Anda di halaman 1dari 19

BIOPSI

I. PENDAHULUAN
Di era modern ini, tumor ganas semakin meningkat insidensinya. Sayangnya keganasan
ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala klinis yang jelas
terutama pada stadium awal membuat penentuan diagnosis secara klinis kurang dapat
diandalkan. Disinilah pemeriksaan patologis memegang peranan penting sebagai penunjang
untuk memastikan diagnosis. Penyakit kanker dapat dideteksi sedini mungkin dengan
mempergunakan beragam alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai pada alat canggih.
Pemeriksaan fisik merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana. Kombinasi fisik diagnostik
dengan biopsi merupakan alat diagnostik yang efektif dan efisiensi untuk pemeriksaan patologis
mikroskopik.
Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan.
Pemeriksaan patologi ini juga bermanfaat tidak hanya menegakkan diagnosis dan rencana
pengobatan tetapi juga untuk menentukan prognosis. Berasal dari bahasa latin yaitu bios:hidup
dan opsi: tampilan. adi secara umum biopsi adalah pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang
kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan penunjang
seperti !"ray, #$ scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan proses pembedahan. Dengan
demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter bukan untuk
terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga mengangkat
semua massa atau kelainan yang ada.Kemajuan teknologi radiologi yang pesat dan merupakan
mitra utama biopsi, terutama pada tumor yang terletak di rongga dada dan rongga abdomen.
Keberadaan fluoroskop"$%, ultrasonogram dan CT Scan sangat bermanfaat dalam menuntun
ujung jarum sampai mencapai massa tumor. Kemajuan teknlogi laboratorium, tersedianya
1
pewarnaan dan ditopanng kerja sama patologist dan radiologist, sitologi biopsi dapat dilakukan
lebih efektif dan efisien.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Prinsip- Prinsip Biopsi
Dalam melakukan Biopsi maka harus memperhatikan prinsip"prinsip dari suatu biopsi
seperti& 'epresentatif, Daerah hemoragis"nekrosis infeksi dan hancur akibat jepitan(penekanan
harus dihindari, )indari masage dan penekanan pada tumor, Biopsi dari lesi kulit atau
permukaan mukosa harus menyertakan jaringan sehat, Biopsi dengan lesi yang lebih dalam harus
dihindari terjadinya implantasi sel tumor pada jaringan sehat, Pada biopsi ulang pengambilan lesi
yang sama harus dihindari, *okasi dan arah insisi pada biopi harus diperhatikan supaya tidak
mempersulit prosedur selanjutnya. . +aris insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif
,diletakkan dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif-, .hli bedah harus dapat
memberikan tanda petunjuk yang tepat untuk ahli patologi, )indari penggunaan infiltrasi lokal
pada tumor, Blood"less Surgery
II.2.Terminology pemeris!!n P!"ologi An!"omi !s#s pr!g!n!s $!n g!n!s
Displasia
Dalam bahasa latin berarti bentuk yang buruk. /erupakan bentuk paling awal
dari prakanker yang dikenal oleh ahli patologi melalui pemeriksaan biopsy. Displasia merupakan
penyimpangan sel dari keadaan normal. Sel yang mengalami dysplasia tampak abnormal
bentuknya karena terjadi gangguan dalam proses pematangan sel. .danya gambaran dysplasia
epitel merupakan tanda karakteristik utama dari keadaan praganas. Perubahan hanya terbatas
pada jaringan epitel belum mengin0asi ke jaringan lebih dalam.
#arsinoma 1n Situ
#arsinoma 1n Situ sinonim dengan dysplasia derajat tinggi sehingga resiko untuk
berubah menjadi kanker sangat tinggi. #arsinoma 1n Situ merupakan bentuk awal karsinoma
tanpa in0asi ke jaringan sekitar atau sel neoplastik berproliferasi hanya pada daerah sekitar tumor
saja.
#arsinoma in0asi0e
2mumnya disebut kanker , merupakan tahap akhir dari rangkaian perubahan sel
Bila tidak diobati akan mengin0asi jaringan tubuh dan menyebabkan kematian.
