q
k
s
= (1)
dengan k
s
= modulus reaksi tanah dasar
2.2 Analisis kekakuan fondasi
Menurut Winkler (1867) fondasi di dukung oleh pegas pegas sehingga dalam
perancangannya menggunakan analisis elemen hingga. Sebelum merancang suatu fondasi
hendaknya sebelumnya fondasi di analisis dahulu apakah berkelakuan sebagai fondasi rigid
atau fondasi elastis.
EI
L B k
L
s
4
4
= (2)
rigid apabila : L < /4
fleksibel apabila : L >
2.3 Analisis kekakuan pelat lentur secara umum
Gambar 1 memperlihatkan sebuah pelat tanpa beban (load free plate), dengan x-y
sebagai bidang tengahnya (mid surface) dan lendutan pada arah z adalah nol. Komponen
perpindahan (displacement) dari sebuah titik pada arah x-y dan z dinotasikan sebagai u, v, dan
w. ketika beban diterapkan pada bidang x-y maka pada bidang normal (mid surface) pada titik
A (x
a
,y
a
) akan terjadi perpindahan tempat (deformation) dan lendutan w.
Pelat adalah suatu elemen struktur datar (tidak melengkung) yang memiliki ukuran
tebal jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi lainnya, dengan arah beban luar yang bekerja
tegak lurus dengan bidang strukturnya. Kekakuan pelat tipis didasarkan pada teori lentur
lendutan kecil dengan bahan homogen, isitropik, elastis (Ugural, 1981)
Pemodelan Fondasi Pelat Dengan Matriks Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Soewignjo Agus Nugroho)
27
Gambar 1. Pelat Lentur Lendutan Kecil
3. DASAR TEORI
3.1. Pelat Lentur
3.1.1. Hubungan regangan dan perpindahan
Hubungan regangan-perpindahan dapat dinyatakan sebagai berikut :
x
v
y
u
y
v
x
u
xy y x
=
(3)
perpindahan u dan v dinyatakan sebagai :
y
w
z v
x
w
z u
= (4)
dengan memasukan persamaan (3) ke persamaan (4) akan didapatkan :
y x
w
z
y
w
z
x
w
z
xy y x
=
2
2
2
2
2
2 (5)
3.1.2. Hubungan tegangan dengan regangan
Hubungan tegangan-regangan pada suatu bahan homogen isitropik, elastis didasarkan
pada hukum Hooke untuk tegangan tiga dimensi. Secara umum hubungan tersebut dapat
dinyatakan sebagi berikut :
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 25 - 35
28
( ) [ ] ( ) [ ] ( ) [ ]
( ) v
E
G
G G G
v
E
v
E
v
E
yz
yz
xz
xz
xy
xy
y x z z y x y y z y x x
+
= = = =
+ = + = + =
1 2
1 1 1
(6)
pada masalah pelat tipis lendutan kecil, hubungan tersebut disederhanakan menjadi kondisi
dua dimensi, dengan memberi nilai 0 = = =
z yz xz
ke dalam persamaan (6), maka akan
didapatkan persamaan tegangan dalam fungsi perpindahan sebagai berikut :
y x v
Ez
x
w
v
y
w
v
Ez
y
w
v
x
w
v
Ez
xy
y
x
=
(
=
(
=
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
(7a)
atau dalam bentuk persamaan matriks
{ }
( )
{ }
e
xy
y
x
e
v
v
v
v
Ez
(
(
(
=
2 / 1 0 0
0 1
0 1
1
2
(7b)
dengan
{ }
T
xy
y
x
e
y x
w
y
w
x
w
)
`
=
2
2
2
2
2
2
(8)
Dari Gambar 2 terlihat, bahwa akibat dari tegangan yang terjadi pada pelat, maka akan
menimbulkan bending momen, bending twisting, serta vertical shear force. Momen dan gaya
per unit panjang ini disebut stress resultant, dan didapatkan hubungan sebagai berikut :
Gambar 2. Tegangan Normal dan Tegangan Geser
Pemodelan Fondasi Pelat Dengan Matriks Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Soewignjo Agus Nugroho)
29
= =
2 /
2 /
2 /
2 /
t
t
t
t
x x x
y M z z t y z
atau secara umum momen momen yang terjadi adalah :
{ } ( )
|
|
\
|
|
|
\
|
|
|
\
|
+
= =
y x
w
v D
x
w
v
y
w
D
dy
w
v
x
w
D
M
M
M
z z M
xy
y
x
t
t
e e
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2 /
2 /
) 1 (
(9a)
dengan kekakuan lentur pelat (flexure rigity of the plate) =
) 1 ( 12
2
3
v
Et
D
=
atau { } [ ]{ }
e e
D M = (9b)
dengan [ ]
(
(
(
=
2 / ) 1 ( 0 0
0 1
0 1
) 1 ( 12
2
3
v
v
v
v
Et
D
3.1.3. Governing Equation
Ditinjau suatu elemen diferential dx.dy dari pelat yang dibebani dengan beban terbagi
