diastolik antara 120-130 mmHg dapat dipakai sebagai petunjuk.
Krisis hipertensi dibagi:1. Hi per t ens i emer gens i : di mana peni ngkat an
t ekanan dar ah ber aki bat di s f ungs i atau kerusakan end organ.2. Hi per t ens i
Ur gens i : di mana peni ngkat an t ekanan dar ah ber aki bat
ancamandisfungsi atau kerusakan end organ.Hipertensi berat sebaliknya pada
beberapa orang tidak menimbulkan keluhanapapun dan kondi s i
demi ki an l ebi h t epat di kat egor i kan s ebagai Hi per t ens i Urgensi.-
Tampilan klinis pasien bisa bermacam-macam. Contoh Hipertensi
Emergensi:1.Hipertensi Encephal opathy, harus dibedakan dengan
Stroke/SAH2.Hypertensive Left Ventricular Failure (Acute Pulmonary
Oedema)3 . Ac u t e Ao r t i c d i s s e c t i o n 4 . I n f a r k My o c a r d Ac u t e
( ACS ) 5.Stroke (perdarahan atau Ischemic, Sub Arachnoid
bleeding)6 . G a g a l G i n j a l A c u t e 7 . E c l a mp s i / P r a e
E c l a mp s i . 8 . Kr i s i s P h a e c h r o mo c y t o ma 9. Obat - obat r ekr eas i
( Ect as y) . Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee VII (18
tahun)Tekanan darah Sistolik Diastolik Normal < 120 < 80Pra hipertensi 120 139
80 89Hipertensi grade 1 140 159 90 - 99Hipertensi grade 2 160 100

- Contoh hipertensi urgency :1.Peningkatan Tekanan Darah dengan perubahan
retina (tanpa kerusakan endorgan)2 . Ga g a l Gi n j a l Kr o n i k . 3 . P r e
E c l a m p s i .
Perhatian
- Bi l a p e n g u k u r a n t e n s i d e n g a n a l a t mo n i t o r t e r l a l u t i n g g i (
a t a u r e n d a h ) , u l a n g i pengukuran secara manual dengan ukuran cuff yang
sesuai.-Hipertensi Krisis biasanya terjadi pada penderita hipertensi, tetapi
beberapa tanpa punya riwayat hipertensi.Hipertensi sekunder merupakan penyebab
terbanyak darihipertensi krisis.- I s t i l a h Hi p e r t e n s i a k s e l e r a s i ,
Hi p e r t e n s i ma l i g n a d a n Hi p e r t e n s i Ak s e l e r a s i - Ma l i g n a
d i p e r g u n a k a n u n t u k me n g g a mb a r k a n b e r a t n y a h i p e r t e n s i
y a n g berhubungan dengan perubahan retina sesuai klasifikasi dari Keith-Wagener-
Ba k e r . S e me n t a r a i t u p e n d a p a t y a n g me n g a t a k a n Ke i t h
Wa g e n e r g r a d e 3 (hemorrhage,cotton wool spot,arteriosclerosis) dan
Grade 4 ( papil oedem) akanmembawa prognosa buruk, pendapat terbaru
mengatakan tidak seluruhnya benar.Jadi istilah Hipertensi Emergency urgency lebih
disukai.- H i p e r t e n s i E n c e p h a l o p a t h y s a a t i n i d i p e r c a y a i
s u d a h j a r a n g d a n p e n u r u n a n kes adar an pada kebanya kan
pas i en bi as anya s ekunder dar i St r oke. Di agnos a banding dari keduanya
sangat penting, karena penurunan tekanan darah secaracepat pada Stroke akan
membawa dampak merugikan. CT Scan kepala membantumembedakan keduanya.-
Hyper t ens i ve Lef t Vent r i cul ar Fai l ur e ( s er i ng di s ebut Acut e
Pul monar y Oedema) t er j adi bi l a hi per t ens i ber at mengaki bat kan
gagal akut vent r i cl e ki r i kar ena peningkatan afterload yang berlebihan.-
Hi per t ens i dengan Robekan Aor t a per l u di pi ki r kan pada pender i t a
nyer i dada akut atau infark myocard akut (robekan pada arteri coronaria)
atau murmur baru dariregurgitasi aorta.Riwayat klasik seperti nyeri dada
seperi dirobek, menjalar ke punggung ,mungkin tidak dijumpai.- Hi per t ens i
dengan ACS/ I nf ar k myocar d Acut e t er j adi bi l a t ekanan dar ah
t i nggi dan berat akan meningkatkan tegangan dinding ventricle dan kebutuhan
oksigen.Tensi 180/110 mmHg merupakan kontraindikasi dari prosedur
Thrombolysis.- Pr e Ecl amps i Ecl amps i per l u di pi ki r k an pada i bu
hami l di at as 20 mi nggu. - J angan per nah mengobat i pender i t a
hi per t ens i ber das ar kan pengukur an t ekanan darah sekali, yakinkan
penderita dalam suasana relak dan pergunakan ukuran cuff yang sesuai.- Kor eks i
hi per t ens i yang ber l ebi han akan ber baha ya, mengaki bat kan St r oke
at auIMA.Pada kebanyakan kasus hipertensi akan terkontrol dengan obat -
obat oraldengan jangka waktu yang cukup panjang. Hindari pemberian
obat sub linguals e p e r t i c a l c i u m c h a n n e l b l o c k e r , a b s o r p s i n y a
t i d a k b i s a d i p e r k i r a k a n d a n penurunan tensi akan sangat cepat.