3
II.%. Der!&!" ' S"!$i#m Kl!si(i!si T#mor
/engetahui stadium tumor sangat penting artinya untuk menentukan tindakan apa
yang akan diberikan dan juga prognosis penyakit. Beberapa cara menentukan stadium
dari tumor, antara lain berdasarkan :
3. Stadium tumor berdasarkan letak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya
dalam organ
a- Stadium lokal : pertumbuhannya masih terbatas pada organ semula tempatnya tumbuh.
b- Stadium metastase regional : tumor padat telah metastase ke kelenjar limfe yang
berdekatan , kelenjar limfe regional -
c- Stadium metastase jauh : tumor padat telah metastase pasa organ yang
letaknya jauh dari tumor primer.Secara klinis kadang 4 kadang dipakai dua sitilah diatas
sekaligus untuk menyebut stadium tumor padat yaitu Stadium lokoregional, oleh karena
pada kenyataannya sering ditemukan stadium lokal dan regional secara bersamaan pada
waktu dilakukan pemeriksaan klinis.
5. Stadium tumor berdasarkan sistem $6/ , stadium $6/ -
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Perancis Piere de
6oi7, kemudian dipergunakan dan disempunakan oleh 21## , 2nion 1nternationale
#ontre le #ancere -, dan sejak 389: sistem ini dipergunakan secara luas di berbagai
belahan dunia.Sistem $6/ ini berdasarkan ; kategori, yaitu : $ , $umor primer -, 6
4
, 6odul regional, metastase ke kelenjar limfe regional -, dan / , /etastase jauh -.
/asing 4 masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi subkategori untuk melukiskan
keadaan masing 4 masing kategori dengan cara memberi indeks angka dan huruf di
belakang $, 6, dan /, yaitu :
< $ = $umor Primer
" 1ndeks angka : $7, $is, $>, $3, $5, $;, dan $?
" 1ndeks huruf : $3a, $3b, $3c, $5a, $5b, $;b, dst
) 6 = 6odul, metastase ke kelenjar regional.
" 1ndeks angka : 6>, 63, 65, 6;.
" 1ndeks huruf : 63a, 63b, 65a, 65b, dst
< / = /etastase organ jauh
" 1ndeks angka : />, /3
" 1ndeks huruf : /7
$iap 4 tiap indeks angka dan huruf mempunyai arti klinis sendiri 4 sendiri untuk
setiap jenis atau tipe tumor padat. adi arti indeks untuk karsinoma payudara tidak sama
dengan karinoma nasofaring, dsb. Pada umumnya arti sistem $6/ tersebut adalah
sebagai berikut :
< Kategori $ = $umor Primer
" $7 = Syarat minimal menentukan indeks $ tidak terpenuhi.
" $is = $umor in situ
" $> = $idak ditemukan adanya tumor primer
" $3 = $umor dengan f maksimal @ 5 cm
" $5 = $umor dengan f maksimal 5 " 9 cm
" $; = $umor dengan f maksimal A 9 cm
" $? = $umor in0asi keluar organ.
< Kategori 6 = 6odul, metastase ke kelenjar regional.
" 6> = 6odul regional negati0e
" 63 = 6odul regional positif, mobile , belum ada perlekatan -
" 65 = 6odul regional positif, sudah ada perlekatan
5
" 6; = 6odul jukstregional atau bilateral.
< Kategori / = /etastase organ jauh
" /> = $idak ada metastase organ jauh
" /3 = .da metastase organ jauh
" /5 = Syarat minimal menentukan indeks / tidak terpenuhi.
;. Stadium tumor berdasarkan pentahapan menurut .## , .merican oint #ommittee on
#ancer -
Setelah sistem $6/ diperkenalkan dan dipakai secara luas pada tahun 389:,
kelompok para ahli yang menangani kanker di 2S., pada tahun 3898 juga
mengemukakan suatu skema pentahapan kanker yang merupan penjabaran lebih lanjut
dari sistem $6/. Kelompok para ahli tersebut semula bernama : $he .merican oint
#ommittee for #ancer Staging and Bnd 'esults 'eporting , disingkat .# -. .# tersebut
kemudian berubah nama pada tahun 38:> menjadi .merican oint #ommittee on #ancer
, disingkat .## -. $ujuan pembuatan staging kanker tersebut adalah agar lebih praktis
dan lebih mudah pemakaiannya di klinik. Staging menurut .## ini pertama harus
menentukan $, 6, / dari tumor padat tersebut sesuai ketentuan yang ada, dan selanjutnya
dikelompokkan dalam stadium tertentu yang dinyatakan dalam angka romawi , 1 4 1% -
dan angka arab , khusus untuk stadium > -.