merata persatuan luas, p seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Elemen Deferinsial Pelat
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 25 - 35
30
Dengan menggunakan keseimbangan gaya arah sumbu z dan momen arah sumbu x dan
sumbu y didapatkan :
0
0
0
= +
= +
= +
y x Q y x
x
M
y x
y
M
y x Q y x
y
M
y x
x
M
y x p y x
y
Q
y x
x
Q
x
x
xy
y
y xy
y
x
(10)
dengan mensubtitusikan nilai Qx dan Qy ke dalam persamaan pertama didapatkan :
p
y
M
y x
M
x
M
y xy
x
=
2
2 2
2
2
2 (11)
bila Mx, My dan Mxy pada persamaan (9a) disubtitusikan ke dalam persamaan (11), maka
didapatkan governing equation :
D
p
y
w
y x
w
x
w
=
4
4
2 2
4
4
4
2 (12)
governing equation untuk fondasi pelat di atas tumpuan elastis adalah ;
D
w k p
y
w
y x
w
x
w
s
=
4
4
2 2
4
4
4
2 (13)
3.2. Metode Elemen Hingga
3.2.1. Fungsi perpindahan elemen segi empat
Pada setiap simpul elemen segiempat hanya memiliki tiga komponen perpindahan,
yaitu: lendutan pada sumbu z, rotasi pada sumbu y dan rotasi pada sumbu x. rotasi
berhubungan dengan kemiringan (slope) yang dinyatakan sebagai berikut :
y
w
x
w
y x
= (14)
Pemodelan Fondasi Pelat Dengan Matriks Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Soewignjo Agus Nugroho)
31
Gambar 4. Elemen Segi Empat
Arah positif dari rotasi ditentukan dengan memakai aturan tangan kanan (righ hand rules)
seperti terlihat pada Gambar 4.
Matriks perpindahan simpul (nodal displacement matrix) elemen segiempat :
{ }
T
y x l y x k y x j y x i
l
k
j
i
e
l l w k k w j j w i i w } {
= (15)
bentuk polinomial dari fungsi perpinahan elemen segiempat dinyatakan sebagai berikut :
3
12
3
11
3
10
2
9
2
8
3
7
2
6 5
2
4 3 2 1 4
xy y x y xy y x x
y xy x y x w
+ + + + +
+ + + + + + =
(16)
subtitusikan, maka diperoleh :
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2 3 2 2
3 2 2 2
3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 2 0 2 0 1 0 0
3 0 2 3 0 2 0 1 0
1
l a c i p i t
l a c i p i t
l a c i p i t
y x x y y x x y x
y y x y y x x y x
y x y x y y x y x x y y x x y x
l Q
l Q
w
k Q
k Q
w
j Q
j Q
w
i Q
i Q
w
i i i i i i i i i
i i i i i i i i i
i i i i i i i i i i i i i i i i
y
x
l
y
x
k
y
x
j
y
x
i
(17a)
i
j
k
l
2a
2b
O
x,X
z, Z
y, Y
y
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 25 - 35
32
{ } [ ]{ }
{ } [ ] { }
e
e
A
A
1
=
=
(17b)
subtitusukan persamaan (16) ke dalam persamaan (17a) akan diperoleh :
{ }
(
(
(
=
12
2
1
2 2
...
6 6 0 4 4 0 0 2 0 0 0 0
6 0 6 2 0 0 2 0 0 0 0 0
0 6 0 0 2 6 0 0 2 0 0 0
y x y x
xy y x
xy y x
e
(18a)
atau { } [ ]{ } B
e
= (18b)
dengan memasukan persamaan (17b) ke dalam (18b) akan diperoleh matrik perpindahan
regangan umum seperti di bawah ini :
{ } [ ][ ] { }
e e
A B
1
= (19)
3.2.2. Matrik kekakuan elemen
Matrik kekakuan elemen [K]e, dapat dinyatakan sebagai berikut (Brown, 1981) :
[ ] [ ] [ ] [ ][ ] [ ]
1
)
`
=
A y x B D B A k
a
a
b
b
T T
e
(20)
dengan matriks [ ] [ ] [ ][ ]
=
a
a
b
b
T
y x B D B C seperti dibawah ini :
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
) 1 ( 5 / 8
4
4
) 1 ( 5 / 8
4
0 12
0
) 1 ( 3 / 8
3 / 4
0 0 4 0
) 1 ( 3 / 8
3 / 4
0 0 0 4 0 12
0 0 0 0 0 0 4
) 1 ( 2 ) 1 ( 2 0 0 0 0 0 ) 1 ( 2
0 0 0 0 0 0 4 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
) 1 ( 12
4
4
2 2
2 2
4
2 2
2
2
2
2
2
2
2 2
2 2
3
v b
b a
i
b a
v a
b a
r
b t
v b
a
e
vb
v a
b
m
va a i
s
b v a v v
v
v
ab Et
Pemodelan Fondasi Pelat Dengan Matriks Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Soewignjo Agus Nugroho)
33
Pada keadaan fondasi pelat terletak di atas tumpuan elastis, fondasi dianggap
didukung oleh beberapa pegas yang saling bergantungan, yaitu pelenturan setiap pegas tidak
terpengaruh oleh pegas pegas yang ada di sebelahnya (Bowles, 1991).