Tatalaksana
Tujuan terapi adalah menstabilkan pasien, identifikasi dari kebenaran
HipertensiEmergensi dan tatalaksana tepat.Tatalaksana dikerjakan di ruang resusitasi

Beri oksigen aliran rendah

Monitor ; EKG, saturasi oksigen, tanda-tanda vital setiap 5 10 menitApakah
pengukuran Tekanan Darah sudah benar?

Ulangi dengan cara manual.

Periksa apakah ukuran cuff tensimeter sudah sesuai

Bandingkan dengan lengan lain

Periksa lagi kemudian bila pasien asymptomatik Tentukan apakah Hipertensi
Emergensi atau Urgensi ?

Cari apakah terdapat tanda-tanda kerusakan end organ.

Pemeiksaan klinis harus meliputi1.Funduscopy untuk mencari perdarahan,
exudate dan papil edem2.Pemeriksaan neurologi untuk menentukan tingkat
kesadaran , deficit focal3.Pemeriksaan Cardiovascular untuk mencari tanda-
tanda gagal jantung kiri, murmur baru dari regurgitasi aorta, robekan aorta.

Pemeriksaan bedside : EKG, urine dipstick untuk mendeteksi hematuridan protein
urin, test kehamilan.

Pemeriksaan Lab : darah lengkap, urea/elektrolit/creatinine, cardiac enzym
danTroponin

Radiologi1.Foto Thorak : gagal ventricle kiri, pelebaran mediastinum2.CT scan
kepala pada kasus penurunan Kesadaran3.CT scan Thorak pada kasus Robekan
AortaApakah tekanan darah perlu segera diturunkan? Bila Ya, bagaimana
caranya?

Kecepatan optimal dalam menurunkan tekanan darah belum diketahui

Bila Hipertensi emergensi sudah ditegakkan, tujuan umum adalah
menurunkan MAP 20-25% dari MAP awal dalam beberapa jam atau Diastolik
menjadi 100-110 mmHg, lalu dalam 2-6 jam buat Tekanan darah menjadi
160/100 mmHg

Pada pasien dengan Stroke, bila CT scan kepala dapat dikerjakan dengan
segera, penurunan tekanan darah secepatnya sebaiknya dihindari kecuali
terdapat perdarahan intra cranial.