*ebih mudahnya, sebagai contoh dapat dilihat staging kanker payudara menurut .##
pada table ( gambar berikut :
6
?. Stadium tumor berdasarkan kesepakatan para ahli ,Kon0ensi-
Beberapa jenis tumor padat stagingnya didasarkan pada kesepakatan para ahli di
bidangnya masing 4 masing . Beberapa contohnya antara lain :
< Stadium Dukes, untuk karsinoma kolorektal
< Stadium .nn .rbor, untuk limfoma maligna
< Stadium C1+D, untuk karsinoma ser0iks dan tumor ginekologi
< Staging melanoma maligna menurut #lark, dan Breslow, dll..
II.*.Jenis Pemeris!!n
Biopsi harus representati0e baik secara klinis maupun mikroskopis misalnya memilih
daerah tumor yang tidak ada nekrosis dan tidak terdapat infeksi sekunder. 1nterpretesi biopsi
untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan :
Pemeriksaan makroskopis
/erupakan pemeriksaan dengan mata biasa untuk menilai( memperkirakan suatu
jaringan tumor bersifat ganas atau jinak. misalnya bentuk, ukuran, warna ,permukaan,
Batas jelas(tidak ,permukaan rata ( berbenjol 4 benjol,tepi meninggi ( tidak, mudah
berdarah (tidak, bersimpai ( tidak, rapuh tidaknya tumor, Seperti dibawah ini :
7
Bentuk plaEue : melanoma, basalioma
Bentuk nodus : padat, kistik
Bentuk erosi,ulkus
Pemeriksaan mikroskopis
Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya keganasan dini tidak dapat didiagnosis
berdasarkan pengamatan klinis semata, karena tidak ada kriteria pasti untuk menentukan
jinak dan ganasnya.Suatu lesi secara klinis selain tidak adanya gejala karakteristik,
seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut setelah timbul gejala klinis yang
mengganggu penderita.2ntuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium penunjang.Pemeriksaan /ikroskopis merupakan cara yang sangat penting
untuk menegakkan suatu neoplasma.
II.+. Jenis Biopsi
Biopsi terbagi menjadi :
Biopsi "er"#"#p : $anpa membuka kulit,Bisa dikerjakan oleh disiplin non"bedah
Biopsi "er,#! : Dengan membuka kulit(mukosa, Biasanya dikerjakan oleh disiplin
bedah, dan .kan mendapatkan spesimen yang lebih representati0e
Biopsi $ertutup : Bahan sedikit(kurang representati0e, Dapat ditingkatkan dengan biopsi
terbuka, #ontoh : C6.B- #ore Biopsy- #airan cyste"sputum"darah"ascites, dan Bndoscopy.
Biopsi terbuka : Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah, Dengan membuka kulit(mukosa,
Pemeriksaan yang dikerjakan : histo"patologi, dan /acamnya : Biopsi insisi, Biopsi eksisi
Biopsi Insision!l
Faitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan
pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk
diperiksa.$eknik suatu biopsi insisional antara lain :
$entukan daerah yang akan dibiopsi.
8
'ancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.
Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 39.
.ngkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus.
$eruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan ini jangan
sampai tersentuh.
$utup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.
Biopsi Esision!l
Faitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai jaringan sehat di sekitarnya.
/etode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan
biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase . $ehnik biopsi
eksisional, adalah sebagai berikut :
'ancang garis eksisi,
Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya.
*ebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta banyaknya kulit yang
tersedia di kedua tepi sayatan.
Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada sifat lesi, yaitu:
*esi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di tepi lesi dengan sedikit
lemak mungkin perlu dibuang agar luka mudah dijahit.