Menurut Desai (1988), karena pegas pegas diasumsikan bebas, maka koefisien
kekakuannya dapat dijumlahkan secara langsung pada koefisien diagonal matriks global [K].
matriks kekakuan elemen fondasi pelat [k
f
] dapat dinyatakan sebagai berikut :
[ ] [ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ]
w
a
a
b
b
T T
e
f
k A y x B D B A k +
)
`
1
(21)
dimana konstanta pegas [k]
w
= a b k
s
[ ]
(
(
(
(
=
s
s
s
s
w
k
k
k
k
ab k
] [ 0 0 0
0 ] [ 0 0
0 0 ] [ 0
0 0 0 ] [
(22)
dengan [ ]
(
(
(
=
0 0 0
0 0 0
0 0
s
s
k
k
Gambar 5. Pembentukan Konstanta Pegas
4. RE-ARRANGEMENT ELEMEN PELAT
Dengan sumbu lokal elemen dibuat sejajar sama dengan sumbu global sehingga tidak
memerlukan matriks tranportasi [T], maka prosedur umum menggunakan metode elemen
hingga untuk desain fondasi pelat adalah sebagai berikut :
a b c
d
g
h i
f e
2b
2a
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 25 - 35
34
a) menghitung matriks kekakuan elemen (elemen stiffness matrix), {k}
e
, kemudian
digeneralisasikan menjadi matriks kekakuan global {K}={k}
e
b) menghitung matriks gaya simpul (nodal force matrix) {P}
e
, kemudian
digeneralisasikan menjadi matriks gaya global {P}={P}
e
c) menghitung perpindahan nodal (nodal displacement) dengan memasukan kondisi batas
(boundary condition), {}=[K]
-1
{P}
d) menghitung momen {M}
e
=[D]{}
e
, serta tegangan pada setiap elemen, {}
e
=[E]{}
e
Gambar 6. Algoritma Desain Fondasi Pelat
Mulai
Selesai
v ,k
s
, E
(plate load
test)
B, L, t,
(data pelat)
Qx, Qy, P, M
(data beban)
Fleksibel ?
stiffnes matrik {k}
e
, {K}={k}
e
nodal force {P}
e
, {P}={P}
e
deflection {}={K}
-1
{P}
momen nodal {M}
e
=[D] {}
e
stess nodal {}
e
=[E] {}
e
no
Matrik [A] Matrik [C] a, b ,[k
s
] [k
w
]
ya
Pemodelan Fondasi Pelat Dengan Matriks Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Soewignjo Agus Nugroho)
35
5. REKOMENDASI
Nilai modulus reaksi tanah akan memberikan pengaruh yang cukup penting terhadap
matriks kekakuan struktur, sehingga berpengaruh terhadap variabel lain seperti lendutan dan
tekanan tanah. Sehingga penentuan besarnya modulus reaksi tanah dasar hendaknya
ditentukan secara teliti di lapangan (in situ test with loading plate).
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Limantara, 1989, A Spesial Purpose Finite Elemen Program for Tubular
Members, Mc Graw Hill, New York
Brown, D.K,1984, An Introduction to The Finite Element Method Using Basic Programs,
Surrey University Press, New York
Bowles, J,E,1974, Analytical and Computer Methods in Foundation Engineering, Mc.Graw
Hill, New York
Darwin Taher,1989, Analisa Struktur Dengan Finite Element Methods, Erlangga ,Surabaya
Desai, C.S, 1988, Finite Element Methods Basic Conceps, Dasar dasar Metode Elemen
Hingga ( alih bahasa oleh Srijanto Wirtosoedirjo), Erlangga , Surabaya
Teng, W.C, 1982, Foundation Design, Prentince Hall of India Private Limited, New Delhi
Ugural, A.C, 1981, Stersses in Plates and Shells, Mc.Graw-Hill, New York
Weaver, W and Johnson, P.R, 1989, Elemen Hingga untuk Analisa Struktur (alih bahasa
oleh Markus Rubijanto Kusuma), Eresco, Bandung
RIWAYAT PENULIS
Soewignjo Agus Nugroho S.T, M.T, adalah Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau, Pekanbaru.