Obat- obatan1.Sodium Nitroprusside : bisa dipergunakan padasemua kasus
hipertensi Emergensi, kecuali pada kasus Eclampsi yang maumelahirkan.
Penggunaannya terbatas dalam jangka waktu lama (24-48 jam) karena

efek toxic metabolitnya yaitu thiocyanate, yang pada giliranannya
akanmenimbulkan keracunan Cyanida atau thiocyanate, dengan
manifestasi klinik asidosis laktat, penurunan kesadaran dan perburukan klinis.
Pemakaiannya harusdiikuti monitoring ketat dan perlu dilindungi dari cahaya.Dosis :
Infus dimulai dengan 0,25 ug/kg/menit titrasi sampai tercapai efek
yangdiinginkan.Dosis efektif rata-rata adalah 3 ug/kg/menit, denganrentang dosis
0,25ug- 10 ug/kg/menit ( pemakaian dosis maximum hanya diperkenankan
10 menitsaja)2.Labetalol hydrochloride : obat utama, atau pilihankedua setelah
nitroprusside gagal . Berguna pada penderita Ischemic heart disease, bekerja
dengan pengurangan kebutuhan oksigen dan tachycardia. Juga bermanfaat pada
kasus Robekan Aorta, bekerja dengan cara mengurangi kekuatanejeksi pada fase
kontraksi ventricle dan stress robekan.Kontraindikasi: asthma,PPOM,gagal
jantung kongesti, bradicardi dan AV block.Dosis kecil berakibat terjadinya
Paradoksal hipertensi karena efek beta blockinglebih kuat dari pada efek alfa
blocking.Dosis 25-50 mg IV bolus, diikuti 25-50 mg IV setiap 5-10 menit
sampaimaximum 300 mg ( efek berakhir sampai 50 menit) atau dengan infus
0,5-2mg/menit3.Nitroglycerine : obat pilihan untuk hipertensimoderat dengan
komplikasi unstable angina. Efek samping sakit kepala danmuntah, sehingga
pemakaiannya sangat terbatas pada Hipertensi Encephalopathy.Dosis : Infus 5-
100 ug/menit, titrasi sampai efek yang diinginkan.4.Propanolol : bisa
dikombinasi dengan Nitroprussideuntuk kasus Robekan Aorta thorak.Kombinasi
dengan Phentolamine untuk kasusKrisis katekolamine. Dosis 1mg IV bolus dan
titrasi.5.Esmolol ; suatu betablocker kerja singkat.Dipergunakan untuk kasus
Robekan Aorta. Dosis: 250-500 ug/kg/menit untuk 1menit,lalu 50-100
ug/kg/menit untuk 4 menit, bisa diulang.6.Phentolamine ; suatu alfa blocking
agent,dipergunakan bersama Propanolol untuk kasus krisis Katekolamine.Dosis
5-15 mg IV7.Hydralazine ; obat pilihan untuk kasus Eclampsiyang hendak
melahirkan. Dosis : 5-10 mg IV bolus, ulangi setiap 15menit dan titrasi.

Bila hipertensi urgensi sudah ditegakkan, penurunan tekanan darah secara bertahap
dicapai dalam 24-48 jam dengan target tekanan diastolik 100-110mmHg. Obat-obat
diberikan secara oral. Obat yang biasa diminum pasien dapatdipergunakan, bila batas
toleransi pasien sangat terbatas.

Obat-obatan1. Felodipine : a. 2,5 mg oral untuk usia > 65 tahunb.5mg oral untuk
usia < 65 tahun, lalu 2x5 mg2. Captopril : beri 25 mg oral,lalu 2-3 x 25 mg.
Disposisi

Hipertensi Emergensi : pasien harus dirawat di CVCU

Hipertensi Urgensi :pasien dapat dipulangkan bila respon terapinya bagus
dan penurunan tekanan darah terjadi 4 jam, tetapi follow upharus dilakukan dalam
kurun 48 jam. Bila hipertensinya baru diketahui dan penyebabnya belum
diketahui rawt di bagian IPD untuk evaluasi dan pencarian etiologinya.

Anda mungkin juga menyukai