9
Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta paling kurang >.9 s(d 3 cm kulit sehat.
Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 3 s(d 5 cm kulit
sehat.
1nsisi dengan skalpel nomor 39 hingga menyayat seluruh tebal kulit.
1nspeksi luka dan atasi perdarahan.
$utup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang tidak dapat diserap.
Biopsi J!r#m
Faitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya
cara ini dilakukan dengan bius lokal ,hanya area sekitar jarum-. Bisa dilakukan secara
langsung atau dibantu dengan radiologi seperti #$ scan atau 2S+ sebagai panduan untuk
membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.
10
Biopsi jarum dibagi atas C6.B ,fine needle aspiration biopsy-(B..) ,Biopsi .spirasi
arum halus-, dan #ore biopsy. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar
maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka
disebut fine needle aspiration biopsi. Biopsy aspirasi jarum halus merupakan metode lain
untuk Gdiagnosis jaringanG " yaitu, sebuah cara sampling sel dalam benjolan mencurigakan
atau massa. . Biopsi aspirasi jarum halus sedikit lebih cepat dan kurang in0asif dari biopsi
inti. Biopsi jarum halus aspirasi tidak memerlukan anestesi lokal banyak. Seperti dengan
biopsi inti, 2S+ atau mammographik mungkin diperlukan untuk menemukan benjolan atau
area yang akan dijadikan sampel jika tidak dapat dengan mudah dirasakan.Pada hampir
semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya
superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable dengan
indikasi :
3- Preoperatif biopsi aspirasi pada tumor sangkaan maligna operable. $ujuannya adalah
untuk diagnosis dan menentukan pola tindakan bedah selanjutnya.
5- /aligna inoperable. Biopsi aspirasi merupakan diagnosis konfirmatif.
;- Diagnosis konfirmatif tumor HrekurenH dan metastasis.
?- /embedakan tumor kistik,solid dan peradangan.
9- /engambil spesimen untuk kultur dan penelitian
Penggunaan biopsi aspirasi dalam diagnosis tumor mempunyai dampak yang
menguntungkan baik ditinjau dari segi menejemen tumor, pelayanan onkologik rumah
sakit maupun bagi pasien.6amun harus disadari bahwa jangkauan sitologi biopsi aspirasi
sangat terbatas yang dapat terjadi pada keadaan dimana luasnya in0asi tumor tidak dapat
ditentukan, subtipe kanker tidak selalu dapat diidentifikasi, dan dapat terjadi negatif palsu.
Diagnosis sitologik dengan menggunakan C6.B mempunyai nilai klinik antara lain
11
3.Sitologi positif ( Positif /aligna : /erupakan petunjuk untuk melakukan tindakan lebih
lanjut antara lain sur0ei metastasis, menentukan stadium, memilih alat diagnostik lain bila
diperlukan dan mendiskusikan pola pengobatan.
5.Sitologi negatif atau kelainan jinak : Belum dapat menyingkirkan adanya kanker& perlu
dipikirkan kemungkinan negati0e palsu. 6egatif palsu dapat terjadi karena kesalahan
teknis, sehingga sejumlah sel tumor tidak terdapat pada sediaan. Bila terdapat perbedaan
sitologi dan data klinik, alternatif tindakan terbaik adalah biopsi bedah& akan tetapi, pada
kasus sitologi negatif dengan spesifikasi kelainan dan cocok dengan gambaran klinik,
maka pola pengobatan dapat ditentukan.
;.Sitologi suspek ( mencurigakan maligna : /ungkin memerlukan pemeriksaan lain
sebelum pengobatan antara lain pemeriksaan potongan bekuataupun sitologi imprint atau
kerokan durante operasionam.
?. 1nkonklusif ,tidak dapat diinterpretasikan- : Dapat terjadi karena kesalahan teknik atau
karena situasi tumor, misalnya mudah berdarah, reaksi jaringan ikat banyak atau tumor
terlalu kecil, sehingga sulit memperoleh sel tumor. Dalam praktek, sitologi inkonklusif
meningkatkan negatif palsu.
