Anda di halaman 1dari 7

SINKRETISME ARSITEKTUR

SINKRETISME adalah upaya untuk penyesuaian pertentangan perbedaan


kepercayaan. Secara etimologis, sinkretisme berasal dari kata syin dan kretiozein
atau kerannynai, yang berarti mencampurkan elemen-elemen yang saling
bertentangan. Adapun pengertiannya adalah suatu gerakan di bidang filsafat dan
teologi untuk menghadirkan sikap kompromi pada hal yang agak berbeda dan
bertentangan.


















SINKRETISME ARSITEKTUR
Proses dalam mencapai keseimbangan oleh
setiap manusia untuk selalu mampu beradaptasi
dengan lingkungan dimana ia berada. Seperti
halnya dengan keberadaan bangunan yang
menampilkan suatu bentuk nilai-nilai sinkretisme
antara konsep arsitektur yang diwujudkan ke
dalam bangunan pada skala makro, dan mikro.

SINKRETISME
BUDAYA SEJARAH AGAMA
Contoh sinkretisme arsitektur pada kehidupan nyata yakni dapat di lihat pada
konsep arsitektur Bali-Cina pada bangunan kelenteng.
Arsitektur Bali-Cina.
Sejarah Masuknya pengaruh Hindu Budha dan kedatangan orang-orang
Tionghoa ke Bali menciptakan sebuah bangunan peribadatan etnis Tionghoa yang
tersebar di beberapa wilayah di Bali.
Budaya Kebudayaan Bali merupakan suatu kebudayaan yang berkarakter unik
karena merupakan perpaduan antara beberapa unsur budaya seperti budaya
prasejarah yang berakar pada masa bercocok tanam dan masa logam, masa
pengaruh agama Hindu dan Budha dan masa modern dengan datangnya
kebudayaan modern dari dunia Barat.
Bangunan Kelenteng.
Kelenteng adalah sebuah tempat ibadah (Suci) yang penuh dengan hal-hal yang
bersifat sakral dan suci, yang tidak boleh dibuat sembarangan.









Perpaduan konsep arsitektu bali dan konsep arsitektur cina dapat dilihat pada
bentuk dan fungsi-fungsi bangunan kelenteng.


Pura Ulun Danu Batur di Kintamani, Bali.
Konsep Arsitektur Bali Menurut kepercayaan masyarakat Hindu di Bali,
bangunan memiliki jiwa Bhuana AgungBhuana Alit (mikrokosmos). Antara manusia
(mikrokosmos) dan bangunan yang ditempati harus harmonis agar bisa
mendapatkan keseimbangan anatara kedua alam tersebut. Untuk itu, di dalam
membuat bangunan harus sesuai dengan tata cara yang ditulis dalam sastra Asta
Bhumi dan Asta Kosala Kosali. (alam makrokosmos) sedangkan manusia yang
menepati bangunan adalah bagian dari
Konsepsi perwujudan perumahan umat Hindu merupakan perwujudan landasan dan
tata ruang, tata letak dan tata bangunan yang dapat dibagi dalam :

1. Harmonisasi dengan lingkungan.
2. Keseimbangan Alam (Tri Hita Karana).
3. Rwa Bhineda, Hulu Teben, Purusa Pradhana.
4. Tri Angga dan Tri Mandala.
5. Harmonisasi dengan potensi lingkungan.















Konsep Arsitektur Cina karakteristik Arsitektur China yang perlu dibahas dan
dikenali, seperti yang diuraikan dalam Chinese Architecture oleh G. Lin (1989)
adalah:
1. Organisasi ruang (spatial organization
Organisasi ruang pada Arsitektur Cina didasarkan pada kebutuhan hidup sehari-hari
yang dipadukan dengan persyaratan-persyaratan estetika yang dianut masyarakat
China,
2. The jian
Jian adalah unit dari organisasi ruang. Pengorganisasian ruang pada arsitektur
klasik Cina adalah sangat sederhana. Konsep dasarnya meliputi penggunaan Jian,
atau Bay Room, sebagai standar unit dan dapat dikembangkan atau dibuat secara
berulang menjadi suatu massa bangunan atau beberapa kelompok bangunan.

arsitektur Cina klasik adalah bentuk struktur yang simetri dan orthogonal pada denah
dan potongan.
















Bila dilihat dari tampilan arsitektur dan elemen-elemen ruang pada bangunan
kelenteng terlihat pula adanya pengaruh sinkretisme. Seperti masih digunakannya
material bata merah, murda serta ikut celedu pada atap bangunan dan adanya
bentuk gerbang berupa kori agung. Bahkan dekorasi serta sarana dan prasarana
yang digunakan juga menggunakan penjor, gantung-gantungan, lamak, wastra,
pajeng dan juga banten.

























Tampilan Arsitektur dan Elemen-elemen Ruang Kelenteng Leeng Guan Bio, Kuta, Badung
Simpulan
penerapan nilai-nilai sinkretisme konsep arsitektur Bali-Cina
diimplementasikan ke dalam skala makro, meso dan mikro. Dalam skala makro,
konsep penataan tapak yang mencakup orientasi, letak gerbang dan penempatan
bangunan kelenteng selain didasarkan pada konsep Tri Dharma juga mendapat
pengaruh konsep Arsitektur Tradisional Bali, yaitu pada konsep penempatan
padmasana/pelinggih. Sedangkan pada skala meso, nilai sinkretisme ini terlihat
pada hubungan antar ruang dan nilai hirarki ruang. Dalam hal ini terdapat ruang
ritual yang menyembah dewa-dewi Taoisme dan dewa-dewi dari ajaran Hindu. Dan
untuk skala mikro, elemen-elemen ruang yang mencakup sarana, prasarana dan
dekorasi yang digunakan selain menganut ajaran Tri Dharma juga telah dipengaruhi
oleh ajaran Hindu.
Bentuk perpaduan budaya dan paham kepercayaan inilah yang memberikan
sebuah gambaran unik mengenai proses interaksi antar individu dalam suatu
kehidupan masyarakat, yang kemudian mengalami proses internalisasi, sosialisasi
yang berlanjut pada enkulturasi (proses pembudayaan). Sehingga diperoleh
hubungan antar individu sebagai makhluk berbudaya yang mampu mengupayakan
keseimbangan antara Tuhan, manusia dan alam.
















Institut teknologi nasional
malang
PENGANTAR ARSITEKTUR

Nama : Lalu Hangga Riyawan
Nim : 11.22.069
Judul Tugas : Sinkretisme Arsitektur
Dosen Pembina :
Ir. DaimTriwahyono, MSA.
ARSITEKTUR S-1
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2013

Anda mungkin juga menyukai