$indakan core biopsi adalah prosedur di mana jarum melewati kulit untuk
mengambil sampel jaringan dari suatu massa atau benjolan. aringan tersebut kemudian
diperiksa dibawah mikroskop untuk setiap kelainan. #ore Biopsi dapat dilakukan ketika
sebuah benjolan mencurigakan ditemukan, misalnya benjolan payudara atau pembesaran
kelenjar getah bening, atau jika suatu kelainan terdeteksi pada tes pencitraan seperti 7"
ray , 2S+ atau mamografi .#ore biopsi merupakan prosedur lebih in0asif daripada biopsi
aspirasi jarum halus , karena menggunakan bius lokal. 6amun, lebih cepat dan kurang
in0asif daripada biopsi bedah. Dalam beberapa kasus, hasil biopsi inti akan mencegah
tindakan operasi.Sedangkan untuk tehnik suatu tindakan #ore Biopsi dijelaskan sebagai
berikut dimana lebih awal dilakukan tindakan dengan menggunakan anestesi lokal di mana
jarum dimasukkan. Sebuah sayatan kecil ,dipotong- dibuat dalam kulit di atas benjolan,
dan jarum dimasukkan melalui insisi. Ketika ujung jarum berada di daerah yang akan
diperiksa, jarum cekung yang didesain khusus digunakan untuk mengumpulkan sampel sel"
sel yang hadir. 1ni ditampilkan dalam diagram di bawah ini. arum kemudian ditarik, dan
12
sampel yang diekstraksi.)al ini dapat diulang sampai 9 kali, sampai sebuah sampel yang
cukup telah dikumpulkan.
Dalam beberapa kasus, benjolan atau massa dari mana sel"sel yang harus
dilakukan adalah tidak mudah dirasakan melalui kulit. ika hal ini terjadi, ahli radiologi,
ahli bedah atau ahli patologi mengumpulkan sampel dapat menggunakan 2S+ , dimana
jarum dapat dilihat pada monitor 2S+ dan dibimbing ke daerah, atau
stereotacticmamografi ,untuk payudara- yang menggunakan dua mammogram di sudut
yang berbeda dan komputer untuk menemukan daerah yang benar. )al ini dapat membuat
prosedur memakan waktu lebih lama. Secara keseluruhan, biopsi inti biasanya memakan
waktu antara ;> menit sampai 3 jam untuk menyelesaikan.Karena pembiusan lokal yang
digunakan, core biopsi seharusnya tidak menyakitkan, meskipun mungkin tidak nyaman.
)asil interpretasi #ore Biopsy( Biopsi 1nti, antar lain :
Fang tidak memadai ( tidak cukup: Sampel yang diambil adalah tidak cukup untuk
mengkonfirmasi diagnosis kanker.
inak: $idak ada sel"sel kanker ini. Benjolan atau pertumbuhan berada di bawah
kendali dan tidak menyebar ke area lain dari tubuh.
.typical , atau curiga keganasan: )asil tidak jelas. Beberapa sel tampak abnormal
tetapi tidak pasti kanker.Biopsi bedah mungkin dibutuhkan untuk mengambil
sampel sel.
13
+anas: Sel"sel kanker, tidak terkontrol dan memiliki potensi atau telah menyebar
ke area lain dari tubuh.
Core biopsi adalah tes relatif cepat dan efektif untuk menentukan
status jarinan tersanka! "ibandinkan denan biopsi bedah# core
biopsi kecil kemunkinan melibatkan jarinan parut# infeksi atau sakit#
dan memiliki $aktu pemulihan sini%kan lebih pendek!Core biopsi
sanat beruna untuk men&elidiki kelainan terdeteksi pada tes
pencitraan# seperti '(ra&! )ni adalah in*estiasi pilihan ketika
microcalci%cation pa&udara terlihat pada mamora%! +ua# karena jarum
&an diunakan adalah cukup besar untuk menambil ,slice, koheren
jarinan# memunkinkan sel untuk diperiksa di ba$ah mikroskop karena
mereka diatur di dalam tubuh! -al ini dapat membantu untuk
membedakan antara beberapa jenis pen&akit pra(kanker
.seperti karsinoma duktal in situ / dan karsinoma duktal in*asif ! 0esiko
core biopsi termasuk kemunkinan bah$a setiap sel(sel kanker ini bisa
men&ebar ke dalam jarinan# tetapi hal ini jaran terjadi ketika tes ini
dilakukan oleh praktisi terampil! !
Selain biopsi dengan jarum seperti diatas terdapat juga suatu tindakan biopsi
menggunakan jarum dengan bantuan endoskopi. Pada prinsipnya sama yaitu pengambilan
sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi
sebagai panduannya. #ara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran
pernafasan, pencernaan dan kandungan. Bndoskopi dengan kamera masuk ke dalam
saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
14

Dan yang terakhir pemeriksaan biopsi secara Punch biopsy. Biopsi ini biasa
dilakukan pada kelainan di kulit. /etode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti
pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya
akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. /enggunakan anastesi lokal dan bila
pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.
aringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan
patologi dan atau imunohistokimia. $ujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk
15
menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya.
Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari
keganasan. $epi dari specimen ,pada biopsi eksisional- juga diperiksa untuk mengetahui
apakah seluruh lesi sudah terangkat ,tepi bebas dari infiltrasi tumor.
II... E(e S!mping $!n in$i!si ' on"r!in$i!si Biopsi
1nfeksi akan terjadi bila tidak memperhatikan teknik aseptik antisepsis,
Perdarahan, bisa terjadi pada lesi neoplasma karena adanya hiper0askularisasi.
1ndikasi suatu tindakan Biopsi adalah sebagai berikut :
*esi yang menetap lebih dari 5 minggu tanpa diketahui penyebabnya
2lserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda kesembuhan sampai ; minggu
Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu neoplasma
*esi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan klinis dan radiologis
*esi hiperkeratotik yang menetap
Sedangkan Kontra 1ndikasi Biopsi antara lain :
1nfeksi pada lokasi yang akan dibiopsi ,relatif-
+angguan faal hemostasis berat ,relatif-
Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi
III. Kesimp#l!n
Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu
keganasan
Derajat(stadium tumor berdasarkan :
3. *etak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya dalam organ
5. Sistem $6/
16
;.Pentahapan menurut .## , .merican oint #ommittee on #ancer -
?. Berdasarkan kesepakatan para ahli , kon0ensi -
1nterpreteasi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
$erdapat 5 jenis biopsy yaitu biopsy terbuka dan tertutup
$ujuan biopsy antara lain mengetahui morfologi tumor ,mengetahui , grading sel tumor
dan untuk merencanakan sampai sejauh mana radikalitas operasi
1ndikasi biopsy , dilakukan pada suatu lesi yang menetap selama kurang lebih 5 minggu ,
pada suatu lesi yang dicurigai neoplasma, ulkus yang tidak sembuh
Kontra indikasi biopsy yaitu adanya infeksi di tempat yang akan diambil sampelnya,
gangguan faal hemostasis , dilakukan pada diluar daerah yang akan dilakukan eksisi
17
DA/TA0 PUSTAKA
3. Suyatno, Bmir Pasaribu,Diagnostik dan terapi Bedah Dnkologi,Sagung Seto 5>>8
5. 2nderwood, Patologi 2mum dan Sistematik,B+#, 5>>?
;. anti Sudiono, Pemeriksaan Patologi 2ntuk Diagnosis 6eoplasma,B+#,5>>:
?. 6e0ille Ioolf , Pathology Basic and Sistemic , Saunders ,5>>?
9. Bmanuel 'ubin, Bssential of Pathology, *ippincot Iilliam J Iikins , 5>>K
K. Daniel ,Breast cancer, http: (( www. #ancer .org ( cancer ,5>>:
7! #ancer Staging, $$$!cancer!o*1cancertopics1factsheet1detection1 staging ,
2008
8! 2e$ 3)45 6tain# $$$!medscape!com1*ie$article, 2009
9! "e*ita# 7rinciples and 7ractical 5nkolo& 0e*ie$# 8ippincott 9illiam :
9ilkins # 2009
18
19

Anda mungkin juga menyukai